Komodo, Made In PT Pindad Indonesia

That was a name that given to PT Pindad latest 4×4 tactical vehicle.

SS2 Made In PT. Pindad Indonesia

SS2-V5 has a long barrel 252mm. compare with SS2-V1-V2= 460mm, SS2-V4=403mm and 460mm, with a shorter barrel.

Made In PT. Pindad Indonesia : APS-3 ANOA

Mesin Berkapasitas 7000 cc dan 320 tenaga kuda.

PT. Dirgantara Indonesia

Pesawat CN-295 Buatan Indonesia dan Spanyol memiliki Panjang: 24,50 meter, Tinggi: 8,66 meter, Rentang sayap: 25,81 meter.

Made In PT. PAL Indonesia

Kapal Perang jenis LPD Memiliki Kecepatan 15,4 knots, Panjang 125 m (410.10 kaki), Lebar 22 m (72.18 kaki) .

Torpedo SUT, Made In : PT. Dirgantara Indonesia

Jarak operasional: 28 km, Kecepatan/ jarak: 35 knots/24,000 yd; 23 knots/ 56,000 yd, Hulu ledak: 225 kg, kedalaman menyelam: 100 m

SS4 Made In PT Pindad Indonesia

Amunisi GPMG FN MAG 58/7,62 x 51 mm, Kaliber 7,62 mm.

Daftar Pasukan Elite Tentara Nasional Indonesia

1.Denjaka, 2.YonTaifib, 3.Kopaska, 4.Kopassus, 5. DetBravo-90.

Kapal Perang Berteknologi Anti Radar Buatan Indonesia

Panjang 63 meter, Lebar 16 meter, Bobot 219 ton, Mesin utama 4x MAN 1800 marine diesel engine nominal 1.800 PK+ 4x waterjet MJP550.

SPR-1, SPR-2, SPR-3 Made In PT Pindad Indonesia

Senjata Sniper Buatan PT. Pindad Indonesia ini diberi nama Senapan Penembak Runtuk, Mampu menembak Baja setebal 3 cm.

KFX/IFX : Pesawat Tempur Buatan Indonesia - Korsel, Berteknologi Anti Radar (Pesawat Siluman)

Status : Proses pengerjaan telah selesai sampai Tahap II, Dan saat ini proyek pengerjaan telah di Tunda Sampai Juni 2014

Helikopter Gandiwa Made In : PT. Dirgantara Indonesia

Nama GANDIWA diambil dari nama senjata milik Arjuna yang didapat dari Dewa Baruna. Persenjataan : kanon laras tunggal kaliber 30 mm tipe M230 Chain Gun, roket Hydra 70 dan CRV7 kaliber 70 mm.

Kamis, 31 Oktober 2013

Indonesia Butuh 34 Radar

http://img.beritasatu.com/images/medium/1383141140.jpg

Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantioro menjelaskan, saat ini Indonesia sedikitnya membutuhkan sebanyak 34 radar. Radar dibutuhkan untuk menunjang pengawasan TNI Angkatan Udara (AU) dalam menjaga wilayah udara di seluruh Indonesia. "Jadi radar TNI AU itu radar primer, kalau sekunder itu buat komersil. Untuk kekurangannya, kami hitung sekitar 32 sampai 34 radar untuk seluruh Indonesia," kata Purnomo di Markas Komando Latihan Angkasa Yudha 2013 Lanud Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (30/10).

Purnomo menegaskan, saat ini yang menjadi prioritas penambahan radar dipusatkan di bagian timur Indonesia. Semua dilakukan demi pengawasan arus penerbangan yang maksimal. "Wilayah barat sudah sebagian terpenuhi. Kalau wilayah timur ya bertahap. Untuk renstra (rencana strategis) pertama ada empat yang harus dipenuhi," ujar Purnomo.

Namun demikian, pemenuhan radar yang kurang tersebut akan dilakukan secara bertahap. Semua dilakukan sesuai renstra dan masterplan yang sudah ada. Dijelaskan, selain dilakukan bertahap, pemenuhan radar tersebut juga menunggu persetujuan dari kementrian keuangan (Kemkeu) dan Badan Perencanaan Pembangunan nasional (Bappenas).

"Untuk renstra pertama sampai 2014 ini, kami rencana beli 4 radar harganya total US$ 150 juta," ungkap Menhan. Penguatan alat utama sistem senjata (Alutsista) juga tetap akan menjadi prioritas. Kemhan saat ini masih utamakan alutsista bergerak, baru pemenuhan alutsista tidak bergerak seperti radar.

Komandan Satuan Radar 212 Lanud Ranai Mayor Electronika Feri menuturkan, radar yang sudah terpasang di Lanud Ranai jangkauanya mencapai hingga 540 Km. Akivitas radar sangat diperlukan untuk mengintai arus penerbangan yang melewati udara di Natuna. "Jangkauan radar ini bisa sampai kucing (wilayah bagian Malaysia)," kata Feri.

Saat ini, radar di Lanud Ranai yang menjadi pintu gerbang terdepan pertahanan Indonesia dijaga sekitar 47 Personil. 47 itu terdiri dari perwira 12 dan anak buah 35. "Mulai Januari hingga Oktober hanya ada penerbangan kapal Tiongkok, tapi setelah dicek berkas lengkap, itu terjadi April 2013," ucapnya.

AS Luncurkan Kapal Perusak baru 'Zumwalt'

http://www.replicasbytyson.com/sitebuilder/images/M-FTDDG1350_U.S.NAVY_DDG-1000_U.S.S.ZUMWALT-600x238.jpg

General Dynamics Bath Iron Works (BIW) meluncurkan kapal perusak kelas Zumwalt pertama untuk Angkatan Laut AS (US Navy) di galangan kapal Maine, 28 Oktober 2013. USS Zumwalt (DDG-1000) yang didesain untuk operasi littoral dan serangan darat itu akan menjadi kapal perusak utama US Navy.

Dengan karakteristik panjang 186 meter, bobot perpindahan 15.610 ton, suprastruktur angular (sudut), lambung low-slung "tumblehome" untuk membelah gelombang sehingga berlayar dengan mulus, Zumwalt tidak terlihat seperti kapal angkatan laut biasanya. Perangkat lainnya yang tertanam termasuk electric propulsion dan futuristic bridge, terlihat lebih seperti kapal dalam film fiksi ketimbang kapal angkatan laut.

Zumwalt yang seharga AS$ 4 miliar (sekitar Rp 44,8 triliun) ini dibangun oleh BIW di galangan kapal Maine, diluncurkan di Sungai Kennebec Senin, tercatat pembangunannya memakan waktu lima tahun sejak konstruksi dimulai. Zumwalt dengan nomor lambung DDG-1000 ini adalah kapal yang pertama dari kelasnya untuk menggantikan kapal perusak DDG-51 kelas Arleigh Burke. Membengkaknya biaya konstruksi dan pemotongan anggaran pertahanan menyebabkan Pentagon memangkas program ini hanya untuk 3 kapal. Zumwalt lebih panjang 30 meter dibanding pendahulunya (kelas Arleigh Burke), namun hanya memerlukan kru setengahnya saja.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/0/06/USS_Zumwalt_(DDG-1000)_Design.jpg

Karena kompleksitasnya, US Navy akan menerima Zumwalt melalui dua tahap. BIW akan menyerahkan langsung ke US Navy pada akhir 2014. Setelah pengiriman, US Navy kemudian akan melakukan pengaktifan sistem tempur dan selanjutnya uji coba. Kemudian diserahkan kembali ke BIW untuk beberapa pekerjaan dan selanjutnya diserahkan kembali ke US NAvy pada musim gugur 2015. USS Zumwalt kemungkinan baru akan dioperasikan secara penuh pada awal 2016. Kapal kedua dari kelas Zumwalt, USS Michael Monsoor (DDG-1001) dijadwalkan akan dikirimkan pada 2016, dan kapal ketiga USS Lyndon B. Johnson (DDG-1002) baru akan dikirimkan pada 2018.
Zumwalt akan berada di garis depan dan mendukung pasukan operasi khusus dan beroperasi sebagai bagian dari pasukan ekspedisi gabungan. US Navy telah banyak menambahkan teknologi baru ke dalam kapal yang berlambung unik ini, termasuk sistem all-electric integrated power dan Advanced Gun System yang dirancang untuk menembakkan rocket-powered.

