Komodo, Made In PT Pindad Indonesia

That was a name that given to PT Pindad latest 4×4 tactical vehicle.

SS2 Made In PT. Pindad Indonesia

SS2-V5 has a long barrel 252mm. compare with SS2-V1-V2= 460mm, SS2-V4=403mm and 460mm, with a shorter barrel.

Made In PT. Pindad Indonesia : APS-3 ANOA

Mesin Berkapasitas 7000 cc dan 320 tenaga kuda.

PT. Dirgantara Indonesia

Pesawat CN-295 Buatan Indonesia dan Spanyol memiliki Panjang: 24,50 meter, Tinggi: 8,66 meter, Rentang sayap: 25,81 meter.

Made In PT. PAL Indonesia

Kapal Perang jenis LPD Memiliki Kecepatan 15,4 knots, Panjang 125 m (410.10 kaki), Lebar 22 m (72.18 kaki) .

Torpedo SUT, Made In : PT. Dirgantara Indonesia

Jarak operasional: 28 km, Kecepatan/ jarak: 35 knots/24,000 yd; 23 knots/ 56,000 yd, Hulu ledak: 225 kg, kedalaman menyelam: 100 m

SS4 Made In PT Pindad Indonesia

Amunisi GPMG FN MAG 58/7,62 x 51 mm, Kaliber 7,62 mm.

Daftar Pasukan Elite Tentara Nasional Indonesia

1.Denjaka, 2.YonTaifib, 3.Kopaska, 4.Kopassus, 5. DetBravo-90.

Kapal Perang Berteknologi Anti Radar Buatan Indonesia

Panjang 63 meter, Lebar 16 meter, Bobot 219 ton, Mesin utama 4x MAN 1800 marine diesel engine nominal 1.800 PK+ 4x waterjet MJP550.

SPR-1, SPR-2, SPR-3 Made In PT Pindad Indonesia

Senjata Sniper Buatan PT. Pindad Indonesia ini diberi nama Senapan Penembak Runtuk, Mampu menembak Baja setebal 3 cm.

KFX/IFX : Pesawat Tempur Buatan Indonesia - Korsel, Berteknologi Anti Radar (Pesawat Siluman)

Status : Proses pengerjaan telah selesai sampai Tahap II, Dan saat ini proyek pengerjaan telah di Tunda Sampai Juni 2014

Helikopter Gandiwa Made In : PT. Dirgantara Indonesia

Nama GANDIWA diambil dari nama senjata milik Arjuna yang didapat dari Dewa Baruna. Persenjataan : kanon laras tunggal kaliber 30 mm tipe M230 Chain Gun, roket Hydra 70 dan CRV7 kaliber 70 mm.

Selasa, 11 Juni 2013

Sniper Buatan Pindad, Penembus Tank

http://us.images.detik.com/content/2013/04/22/1036/111342_cam00368.jpg

Senapan penembak jitu anti material, menjadi salah satu keperluan utama pada pertempuran era modern, terutama untuk menghajar pasukan musuh yang berlindung di balik material. Menyadari perkembangan ini, PT. Pindad pun tak mau ketinggalan, mereka sudah memproduksi dengan nama Senapan Penembak Runduk.

Menurut Desain Ghrapic Divisi Senjata PT Pindad, diharapkan dapat memberikan efisiensi bagi TNI jika dibandingkan produk impor. Dari hitungan, produksi SPR-2 harga lebih murah dan fungsi sama hebatnya, apalagi jika dibandingkan Black Arrow M93 yang harganya di atas Rp 1 miliar per pucuk dan diketahui banyak yang sudah rusak. Senjata sniper buatan pindad ini dibuat dalam 3 versi yaitu : 

1) SPR-1
http://i920.photobucket.com/albums/ad47/grownfun/SPR-1.jpg

Senjata ini memiliki peluru kaliber 7,62mm dengan jarak akurasi 900 meter , Kendati terilhami produk-produk senapan antimaterial yang sudah ada, namun menurut Dede, kehadiran SPR-2 cenderung desain sendiri dari PT Pindad. Walaupun pada sebagian sosok, masih mengambil desain dari Black Arrow M93 dan NTW-20 (Afrika Selatan).
 
