Komodo, Made In PT Pindad Indonesia

That was a name that given to PT Pindad latest 4×4 tactical vehicle.

SS2 Made In PT. Pindad Indonesia

SS2-V5 has a long barrel 252mm. compare with SS2-V1-V2= 460mm, SS2-V4=403mm and 460mm, with a shorter barrel.

Made In PT. Pindad Indonesia : APS-3 ANOA

Mesin Berkapasitas 7000 cc dan 320 tenaga kuda.

PT. Dirgantara Indonesia

Pesawat CN-295 Buatan Indonesia dan Spanyol memiliki Panjang: 24,50 meter, Tinggi: 8,66 meter, Rentang sayap: 25,81 meter.

Made In PT. PAL Indonesia

Kapal Perang jenis LPD Memiliki Kecepatan 15,4 knots, Panjang 125 m (410.10 kaki), Lebar 22 m (72.18 kaki) .

Torpedo SUT, Made In : PT. Dirgantara Indonesia

Jarak operasional: 28 km, Kecepatan/ jarak: 35 knots/24,000 yd; 23 knots/ 56,000 yd, Hulu ledak: 225 kg, kedalaman menyelam: 100 m

SS4 Made In PT Pindad Indonesia

Amunisi GPMG FN MAG 58/7,62 x 51 mm, Kaliber 7,62 mm.

Daftar Pasukan Elite Tentara Nasional Indonesia

1.Denjaka, 2.YonTaifib, 3.Kopaska, 4.Kopassus, 5. DetBravo-90.

Kapal Perang Berteknologi Anti Radar Buatan Indonesia

Panjang 63 meter, Lebar 16 meter, Bobot 219 ton, Mesin utama 4x MAN 1800 marine diesel engine nominal 1.800 PK+ 4x waterjet MJP550.

SPR-1, SPR-2, SPR-3 Made In PT Pindad Indonesia

Senjata Sniper Buatan PT. Pindad Indonesia ini diberi nama Senapan Penembak Runtuk, Mampu menembak Baja setebal 3 cm.

KFX/IFX : Pesawat Tempur Buatan Indonesia - Korsel, Berteknologi Anti Radar (Pesawat Siluman)

Status : Proses pengerjaan telah selesai sampai Tahap II, Dan saat ini proyek pengerjaan telah di Tunda Sampai Juni 2014

Helikopter Gandiwa Made In : PT. Dirgantara Indonesia

Nama GANDIWA diambil dari nama senjata milik Arjuna yang didapat dari Dewa Baruna. Persenjataan : kanon laras tunggal kaliber 30 mm tipe M230 Chain Gun, roket Hydra 70 dan CRV7 kaliber 70 mm.

Jumat, 29 November 2013

UI Kembangkan Kapal Tanpa Awak (USV)


Universitas Indonesia (UI) menjajaki kerja sama pembuatan prototipe kapal tanpa awak (USV) untuk untuk menolong korban manusia sebagai upaya mendukung operasi SAR dengan Basarnas.

"Kapal yang diberi nama dengan Makara-03 adalah sebuah USV yang dikembangkan dari Makara-01 dan Makara-02, yaitu USV sebelumnya," kata Humas Fakultas Tehmik UI, Tika Anggraeni, di kampus UI Depok, Jumat (29/11).

Ia mengatakan, Makara-03 didesain khusus untuk dapat bermanuver dan berotasi dengan cepat selain itu, desain "planning-hull" yang mengadopsi teknologi "axe bow" diaplikasikan pada makara-03 guna mendukung kemampuannya untuk melaksanakan operasi SAR.

Kapal tanpa awak ini didesain oleh Mahasiswa UI yang terdiri dari mahasiswa Teknik Perkapalan (M Hary Mukti/2009, Aditya Meisar/2009), Teknik Mesin(Riki/2012), Teknik Elektro (Novika Ginanto/2008, Uli/2010, Irvan JP Elliika/2008) yang dibimbing oleh Dosen Departemen Teknik Mesin UI Dr Ir Sunaryo MSc.

Konsep kapal tanpa awak untuk operasi SAR ini adalah ketika Tim Basarnas tidak dapat menjangkau wilayah-wilayah yang berbahaya yang dapat mengancam keselamatan Tim Basarnas itu sendiri di laut maka, kapal tanpa awak akan digunakan untuk melakukan operasi pencarian.