Kapal ini bisa mengangkut dua helikopter MH-60R atau satu MH-60R plus 3 helikopter tanpa awak (VTUAS). 148 kru Zumwalt juga akan menikmati fasilitas on-board canggih, dengan sedikit kru per kuarter, stok makanan high-end dan laptop satelit.

USS Zumwalt memang menjadi kapal perusak terbesar yang pernah dibangun untuk US Navy, namun walaupun begitu, Zumwalt diklaim sebagai yang paling sulit dideteksi radar. Desainnya juga menjadikan jumlah kru lebih efisien, dengan ukuran standar 130 kru dan 18 kru detasemen penerbangan sehingga mengurangi biaya operasi dan siklus hidup.

http://static1.businessinsider.com/image/526fe80469bedd6b088e42f5-1200/on-the-outside-the-uss-zumwalt-not-only-looks-cool-rule-1-but-its-a-full-100-feet-longer-than-existing-classes-of-destroyer.jpg

DDG-1000 mulai dikonstruksi pada bulan Februari 2009. US Navy dan mitra industrinya bekerjasama untuk mendesain dan menyiapkan fasilitas industri untuk membangun kapal kombatan canggih ini. Saat diluncurkan (sekarang), Zumwalt baru 87% rampung, dan pihak pembangun akan melanjutkan pekerjaan konstruksi yang tersisa di lambung sebelum diterima US Navy pada tahun depan.

Nama USS Zumwalt diambil untuk menghormati mantan Kepala Staf US Navy Laksamana Elmo R. "Bud" Zumwalt Jr., yang menjabat sebagai Kepala Staf US Navy pada 1970-1974. Peresmian USS Zumwalt sebenarnya direncanakan pada 19 Oktober lalu, namun dibatalkan hingga saat yang belum ditentukan karena Pemerintahan AS yang shutdown.

Tjaho Kumolo: TNI Harus Punya Satuan Khusus Intelijen Cyber Army

http://www.satunews.com/foto/foto_berita/Tjahjo-Kumolo.jpg

Mencuatnya informasi soal dugaan upaya penyadapan yang dilakukan Kedutaan Besar Amerika Serikat terhadap beberapa negera, mengundang respon Anggota Komisi I DPR RI Tjahjo Kumolo. Menurutnya,Indonesia sebagai negara kepulauan yang berbatasan dengan berbagai negara tetangga, tentunya harus memiliki strategi pertahanan yang berlapis.

"Khususnya konsentrsi pada wilayah pertahanan perbatasan. Syarat utama adalah kekuatan komunikasi yang tangguh, serta penempatan radar yang canggih," kata Sekjen DPP PDI Perjuangan dalam rilisnya, Kamis (31/10). Selanjutnya, kata Tjahjo, perlunya dukungan terhadap penempatan persenjataan jarak menengah, jauh dan profesionlisme prjurit yang handal.

"Satuan khusus intelijen cyber army, salah satu yang wajib TNI mempunyainya," usul Tjahjo. Selain itu, tak ada salahnya RI meniru pola perthanan Negara Tiongkok (Cina) yang mempunyai strategi pertahanan kewilayahan daratan yang luas dan lautan/pantai yang relatif kecil tapi terpadu.

"Tiongkok luas daratan yang luas mampu terkonsentrasi dengan sistem pertahanan satelit dan radar yang canggih. Operasi pengamanan pertahanan 'perbatasan' dan daerah rawan, harus jadi prioritas pertahanan TNI. TNI harus prioritas menyermati kawasan Asia Timur dan Pacific di samping pada tataran bilateral, juga tetap prioritas," tandasnya.

Dikatakan Tjahjo lagi, baik Kementerian Pertahanan dan Pimpinan TNI harus memperhatikan masalah peningkatan kesejahteraan prajurit TNI. "Kondisi ini memang harus terus dilakukan seiring dengan peningkatan profesionalisme prajurit dan pengembangan modernisasi alutsista TNI," tuntas Tjahjo.

Cyber Army TNI Sebagai Matra ke-4

http://www.frontroll.com/foto_berita/46Indonesia-National-Cyber-Security.jpg

Ketika media massa dikuasai oleh pengusaha dan elit parpol, maka kebebasan pers sebagai bagian dari kehidupan demokratis, menjadi tercoreng. Sesungguhnya yang mengalami kebebasan bukan rakyat, tapi segelintir pengusaha dan elit parpol yang memiliki kepentingan, baik ekonomi, politik maupun ideologi.

Media massa, dengan segala kekuatan yang dimilikinya, mampu memengaruhi para pengambil kebijakan di negeri ini. Bahkan, media massa mampu mengubah pola hidup masyarakat. Kelompok-kelompok sipil masuk ke industri-industri media raksasa, dan menghirup udara kebebasan. Udara kebebasan yang dimaksud adalah mereka leluasa menulis, memproduksi dan menyiarkan konten-konten media sekehendak hati. Tidak ada lagi sensor terhadap media, karena itu lah hakikat dari kehadiran kebebasan pers yang dilindungi undang-undang.

TNI, sebagai salah satu institusi negara di bidang pertahanan, juga harus menikmati arus kebebasan informasi dan komunikasi. Era teknologi informasi membawa perubahan besar bagi rakyat Indonesia. Kehadiran sosial media pun semakin menyemarakkan kehidupan demokratis di negara ini.

Di balik kebebasan itu, menyimpan potensi ancaman yang besar. Internet menjadi kekuatan yang tidak terbendung, karena setiap orang bisa melakukan apa pun di dalamnya. Tidak adanya kontrol yang secara signifikan atas kebebasan ber-internet, cukup menjadi alasan hadirnya Cyber Army TNI. Banyak bidang yang menjadi cakupan Cyber Army. Tidak hanya berkaitan dengan media massa. Ancaman penyadapan negara-negara asing terhadap Indonesia, juga bisa ditangkal dengan kehadiran Cyber Army TNI sebagai matra ke-4.

Belum lagi jika ancaman datang dari luar negeri. Ancaman tersebut berupa intervensi negara-negara asing terhadap kedaulatan NKRI. Indikasinya sudah kuat, yakni adanya penyadapan yang dilakukan Amerika Serikat terhadap beberapa negara, termasuk Indonesia.

Informasi penyadapan di Kedutaan Besar Amerika Serikat menjadi alasan, TNI harus memperkuat diri di bidang teknologi informasi. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki sumber daya alam yang sangat kaya. Penyadapan itu menjadi ancaman terhadap kedaulatan negara.

Syarat utama yang harus dikuasai Cyber Army TNI adalah penguasaan terhadap sistem komunikasi yang tangguh dan penempatan radar-radar canggih di wilayah pertahanan perbatasan. Setelah menguasai sistem teknologi informasi yang memadai, Cyber Army TNI juga perlu dukungan penempatan persenjataan jarang menengah dan jauh.

Perpaduan antara teknologi informasi dan sistem persenjataan ini bisa mengacu pada angkatan bersenjata Cina. Negara Tirai Bambau itu memiliki strategi pertahanan kewilayahan daratan yang luas, dan lautan/pantai yang relatif kecil tapi terpadu.

Laut Natuna Disisir TNI, Amankan Bom Sisa Latihan

http://static.liputan6.com/201304/tni-al130411c.jpg

TNI AU menggelar latihan Angkasa Yudha 2013 di Pulau Natuna, Riau. Dalam latihan tersebut, sejumlah pesawat tempur memuntahkan puluhan rudal ke sasaran yang berada di laut Natuna. Menurut Kepala Staf TNI AU (KSAU) Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, untuk menghindari hal yang tak diinginkan, tim akan diterjunkan untuk menyisir lokasi latihan.

"Kita punya tim demolisi. Kita minta dari AL karena di laut, mereka sudah ngirim untuk meyakinkan semua sisa bom itu meledak dan sudah diamankan dan tidak meledak lagi," kata Ida Bagus di Lanud TNI AU Ranai, Pulau Natuna, Riau, Kamis (31/10/2013).

Untuk itu, kata dia, masyarakat agar tidak mendekat lokasi latihan hingga benar-benar dinyatakan aman oleh petugas.

"Dan saya harapkan juga masyarakat di sini, mengikuti instruksi dari aparat kami. Sebelum selesai melaksanakan demolisi, jangan sampai ada yang mendekati lokasi. Nanti akan saya lihat, yakin bahwa setelah latihan itu semua area akan kembali normal lagi," ucap dia.