2) SPR-2
http://affanzbasalamah.files.wordpress.com/2008/08/img-0729.jpg

SPR-2 pada jarak tembak efektif mampu menembus lapisan baja dengan ketebalan sampai 2 cm pada jarak 500 meter. Pengoperasian dengan sistem bolt action bukan berarti SPR-2 kalah modern, namun diharapkan memiliki kelebihan karena akurasi biasanya lebih jitu.

3) SPR-3
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYvyk3Cy0SpmItQjXmnPmQBB55576sBS6HLTOsnvd0vApHF2ahp-Gfr3b95VJZOMp_JUErpcVofgexOdshto4yrm16xIi3mc7bAjZbkajT79_T3BeVEAlDLjZmwe29XomXGlAR1TpA6Y8/s1600/sfpr2.jpg
SPR3 mampu menembus baja setebal 3 cm dengan jarak 700-1000m, Jika menggunakan peluru 7,62mm NATO. Dan apabila menggunakan peluru Type AP (Armor Piercing) maka akan mampu menembus plat baja setebal 2mm pada jarak 500m.

Tank Terbesar Dan Terberat Di Dunia Itu Bernama Panzer VIII Maus

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/18/Metro-maus1.jpg/300px-Metro-maus1.jpg

Walaupun bernama "Maus", tapi kendaraan tempur ini tidak seperti apa yang dibayangkan. Dengan bobot 188 ton, Panser VIII Maus adalah salah satu "Super Heavy Tank" yang dimiliki Nazi Jerman ketika perang dunia mencapai babak akhir. Bahkan, hingga saat ini masih menyandang gelar "The Heaviest Tank Ever Built". Akan tetapi, produksi tank ini dibatalkan padahal sudah terlanjur dibuat dua unit.

PERENCANAAN
Pada tahun 1941, Hitler memerintahkan perusahaan industri Krupp, untuk membuat rancangan tank yang berbobot lebih dari 100 ton. Setelah itu, pada tahun 1942 Hitker juga memerintahkan Ferdinand Porsche untuk membuat rancangan dasar juga. Setelah dibandingkan, akhirnya rancangan milik Porsche disetujui. Proses pembuatan prototipenya terbilang cepat. Pada Mei 1943, tiruan kayu Maus dipertontonkan kepada Hitler. Dan Hitler langsung memesan sekitar 150 tank serta menargetkan harus dapat memroduksi 10 tank (lalu 5) tiap bulannya.

Tentang nama, awalnya akan diberi nama Mammut berarti Mammoth atau gajah purba, tetapi untuk kamuflase, digunakannlah nama Maus, atau tikus. Untuk produksinya, diserahakn kepada Krupp untuk persenjataan, chasis / badan dan turet. Sedang untuk perakitannya diserahkan kepada Alkett. Akan tetapi, pada Oktober 1943 Hitler memutuskan menghentikan proses produksi dan pemesanan. Padahal tim telah "hampir" memperoduksi dua prototype Maus.

SPESIFIKASI
"Super Heavy Tank" Maus ini memiliki dimensi yang bisa dibilang besar. Yaitu dengan panjang lebih kurang 10 m, lebar 3,7 m dan tinggi 3,6 m. Tikus "raksasa" ini memiliki satu kanon yang berkaliber 128 mm dan dua senjata bantuan 75 mm. Selain itu dilindungi dengan ketebalan dari 200 hingga 460 mm. Tak ayal, hal ini yang membuat bobot tank ini berbobot 188 ton. Untuk mesinnya menggunakan Daimler-Benz MB 509 dengan daya 1.080 HP untuk V 1 dan MB 517 dengan daya 1.200 HP untuk V 2. Tentunya, dengan bobot seberat 188 ton dan perlindungan yang setebal itu membuat kecepatan menjadi taruhan. Dari target 20 Km/h, dengan mesin Daimler-Benz pun hanya dapat melaju 13 Km/h. Jumlah kru yang diperlukan untuk mengawaki "tikus" ini relatif sama dengan MTB atau tank yang lain. Yaitu antara 5 - 6 orang awak. "Tikus" ini mampu diajak berjelajah hingga jarak 160 Km dengan kontur dan infrastruktur yang baik. Untuk kapasitas bahan bakarnya, Maus dapat membawa 4200 liter yang dapat disimpan di tangki internal dan cadangan.