Misalnya, cuaca yang sangat buruk atau kondisi perairan yang dangkal dengan bebatuan yang curam yang dapat merobek kapal BASARNAS, maka kapal tanpa awak ini akan mencari lokasi aktual korban sebelum tim turun ke lokasi. "Kapal tanpa awak ini akan dikendalikan melalui komunikasi satelit dan digunakan untuk melakukan penyerangan terhadap kapal penyusup," katanya.

Ia menjelaskan untuk dapat melakukan tugasnya itu Prototipe kapal tanpa awak yang dikerjakan oleh para mahasiswa UI ini memiliki kemampuan yang tidak dimiliki oleh kapal tanpa awak pada umumnya, seperti mampu kembali ke posisi semula jika kapal tersebut terbalik (self-righting boat), dan dilengkapi dengan baterai Litium Polymer yang disusun sistematis dengan Microcontroller sehingga kapal dapat beroperasi dalam waktu yang cukup lama.

Pembangunan Alutsista untuk Harga Diri Bangsa

http://statik.tempo.co/data/2013/11/08/id_235492/235492_620.jpg

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan pembangunan alat utama sistem senjata (alutsista) bukanlah untuk gagah-gagahan. Pembangunan alutsista, menurut Purnomo, penting untuk harga diri bangsa.

"Bangsa yang kuat adalah bangsa yang kuat pertahanannya," kata dia dalam diskusi panel bertajuk "Membangun Kemampuan Kekuatan Pertahanan Berkelanjutan" di Century Park Hotel, Jumat, 29 November 2013.

Sejak 2010, kata Purnomo, Kementerian Pertahanan bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri, Badan Intelijen Negara, dan kementerian terkait sudah membuat daftar-daftar utama ancaman negara. Dengan demikian, dapat dijadikan dasar membangun kekuatan pertahanan negara.

Dinamika politik, ia melanjutkan, bisa saja mengancam tidak berlanjutnya pembangunan alutsista yang sudah dilakukan selama ini. "Kalau presidennya tidak mengerti militer, bisa saja tidak berlanjut, komitmennya harus kuat," kata dia.

Sebab itulah, kata Purnomo, komitmen pembangunan kekuatan pertahanan harus "diikat" dengan peraturan yang kuat. "Kalau perlu, buat undang-undangnya," ujar dia.

Ada dua rekomendasi Purnomo agar pembangunan alutsista tetap berlanjut. Yaitu diperlukan landasan peraturan perundangan dari eksekutif dan landasan keputusan politik paripurna DPR sebagai pemegang hak anggaran untuk mendukung eksekutif.

Kamis, 28 November 2013

Tentara Norwegia Berlatih Bersama Group 2 Kopassus Tangani Separatisme

http://images.solopos.com/2013/11/281113_SOLO_KOPASSUS_01.jpg

Tentara Norwegia memberikan pelatihan kepada puluhan perwira TNI anggota Group 2 Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di Markas Kandang Menjangan, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (28/11). Sedikitnya 6 personel Tentara Nasional Norwegia mengajari 45 perwira Kopassus tentang penanganan separatis tanpa melanggar Hak Asasi Manusia (HAM).

Komandan Group 2 Kopassus Kandang Menjangan, Letkol (inf) Maruli Simanjuntak mengatakan, kedatangan tentara Norwegia ke Group 2 Kopassus merupakan inisiatif mereka sendiri. "Ini inisiatif mereka sendiri, kita tidak mengundang. Mereka ingin mengembangkan ilmu, pengalaman dan bertukar pengalamannya dalam bidang kemiliteran bersama tentara Indonesia, khususnya Kopassus," ujar Maruli, Kamis (28/11).

Menurut Maruli, tentara Norwegia memberikan pelatihan selama empat hari, mulai Senin (25/11) hingga Kamis (28/11). Selama diklat tersebut kata Maruli, banyak pengalaman yang didapatkan. Pengalaman tersebut diharapkan akan ditularkan oleh para perwira kepada anggota di bawahnya.