Pada 3 Mei 2013 lalu, dua warga tewas dan empat lainnya luka setelah sisa bom yang digunakan dalam latihan gabungan TNI di Lumajang, Jawa Timur, meledak

Korban luka menuturkan bom sisa latihan gabungan TNI pada Jumat 2 Mei 2013 lalu meledak saat ia dan 5 orang lainnya tengah membongkar bangunan yang dijadikan target latihan tersebut.

Rabu, 30 Oktober 2013

Latihan Perang di Natuna, TNI Meminta Izin ke Singapura

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/6/62/Purnomo_Yusgiantoro_2011.jpg

Latihan tempur pasukan TNI AU di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, harus mendapat izin otoritas Singapura. Pasalnya, jalur penerbangan komersial di Natuna dikuasai Negara Singapura.

"Saya pernah menanyakan itu ke Kementerian Perhubungan, pada tahun berapa itu mereka belum siap baik dari alat maupun sumber dayanya," kata Menteri Pertahanan (Menhan), Purnomo Yusgiantoro, Rabu (30/10/2013).

Atas kondisi tersebut maka jalur penerbangan sipil ditangani Negara Singapura. Kendati demikian, penerbangan militer dan patroli keamanan di Natuna tetap di bawah kendali TNI AU.

"Ya seperti itu keterangan Menteri Perhubungan. Namun kalau dari segi pertahanan, kami selalu melakukan patroli-patroli," tambahnya.

Sementara itu, Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia mengatakan, telah mengirimkan izin terbang kepada otoritas Singapura, untuk menggelar latihan tempur.

Pasalnya, pada latihan tersebut banyak melibatkan pesawat tempur yang lalu lalang di atas perairan Kepulauan Riau.

"Kita buat notem (notice airman) kepada Singapura untuk semua jenis pesawat yang kita gunakan latihan," ujarnya.

Dia berharap, ke depan jalur penerbangan sipil yang dikuasai Singapura dapat ditangani Indonesia untuk memudahkan fungsi pertahanan. Kendati demikian, pihaknya saat ini telah melakukan tugas menjaga kedaulatan negara.

"Berharap agar itu bisa di-handle oleh kita Bangsa Indonesia agar memudahkan untuk pertahanan," tandasnya.

Kabar Terakhir Rencana Pembuatan Tank Tempur Indonesia - Turki

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBAJPImt-l-xLbFLoMwDPqw4RoPT-N2BRgj2iqWd_jSVtpIAbbCPwAXRftzR-1xPXNbRThC7pBXKTaLlgCcskaFjpJltiCuGpgf4qhwibNs8KXtr7lkeI9xOtRvvHXx_4XJnZMStjwjG0w/s400/Tank+Medium_Pindad.JPG

Pemerintah Indonesia dan Turki sepakat menjalin kerja sama dalam pembuatan tank. Kesepakatan itu diikat dalam nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani di sela kegiatan Pameran Industri Pertahanan Internasional (IDEF) ke-11 di Istanbul, Turki, pada Mei lalu.

Salah satu poin yang tertuang di dalam MoU itu adalah pemerintah kedua negara akan mendesain satu prototipe tank terlebih dahulu. “Saat ini proses pengerjaan baru sebatas pembuatan protipe tank. Setelah desain tank selesai dibuat, maka rencananya akan diproduksi massal dan digunakan bagi milter di kedua negara,” ujar Duta Besar Turki untuk Indonesia Zekeriya Akcam kepada VIVAnews, 29 Oktober 2013, di Hotel Shangri-La dalam perayaan Hari Nasional ke-90 Turki.

Zekeriya berharap prototipe tank akan selesai dibuat setelah Turki menggelar pemilu tahun depan. “Desain tank akan diungkap ke publik setelah Turki selesai menggelar pemilu pada Juli 2014. Kebetulan Indonesia dan Turki sama-sama akan menggelar Pemilu Presiden di waktu yang sama,” kata Zekeriya.

Pembuatan tank ini rencananya akan melibatkan dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI, yakni PT Pindad dan PT LEN. Salah satu perusahaan asal Turki, ASELSAN, merupakan mitra dari PT LEN yang sudah memiliki pengalaman memproduksi peralatan di bidang pertahanan dan keamanan. Sementara dari pihak Turki, proyek ini akan ditangani oleh FNSS Defense System.

Tanam investasi
Zekeriya juga mengatakan, dua perusahaan besar Turki akan menanamkan investasi di Indonesia. Perusahaan itu bergerak di bidang pengeboran dan pertambangan, serta produksi mesin pendingin dan mesin cuci. “Mereka telah melakukan survei selama hampir empat tahun untuk menentukan tempat investasi. Untuk perusahaan pertambangan dan pengeboran dari Turki, mereka baru memperoleh izin di Agustus lalu,” kata Zekeriya. Perusahaan itu akan mulai melakukan pengeboran di Pulau Sumatera.

Sementara untuk perusahaan produsen mesin pendingin dan mesin cuci dari Turki, sudah siap memproduksi produknya karena telah menemukan mitra lokal.

Namun, ujar Zekeriya, lebih banyak perusahaan Turki yang lebih memilih untuk melakukan hubungan dagang di Indonesia ketimbang berinvestasi. Penyebabnya adalah nilai tukar mata uang yang tak stabil dan birokrasi yang rumit. “Terlalu banyak perjuangan dan birokrasi untuk bisa memperoleh izin usaha di Indonesia,” kata dia. Dalam neraca perdagangan, Indonesia masih mengalami defisit dari Turki pada tahun 2012. Zekeriya mengatakan nilai perdagangan dari Indonesia ke Turki mencapai US$1,5 miliar, sedangkan dari Turki ke Indonesia mencapai US$250 miliar.

Prototype Tank Buatan Indonesia, Medium SBS Pindad

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsGUN36p0M3fQHTjbJxCCPJ50ESbN1OM0KHqN-IxLu5-U8_-K-6jfmI9jwI9MTUlFTrO9s_CKChamf3TknA9Ak1a8Q10ztBz36l780WWL3zkTCgul-6HWSyUmuijd9v2SlgBRPVQ0EW-Q/s1600/mediumtankpindad.jpg

PT Pindad (Persero) siap meluncurkan tank asli buatan Indonesia yang pertama ke publik. Tank ini sekarang masuk ke fase pematangan model prototype atau purwarupa tank tipe medium di pusat pengembangan.

Dari gambar yang diteroleh detikFinance, tampilan body terlihat mirip panser Anoa 6X6. Kepala Departemen Humas dan Hukum PT Pindad Tuning Rudiyanti menjelaskan medium tank karya Pindad ini memang masih perlu penyempurnaan.

"Nah, kalau tank itu kita mulai dari kelas medium. Sekarang untuk tank baru masuk di litbang. Secara fisik iya sudah jadi tapi kalau teknis baru setengahnya. Ini bisa dilihat di Pindad. Ini benar-benar karya Pindad," ucap Tuning kepada detikFinance Rabu (30/10/2013).

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaZUD75SPUAbLP1rxLOXNt4msCPHYwoVPw9yihICJlAJ4Mp0tVBGnYULFqLQHUESHFuX8QnKYeEZvoRhDfyuNsPMPp7ZqRtse9cJKDNMja174iHCgfbe7McmUaEZnVK1TyetFdfi9HJ4w/s400/tank-medium-pindad.jpg

Tank ini merupakan loncatan dari pengembangan panser Anoa dan kendaraan taktis Komodo. Ketika prototype tank bernama SBS ini tuntas, produsen senjata dan kendaraan tempur pelat merah ini siap melanjutkan ke proses sertifikasi di Kementerian Pertahanan."Nanti kalau sudah jadi prototype diajukan sertifikasi baru diproduksi," jelasnya.

Tank produksi bangsa Indonesia ini, bisa disejajarkan dengan tank kelas medium seperti Marder. Selain mengembangkan tank sendiri, Pindad juga ikut membantu Kementerian Pertahanan Indonesia bersama Turki mengembangkan medium tank.