PENGUJIAN DAN KENDALA
Pada akhir 1943, Alkett berhasil mnyelesaikan prototipe Maus yang pertama. Atau dikenal dengan V 1. Pada pengujian pertama, tank masih belum dilengkapi turret. Untuk menggangtikannya, dibuat tiruan dengan bentuk dan berat yang serupa. Sedang untuk yang kedua atau V 2 selesai dibuat pada 1944 dan pengujian nya pada September 1944. Untuk pengujian Maus kedua ini sudah memakai turret.

http://www.faktawow.com/sites/assets/photo/panzer-maus.jpg

Dari hasil pengujian, terdapat beberapa kendala. Yaitu tentang bobot kendaraan yang mencapai 188 ton yang mengakibatkan tidak ada jembatan yang kuat untuk dilewati "tikus" ini. Sehingga akhirnya tank ini diberi kemampuan untuk "berenang" melewati sungai. Sedang untuk melewati sungai yang dalam, tank sudah dibekali kemampuan menyelam dan tabung oksigen untuk para awak. Masalah lain adalah pergerakan tank. Dalam pengujian, tank diangkut dengan menggunakan rel khusus. Masalah terjadi jika tank akan dibawa ke garis depan. Dengan kecepatan 13 km/jam dan besarnya tubuh tank ini dapat menjadi sasaran empuk bagi pesawat dan tembakan musuh. Dan untuk membawa tank ini juga sangat sulit karena tank ini mustahil melewati terowongan kereta dan juga dibutuhkan pula rel khusus. Pasokan bahan bakar Jerman yang menipis juga menjadi salah satu kendala utama tank ini.

http://germansecretweaponsnazi.devhub.com/img/upload/allirereger.jpg

END of WAR
Pada akhir perang, tank ini diperintahkan untuk keperluan defensif. Tetapi, karena Tentara Merah semakin mendekat membuat tank V2 dihancurkan. Setelah perang, Sovyet mengangkut Maus dan menyatukan antara V 1 dengan turret V 2. Dan saat ini, Panzer VIII "Maus" ini dipamerkan di Kubinka Tank Museum, Rusia.

Dana Minim, Kekuatan Militer AS Menurun

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7ghelRo-97Yhyphenhyphenl8DEdPhilC9jEPHZXTdzpFaULHP8OBPrsumVCPmjfm1YBKnvObuHMd4yoGv0cDA1klI0cB_8bMZa4niDZEqAz3-wfu3h1ml06IDN0ryM6aE46UBWHPP_SSil_BVnV_8/s1600/tentara-as-dan-bendera.jpg

Amerika Serikat menyadari bahwa strategi lamanya yang menggunakan uang dan peralatan berteknologi tinggi dalam jumlah besar agar lebih mendominasi atau lebih unggul dari musuh kini tidak lagi bisa dilakukan. Bukan karena senjata dan tentara profesional Amerika sudah buruk, tetapi karena AS sudah kehabisan dana dan ketidakmampuan untuk mendapatkannya kembali.

Masalah utamanya adalah inersia birokrasi dan korupsi politik. Misal, dalam perang, senjata baru dapat dikembangkan/dibuat hanya dalam beberapa minggu atau bulan saja. Ini masih berlaku, dan telah terjadi beberapa kali dalam dua dekade terakhir Amerika Serikat, dan terutama dalam perang di dekade terakhir. Tapi kini sudah terlalu banyak senjata yang dikembangkan oleh AS seperti helikopter Comanche, artileri Crussader self-propelled, kapal destroyer DDG-1000, jet tempur F-22 dan F-35, dan masih banyak lagi.