Salah seorang peserta diklat, Kapten MZ Tarigan mengaku senang mengikuti pelatihan tersebut. Pelatihan juga melibatkan warga sipil. Latihan ini dinilai penting dilakukan khususnya saat perang melibatkan warga sipil. "Ini sangat penting, soalnya bila benar terjadi, penanganannya nanti tidak melanggar HAM," katanya.

Pelatihan yang melibatkan tentara Norwegia tidak hanya dilakukan di Group 2 Kopassus Kandang Menjangan saja. Tetapi juga dilakukan di seluruh kesatuan Kopassus di Indonesia. Sebelum di Group 2 Kopassus, tentara Norwegia ini telah melakukan beberapa diklat. Yakni di Wamena, Merauke, Aceh dan beberapa tempat lainnya.[has]

Kopassus “Kalahkan” Tentara Norwegia
Puluhan pasukan Kopassus yang dinamai Pasukan Biru terlihat menunduk mengintai pasukan musuh atau tentara Norwegia yang berjumlah enam orang. Tiga anggota pasukan biru atau pihak Kopassus ditahan di basecamp pasukan merah untuk dimintai informasi militer.

Tidak mudah, Pasukan Merah meminta keterangan militer pada pasukan biru. Bahkan salah satu anggota Pasukan Biru ditembak beberapa kali di bagian kakinya dengan senapan laras pendek karena tidak mau menunjukkan tempat persembunyian Pasukan Biru.

Selang beberapa menit, Pasukan Biru dari Kopassus datang untuk menyelamatkan tiga anggotanya yang ditahan Pasukan Merah. Ditenggah perjalanan pasukan Kopassus mendapati dua warga sipil yang beraktivitas mencari rumput di dekat basecamp Pasukan Merah. Dua warga sipil tewas ditembak Pasukan Biru dan tembakan tersebut didengar Pasukan Merah yang sedang berjaga sehingga terjadi kontak senjata di antara dua pasukan ini.

Selang beberapa lama, pihak Pasukan Kopassus bernegosiasi untuk menyelamatkan tiga anggotanya yang luka parah akibat dipukuli dan ditembak Pasukan Merah. Dengan bantuan satu unit mobil ambulans tiga anggota Pasukan Biru pun diselamatkan. Namun, pihak pasukan musuh atau Tentara Merah tak menyangka mobil ambulans dimanfaatkan pasukan biru untuk menyergap Pasukan Merah sampai mereka semua tewas dan dua pasukan berhasil melarikan diri.

Peristiwa tersebut bagian dari cuplikan adegan kedua dari empat adegan perang yang ditontonkan pihak Kopassus dan Tentara Norwegia dalam latihan perang bersama menangani separatis tanpa melanggar Hak Asasi Manusia (HAM) di markas Grup-2 Kopassus Kandang Menjangan, Kartasura, Kamis (28/11).

Komandan Grup-2 Kopassus Kandang Menjangan, Letkol (Inf) Maruli Simanjuntak mengatakan latihan ini merupakan yang terakhir setelah selama tiga hari sebelumnya latihan di ruang kelas dan kini latihan bersama di lapangan. Unsur yang dilibatkan dalam latihan ini yakni dari pihak komandan saja yang berjumlah 45 orang dari Kopassus dan lima orang dari angkatan udara.

“Diharapkan setelah latihan ini hasil dan manfaatnya bisa disosialisasikan dengan anggota di bawahnya,” ujar Letkol Maruli.

Ia mengakui, manfaat dari latihan ini setidaknya mendapatkan pembelajaran. Selain itu, secara umum internasional bisa melihatkan pada mereka bahwa Kopassus bukan anti hal-hal seperti ini. Dia mengatakan Norwegia merupakan negara yang memiliki perguruan tinggi atau negara yang sangat memperhatikan soal aturan perang sesuai dengan undang-undang yang berlaku di Konvensi Jenewa Swiss.

“Jadi Norwegia benar-benar negara yang patuh hukum dan HAM dalam berperang. Inilah yang dipelajari kedua belah pihak. Soal latihan bukan Kopassus yang mengajak bekerja sama, tetapi Norwegia menawarkan pada kami,” jelasnya

Menurut Letkol Maruli, semua unsur Kesatuan Kopassus semua diajak latihan bersama seperti di Wamena Papua dan Aceh. Disinggung soal kemampuan berperang tentara Norwegia, Ia mengaku kemampuan perang mereka banyak didukung logistik yang optimal karena mereka memang unggul dalam itu. Tetapi untuk perang di hutan Kopassus paling unggul dan tentara Norwegia ingin belajar kepada Kopassus.

