Setelah aksi baku tembak terjadi selama beberapa menit, kelompok sipil bersenjata melarikan diri masuk ke dalam hutan dan meninggalkan beberapa senjata api serta amunisi. "Tidak ada yang tertembak baik di kubu TNI maupun sipil bersenjata, tapi empat pucuk Pistol, potongan laras pistol empat buah, amunisi minute 16 sebanyak 15 butir, selongsong AK 47 lima butir diamankan dari lokasi," kata saksi mata yang namanya enggan disebut saat dihubungi, Minggu 28 Juli.
Juru Bicara Kodam XVII Cenderawasih Kolonel Inf Lismer Siantar membenarkan adanya penyergapan terhadap tempat persembunyian kelompok sipil bersenjata di Paniai Jumat malam lalu. "Memang ada penyergapan terhadap kelompok sipil bersenjata pimpinan John Yogi, tapi tidak ada korban, hanya saja personel kami berhasil menyita sejumlah senjata api dan amunisi milik mereka," kata dia.
Penyergapan dilakukan setelah mendapat informasi dari masyarakat bahwa mereka melihat kelompok sipil bersenjata di lokasi kejadian. "Personel kami menindaklanjuti laporan masyarakat, lalu menuju lokasi yang jaraknya hanya 500 meter dari Kota Enarotali. Namun ketika jarak personel dengan kelompok itu tinggal 30 meter lagi, mereka menembaki sehingga dibalas. Selanjutnya mereka kabur masuk hutan," ucapnya.
Senjata dan amunisi berhasil ditemukan saat dilakukan pembersihan dilokasi. Ada empat pucuk pistol jenis FN buatan Filipina dan 15 butir M 16 dan selongsong AK dua butir yang berhasil disita. Kemungkinan saat berlari, senjata mereka terjatuh atau tidak berhasil dibawa. "Mereka juga masih memiliki senjata laras panjang."
Menurutnya, kelompok sipil bersenjata ini tengah mengincar warga sipil dan polisi yang tengah menyiapkan peringatan HUT Kemerdekaan RI. "Dari info yang kami peroleh, rencananya mereka akan mengganggu siapa pun yang akan merayakan 17 Agustus di wilayah Kabupaten Paniai," kata Lismer. Klaim Siantara, paskah kejadian itu, wilayah Paniai hingga saat ini masih aman dan kondisif. "Mereka sudah masuk ke hutan. Dan anggota terus waspada terhadap mereka," ucap dia.