"Peran dari Kodam yang sudah lakukan penataran penggunaan dan pemeliharaan Astros kepada prajurit. Semua sudah dipersiapkan untuk dapat mengoperasikan Astros II," kata Yudha, Kamis (22/8). Sarana dan prasarana juga termasuk penyiapan tempat penyimpanan (garasi) yang mampu menampung hingga 18 peluncur roket, ruangan pemeliharaan dan lain-lain. Astros II MK 6 yang akan memperkuat Alutsista nasional merupakan Alutsista canggih buatan Brazil. Astros II MK 6 memiliki daya jelajah roket hingga 350 km.
Persenjataan tersebut diyakini menjadi alutsista yang paling modern karena memiliki jarak jangkau yang jauh serta berdaya ledak besar (450 mm). Bahkan, pengoperasiannya sudah menggunakan sistem komputerisasi. Saat ini, alutsista yang dimiliki baru sebatas pada meriam 105 mm-M101A1 buatan Amerika tahun 1942, dan meriam 76/GN buatan Yugoslavia dengan tahun pembuatan 1949. Prajurit yang ada di Yonarmed 1/105 Tarik harus mengimbangi kecanggihan teknologi dari Astros II. Oleh karena itu, untuk mendukung hal tersebut, seluruh anggota TNI yang ada diwajibkan menguasai Bahasa Inggris.
Astros II memiliki kehandalan dan keakuratan cukup tinggi, terutama adaptabilitas terhadap karakteristik daerah operasi di Indonesia. Selain itu, Astros II memiliki daya tahan terhadap cuaca dan medan geografis sehingga sangat mendukung operasional dan taktis TNI AD. Hadirnya Astros II menjadikan kekuatan artileri medan (armed) TNI AD kini sejajar dengan AD Malaysia. Di negeri Jiran sendiri, telah jauh lebih dahulu mengoperasikan MLRS sejak 2001.