“Pangkat pasukan Norwegia yang ikut latihan mulai dari bintara sampai Mayor Jenderal,” katanya. Muhammad Ismail.

Legislator Desak Panglima TNI Agar Membolehkan Wanita TNI Berjilbab

http://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/panglima-kostrad-letnan-jenderal-tni-gatot-nurmantyo-_130817150828-906.jpg

Wakil Ketua Komisi III DPR dari Fraksi PKS Almuzzammil Yusuf mendesak Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko agar juga memperbolehkan wanita anggota TNI untuk mengenakan jilbab. "Sudah saatnya, Panglima TNI Jenderal Moeldoko mencabut pelarangan seragam berjilbab bagi wanita anggota TNI," ujar Almuzammil di Jakarta, Kamis.

Dia mengaku bangga dengan ketegasan Kapolri Jenderal Polisi Sutarman yang membolehkan Polisi Wanita (Polwan) untuk mengenakan jilbab. Muzzammil menambahkan dirinya sudah pernah menyampaikan agar wanita anggota TNI boleh berjilbab ketika dirinya menjabat Anggota Komisi I DPR pada 2009.

"Namun, jawaban diplomatis Panglima TNI waktu itu adalah sedang dikaji oleh pimpinan TNI. Sampai sekarang kami belum tahu sampai dimana kajiannya?," tanya dia. Menurut Muzzammil, saat ini bukan zamannya lagi untuk bersikap alergi dengan jilbab seperti Orde Baru yang lalu. TNI dan Polri harus menjadi yang terdepan dalam menjunjung tinggi hukum dan HAM.

"Alergi jilbab itu sudah ketinggalan zaman seperti Orde Baru. Kini zamannya reformasi, hukum dan HAM sudah dilindungi dalam Konstitusi."

Dia menambahkan Pasal 28E Ayat 1 UUD 1945 menyebutkan setiap orang bebas memeluk agama dan beribadah menurut agamanya. Keinginan anggota TNI muslimah untuk mengenakan jilbab, menurut Muzzammil, jumlahnya tidak sedikit. "Mereka berharap ada perubahan kebijakan mengenai seragam TNI bagi wanita," jelas dia.

Dia juga mengatakan keinginan mereka belum terealisasi sampai saat ini karena belum ada peraturan tertulis di TNI yang membolehkan berjilbab, kecuali jika berdinas di Aceh. Bahkan Muzzammil mendapat informasi adanya anggota TNI muslimah terpaks harus keluar dari TNI karena ingin mengenakan jilbab.

"Keadaan ini tentu menjadi halangan bagi hak muslimah untuk bergabung dalam TNI."

Dia juga mengatakan pengenaan jilbab adalah hak asasi setiap muslimah yang dilindungi oleh UUD 1945 dan Pancasila. "Secara internasional penggunaan seragam tentara muslimah sudah ada di beberapa negara non muslim. "

Untuk itu, lanjut dia, pihaknya mendesak agar Panglima TNI secepatnya mengizinkan anggota TNI yang wanita boleh menggunakan seragam jilbab dan memasukkannya dalam peraturan seragam wanita TNI. Muzzammil berharap masyarakat juga turut mendukung para wanita anggota TNI yang ingin berjilbab.

Panglima TNI: Ada yang Ingin Papua Kacau


Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengecam aksi penembakan yang terjadi terhadap Serka Wendy, salah satu anggota TNI di Puncak Jaya, Papua. Moeldoko menuding ada pihak yang sengaja membuat situasi di Bumi Cenderawasih kacau.

"Motifnya ada pihak yang tidak ingin Papua tenang," ujar Moeldoko di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (28/11/2013).

Moeldoko menjelaskan, saat itu Serka Wendy tengah berbelanja, tetapi tiba-tiba saja ditembak orang tak dikenal. Moeldoko mengklaim hubungan TNI dengan warga Papua sangat baik.