Akibatnya, Angkatan Laut dan Angkatan Udara AS dihadapkan dengan krisis, mereka tidak lagi memiliki dana untuk mengakuisisi senjata baru yang sebelumnya direncanakan untuk menggantikan senjata lama. Ketika pemimpin militer, politisi dan pengembang senjata Amerika Serikat disarankan untuk lebih "berpikir murah dan mengencangkan ikat pinggang" ternyata mereka total tidak bisa. Setidaknya mereka bisa mengatakan bahwa mereka tidak bisa melakukannya apabila tidak disertai dengan perubahan mendasar dalam cara mereka melakukan bisnis.

AS sejak dulu "dicemooh" karena memiliki keunggulan yang "tidak adil" dalam perang. Ini karena kecenderungan Amerika untuk mengeluarkan materi dan uang dalam jumlah yang banyak (untuk senjata) daripada jumlah personel di dalam pertempuran. Inilah yang terlihat paling menonjol selama Perang Dunia II, ketika tawanan Jerman sering komplain (ketika ditanya) tentang hal ini. Memang hal ini bukan ketentuan dalam perang, dalam perang tidak harus satu melawan satu, tapi mungkin moral-lah yang dipertaruhkan.

Bagi Jerman (juga Jepang), artileri, pesawat dan tank Amerika terlihat dimana-mana, sepanjang waktu, dan dalam jumlah yang luar biasa. Haruskah musuh melancarkan serangan ke wilayah yang berada di dalam jangkauan senjata Amerika? Ini bukan atraksi sulap, senjata-senjata AS akan segera menembaki pasukan musuh yang maju. Hasilnya, Jepang dan Jerman selalu dibuat terkejut, dan "dilumat" ketika mereka bertemu dengan dukungan artileri dalam jumlah besar yang menyertai unit darat pasukan AS.

Jerman berpikir bahwa dukungan artileri dalam jumlah besar ini "tidak adil" (jika hanya karena Amerika memilikinya sedangkan Jerman tidak), sedangkan Jepang tidak seperti Jerman, mereka lebih memilih mati dengan cara terhormat (terus menyerang). Jerman juga mengeluhkan kawanan pesawat tempur Amerika yang selalu hadir di udara, seringkali membuat mustahil bagi unit Jerman untuk bergerak melalui jalan darat pada siang hari. Di laut, baik Jerman dan Jepang juga mengeluhkan jumlah besar dari kapal dan pesawat Amerika.

AS bukan satu-satunya negara yang menggunakan teknik ini. Dalam Perang Dunia II, baik Inggris dan Rusia menggunakan kendaraan lapis baja dalam jumlah yang lebih besar dari lawan mereka yaitu Jerman. Mengutip sebuah pepatah lama Rusia "kuantitas memiliki kualitas tersendiri," tapi hanya pada poin tertentu saja. Rusia juga mengerahkan tentara dalam jumlah yang luar biasa. Sementara Amerika Serikat kehilangan 0,3 persen dari populasi mereka dalam Perang Dunia II, Rusia kehilangan 18 persen (sepertiga pasukan, sisanya warga sipil).

Setelah Perang Dunia II, kuantitas sudah menjadi kurang efektif. Pada saat itu, bom atom dan banyaknya senjata dan peralatan berteknologi tinggi lainnya membuat pasukan yang besar tidak lagi diperlukan. Mengorbankan orang bukan lagi keunggulan besar. Kebenaran hal ini semakin terlihat jelas pada akhir abad ke-20, bahwa sebuah pasukan tentara profesional sangat jauh lebih efektif daripada pasukan yang lebih besar yang didalamnya banyak berisi personel dari wajib militer, bahkan jika dipersenjatai dengan banyak tank dan senjata lainnnya.

Negara-negara lain sadar bahwa akan sangat sulit untuk mengejar ketertinggalan (atau bahkan melampaui) dengan teknologi militer Amerika Serikat, terlalu mahal. China sudah menjadi kekuatan baru di dunia yang mencobanya dan kini mereka lebih memilih strategi mencari cara baru untuk mengejar atau mengungguli keunggulan teknologi Amerika (perang asimetris).

