Sebuah kesaksian mengerikan diungkap oleh seorang tentara dan dokter yang telah diizinkan masuk ke dalam mal Westgate, Nairobi, Kenya untuk mencari sisa korban tewas. Begitu masuk ke dalam, mereka melihat banyak jenazah yang terlihat disiksa terlebih dulu baru kemudian dieksekusi mati oleh anggota kelompok militan asal Somalia, al Shabaab. Laman Dailymail, Kamis 26 September 2013 melansir pernyataan seorang dokter yang tidak ingin disebut namanya. Dia melihat begitu banyak anggota tubuh seperti hidung, mata, dan telinga berserakan. Tentara dan dokter ini diizinkan masuk ke dalam mal, setelah tim penjinak bom memastikan mal Westgate aman untuk dimasuki.
"Anda akan menemukan jenazah para sandera dengan kaki menggantung dan mereka ada di atas atap," ungkap dokter itu. Selain itu, dia juga melihat para jenazah yang tidak lagi memiliki mata, hidung dan telinga. Semua organ itu dipotong oleh anggota kelompok teroris. "Mereka akan memotong tangan Anda dan menyerutnya sehingga terlihat seperti sebuah pensil. Lalu para pelaku meminta Anda untuk menulis nama Anda sendiri dengan darah," ucap dokter itu yang memaparkan cerita yang kian membuat dahi berkernyit.
Bahkan anak-anak pun juga tak luput menjadi korban keganasan teroris. Anggota kelompok teror itu menancapkan pisau ke tubuh anak-anak. Jasad mereka lalu dimasukkan ke dalam lemari pendingin makanan dengan pisau masih menancap. "Apabila Anda melihat semua jasad ini, kecuali mereka yang pada akhirnya berhasil meloloskan diri, maka para pelaku memotong jari-jari mereka dengan tang. Hidung mereka juga ditarik menggunakan tang," kata dia.
Menurut sang dokter, hal seperti itu merupakan penderitaan yang tak terampuni perihnya. Semua kesaksian si dokter lalu dimuat di harian Kenya, The Star. Kesaksian serupa juga diungkap oleh tentara militer Kenya. Saat masuk, dia menemukan jasad para sandera sudah dimutilasi. Mereka disiksa terlebih dahulu dengan cara tangannya dipotong menggunakan tang sebelum akhirnya dibuat buta dan digantung di langit-langit. Dia berhasil mengabadikan beberapa gambar dari dalam mal usai porak poranda.
Namun si tentara begitu trauma saat keluar dari dalam mal. Dia merasa perlu mencari bantuan seorang konsultan psikolog untuk menenangkan dirinya. Kendati informasi yang diungkap oleh dokter dan tentara itu belum dapat diverifikasi kebenarannya, karena proses pencarian korban masih terus berlangsung, namun menurut editor asal Inggris untuk harian The Star, William Pike, mengungkap cerita itu tidak bohong.
Pasalnya reporter yang tengah mengerjakan berita itu juga memberikan keterangan serupa soal kondisi jasad sandera, namun dari sumber berbeda. "Kami memiliki keterangan lain dari seorang sumber dan sudah direkam. Dia menjelaskan situasi di dalam dengan begitu jelas dan geram melihat kondisi tersebut," ungkap Pike seperti dilansir laman The Independent. Detail soal momen terakhir dari para sandera ketika masih disekap anggota al Shabaab membuat publik marah karena pemerintah tetap diam dan enggan membeberkan informasi detailnya.
Banyak misteri
Masih banyak misteri yang menyelimuti kasus terorisme mal Westgate ini seperti apa yang terjadi dengan para sandera yang hingga kini belum ditemukan, apa yang terjadi dengan anggota kelompok militan lainnya, dan apa yang menyebabkan sebagian dari mal Westgate tiba-tiba bisa roboh. Polisi berkali-kali meminta publik untuk bersabar karena mereka baru memulai proses untuk mengumpulkan barang bukti dan pencarian jenazah. Pernyataan serupa juga diungkap oleh Menteri Dalam Negeri Kenya, Joseph Ole Lenku.
Lenku mengatakan proses pencarian jenazah korban bisa memakan waktu paling cepat satu minggu. Dia menyebut beberapa jenazah masih terperangkap di bawah reruntuhan mal. Bangunan mal itu roboh pada Senin kemarin ketika tentara pemerintah meluncurkan serangan massif ke dalam mal. Menurut seorang pejabat berwenang, lubang di atap mal disebabkan roket granat yang diluncurkan tentara militer Kenya, sehingga ada bagian mal yang roboh. Akibat serangan itu, sekitar 150 orang diprediksi ikut terbunuh.
Saat terjadi kebakaran, leher para sandera dilaporkan digorok pelaku, lalu jasadnya dibuang dari balkon lantai tiga. Sebagian korban yang masih hidup dan dilempar berteriak histeris. Peristiwa itu terjadi ketika drama penyanderaan diprediksi akan berakhir karena tentara pemerintah mulai menyerbu secara massif. Mereka mulai bergerak pada Senin pagi pukul 6 waktu setempat. Saat tentara mulai bergerak, helikopter dari atas mal mulai mendekati gedung. Namun upaya mereka sempat terhalangi, karena penembak jitu al Shabaab lagi-lagi berhasil memukul mundur para tentara. Langkah terakhir diambil dengan melempar gas air mata untuk membuat anggota kelompok militan itu keluar. Sementara para teroris lain memilih untuk meledakkan diri mereka sendiri.
Diyakini akibat ledakan itu, menyebabkan kebakaran yang menewaskan puluhan pengunjung mal di dalam sebuah supermarket. Laporan lain menyebut sebagian besar anggota al Shabaab yang menyadari posisinya terdesak lalu membakar anggota lainnya sehingga identitasnya tidak dikenali. Keesokan harinya, tentara militer Kenya mendapat perintah agar langsung menembak mati.
Serangan terakhir kemudian diluncurkan pada pukul 5 sore dari atap mal. Mal Westgate kemudian diumumkan telah diambil alih sepenuhnya dalam jangka waktu setengah jam. Presiden Kenya, Uhuru Kenyatta, mengumumkan pada Selasa malam, bahwa tentara militer telah berhasil mengalahkan kelompok al Shabaab. Sebanyak lima orang dari mereka terbunuh dalam aksi baku tembak, sementara 10 orang lainnya ditahan karena diduga terkait dengan aksi penyerangan itu.