"Tapi, justru ada pihak-pihak yang melakukan tindakan seperti itu. Ini harus disikapi," kata Moeldoko. Hingga kini, lanjut Moeldoko, pelaku penembakan masih diburu aparat kepolisian.

Seperti diberitakan, Serka Wendy, anggota Koramil Ilu, Distrik Ilu, Kabupaten Puncak Jaya, tewas setelah ditembak orang tak dikenal di Pasar Ilu, Kamis (28/11/2013) pukul 10.00 WIT. Penembak mengarahkan senjata ke wajah Wendy dan peluru itu mengenai pipi kiri dan menembus mata kirinya. Wendy sempat dilarikan ke puskesmas terdekat sebelum dievakuasi ke RS Marthen Indey, Jayapura.

Sabtu, 09 November 2013

Thailand Bisa Menjadi Pasar Utama Senjata China

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhItSoCREZFy9iXVBN8UZHGZZy3Ebe4iPKaao-dG82UoHL-RvhpG1N98aWt3ZqOYWI9qJPoNAyTxtel-AYPZmSYzfqiU17nL43PYloz3SQ79mQ8votkX7zgiq_pcEvIi74DRoNmtD4ogp0/s1600/fd-2000.jpg

Setelah FD-2000, versi ekspor dari sistem rudal pertahanan udara HQ-9 China mengalahkan minat terhadap sistem rudal pertahanan udara Patriot (AS) dan S-300 (Rusia), Thailand kemungkinan akan menjadi pasar senjata berikutnya untuk sistem rudal dan persenjataan lainnya dari China, Duowei News yang berbasis di AS melaporkan.

Saat Pameran Pertahanan dan Keamanan 2013 yang berlangsung di IMPACT Exhibition and Convention Center di Bangkok mulai 4 November hingga Kamis, kepada Angkatan Darat Thailand, China menampilkan sistem rudal pertahanan udara FD-2000 dan sistem-sistem senjata canggih lainnya seperti Sistem Pertahanan Udara jarak pendek FL-3000N dan FK-1000 (pendek-menengah) yang dirancang oleh China Precision Machinery Import-Export Corporation yang berbasis di Beijing.

Seorang sumber dari China Precision Machinery Import-Export Corporation mengatakan kepada Duowei News bahwa Thailand tidak hanya tertarik untuk membeli FD-2000 China, namun juga tertarik untuk membeli FL-3000N untuk Angkatan Lautnya, yang merupakan versi ekspor dari sistem pertahanan udara HQ-10 China (kloning dari sistem pertahanan udara S-300PMU Rusia) yang dirancang untuk mendeteksi, melacak, dan menghancurkan rudal balistik, rudal jelajah, dan pesawat (terbang rendah) yang masuk.

Saat ini, FL-3000N dilengkapkan Angkatan Laut China pada kapal induk pertamanya Liaoning dan Frigat Kawal Rudal Tipe 056. Jika FL-3000N berhasil diekspor China ke Thailand, artinya jangkauan serangan Angkatan Laut Thailand akan menjadi 150 kilometer.

Selain menawarkan sistem rudal untuk Angkatan Laut dan Angkatan Darat Thailand, China melalui Poly Technologies juga menawarkan Kendaraan Lapis Baja Angkut Personel CS-VP3.

Perwakilan dari Poly Technologies mengatakan kepada Duowei News bahwa kendaraan lapis baja angkut personel sangat penting bagi Angkatan Darat Thailand untuk operasi anti-teroris di wilayah Patani di Thailand Selatan. Sejak diproduksi tahun 2012, CS-VP3 telah memenangkan dua kontrak dari dua negara Afrika. China juga telah sepakat untuk bersama-sama mengembangkan MLRS DTI-1 untuk Angkatan Darat Thailand yang berdasarkan MLRS WS-1.

Terlepas kenyataan bahwa Turki mungkin akan terhalang oleh Amerika Serikat untuk membeli sistem rudal pertahanan udara FD-2000 China, Duowei News menyatakan bahwa kepercayaan negara-negara berkembang terhadap sistem senjata China telah meningkat.