Inilah sebabnya China lebih agresif dalam menggunakan internet berbasis spionase dan konsep Perang Cyber pada umumnya. Bisa dikatakan ini bidang teknologi baru dan hal itu memungkinkan bagi China untuk banyak mencuri teknologi Amerika dan bahkan mengunggulinya. Ini adalah sebuah pertaruhan besar tetapi bukan berarti China bersiap-siap untuk Perang Dunia III, mereka hanya mencoba untuk waspada dalam kasus kemungkinan adanya persinggungan yang berkembang menjadi perang besar, dan tentu saja untuk menilai strategi dan mengukur kekuatan lawan.

Sementara militer China sedang "kaya raya" (walau masih kalah dari AS), Amerika Serikat tengah dipaksa untuk mempertimbangkan kembali bagaimana cara melengkapi dan mengoperasikan angkatan bersenjatanya. Dana sudah minim, dan tidak tahu kapan dana itu ada kembali, dan harga untuk kapal perang dan pesawat baru "turun" jika yang dibeli adalah model yang lebih murah atau proses pembangunannya mengadopsi beberapa praktek perang. Akan sulit bagi AS selama politisinya masih melihat anggaran pertahanan sebagai sumber bantuan untuk kampanye.

Tahun 2014 Militer Rusia Dilengkapi ICBM Baru

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoEMgYDFssrKvJAD5GGhiE_MbdYq6RbZhAKXyBTce9dPNlRPyPc6usT5AnmFhdIEqsKsTsQw04PI7ag30QeGwsFlzaevS1TMM2aCQnHmw-XKKUJ6tME7BHOHJ15b5m8R4ehotqsAXtbyc/s1600/rudal-balistik-antar-benua.jpg

Pada tahun 2014 nanti, Angkatan Bersenjata Rusia akan dipersenjatai dengan rudal balistik antar-benua baru (ICBM). Rudal ini bernama Roubej dan telah diuji coba pada Kamis malam lalu, dikatakan Kepala Staf Umum Departemen Operasi Angkatan Bersenjata Rusia Vladimir Zaroudnitski, Jumat 7 Juni 2013 di Moskow.

"Pada Kamis malam kami menguji sistem Roubej yang merupakan rudal balistik antar-benua dengan akurasi tinggi. Penembakan berlangsung sukses, dan semua blok telah mencapai target. Masih dibutuhkan beberapa uji coba lagi untuk menyelesaikan tes. Setelah itu, sistem Roubej akan segera digunakan Angkatan Bersenjata Rusia. Resimen pertama akan dilengkapi dengan rudal tersebut pada 2014," kata Jenderal Zaroudnitski saat pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin bersama dengan petinggi militer lainnya yang dipromosikan pangkatnya.

Wakil Perdana Menteri Dmitry Rogozin, yang menangani industri pertahanan, memuji uji coba pada kami malam sebagai uji coba yang sukses dan menjuluki ICBM baru terebut sebagai "penghancur sistem pertahanan rudal". Rudal Roubej memiliki karakteristik yang lebih baik dari rudal-rudal Rusia yang ada saat ini. Ini berpotensi meningkatkan kekuatan nuklir Rusia,"tambah pejabat itu.

Sebuah Refleksi, Tujuh Tahun Kontingen Garuda

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjE9gURPyZO24PadPus2YrkVQuroY9WbpszeST3FnKGIdf02eZQs7Zls3U7LGVJrN8JskxI8H6yDxMzXKKbPB_1s0CHdRxIjuTJpU4ZZzu9yl7GyPLgm3eu2URT8aLn0zBXlwHh2-uydRAg/s1600/COMM+PATROL+TEAM%2316.jpg.jpg

Sudah tujuh tahun Pasukan Garuda tergabung dalam misi UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon). Hal tersebut ditandai dengan pengiriman Satgas Batalyon Mekanis TNI Kontingen Garuda XXIII-A/UNIFIL pada September 2006 yang berjumlah 850 personil. Hingga pada akhirnya tahun 2013 terdapat sepuluh satuan penugasan terlibat didalamnya dengan total jumlah 1.288 personil.

Penugasan ini sebagai bentuk dari sistem politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif mendorong keterlibatan pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam Kontingen Garuda untuk ikut serta dalam menciptakan dan memelihara perdamaian dunia.

