Minggu, 06 Oktober 2013
Panglima TNI Pantau Pengamanan KTT APEC
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko (tengah) didampingi Kasal Laksamana TNI Marsetio (kiri) , Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo (2 kiri) dan Panglima Komando Gabungan Pengamanan (Pangkogabpam) APEC 2013 Letjen TNI Lodewijk F. Paulus serta para Pejabat Mabes TNI dan Angkatan, mengunjungi prajurit TNI yang tergabung dalam Komando Tugas Gabungan Pengamanan (Kogasgabpam), yang sedang melaksanakan tugas dalam misi pengamanan Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik atau Asia-Pacific Economic Coorperation (KTT APEC) 2013 di Bali, Minggu (6/10).
DPR Minta Kesejahteraan Prajurit TNI Ditingkatkan
Hari Ulang Tahun (HUT) ke-68 Tentara Nasional Indonesia (TNI) menjadi momentum untuk merefleksikan diri, supaya kinerja TNI semakin membaik, termasuk dalam menjaga kesejahteraan prajurit TNI. Anggota Komisi I DPR Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati mengatakan, kesejahteraan prajurit TNI harus benar-benar diperhatikan, khususnya yang bertugas diperbatasan.
"Prajurit TNI diperbatasan agar mendapat kesejahteraan yang baik, karena jasa mereka menjaga kedaulatan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) di wilayah perbatasan tidak mudah," kata Susaningtyas melalui pesan singkatnya (6/10/2013).
Nuning sapaan akrab Susaningtyas menegaskan, HUT TNI harus menjadi momen untuk meningkatkan semangat prajurit dalam menjaga keamanan dan keutuhan NKRI. "HUT TNI 5 Oktober semoga dapat menjadi momen, baik untuk merefleksi dan mengintrospeksi diri, sekaligus sebagai pembangkit semangat prajurit TNI kita," tugasnya.
"Prajurit TNI diperbatasan agar mendapat kesejahteraan yang baik, karena jasa mereka menjaga kedaulatan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) di wilayah perbatasan tidak mudah," kata Susaningtyas melalui pesan singkatnya (6/10/2013).
Nuning sapaan akrab Susaningtyas menegaskan, HUT TNI harus menjadi momen untuk meningkatkan semangat prajurit dalam menjaga keamanan dan keutuhan NKRI. "HUT TNI 5 Oktober semoga dapat menjadi momen, baik untuk merefleksi dan mengintrospeksi diri, sekaligus sebagai pembangkit semangat prajurit TNI kita," tugasnya.
Sebelumnya, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengimbau kepada para pimpinan TNI, agar kesejahteraan seluruh prajuritnya lebih diperhatikan.
"Kepada seluruh pimpinan TNI, teruslah meningkatkan kesejahteraan semua prajurit TNI dan keluarganya," imbau SBY dalam pidatonya di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu 5 Oktober 2013. SBY mengimbau kepada seluruh prajurit TNI yang saat ini sedang menjalankan misi perdamaian dunia, untuk terus menjaga integritas bangsa Indonesia di hadapan dunia.
"Kepada seluruh pimpinan TNI, teruslah meningkatkan kesejahteraan semua prajurit TNI dan keluarganya," imbau SBY dalam pidatonya di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu 5 Oktober 2013. SBY mengimbau kepada seluruh prajurit TNI yang saat ini sedang menjalankan misi perdamaian dunia, untuk terus menjaga integritas bangsa Indonesia di hadapan dunia.
Senapan Sig 552 Kopassus di Pameran Alutsista
Senapan serbu Sig 552 Komando Pasukan Khusus (Kopassus) turut dipajang dalam pameran alat utama sistem persenjataan (alutsista) di pelataran Monumen Nasional Jakarta. Sig 552 digunakan satuan tersebut karena mampu memberikan keakurasian yang tinggi. Sig 522 dilengkapi dengan teknologi yang disebut aim point, alat penentu arah yang berfungsi untuk mengarahkan tembakan sehingga tepat sasaran.
“Pada layar kecil yang terdapat di bagian atas Sig 552, terdapat titik merah yang fungsinya untuk mengarahkan pembidik ke sasaran tembakan,” kata Sersan satu Ismael yang bertugas di stan Kopassus. Kecanggihan senjata serbu Sig 552 menurut dia dapat dilihat dari beberapa aspek. “Senjata dikatakan canggih jika memenuhi beberapa aspek, seperti aspek ergonomis, ekonomi, keamanan dan kemampuan senjata,” kata Ismael.
Dari aspek ergonomik, Sig 552 dirancang sesuai anatomi tubuh manusia sehingga ketika dipakai terasa nyaman. “Sig 552 terasa nyaman saat posisi menembak meskipun tubuh penuh perlengkapan yag cukup berat seperti rompi, helm, masker dan ransel,” jelas Ismael. Selain mampu memberikan keakurasian yang tinggi, kemampuan Sig 552 terletak pada sistem penguncian kotak peluru yang dapat mencengkeram peluru sehingga peluru tidak berjatuhan.
“Semakin banyak jumlah peluru, pada senapan lain, cengkeramannya kurang kuat sehingga sering berjatuhan. Sedangkan Sig 552 berbeda, semakin banyak jumlah peluru maka cengkramannya semakin kuat,” katanya lagi. Dengan bobot 2,1 kg Sig 552 juga tahan terhadap macet (peluru tidak bisa ditembakkan). Senjata buatan Jerman tersebut diperuntukkan saat tugas-tugas strategis terpilih. “Senjata ini biasanya diperuntukkan seperti satuan 81 antiteror dalam menangani pembebasan sandera si Somalia,” ungkap Ismael.
“Pada layar kecil yang terdapat di bagian atas Sig 552, terdapat titik merah yang fungsinya untuk mengarahkan pembidik ke sasaran tembakan,” kata Sersan satu Ismael yang bertugas di stan Kopassus. Kecanggihan senjata serbu Sig 552 menurut dia dapat dilihat dari beberapa aspek. “Senjata dikatakan canggih jika memenuhi beberapa aspek, seperti aspek ergonomis, ekonomi, keamanan dan kemampuan senjata,” kata Ismael.
Dari aspek ergonomik, Sig 552 dirancang sesuai anatomi tubuh manusia sehingga ketika dipakai terasa nyaman. “Sig 552 terasa nyaman saat posisi menembak meskipun tubuh penuh perlengkapan yag cukup berat seperti rompi, helm, masker dan ransel,” jelas Ismael. Selain mampu memberikan keakurasian yang tinggi, kemampuan Sig 552 terletak pada sistem penguncian kotak peluru yang dapat mencengkeram peluru sehingga peluru tidak berjatuhan.
“Semakin banyak jumlah peluru, pada senapan lain, cengkeramannya kurang kuat sehingga sering berjatuhan. Sedangkan Sig 552 berbeda, semakin banyak jumlah peluru maka cengkramannya semakin kuat,” katanya lagi. Dengan bobot 2,1 kg Sig 552 juga tahan terhadap macet (peluru tidak bisa ditembakkan). Senjata buatan Jerman tersebut diperuntukkan saat tugas-tugas strategis terpilih. “Senjata ini biasanya diperuntukkan seperti satuan 81 antiteror dalam menangani pembebasan sandera si Somalia,” ungkap Ismael.
Langganan:
Postingan (Atom)