Thailand sendiri telah menjadi salah satu pengguna senjata China melalui pembelian empat kapal frigat kawal rudal Tipe 053HT pada tahun 1988. Dan sekarang, Thailand memiliki potensi untuk menjadi pasar luar negeri senjata China setelah Pakistan.

Helikopter MI-17 TNI AD Jatuh

http://jakartagreater.com/wp-content/uploads/2013/10/heli-mi-17-tni-ad.jpg

Semua korban Helikopter MI-17 milik TNI Angkatan Darat yang jatuh di daerah Kecamatan Baku Hulu, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, sudah berhasil ditemukan. Sebanyak 13 penumpang tewas dan enam penumpang mengalami luka bakar.

Kapuspen TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul,  Sabtu 9 November 2013, mengatakan bahwa korban yang selamat seluruhnya telah dibawa ke rumah sakit setempat. "Seluruh korban jatuhnya helikopter sudah ditemukan, sebanyak 13 orang tewas dan enam orang mengalami luka bakar. Korban yang selamat langsung dibawa ke rumah sakit," ujar Iskandar saat dihubungi VIVAnews.

Seperti diketahui Helikopter MI-17 milik TNI Angkatan Darat berangkat dari Tarakan, Kalimantan Utara, sekitar pukul 09.09 WITA pagi tadi menuju perbatasan Malaysia dengan mengangkut 1.800 kilogram logistik untuk keperluan pembangunan pos perbatasan di Long Bulan atau daerah Tunjungan, Malinau melalui pos Apauping. Seharusnya Helikopter MI-17 tiba di pos Apauping pada 10.06 WITA, tetapi hingga pukul 10,10 WITA pesawat belum mendarat.

Ini Dugaan Penyebab Helikopter TNI AD Jatuh di Kalimantan Utara
Kapuspen TNI Laksamana Muda, Iskandar Sitompul mengungkapkan dugaan awal penyebab jatuhnya Helikopter MI-17 milik TNI Angkatan Darat di daerah Kecamatan Baku Hulu, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara.

Menurutnya, secara tiba-tiba helikopter kehilangan power (tenaga) hingga akhirnya jatuh dan menyebabkan 13 orang tewas serta 6 mengalami luka bakar. Helikopter tersebut membawa 21 penumpang yakni 13 orang warga sipil dan 8 anggota TNI. "Seluruh korban sudah ditemukan, yang selamat sudah dibawa ke rumah sakit terdekat," katanya.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinVlLPfN2uSf43ZDQEkr1hZf7kUJaKTH-iIPFBkTyAX0hzM1aqmRfdw9nO5AJC5-_BTTe062UmmEawnvynnDr35xz_0txjUzbB9pzD_C5LzKMrNqaQOcWa4B9oiu8oY37Vqu-DQ2Xl19A/s1600/1551209_20131109060903.png

Pihaknya akan segera melakukan investigasi terkait penyebab insiden nahas tersebut. Terutama soal mendadak hilangnya tenaga (power) helikopter yang baru dibeli 2-3 tahun lalu. "Kita akan segera kirim tim untuk investigasi masalah itu. Apakah ada masalah teknis atau yang lainnya," ujar dia.

Helikopter itu berangkat dari Tarakan, Kalimantan Utara, sekitar pukul 09.09 WITA pagi tadi menuju perbatasan Malaysia dengan mengangkut 1.800 Kg logistik untuk keperluan pembangunan pos perbatasan di Long Bulan atau daerah Tunjungan, Malinau melalui pos Apauping. Seharusnya Helikopter MI-17 tiba di pos Apauping pada 10.06 WITA, tetapi hingga pukul 10.10 WITA pesawat belum mendarat.

Radar Pasif Pencari Jejak UAV Hingga Pesawat Siluman Dari Jarak 600 km

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZYIeQmXCivpcRRVFhuE0fNYZm5UP3q0qRlx8AZ3KTCADA-RUpJlxSMiILcJhH8vfqVF9LQdOH6W-hsxYP74eeitxURqyIKCvPI2_wEMvudBgdofC9PiR9ea3vLiiogQTUEF8dH_4g_oE/s320/Radar+Pasif.jpg

Radar (Radio Detecting And Ranging) adalah sebuah peralatan elektronik yang umumnya digunakan untuk memantau suatu wilayah udara untuk kepentingan pengamatan dan pengendalian lalu lintas udara. Meskipun demikian radar juga digunakan untuk keperluan pengamatan cuaca, lalu lintas kapal laut dan bahkan mengamati kecepatan lalu lintas darat.