Dansatgas Indo FPC TNI Letkol Inf Yuri Elias Mamahi memaparkan tentang tugas pokok dan prestasi yang telah dilaksanakan selama enam bulan terakhir. Ia juga menyampaikan tentang refleksi menjadi dua bagian, yaitu kedalam tetap melaksanakan tugas pokok yang telah dibebankan dengan sebaik-baiknya, sedangkan keluar sebagai Kontingen terbesar di UNIFIL.

"Diharapkan Indonesia mampu menambah personil pada jabatan-jabatan penting dan strategis di UNIFIL," ujar Dansatgas pada acara sarasehan tujuh tahun Kontingen Garuda di UNIFIL bertemakan “ Sebuah Refleksi “ di Movenpick Hotel, Beirut, kemarin.

Sementara, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Libanon, Dimas Samodra Rum, berpesan untuk tetap mempertahankan dan meningkatkan prestasi yang telah diraih dan mengharapkan partisipasi tiap-tiap Satgas dalam kegiatan KBRI. "Karena Prajurit Garuda adalah duta-duta bangsa Indonesia maka pihak KBRI siap membantu apabila Satgas menemui kendala di lapangan," tuturnya.

Helikopter Latih Milik TNI Jatuh di Semarang


Helikopter latih jenis Hughes 300C milik Penerbangan TNI Angkatan Darat (Penerbad) jatuh di taxiway. Belum diketahui penyebabnya. Instruktur dan siswa terluka. Peristiwa itu terjadi pada pukul 08.30 WIB, Selasa (11/6/2013). Saat kejadian, heli hendak kembali ke hanggar. Namun di taxiway, heli tiba-tiba mengalami crash.

"Lokasi (kecelakaan) di taxiway Charlie," kata Kasipam Lanumad Ahmad Yani Mayor Pnb Tony Syafrudin di Pangkalan Udara Utama TNI AD (Lanumad). Kondisi saat kejadian dilaporkan cerah. Namun beberapa saat kemudian, hujan turun. TNI masih menyelidiki penyebab kecelakaan tersebut.

"Instruktur dan siswa terluka, hanya lecet. Dirawat di klinik Lanumad," jelas Tony tanpa menyebutkan nama kedua personel TNI itu. Pihak TNI melarang siapapun mendekat ke lokasi kecelakaan. Saat ini, proses evakuasi masih berlangsung.

Hanya Berselang 1 hari, Bakorkamla Kembali Dapat Tambahan Kapal Patroli Baru Lagi


Kapal patroli baru yang diberinama KN Singa Laut 4802 secara resmi diluncurkan setelah satu hari sebelumnya KN Bintang Laut 4801 diluncurkan oleh Laksamana Madya TNI Bambang Suwarto sebagai Kepala Pelaksana Harian Badan Koordinasi Keamanan Laut.

  • Dalam kegiatan ini, Kalakhar Bakorkamla didampingi oleh :
  • Seslakhar Bakorkamla,
  • Laksma Maritim Dicky R. Munaf 
  • Kepala Pusat Operasi Laksma Maritim Roedy Santoso,
  • Kepala Pusat Informasi
  • Hukum dan Kerjasama Laksama Maritim Tri Yuswoyo
  • Kepala Pusat Penyiapan Kebijakan Laksma Maritim Satrio F. Maseo
  • Beserta pejabat Bakorkamla yang lain

Meluncurkan Kapal Negara Bintang Laut 4801 di Batam. Pada prinsipnya, KN Singa Laut 4802 ini memiliki spesifikasi teknik yang hamper sama dengan KN Bintang Laut 4801. Kapal yang direncanakan akan beroperasi pada bulan Juli 2013, untuk mendukung operasi Bakorkamla.

Bakorkamla Luncurkan Kapal Patroli Baru Yang Bintang Laut-4801


Kepala Pelaksana Harian Badan Koordinasi Keamanan Laut atau Bakorkamla Laksamana Madya TNI Bambang Suwarto di Batam, Sabtu meluncurkan Kapal Negara Bintang Laut 4801 untuk mendukung kepentingan patroli."Ini merupakan yang pertama, kita membuat sendiri menggunakan biaya APBN," kata Bambang Suwarto seusai peluncuran.

