Sebanyak 60 anggota badan pembinaan keamanan dan ketertiban masyarakat
dan kepolisian di wilayah Kepolisian Resor Metro Jakarta Utara sudah
memanfaatkan peranti lunak berbasis Android dalam dua bulan terakhir. Dengan menggunakan telepon genggam berperangkat global positioning system (GPS), pergerakan anggota dapat terdeteksi. Pelaporan dan penanganan kasus pun diharapkan lebih cepat.
Kepala Polres Metro Jakarta Utara Komisaris Besar Mohammad Iqbal, Kamis
(16/5/2013), mengatakan, pemanfaatan peranti itu melengkapi teknologi
informasi yang dipakai selama ini, khususnya tombol darurat (panic button) yang sudah diaplikasikan 31 minimarket di Jakarta Utara, dan kamera pemantau (CCTV).
Penerapan peranti bernama ”Sispitibmas” (Sistem Pelaporan dan Informasi Babinkamtibmas) ini diluncurkan pada akhir Mei 2013. Seluruh pergerakan personel terpantau di ruang kendali di Markas Polres
Metro Jakarta Utara. Selain mempercepat penanganan kejadian, peranti
lunak ini memudahkan pemantauan situasi keamanan di masyarakat.
”Setiap hari, setiap anggota babinkamtibmas (badan pembinaan keamanan
dan ketertiban masyarakat) mendata lima orang di wilayahnya, mencakup
nama, tempat-tanggal lahir, alamat, nomor kontak, dan foto, serta
melaporkan kejadian,” ujarnya.
Setiap anggota dibekali telepon
seluler berbasis Android. Di ruang kendali, laporan masuk setiap saat.
Selain hemat kertas, sistem ini mempercepat penyebarluasan informasi ke
semua anggota kepolisian. Polisi juga dapat menjaga kedekatan
dengan masyarakat, antara lain dengan menyapa dan menyampaikan ucapan
selamat ulang tahun melalui pesan singkat.
Iqbal menambahkan,
selain menerapkan peranti lunak itu, pihaknya terus menyosialisasikan
penerapan tombol darurat di kalangan usaha minimarket, perbankan, dan
perorangan. Teknologi ini telah dirintis di Jakarta Utara sejak Juni
2012.
Warga makin terdata Andy Garna,
konsultan teknik dari Nagabendu Technologies, menambahkan, sejak
dipakai pada 13 Maret 2013, sebanyak 11.140 warga yang bermukim di
Jakarta Utara telah terdata, termasuk statusnya di masyarakat, seperti
tokoh agama, ketua RT-RW, atau tokoh pemuda. Warga juga makin aktif
melaporkan kejadian di sekitarnya.
Sispitibmas juga memudahkan
penyebaran instruksi. Instruksi dapat dilayangkan atasan kepada semua
personel secara serentak ataupun sesuai spesifik wilayah. Sistem itu
juga dapat memantau kinerja personel babinkamtibmas. ”Ada anggota yang
malas menyambangi warga, ada yang rajin sekali,” ujarnya. Setelah Polres Metro Jakarta Utara, teknologi ini akan diterapkan di Kota Depok dan Kota Bekasi, Jawa Barat.