Prinsip kerja radar konvensional adalah memancarkan gelombang radio ke angkasa dan menangkap kembali pantulan akibat mengenai benda terbang. Besarnya sinyal pantulan dikenal dengan nama Radar Cross Section (RCS). Pesawat terbang konvensional akan menghasilkan RCS sesuai ukurannya, namun pada pesawat modern, khususnya pesawat militer generasi terkini memiliki nilai RCS kecil atau bahkan sangat kecil sehingga sulit terdeteksi radar konvensional sehingga disebut pesawat “Siluman”.

Kemampuan menjadi “Siluman” atau Stealth ini dihasilkan oleh pengembangan teknologi airfoil/airframe, material dan avionik pesawat. Teknologi airfoil/airframe menggunakan desain bentuk yang mengurangi pantulan radar. Teknologui material menggunakan penyerapan gelombang radar sehingga mengurangi pantulan sampai tidak memantul sama sekali.

Tehnologi avionik yang mengurangi pancaran elektromagnetik atau mengganggu pancaran elektromagnetik lawan. Jika teknologi ini digunakan pada pesawat tak berawak (UAV) maka akan sangat ampuh, ukuran UAV yang kecil dan tidak tertangkap radar akan menyulitkan untuk mengantisipasi ancaman, terelbih bila pesawat UAV memiliki kemampuan penyerang di samping pengintai berkemampuan tinggi.

Untuk menghadapi pesawat-pesawat yang sulit dideteksi maka dikembangkan peralatan “penjejak pasif” (passive sensor) atau radar pasif. Cara kerjanya adalah dengan menerima semua frekuensi elektromagnetik yang dipancarkan oleh pesawat dan UAV. Meliputi gelombang komunikasi, data link, radar altimeter, radar cuaca, radar early warning, radar deteksi, peralatan navigasi, transponder IFF, GPS, ADSB, dan aneka pancaran gelombang elektromagnetik yang terpancar atau diterima oleh pesawat tadi.

Diketahui prinsip radar pasif yang menggunakan 3-4 peralatan sensor penerima pada suatau jarak tertentu sanggup menggunakan prinsip triangulasi untuk menentukan posisi, ketinggian, kecepatan dan arah pergerakan sasaran yang di deteksi. Dengan makin canggihnya teknologi maka radar pasif makin peka dan makin canggih. Peralatan ini bisa menjadi alat deteksi, alat analisis, dan pengumpul data elektronis. Bisa menjadi alat Electronic Intelligent, Electronic Support Measures, dan Signal Intelligence.

Keuntungan menggunakan radar pasif adalah antara lain mampu mendeteksi sasaran secara tiga dimensi pada jarak 400-600 km tanpa diketahui sasaran (senyap) karena tidak memancarkan sinyal radar, mampu juga mendeteksi emisi di daratan dan lautan secara senyap, handal terhadap jammer, bekerja secara rahasia, relatif murah dan mudah dirawat, mudah diintegrasikan, mudah dilakukan alih teknologi, serta sangat ampuh bila digabungkan dengan sensor radar pertahanan udara aktif yang sudah ada.

Kemampuan pertahanan udara yang mengandalkan radar aktif akan sangat terdongkrak dengan dilengkapi sistem radar pasif, sehingga tidak saja pesawat konvensional bisa lebih mudah tertangkap radar namun juga pesawat non konvensional berkemampuan stealth, termasuk pesawat tanpa awak dan rudal jelajah bisa terdeteksi dan bisa dilumpuhkan sedini mungkin.

Demi Pertahanan dan Keamanan, Negara Harus Miliki Satelit

http://jakartagreater.com/wp-content/uploads/2013/08/satelit-militer.gif

Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan, dalam rangka pertahanan dan keamanan negara, negara membutuhkan satelit yang tujuannya untuk mengantisipasi terjadinya penyadapan seperti yang telah dilakukan oleh Amerika Serikat dan Australia.