TNI Gencar Patroli Perbatasan Darat dan Laut

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1x5AxayskvVTkjdH_FV6z2yK6QU8NUk3wXjg3DGRZuIm_jblsWj1kDLszJYsy7vIoP_Pu_2cr7DagyrpMKO0D8kFAWgBN7Aw8dS7GhOcyr9lVe1-YESUttV_yU2BUoXF9eO7q00ToH27F/s1600/linud+2.jpg

Guna menjaga utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia, berbagai cara dilakukan TNI. Di antaranya dengan melakukan patroli darat dan laut. Berbagai kegiatan seperti patroli di pulau-pulau terdepan yang berbatasan langsung dengan negara Australia dan Timor Leste digelar penjaga perbatasan negara dari TNI Kodam XVI Patimura.

Patroli yang dipimpin langsung Panglima Kodam XVI, Mayor Jenderal Eko Wiratmoko ini menghadapi berbagai rintangan dan tantangan. Cuaca ekstrim, intaian badai hingga terpaan gelombang tinggi akan terus dilalui guna menjaga perbatasan negara.

Para prajurit TNI itu akan menyusuri 3.000 mil di perbatasan perairan indonesia dengan Timor Leste dan Australia.

Mayjen TNI Eko Wiratmoko terlihat menyambangi sejumlah Pos Satgas, serta Koramil pulau-pulau terluar di wilayah kerja Kodam XVI Patimura seperti pulau Lirang Pulau Romang, Pulau Leti, Pulau Wetar dan pulau disekitar Provinsi Maluku yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste.

Mayjen TNI Eko Wiramoko juga menyempatkan memeriksa peralatan senjata yang dimiliki personel di perbatasan. Hal itu dilakukannya untuk memastikan kekuatan TNI di garis depan negara, jika diganggu negara asing.

Puluhan Pesawat Tempur TNI AU Beraksi di Natuna

http://static.liputan6.com/201310/pesawat-tempur-tni-131018c.jpg

Rombongan peserta latihan berangkat dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur Rabu (30/10/2013) sekitar pukul 06.30 WIB dan tiba di Lanud Ranai, Riau, pukul 08.05 WIB dengan menggunakan pesawat Boeing 737.

Dalam rombongan, tampak Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro yang saat tiba di Banda Ranai disambut Tarian persembahan.

Latihan Puncak Angkasa Yudha 2013 merupakan latihan akumulasi dari latihan tingkat personel, satuan dan antarsatuan. Latihan ini untuk menguji kesiapsiagaan satuan sekaligus menguji doktrin operasi udara dalam menanggulangi kontijensi. Tujuannya, untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan tempur personel Komando Operasi TNI AU I (Koopsau I), Koopsau II, Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas), Korps Pasukan Khas TNI AU (Korpaskhas) dan dinas terkait.

Operasi udara yang akan dilaksanakan terdiri atas operasi pertahanan udara, pengintaian udara strategis, serangan udara strategis, operasi khusus, penerjunan pengendali tempur, pengintaian udara, operasi lawan udara opensif, serangan udara langsung (SUL).

Selain itu, operasi perebutan dan pengendali pangkalan udara (OP3U), bantuan tembakan udara (BTU), Air Landed, SAR Tempur, Pengungsian Medis Udara (MPU), Operasi Dukungan Udara serta Operasi Informasi yang meliputi Operasi Public Affair, Operasi Psikologi, Kontra Opini, Perang Elektronika dan Cyber Warfare.

Pesawat tempur yang dilibatkan antara lain 8 pesawat Hawk 109/209 di Lanud Supadio, 6 SU-27/30 Sukhoi dan empat F-16 di Batam, 4 Super Tucano dan 1 Flight Hawk MK-53 di Lanud Supadio.

Sedangkan satuan dukungan tempur meliputi 9 pesawat C-130 Hercules di Lanud Halim Perdanakusuma, termasuk PMU dan Tanker Udara (KC), satu CN-235, satu CN-295, satu Cassa-212 dan 2 Boeing 737 serta 3 Helikopter SA-330 Puma dan 2 Helikopter EC-120 Colibri.

Selasa, 29 Oktober 2013

Tiga Tucano TNI AU Mendarat Di Lanud Syamsudin Noor

http://www.radarbanjarmasin.co.id//file/berita/2013/10/29/si-moncong-hiu-mampir-di-banjarbaru.jpg

Pemandangan di Lanud Syamsudin Noor, Landasan Ulin, Banjarbaru, Senin (28/10) terlihat berbeda dengan kehadiran tiga pesawat tempur jenis EMB-314 Super Tucano.  Warga yang melintas di depan bandara pun tersedot perhatiannya pada tiga pesawat tersebut, dengan warna militer dan mocong hiu bergigi tajam, ditambah persenjataan siap tempur yang terpasang pada sayap-sayapnya.

“Ini pesawat tempur baru dari Skadron Udara 21 Lanud Abdulrahman Saleh, Malang,” ujar Komandan Lanud Syamsudin Noor Esron SB Sinaga SSos kepada Radar Banjarmasin, Senin (28/10) pukul 12.00 Wita.

Saat itu, Esron hendak melepas keberangkatan pesawat menuju Lanud Supadio Pontianak. Dari Pontianak pesawat ini akan kembali terbang menuju Batam dan Ranai Kepulauan Natuna, dalam rangka Latihan Angkasa Yudha 2013.

“Singgahnya tiga Super Tucano ini juga bagian dari operasi latihan tempur itu,” ujar Esron.

Tujuannya, untuk memastikan kesiapan Lanud Syamsudin Noor sebagai Pangkalan Aju, yakni pangkalan yang dijadikan tempat pesinggahan pesawat TNI AU yang sedang melaksanakan operasi militer.  Sehingga tiga pesawat itu kemarin, hanya sebentar mampir di Lanud Syamsudin Noor. Rombongan pesawat tersebut, dipimpin langsung oleh Komandan Skadron Udara 21 Lanud Abd Saleh Malang, Letkol Pnb James Yanes Singal SE.

Sekadar diketahui, Pesawat Super Tucano ini dibuatoleh pabrikan Embraer Brazil, merupakan pesawat tempur taktis yang dilengkapi dengan teknologi modern yang dapat digunakan untuk berbagai misi, seperti serangan ringan, pengintaian serta dapat dioperasikan pada malam hari, sehingga sangat ideal untuk melaksanakan misi seperti menjaga wilayah perbatasan.

Sistem persenjataan Super Tucano terdiri atas 2 senapan mesin di sayap, kemudian dapat menagngkut lima bom sejenis MK-81 maupun MK-82, Cluster dan bom dengan pemandu laser.
Selain tiga pesawat tempur yang menggunakan baling-baling ini, kemarin juga mampir Helikopter Puma SA-330 dan dua pesawat Hercules C-130, untuk mendukung operasi tiga pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano.

TNI AU tambah alutsista Helikopter Couger

http://muslimdaily.net/file/Jenis%20Helikopter%20ec725-cougar1.jpg

TNI AU pada tahun ini akan menambah lagi alat utama sistem persenjataan (alutsista) pesawat tempur.  Baik untuk melengkapi yang sudah ada maupun yang baru. Khusus untuk alutsista yang baru yaitu Helikopter Couger. Selain Helikopter Couger, alutsista yang segera akan datang, yaitu  pesawat tempur T50 dan Supertucano.  

“Untuk pengadaan kami harapkan dalam waktu dekat ini,” ungkap KSAU Marsekal TNI IB Putu Dunia usai upacara prasetya perwira (Praspa) dan Wingday di lapangan Jupiter Lanud Adisutjipto, Yogyakarta, Selasa (29/10/2013).

Sedangkan untuk pengadaan peluru kendali (rudal) penangkis serangan udara Oerlikon pengadaannya baru dapat dilakukan tahun depan. Rudal Oerlikon rencananya akan ditempatkan di beberapa daerah, yaitu Jakarta, Pontianak, Makasar, dan Yogyakarta. Untuk Yogyakarta di Mako Paskhas Yogyakarta. 

Untuk kepentingan tersebut, saat TNI AU sedang mempersiapkan fasilitas dan sumber daya manusia (SDM), yang akan mengawaki alutsista tersebut. “Pengadaan alutsista ini merupakan program kelanjutan pembangunan TNI AU,” terangnya.

Terutama para penerbang yang mengawaki pesawat militer, baik tempur, angkut maupun helikopter. Pemenuhan penerbang pesawat militer sendiri akan disesuaikan dengan kebutuhan. Namun untuk penerbang militer ditargetkan tiap tahun mampu menghasilkan 40 penerbang. “Untuk pemenuhan ini melalui Sekbang reguler maupun dari PSDP,” jelasnya.