Ia mengemukakan bahwa KN Bintang Laut 4801 buatan PT Palindo Marine Batam, merupakan kapal patroli Bakorkamla pertama yang didanai APBN. Sedang kapal-kapal Bakorkamla yang lain merupakan bantuan dari instasi lain.

Menurut Bambang, kapal itu nantinya akan dilengkapi senjata di depan dan belakang. Senjata itu dinilai cukup, karena KN Bintang Laut hanya menjaga keamanan, bukan untuk pertahanan negara.Bambang menjelaskan bahwa kapal yang diperkirakan beroperasi mulai Juli 2013 itu dilengkapi kamera jarak jauh 20 km dan teknologi satelit sehingga kegiatannya bisa langsung dimonitor dari Jakarta. "Ini termasuk yang tercanggih, sudah terintegrasi dengan sistem di Jakarta," kata dia.


Kapal berkekuatan mesin tiga kali 1.400 horse power itu juga mampu memantau plankton untuk mengetahui daerah potensi ikan. "Jadi nanti bisa memberitahu HNSI daerah yang banyak ikan," kata dia.Pembuatan kapal negara itu, menurut dia, menghabiskan dana sekitar Rp58 miliar yang seluruhnya dianggarkan APBD 2013.

Hingga 2014, katanya, Bakorkamla berencana membuat enam kapal, tiga lainnya pada 2013, yaitu Bintang Laut 4801, Singa Laut 4802 yang masih dikerjakan di Citra Shipyard Batam dan akan diluncurkan Minggu (9/6) dan satu lagi baru akan selesai September 2013 oleh PT Palindo Marine. Direktur Palindo Marine Harmanto mengatakan pembuatan kapal itu memakan waktu sekitar setahun. Kapal dirancang dan dikerjakan oleh sekitar 35 orang yang seluruhnya warga Indonesia.

Menurut dia, stabilitas KN Bintang Laut 4801 merupakan yang terbaik, karena rangka lambung bawah menggunakan baja dan bagian atas terbuat dari alumunium."Bisa dilihat saat peluncuran tadi, tidak ada goyang, stabilitasnya bagus," kata dia.Menurut Harmanto, kapal itu memuat 60 persen konten lokal. Hanya mesin dan alat navigasi yang diimpor.

TNI Borong Rudal Anti-Tank Javelin Dari Amerika

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizceB7rdQSTX1OCnYXBPQ9xJico9bHXdzQ0x8PyUXLWiMU8SrifxEG40scExApHwfx5DIiZYd92DmOUtsHVilmzKn1cCEhdqH3NKpKaMR32nc9Dye2WuC1smLbp-d5UGfohAiEZAwITBU/s1600/rudal_anti_tank_javelin.jpg

Angkatan bersenjata Indonesia memborong peluncur rudal anti-tank (ATGM) canggih buatan Amerika Serikat. Rudal ini mampu mengunci sasaran dan mengikuti kemanapun target berjalan dengan daya ledak yang luar biasa. Anti tank baru bernama Javelin ini dipamerkan dan diperagakan penggunaannya usai pembukaan latihan gabungan Garuda Shield TNI Angkatan Darat dengan Tentara AS di Pasifik (USARPAC), Senin 10 Juni 2013.

Letnan Satu TNI Bonny Octavian yang memperagakan penggunaan Javelin mengatakan, jarak tembak rudal ini mencapai 2,5 kilometer. Javelin dilengkapi dengan pelacak canggih yang mampu mengunci dan menembak sasaran yang bergerak. "Waktu reload rudal ini cukup cepat, yaitu 40 detik saja," kata Bonny.

Bonny mengatakan, TNI telah memesan 25 alat pembidik dan 189 rudal anti tank Javelin buatan perusahaan Raytheon dan Lockheed Martin ini. Namun senjata ini masih dalam tahap produksi dan belum dikirim. Selain canggih, alat ini sangat ringan dan dapat ditempatkan di bahu penyerang. Menurut laman Inetres.com, rudal Javelin berbobot 11,8 kilogram sementara alat pembidik dan peluncur hanya 6,4 kilogram. "Senjata ini selain canggih juga simpel dan ringan," kata Bonny.