"Jalan keluar yang paling baik, realistis, kita harus mempunyai peralatan yakni satelit. Negara harus punya satelit khusus yang didedikasikan untuk kepentingan pertahanan dan keamanan," kata Agus di Jakarta. Komisi I DPR RI sendiri sudah membahas rencana pembelian satelit khusus tersebut.

"Kita sudah bahas di Komisi I DPR RI. Mitra kerja Komisi I DPR RI sudah diajak bicara dan sepakat. Tinggal dirumuskan dan mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa terealisir," kata Agus.

Dia mengatakan, satelit yang khusus dimiliki dan dibeli Indonesia, hanya digunakan untuk fungsi-fungsi pertahanan dan keamanan. "Disitu ada kegiatan mengcover kegiatan inteligen, melakukan counter kalau diintersep, ada kepentingan militer, cyber war," kata politisi Golkar itu.

Dikatakan, pembelian satelit tersebut adalah untuk mengimbangi perkembangan teknologi penyadapan yang dipergunakan oleh AS dan Australia, meskipun peralatan anti sadap yang dimiliki oleh Badan Inteligen Negara (BIN) dan Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) mungkin memadai.
"Tapi adalah alat-alat yang memprotek komunikasi, data dan info dari kantor presiden dan wakil presiden. Saya kira, cukup memadai atau tidak, saya tidak tahu karena kita tak boleh menutup kemungkinan bahwa teknologi yang dipergunakan oleh AS dan Australia itu, teknologi penyadapan, teknologi inteligen, berkembangnya cepat sekali. Apakah kita mempunyai ritme yang sama dengan perkembangan teknologi itu, saya kira harus betul-betul kita pelajari," kata dia.

Selain itu, sekarang ini bukan hanya presiden dan wakil presiden yang disadap, tapi juga ada politisi, menteri dan ketua-ketua umum partai, termasuk pimpinan DPR. "Menurut pandangan saya, mereka cukup "telanjang" dan mudah disadap. Apakah mereka punya pengamanan yang cukup sehingga tidak disadap," ujarnya.

Jumat, 08 November 2013

Hacker Indonesia Gempur Situs Intelijen Australia

https://fbcdn-sphotos-c-a.akamaihd.net/hphotos-ak-prn2/1378751_736302076383417_266167793_n.png

MAlam ini para hacker Indonesia membuktikan ucapannya bahwa mereka akan menyerang situs-situ vital negara itu. Dan sasaran yang pertama digarap adalah situs Badan Intelijen australia atau Australian Intelligence Service yang beralamat di www.asis.gov.au.

Menurut pantauan Majalah ICT, situs ini diserang hacker-hacker dan sempat jatuh bangun alias semaput. Situs yang dibuat down oleh para peretas Indonesia sesekali hidup kembali. Kondisi situs ini bisa dilihat di status.ws untuk mengetahui situs-situs apa saja yang down dan terlihat situs vital Australia ini beberapa kali down.

Sebagaimana diketahui, persoalan memata-matai atau menyadap Indonesia, bagi hacker Indonesia perbuatan tersebut dinilai layaknya pencuri. Sehingga, harus ada permintaan maaf. Namun, permintaan maaf tidak kunjung terucap. Pemerintah yang diharapkan berbuat banyak melempem ketakutan. Alhasil, para peretas bersatu, yang di dunia nyata tentara kita tidak punya alutsista memadai, namun di dunia maya Indonesia tentu tidak bisa dipandang sebelah mata.

Menurut informasi yang beredar di kalangan hacker, para peretas merencanakan akan menyerang kembali Australia secara besar-besaran pada Jumat malam ke situs-situs pemerintah Australia yang berdomain .gov.au. Para hacker yakin bahwa banyak pasukan DDOS yang siap membela Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "Karena penyadapan itu ibarat mencuri," tegasnya.

Soal kemungkinan akan terjadinya cyber war atau perang cyber antara pihak hacker Indonesia dan hacker Australia, dikatanya bahwa mereka siap menghadapi kemungkinan tersebut. "Kalau cyber war siap karna kami pemuda pemudi INDONESIA tidak takut kpd siapapun kecuali kpd pencipta," yakinnya. Namun begitu, hingga saat ini, katanya, belum ada tanda-tanda peretas Australia akan melakukan serangan balik ke Indonesia.