Ceko Tawarkan Produk Sistem Pertahanan Radar Dan Kerjasama ke RI

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgANZeewAKK0_-FY31t-vFpS5XCOdwZk0mxyTve-wkusrg8Le7rzDDjzWuN37gkLXgTftgARHNt0gzC68tmtfNYe4RMLnaMtnsx1F85fcuepvv7BJDxpsbWMnCs149YA-v_0BFP5FzuyQf6/s1600/RADAR+1.jpg

Duta Besar Republik Ceko untuk Indonesia, Thomas Smetanka, mengatakan, pihaknya kini sedang menjajaki kerja sama dengan militer RI terkait teknologi pertahanan berupa radar. Ceko memang sudah dikenal memiliki catatan yang baik soal teknologi radar, terutama radar pasif ERA Ceko.

Hal itu diungkapkan Smetanka yang ditemui media di kediamannya, Menteng, Jakarta Pusat, pada Senin malam, 28 Oktober 2013 dalam perayaan hari jadi ke-95 Republik Ceko. Namun, Smetanka tidak ingin menyebut nilai dari kontrak tertentu terkait kerja sama di bidang pertahanan ini.

"Ada beberapa perusahaan Ceko yang menawarkan teknologi pertahanan kepada militer Indonesia. Salah satu teknologi yang coba dijual yakni radar pasif yang dapat digunakan untuk memantau wilayah udara. Kami juga memiliki radar untuk menara pemantau lalu lintas udara [ATC]," ungkap Smetanka.

Selain teknologi radar, Smetanka melanjutkan, masih ada pula kemungkinan kerja sama pembelian senjata ringan. Namun, Smetanka enggan memaparkan lebih lanjut teknis kerja sama di bidang pertahanan itu.

"Saya tidak dapat memaparkan hal tersebut secara spesifik, karena masih dalam tahap penjajakan," kata dia.

Kerja sama di bidang radar itu dicetuskan saat Presiden Republik Ceko, Vaclav Klaus berkunjung ke Indonesia pada Juli 2012. Terkait hubungan bilateral, Smetanka mengaku kedua negara selama ini bersahabat sangat erat.

Kapal Perang Malaysia Berlabuh di Semayang

http://assets.kompas.com/data/photo/2013/10/29/00142862013-10-28-14.08-.17-780x390.jpg

Hubungan antara Indonesia dan Malaysia kerap memanas di banyak soal, mulai dari persoalan militer, tapal batas, hingga urusan sepak bola. Meski demikian, ketika dua kapal perang Malaysia mampir ke Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (28/10/2013) sore, para tentara Diraja Malaysia ini disambut dengan tangan terbuka.

"Ini kunjungan persahabatan agar terjalin hubungan persahabatan yang lebih erat antarsesama angkatan laut. Tidak ada terkait isu-isu politik," kata Komandan Pangkalan AL Balikpapan, Kolonel Laut (P) Ariantyo Condrowibowo.

Seperti halnya dilakukan tentara angkatan laut (AL) negara-negara lain, tutur Ariantyo, bahwa kunjungan serupa merupakan salah satu dari tiga fungsi utama AL. Selain itu, terdapat fungsi penegakan hukum dan kekuatan pertahanan.

"Dan, ketiga ini diplomasi. Kedatangan mereka ini adalah diplomasi untuk membangun kepercayaan antarsesama angkatan laut," kata Ariantyo.

Ratusan tentara Malaysia datang dengan dua kapal perang, Senin sekitar pukul 15.00. Mereka membawa KD-Perak 173 jenis Corvette dengan 69 anak buah kapal (ABK). KD Perak dipimpin Letkol Muhamad Hasrulsah bin Abdul. Kapal Malaysia ini dilengkapi persenjataan tempur yang mampu mengantisipasi serangan udara, laut, dan bawah laut.

Datang bersamaan dengan KD-Perak, kapal jenis patroli dengan nama lambung KD-Todak 3506 yang membawa serta 35 ABK. Todak dikomandani oleh Mayor Jamari bin Katimin. Mereka tiba dan merapat di pelabuhan kapal laut Semayang.

Sejumlah pemimpin dari pangkalan AL, Angkatan Udara di Balikpapan, Kodim, dan Polresta Balikpapan turut hadir menyambut kedatangan kapal. Kedua pimpinan kapal menerima pengalungan bunga sesaat turun dari kapal.

"Di sini nanti akan ketemu pejabat Balikpapan dan Kaltim. Mereka dalam kunjungan selama tiga hari," kata Ariantyo seusai pengalungan bunga.

Malaysia Bangun 6 Kapal Perang Kelas Gowind

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhR-4UlGqVRID3oLe1YePqiUpwfnNKT_6xr-baFh2bmGUN7P8Jo4HuhNVa9dRBjisQHSBjHuGUqkf9gmz4s0XhJZcWvVJnE0LjtzhDABrB0R9SA1InwAnGiRZzp90kEHF_zZ9cxMg7tf20/s1600/gowind.jpg

Boustead Heavy Industries Corporation BHD (BHIC) mengumumkan bahwa pada awal Oktober lalu perusahaan asosiasinya Boustead Naval Shipyard, Malaysia, telah menerima konfirmasi dari Kementerian Pertahanan Malaysia untuk kontrak 10 tahun senilai RM 9 miliar (sekitar Rp 31,8 triliun) untuk membangun enam Kapal Patroli Generasi Kedua (Second Generation Patrol Vessel /SGPV) sebagai bagian dari program Kapal Perang Litoral (Littoral Combat Ship/LCS) Malaysia.

"Perusahaan ingin memberitahukan bahwa pada 1 Oktober 2013, Boustead Naval Shipyard Sdn Ghd (BN Shipyard) telah menerima pembaruan letter of acceptance (LOA) yang bertanggal 27 September 2013 dari Kementerian Pertahanan Malaysia untuk kontrak merancang, membangun, melengkapi, menguji dan mengirimkan enam unit kapal patroli generasi kedua dengan kemampuan kombatan untuk Tentera Laut Diraja Malaysia," kata BIHC dikutip Bursa Malaysia.

Dengan LOA tersebut, Departemen Pertahanan Malaysia mengonfirmasi bahwa nilai kontrak adalah RM 9 miliar untuk kontrak selama 10 tahun, terhitung sejak 29 Desember 2011 hingga 28 Desember 2021. Selain itu, Kementerian Pertahanan juga mengonfirmasi bahwa akan membayar uang muka lebih dari RM 700 juta untuk BN Shipyard.

Kapal patroli (atau kapal peronda-Malaysia) masa depan Tentera Laut Diraja Malaysia ini akan dirancang berdasarkan kapal kelas Gowind dari galangan kapal Perancis DCNS, yang akan dilengkapi dengan sistem berikut:
     - BAE Systems Bofors 57mm stealth main gun
     - SETIS combat management system
     - Rheinmetall Fire Control Systems (TMX/EO Mk2 and TMEO Mk2)
     - MTU engines.

Menurut rumor di BN Shipyard, panjang LCS Malaysia ini adalah 111 meter dengan bobot perpindahan sekitar 3.000 ton dan akan dilengkapi dengan:
     - Thales Smart-S Mk2 radar
     - Thales Captas 2 towed array sonar
     - MSI-Defence 30mm guns
     - MBDA Mica VL for air defense in VLS cells
     - MBDA MM40 Exocet BlkIII anti-ship missiles

Desain Baru KFX-E Dari KAI

http://arc.web.id/images/stories/artikel/KFX-E_KoreanAerospaceIndustries.jpg

Pabrik pesawat asal Korea Selatan, Korea Aerospace Industry, kembali mempublikasikan desain baru dari KFX. Desain baru ini mirip dengan yang pernah dipublikasikan pada pertengahan tahun lalu, namun kali ini memiliki 2 sirip tegak. Alhasil, tampilan KFX-E (demikian sebutannya), sangat mirip dengan F-35. Hal ini pun menampik dugaan KFX-E merupakan pengembangan dari FA-50.

