Kamis, 03 Oktober 2013

SBY Jadi Inspektur Upacara Hari Jadi TNI ke-68

http://bisnis.com/thumb/300x225/0/uploads/images/131003_tni-militer.jpg

Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan merayakan hari jadi ke-68 pada 5 Oktober 2013 terpusat di Skuadron 2 Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta dengan inspektur upacara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Panglima TNI Jenderal Moeldoko menegaskan peringatan ulang tahun digunakan sebagai refleksi atas seluruh pengabdian dan kinerja TNI kepada masyarakat bangsa dan negara dengan segala dinamika pasang surutnya.

Sesuai tema profesional, militansi solid dan bersama rakyat TNI kuat merupakan tantangan bagi prajurit dalam rangka mengabdi kepada masyarakat, menjaga keamanan dan mempertahankan keutuhan NKRI. Moeldoko menggarisbawahi sikap militansi sangat penting bagi setiap kesatuan, hal itu bisa dilihat dari penampilan demonstrasi saat upacara maupun dalam tugas sehari-hari.

“Prajurit militan atau tidak akan dilihat besok saat upacara, kalau prajurit elek-elekan, jelek artinya bukan militan,” katanya usai gladi bersih didampingi kepala staf TNI Angkatan Darat, Angkatan Udara dan Angkatan Laut di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, Kamis (3/10/2013).

Sedikitnya 5.810 prajurit TNI akan menunjukkan kebolehan atraksi alutsista tiga angkatan di hadapan presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Diantaranya fly pass pesawat pembawa banner, fly pass 4 pesawat Cassa CN-212 8 pesawat heli, aerobatik 6 pesawat KT-1B, penerjunan free fall 100 personel gabungan TNI dan Polri, senam darat, kolone senapan serta pertempuran jarak dekat.

Sayangnya hari jadi TNI ada yang kurang lantaran tidak semua alutsista bisa dihadirkan ke Halim seiring penyelenggaraan APEC di Bali. Performance TNI sesungguhnya akan dibuktikan pada HUT TNI ke-69 tahun depan di Surabaya setelah penambahan alutsista yang didatangkan dari berbagai negara.

Menurutnya, seluruh jajaran TNI senantiasa siap mengatasi tantangan faktual diantaranya pengamanan selat Malaka, penanganan terorisme dan separatisme, pelanggaran wilayah perbatasan dan penanganan bencana alam. Selain itu mengatasi tantangan bersifat potensial seperti pemanasan global, pencemaran lingkungan, cyber crime hingga potensi agresi militer asing.

Moeldoko memaparkan tantangan tersebut bisa diatasi dengan militansi solid prajurit dan kerjasama rakyat serta didukung alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang memadai. Aspek terakhir telah mendapatkan angin segar dimana pemerintah mengucurkan anggaran alutsista 2010-2014 mencapai Rp150 triliun.

Namun, hal itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena peralatan senjata lekat dengan tekonologi canggih. Tanpa diimbangi kemampuan SDM mumpuni justru berbahaya. “Kita perbaiki SDM karena alutsista sebentar lagi akan datang biar prajurit tidak memble. Culture prajurit harus dibenahi dan yang terpenting harus militan,” papar mantan kepala staf angkatan darat tersebut.

0 komentar: