Dengan alasan keamanan warganya,
Israel berjanji akan terus menyerang Suriah. Tindakan penyerangan
dilakukan untuk mencegah roket Suriah sampai ke tangan Hizbullah atau
kelompok lainnya.Perdana Menteri Benyamin Netanyahu,
dalam rapat kabinet mingguan mengatakan akan menyerang lebih ke dalam
wilayah Suriah. Secara umum, Israel belum secara terbuka untuk membantu
salah satu pihak dalam konflik Suriah.
Meski ia
tak menyebutkan waktu penyerangan atau jarak serangan, namun ia berjanji
Israel akan melakukan tindakan suatu saat nanti. Seperti halnya Amerika
Serikat, Israel juga mempersiapkan bermacam skenario dalam Perang Sipil
suriah.Namun, inti kebijakan ke depan adalah mencegah Hizbullah
mendapatkan senjata canggih dari Suriah.
''Kami
bertindak untuk memastikan keamanan warga Israel di masa mendatang,''
ucap dia. Hingga kini Israel tak membantah ataupun membenarkan beberapa
serangan yang dituduhkan kepada mereka pekan lalu. Khususnya serangan
kepada beberapa rudal Iran yang disimpan di Damaskus beberapa waktu
lalu.
Hizbullah selama ini diketahui sebagai sekutu
dekat Presiden Bashar al Assad dan pernah berperang dengan Israel di
tahun 2006.Rudal Supersonik Anti Serangan UdaraAmerika Serikat
sebelumnya mengutuk pengiriman senjata rudal anti kapal laut Yakhont
Rusia kepada Suriah.
Namun, bagi Israel yang lebih
mengkhawatirkan adalah rencana Rusia mengirim S-300, sistem rudal
canggih pertahanan udara kepada Damaskus. Meski
Netanyahu sudah bertemu dengan Presiden Vladimir Putin selasa lalu,
namun tak juga menyelesaikan masalah pengiriman senjata.
Pejabat
Departemen Pertahanan Israel, Amos Gilad mengatakan dua senjata
tersebut, yakni Yakhnot dan S 300 akan semakin menyulitkan militer asing
jika menyerang Suriah. Kedua senjata itu juga mengancam Israel dan
pasukan AS di teluk. Ia menjelaskan Yaknot adalah rudal jelajah
berkecepatan supersonik dengan janngkauan 300 kilometer khusus untuk
sasaran laut.
'Rusia juga mengirimkan sistem
pertahanan strategis S 300. ada beberapa versi, dan mereka (Rusia)
mengirim salah satu versi terbaik,'' ucap dia. Kepala Staf AS, Jenderal
Martin Dempsey menyayangkan pengiriman dua senjata Rusia ke Suriah.
Menurut dia pengiriman senjata itu akan memperpanjang konflik yang telah
menewaskan 80 ribu rakyat Suriah.
Sementara seorang
jubir Putin, yang tak disebutkan namanya menyebut pengiriman Rusia hanya
berusaha menghormati kontrak. Apalagi Suriah merupakan pelanggan lama
persenjataan Rusia.