Selain itu, dari segi dimensi, KFX-E terlihat lebih besar dibanding T-50 dengan bobot kosong sekitar 9,3 ton. Bahkan, desain ini lebih besar dibanding F-16 sekalipun. Namun demikian, desain ini tetap lebih kecil dibanding desain KFX sebelumnya yaitu C-103 dan C-203, yang merupakan desain dari Badan Litbang Korsel (Agency for Defence Developement).Meski begitu, desain KFX-E memang mirip dengan desain C-103, namun dengan mesin tunggal.

http://arc.web.id/images/stories/artikel/KF-X-KAI%20small.jpg

Berbeda dengan C-103, pada KFX-E tidak menyertakan penyimpanan senjata internal. Pada desain KFX-E juga pylon senjata hanya terdapat 9 buah, sementara pada desain C-103 ada 10. Hal ini pun membuat KFX-E kurang stealatih dibanding desain C-103, meski konfigurasi 2 fin dipercaya mampu mereduksi radar cross section.Selain itu, untuk menghemat biaya, KFX-E akan banyak menggunakan teknologi yang telah ada dan terbukti pada FA-50. Diantaranya Flight Control, elektronik, auxiliary powerr, hingga roda pendarat.

Namun seperti dikutip Aviationweek, KAI meyakinkan KFX-E bukanlah pengembangan dari FA-50. Pasalnya, Korsel tidak diperkenankan memodifikasi FA-50 tanpa seijin Amerika Serikat. Desainer KAI sendiri diduga belum mengerjakan desain KFX-E sedetail yang telah dikerjakan tim ADD. Namun demikian, KAI masih punya banyak waktu, pasalnya pemerintah Korsel sendiri tampak tidak terburu-buru dalam proyek KFX.

Senin, 28 Oktober 2013

Serangan Balasan, Israel Luncurkan 2 Rudal ke Gaza

http://static.liputan6.com/201310/roket-israel-131028-b.jpg

Serangan udara Israel menghantam wilayah timur Jalur Gaza, Palestina, beberapa jam setelah 2 roket ditembakkan ke wilayah negeri zionis. Ini adalah kali pertamanya serangan udara dilancarkan ke Gaza dalam kurun waktu lebih dari 2 bulan.

Saksi mata warga Palestina mengatakan, serangan menargetkan tempat latihan yang digunakan anggota Beit Lahiya sayap bersenjata Hamas yang berkuasa di Gaza. Tak ada korban luka apalagi tewas dilaporkan akibat serangan tersebut.

Pihak militer Israel menyebut, 2 roket yang menghantam Gaza adalah serangan balasan. "Sebagai respons atas serangan roket ke wilayah Israel, IDF (pihak militer) menargetkan 2 roket ke Gaza," demikian pernyataan militer Israel, seperti dimuat Al Arabiya, Senin (28/10/2013).

Senin dini hari, militer Israel mengatakan, dua roket yang ditembakkan ke Gaza tak menimbulkan kerusakan atau korban. Serangan dilakukan setelah Israel menyetujui pembebasan 26 tahanan Palestina yang akan dilepas pada Selasa besok. Itu akan jadi pembebasan tahanan kedua berdasarkan ketentuan dari pembicaraan perdamaian langsung yang didukung AS yang dimulai pada akhir Juli -- setelah absen hampir 3 tahun.

KRI Cut Nyak Dien - 375 Laksanakan Operasi Taring Pari

http://koarmabar.tnial.mil.id/Portals/0/BERITA/2013/Oktober/28%20Oktbr%20Kedatangan%20KRI%20CND-375.jpg

KRI Cut Nyak Dien - 375 salah satu unsur dibawah kendali operasi Gugus Keamanan Laut Komando Armada RI Kawasan Barat (Guskamla Koarmabar) yang sedang melaksanakan operasi Taring Pari merapat di Dermaga Teluk Bayur, Padang, Kamis (24/10).

Kedatangan KRI Cut Nyak Dien - 375  tersebut disambut oleh Asisten Operasi (Asops) Danlantamal II Padang Kolonel Laut (P) Robertus T Waskito, S.E., Asisten Intelijen (Asintel) Danlantamal II Letkol Laut (E) Iin Sabirin, Para Perwira staf, Bintara dan Tamtama Lantamal II Padang.

KRI Cut Nyak Dien - 375  yang dikomandani Letkol Laut (P) Oke Dwiyana Pribadi merupakan Kapal jenis Korvet kelas Parchim dibawah Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Komando Armada Barat (Koarmabar) yang saat ini tergabung dalam kegiatan Operasi Taring Pari 2013 di wilayah perairan barat Indonesia. Selain itu, kedatangan kapal perang tersebut di Padang direncanakan juga untuk pengamanan pejabat VVIP.

Kapal perang yang dibuat di Jerman Timur ini merupakan kapal perang Korvet kelas Parchim yang memiliki fungsi utama sebagai penghancur kapal permukaan dan juga sebagai pemburu kapal selam dengan mengandalkan persenjataan torpedo.

Selama sandar di Dermaga Teluk Bayur Padang, KRI Cut Nyak Dien - 375  melaksanakan kegiatan bekal ulang (Bekul) antara lain pengisian bahan bakar, pengisian air tawar dan pembekalan bahan basah guna mendukung kegiatan operasi selanjutnya.

Minggu, 27 Oktober 2013

China Singkap Armada Kapal Selam Nuklirnya

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVTSfgXdlFPo7NrQKqRlsHsPCDeuIfnCytXSnLkmNb_FpefGDN3dmgkrrrO4Xk30_u9w1UH8IF_iIrnRmqYSkH4yXy5PkK6Rvl_xWa3J7l9KkPHuQrfd0QnoflwLd9mK4iROMM8MeQLLKv/s1600/jin_class.jpg

Selama lebih dari 40 tahun, armada kapal selam nuklir China diselimuti misteri. Namun, kini negara itu meluncurkan generasi lebih tua dari kapal-kapal itu, yang dapat menembakkan roket perusak dari bawah laut. China menyingkapkan armada itu, yang merupakan salah satu program militer paling rahasia, untuk pertama kalinya dalam empat dekade sebagai tanda kekuatan dan kepercayaan diri yang sedang bertumbuh.

Dalam sebuah upacara hari Minggu (27/10/2013), para pelaut melakukan penampilan di sejumlah kapal selam bersenjata nuklir itu di lepas pantai Qingdao di Provinsi Shandong, China timur. Mereka ambil bagian dalam latihan keamanan, simulasi pertempuran militer, dan serangkaian latihan. Mereka juga bisa terlihat mengangkut peralatan khusus ke kapal-kapal.

Kapal-kapal selam itu disertai kapal-kapal angkatan laut China dan sejumlah helikopter selama upacara terbuka tersebut. Tentara Pembebasan Rakyat China sedang mencurahkan sumber daya bagi pasukan angkatan laut untuk mengamankan kepentingan maritim dan menegaskan klaim teritorial.

Namun, AS telah menyatakan keprihatinan atas perkembangan militer China, terutama sejak China mulai beroperasi di dalam zona ekonomi eksklusif AS pada Juni lalu.

Awal tahun ini, armada angkatan laut China terlihat berlayar melalui selat internasional antara Jepang utara dan Rusia timur jauh. Dua kapal perusak rudal, yang disertai tiga kapal lainnya, memicu kekhawatiran setelah melewati Selat Soya, yang memisahkan Kepulauan Sakhalin di Rusia dari Pulau Hokkaido di Jepang. Ketika itu, laporan setempat dinilai "tidak jelas" apa alasan armada lima kapal tersebut melakukan perjalanan melalui wilayah itu.

KRI Diponegoro-365 tunaikan tugas terakhir di Lebanon

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxTvkp_mdr1PDPBMaSqjbb-Qa83dMGB85Wx3ZiiEQ9qOW5cOfzel-GuoHeIv-1DVKFni4StQSaAq0XDe81Is-lYYwDVdh0mkw43aBngr9-Y_Vv5AZZ68tP9Fv8cIEqZsnC3J39imx4lLc/s1600/KRI-Diponegoro-365.jpg

Kapal perang kelas korvet terbaru Indonesia, KRI Diponegoro-365 yang tergabung dalam Satuan Tugas Maritim UNIFIL/2013 menunaikan tugas terakhirnya dalam misi perdamaian dunia di Lebanon, sebelum kembali ke Indonesia pada awal November mendatang.

Perwira penerangan satuan tugas itu, Letnan Satu Pelaut Nursalim, dalam surat elektronik diterima di Surabaya, Senin, menjelaskan, tugas terakhir kapal perusak kawal berpeluru kendali itu dilaksanakan di Laut Mediterania pada Minggu (27/10).