Senjata ini telah dikembangkan sejak tahun 1998 oleh perusahaan Raytheon dan Lockheed Martin dengan nama proyek Javelin Joint Venture. Produksinya sendiri dimulai tahun 1994 dan dikirimkan ke barak militer di Fort Benning, Georgia pada tahun 1996.

Laman army-technology.com menuliskan, Javelin digunakan tentara AS dan Australia pada perang di Irak antara Maret dan April 2003. Saat ini, senjata ini digunakan di Afganistan. Lebih dari 2.000 rudal Javelin telah ditembakkan AS dan tentara koalisi di negara ini.

Negara asing pertama pembeli Javelin adalah Inggris pada Januari 2003 dengan pemesanan awal sebanyak 18 peluncur dan 144 rudal. Negara lainnya yang telah menggunakan ini adalah Taiwan, Lithuania, Yordania, Australia, Selandia Baru, Norwegia, dan Irlandia. Beberapa negara lainnya tengah mengantre untuk mendapatkannya.

Inetres.com memaparkan, satu buah peluncur dan pelacak Javelin dibanderol US$126.000 atau sekitar Rp1,2 miliar, sementara rudal Javelin satuannya seharga US$78.000, setara Rp756 juta.

Pemotongan Anggaran Kemhan, Bisa Ganggu Target Modernisasi Alutsista

http://www.kabarindonesia.com/fotoberita/201209/201209130714145.jpg

Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS Mardani Ali Sera mengatakan, postur anggaran untuk program jangka pendek modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI, dari 2010-2014, sudah disusun secara matang dengan penyesuaian kondisi keuangan negara.

Seperti diketahui, pagu anggaran Kementerian Pertahanan (Kemhan)pada APBN 2013 ini sekitar Rp 78 triliun. Kata Mardani, anggaran itu memang  sudah disesuaikan untuk mencapai postur pertahanan TNI yang memenuhi kekuatan pokok minimum atau Minimum Essential Force (MEF). Jadi, kalau anggaran dipangkas lagi, pasti akan ada keterlambatan dalam pencapaian target 37-40 persen di tahap satu untuk modernisasi alutsista TNI ini yang direncanakan atau disusun hingga 2024.

Di sela-sela menghadiri raker Komisi I dengan Menhan Purnomo Yusgiantoro, membahas Perubahan APBN 2013 dan RAPBN 2014 di Gedung DPR, Senin (10/6), Mardani mengatakan, kebijakan pemerintah yang akan melakukan penghematan anggaran di seluruh Kementerian /Lembaga pada perubahan pembahasan APBN 2013 yang tengah berlangsung di DPR saat ini, dikhawatirkan akan memberi dampak gagal tercapainya road map menuju modernisasi alutsista TNI untuk jangka pendek 2010-2014.

"Karena, belanja pegawa tidak mungkin kita kurangi dengan semangat UMR. Justru kesejahteraan bagi prajurit TNI itu diperbaiki. Yang akan dikurangi pasti belanja modal atau belanja alutsista. Dan itu sama saja kita mengingkari komitmen bersama di awal, ketika dengan gegap gempita Presiden SBY pada 5 Oktober di 2011 menyampaikan akan membangun kekuatan TNI yang kuat dengan anggaran memadai," tegasnya seraya mengatakan karena itu Komisi I sepakat tidak ada pengurangan anggaran untuk 2013 ini.

Kata Mardani, yang lebih berat sebenarnya pagu anggaran Kementerian Pertahanan di 2014. Dari Rp 173 triliun anggaran TNI yang diajukan atau diusulkan Menhan, yang disetujui hanya sekitar Rp 80 triliun atau hanya naik Rp 2 triliun dari pagu anggaran Kemhan di 2013 ini.

"Jadi cuma naik Rp 2 trilunan saja. Jadi, jauh sekali usulan anggaran untuk TNI yang diajukan Menhan ke pemerintah. Padahal, di 2014 nanti kita berharap dapat tercapai dari perencanaan tahap satu dari program modernisasi alutsista TNI tersebut," ujarnya.