Anggota delegasi tersebut mengatakan bahwa selama pembicaraan di Brazil, kami tidak hanya siap menawarkan penjualan pesawat canggih siap kirim Sukhoi Su-35 kepada mitra kami, tetapi juga menawarkan program pengembangan bersama pesawat tempur generasi ke-5 berdasarkan jenis T-50.
Dipimpin oleh Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, rombongan delegasi yang saat ini tengah berkunjung selama tiga hari ke Brazil dan Peru, berupaya mempromosikan senjata-senjata buatan Rusia kepada kedua negara tersebut.
Tawaran pengembangan bersama pesawat tempur generasi ke-5 ini dianggap sebagai tawaran manis Rusia untuk memuluskan penjualan Su-35 terkait program modernisasi multi-miliar dolar Angkatan Udara Brazil (FAB) yang disebut "Project F-X2". Beberapa pesawat lain yang masuk dalam target proyek F-X2 antara lain Eurofighter Typhoon, Saab AB Gripen, Dassault Rafale, Boeing F/A-18E/F Super Hornet dan termasuk pesawat tempur generasi ke-5 Amerika Serikat F-35 Lightning II.
Sebelumnya Su-35 sempat dieliminasi oleh FAB. Diketahui FAB memiliki dana proyek F-X2 senilai AS$ 4 miliar untuk setidaknya mendapatkan 36 pesawat tempur generasi ke-4 guna menggantikan pesawat tempur F-5 dan Dassault Mirage, menurut RIA Novosti.
Pesawat tempur Saab Gripen NG, Dassault Aviation Rafale dan Boeing FA - 18E/F Super Hornet hingga kini masih bersaing untuk mendapatkan kontrak dari proyek F-X2 yang sudah sejak lama digulirkan, bahkan kini dilaporkan proyek ini ditunda FAB hingga 2015.
Program PAK FA diluncurkan sebagai upaya menghadirkan sistem penerbangan untuk masa depan Rusia, hasilnya adalah pesawat tempur super manuver Sukhoi T-50 yang dilengkapi dengan fitur siluman untuk menghindari radar, dan juga dapat melakukan penerbangan supersonik dengan kecepatan lebih dari 2.000 km/jam, dan tentu saja kemampuan untuk melakukan pengisian bahan bakar di udara. Didukung oleh dua mesin turbofan Saturn-Lyulka 117S, pesawat generasi ke-5 ini akan masuk ke Angkatan Udara Rusia untuk menggantikan armada MiG-29 Fulcrum dan Su-27 Flanker.