Adapun misi terakhir KRI Diponegoro-365 di UNIFIL/2013 itu latihan bekal ulang di laut bersama kolega Italia-nya, ITS Andrea Doria D-533. Pada misi UNIFIL/2013 kali ini, Letnan Kolonel Pelaut Hersan menjadi komandan KRI Diponegoro-365.

Nursalim menyatakan, kapal perang Italia berbobot 6.635 ton yang dilengkapi helikopter Augusta Westland EH-101 Merlin tersebut, baru masuk dalam jajaran UNIFIL MTF di Lebanon pada awal Oktober 2013.

"Pada latihan pembekalan ini, KRI Diponegoro-365 bertindak sebagai kapal pelaksana latihan. Dalam kegiatan latihan, proses pendekatan dilaksanakan secara bergantian oleh kedua kapal," ujarnya.

Bersamaan latihan bekal ulang itu, lanjut Nursalim, KRI Diponegoro-365 juga menerbangkan helikopter BO-105 NV-409 yang bertugas memeriksa kapal kargo yang akan memasuki Pelabuhan Beirut.

"Secara keseluruhan proses latihan berjalan aman dan lancar. Perwira jaga kedua kapal menunjukkan kapabilitasnya dalam manuver kapal untuk melaksanakan prosedur pembekalan di laut secara aman," tambahnnya.

Menurut Nursalim, latihan itu rutin dilaksanakan unsur-unsur UNIFIL MTF pada setiap penugasan.

KRI Diponegoro-365 dijadwalkan kembali ke Indonesia pada 2 November 2013 setelah lebih kurang tujuh bulan bertugas di Lebanon dalam misi perdamaian di bawah bendera PBB.

Selama di Lebanon, kapal perang TNI AL itu telah 26 kali menyelesaikan tugas pengamanan di Laut Mediterania dan wilayah sekitarnya.

Sabtu, 26 Oktober 2013

Tim Verifikasi Mabes TNI Kunjungi Kontingen Garuda di Haiti

http://static.liputan6.com/201310/26102013-garuda.jpg

Tim Verifikasi Mabes TNI yang beranggotakan empat orang dibawah pimpinan Kolonel Pnb Ishak Dunggio yang kesehariannya menjabat sebagai Wakil Komandan PMPP (Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian) TNI, mengunjungi Satuan Tugas Kompi Zeni (Satgas Kizi) TNI Kontingen Garuda XXXII-B/MINUSTAH (Mission des Nations Unies pour la Stabilisation en Haiti) di Haiti.

Kunjungan Tim Verifikasi Mabes TNI adalah untuk meninjau kondisi material, alat peralatan serta kendaraan yang dimiliki oleh Kontingen Garuda yang sedang melaksanakan misi sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian PBB di Haiti. Diharapkan dari hasil peninjauan diperoleh data yang valid tentang kondisi seluruh material, alat peralatan dan kendaraan guna melengkapi bahan laporan serah terima dengan kontingen Satgas Kizi TNI yang baru serta sebagai laporan kepada satuan atas tentang kebutuhan barang yang diperlukan bagi pelaksanaan operasional Satgas Kizi TNI di daerah penugasan nantinya.

Rombongan Tim Verifikasi Mabes TNI tiba di Bandara Udara Internasional Toussaint Louverture, Port Au Prince – Haiti, Rabu (23/10/2013) pukul 13.15 waktu setempat. Kedatangan rombongan disambut langsung oleh Komandan Satgas Kontingen Garuda XXXII-B/Minustah Letkol Czi Arief Novianto dengan didampingi Kapten Laut (P) Arief Setywan selaku Pasi Intel dan Lettu Czi Ridwan SH selaku Pa Seksi Logitik Satgas.

Sebelum bertolak menuju Bumi Garuda Camp yang merupakan markas Satgas Kizi TNI Kontingen Garuda XXXII-B/Minustah di Gonaives-Haiti, rombongan tim beserta Komandan Satgas melaksanakan courtesy call dengan Deputy Force Commander, Brigadir Jenderal Gabriel Jorge Gurrero di ruang kerjanya, Delta Camp, Port Au Prince – Haiti. Setibanya di Bumi Garuda Camp-Gonaives, rombongan disambut oleh Wadansatgas dengan didampingi oleh seluruh perwira satgas.

Keesokan harinya, Tim Verifikasi Mabes TNI menerima paparan dari Komandan Satgas Kizi TNI Letkol Czi Arief Novianto tentang situasi dan hal-hal menonjol dari Satgas Kizi TNI Kontingen Garuda XXXII-B/Minustah di Haiti. Paparan ini lebih dititikberatkan untuk membahas hal-hal yang menonjol di bidang logistik. Kegiatan dilanjutkan dengan meninjau kondisi alat peralatan, kendaraan dan sarana serta akomodasi yang dimiliki oleh Satgas Kizi TNI.
 
http://static.liputan6.com/201310/26102013-garuda1.jpg

Sebelum rombongan Tim Verifikasi Mabes TNI bertolak kembali ke Port Au Prince, Wakil Komandan PMPP TNI selaku Ketua Tim Verifikasi Kolonel Pnb Ishak Dunggio berkesempatan memimpin pelaksanaan apel pagi. Dalam kesempatan tersebut, Wakil Komandan PMPP TNI berpesan bahwa keberhasilan yang telah dicapai Satgas Kizi TNI Kontingen Garuda akan mengangkat nama dan integritas Bangsa Indonesia di dunia internasional dan prestasi ini agar tetap terus dipertahankan.

Pakistan Siap Ekspor 5-7 Jet Tempur JF-17 Thunder Tahun Depan

http://img.defencetalk.com/pictures/data/3231/medium/JF-17thunder-pak-china.jpg

Sebagai pemain baru dalam urusan ekspor pertahanan, Pakistan kini menyatakan siap untuk menjual lima hingga tujuh jet tempur JF-17 Thunder hingga tahun depan. Namun tidak disebutkan apakah sudah ada tawaran kontrak atau belum.

"Pakistan sejauh ini sudah memproduksi 45 pesawat (JF-17)," kata Menteri Pertahanan Federal Rana Tanveer saat memberikan briefing mengenai proyek pertahanan Pakistan.

PAC JF-17 Thunder atau CAC FC-1 Xiaolong adalah jet tempur ringan, bermesin tunggal, dan memiliki fungsi multi-peran yang dikembangkan bersama oleh Angkatan Udara Pakistan, Pakistan Aeronautical Complex dan Chengdu Aircraft Industries Corporation China.

Menteri lebih lanjut mengatakan bahwa saat ini pembangunan helikopter juga sedang berlangsung di Pakistan Aeronautical Complex, pabrik senjata udara utama Pakistan.

Jumat, 25 Oktober 2013

Menhan Pastikan Indonesia Tidak Disadap AS

http://energitoday.com/uploads//2013/10/sby.jpg

Amerika Serikat melalui lembaga National Security Agent (NSA) dirumorkan menyadap komunikasi 35 kepala negara secara diam-diam. Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro menegaskan tidak ada soal penyadapan tersebut, termasuk penyadapan terhadap Presiden RI. "Tidak ada ke kita soal penyadapan itu, bisa dipastikan," kata Purnomo di Istana Negara, Jalan Veteran, Jakarta, Jumat (25/10/2013).

Purnomo yakin kalau Indonesia tidak disadap karena mempunyai lembaga intelijen. Lembaga itu diyakini Purnomo tidak mudah diterobos oleh pihak manapun. "Kita punya Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg), jadi tidak ada," imbuhnya. Sementara itu, Menko Polhukam Djoko Suyanto menilai berita penyadapan oleh NSA hanyalah isu lama yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.

"Dari Dulu isunya begitu terus tidak bisa dipertanggungjawabkan. Intinya tidak ada," tuturnya. Rumor soal penyadapan komunikasi 35 kepala negara ini muncul menyusul kehebohan rumor penyadapan AS terhadap percakapan telepon Kanselir Jerman Angela Merkel. Gedung Putih telah menyampaikan bantahan soal itu, namun Merkel tetap meminta Obama untuk menjelaskan secara langsung terhadapnya.

Dokumen rahasia yang diberikan oleh pembocor intelijen AS Edward Snowden menyebutkan, Badan Keamanan Nasional AS (NSA) bekerja sama dengan sejumlah departemen dalam pemerintahan AS untuk mengamankan nomor-nomor telepon sejumlah kepala negara. Memo yang dikeluarkan oleh NSA pada tahun 2006 lalu mengindikasikan, NSA rutin melakukan penyadapan percakapan telepon sejumlah pemimpin dunia. Namun tidak disebutkan secara langsung siapa saja pemimpin dunia yang dimaksud.

Pembelian Besar Senjata di Timur Tengah, untuk Menaklukkan Iran?

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWBB3JM4E3dGNewRfg6OeKlnqIjLVCwKTsz_vTxPdZKF8kAzoSa86cHTGQsnvhJ6SbheSbp8-gmUKjExk8_0EoCzCo3Q45KUsjf4724VsbfaIkoyshfKf9gqOsgsUzKVEAMZ92u7M0uuQ/s1600/rudal-harpoon.jpg

Negara-negara di Teluk Persia saat ini sedang memesan senjata dan perlengkapan militer dari Amerika Serikat senilai AS$ 13 miliar. Sekitar setengah dari jumlah itu adalah untuk Arab Saudi, sisanya Kuwait, Irak dan negara-negara Teluk lainnya. Pembelian senjata ini terdiri dari bom pintar dan rudal udara (SLAM ER, Harpoon, JSOW) dalam jumlah yang besar serta miliaran dolar lainnya untuk biaya pemeliharaan dan upgrade peralatan tempur yang sudah ada.

Penjualan besar senjata seperti ini merupakan hal yang tidak biasa di Timur Tengah. Selama tiga tahun terakhir, ekspor senjata tahunan ke wilayah ini rata-rata lebih dari AS$ 60 miliar pertahun dan sebagian besar dikirimkan ke 6 negara kaya minyak anggota GCC (Gulf Cooperation Council). Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Kuwait menjadi pembeli terbesar dan analis menilai alasan utama mereka untuk itu adalah kekhawatiran terhadap Iran.

Meskipun dinilai khawatir akan ancaman Iran, analis menilai pembelian tersebut sangat berlebihan karena bila dibandingkan, untuk menambah atau memelihara alutsistanya, Iran harus melakukannya sendiri atau mengimpor senjata secara ilegal. Ketidakmampuan Iran untuk mengimpor senjata secara resmi ini terkait embargo internasional. Faktanya, pengadaan militer Iran kurang dari 10% dari apa yang dihabiskan mereka (anggota GCC). Namun Iran dinilai memiliki tradisi kuat yaitu bisa berbuat banyak walaupun dengan alutsista yang minim dibandingkan mereka. Analis menilai, terutama di abad terakhir ini, negara-negara arab anggota GCC memiliki catatan tempur yang jauh dari mengesankan. Jadi mereka berusaha melengkapi pasukan dengan peralatan-peralatan tempur terbaik dan berharap untuk yang terbaik pula.

AS hingga saat ini masih menjadi eksportir senjata terkemuka di dunia diikuti oleh Rusia, Perancis, Inggris, China, Jerman dan Italia. Pertumbuhan tajam angka ekspor senjata ini terutama karena dalam dekade terakhir meningkatnya anggaran pertahanan global hampir 50%. Setelah Perang Dingin usai pada tahun 1991, anggaran pertahanan global menurun selama beberapa tahun. Tetapi memasuki tahun 2000 kembali meningkat tajam. Pertumbuhan terbesar terjadi di wilayah Timur Tengah, dimana belanja senjata telah meningkat 62% dalam dekade terakhir. Wilayah dengan pertumbuhan terendah adalah Eropa Barat yaitu 6%. Resesi saat ini mungkin akan menurunkan angka belanja senjata global, namun tampaknya akan segera meningkat kembali karena di beberapa bagian dunia resesi sudah bisa diatasi.

Operasi Intelegen : BIN Endus AD Australia Latih Warga Pantai Selatan

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/c/cc/2RAR_070622-F-1644L-095.jpg

Diam-diam Australia membangun jaringan di Indonesia untuk menghadang laju para imigran gelap. Sebanyak 8 orang dari Angkatan Darat (AD) tentara Australia kini sedang berada di wilayah pantai selatan, di antaranya di perairan Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya dan Pangandaran.

Sumber mengatakan, aksi diam-diam tentara negeri Kanguru itu telah diendus oleh intelijen Indonesia. Ke-8 tentara Australia itu membuat jaringan, semacam agen khusus yang terdiri dari warga wilayah selatan untuk melaporkan setiap ada pelolosan imigran gelap menuju Pulau Christmas.

"Menurut informasi, masyarakat tersebut akan dibayar atau digaji Rp 6 juta per bulan. Yang menjadi catatan dan perlu diwaspadai dan diantisipasi adalah wilayah Sulawesi Selatan karena merupakan salah satu daerah yang dijadikan pelarian imigran gelap," ujar sumber itu.

Namun ketika dikonfirmasi, Kepala Pusat Penerangan TNI Laksda Iskandar Sitompul mengaku tidak tahu soal pelatihan itu. Alasannya, latihan yang dilakukan AD Australia itu tidak melibatkan TNI.

"Saya baru denger. Kalau orang Australia yang ngadain latihan seharusnya tanya ke Kemenlu (Kementerian Luar Negeri), karena mereka pintu gerbangnya," kata Iskandar , Kamis (24/10).

Namun Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Michael Tene tidak menjawab telepon ketika dikonfirmasi terkait dengan masalah tersebut. Pesan pendek yang dikirim ke nomor telepon pribadinya juga tidak dijawab hingga berita ini diturunkan.

Adapun Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Irjen Pol Ronny F Sompie mengatakan belum mengetahui bahwa ada pelatihan melibatkan warga di pesisir pantai selatan pulau jawa. "Saya belum dapat informasi. Mau saya cek dulu," ujarnya.

TNI AD Tambah Pasukan di Perbatasan

http://cdn.sindonews.com/dynamic/content/2013/10/24/25/797997/QLhnwH27hG.jpg

Untuk mengantisipasi penyelundupan narkoba dari jalur perbatasan, TNI Angkatan Darat berencana menambah pasukannya di wilayah terluar republik. Jalur pengamanan yang diperketat itu, terutama berada di Pulau Sebatik.

Pulau Sebatik adalah pulau kecil yang wilayahnya terbelah menjadi dua negara, Indonesia dan Malaysia. Karena kebutuhan masyarakat Sebatik banyak yang dipasok dari Tawau, Malaysia, upaya penyelundupan barang ilegal akan semakin banyak. Untuk itu, wilayah ini rawan dijadikan pintu keluar dan masuknya narkoba jaringan internasional.

Sebelum realisasi penambahan pasukan dilakukan, TNI AD merencanakan pengamanan ekstra ketat di daerah tertentu yang rawan penyelundupan.

“Rencana kami ke depan selain meningkatkan pengamanan di perbatasan, pos-pos tertentu yang dianggap rawan akan kita tambahkan pos di situ. Daerah-daerah yang tidak begitu rawan, kita tarik sebagian pasukan, dan kita masukkan ke pos yang rawan,” kata Komandan Korem 091 Aji Suryanatakesuma Kolonel Inf Nono Suharsono, Kamis (24/10/2013).

Dia menambahkan, Karena di wilayah sebatik banyak sekali titik-titik rawan yang disalahgunakan, pihaknya akan tempatkan prajurit yang terbaik di sana.

Mengenai jumlah personel perbatasan, Nono mengakui memiliki pengaruh terhadap pengamanan di sana. Dengan aparat yang cukup, daerah perbatasan akan aman dari penyelundupan barang ilegal.

“Di perbatasan kami pernah mencegah empat ton lebih gula pasir yang mau diselundupkan ke Kaltim. Kalau itu masuk ke Kaltim tentu akan berpengaruh terhadap pasaran gula pasir di Kaltim. Bisa tidak laku gula pasirnya,” tambahnya.

Untuk kepastian penambahan personel, Nono mengakui belum dilakukan dalam waktu dekat. Namun ia menyatakan upaya penambahan itu akan dilakukan.

“Penambahan personel masih belum, tapi kekuatan Kodim di sana masih 49 persen. Sehingga saya akan mengambil dari wilayah-wilayah lain sehingga kita lengkapi wilayah Kodim di wilayah perbatasan.

Pasukan TNI AD dari Batalyon Infanteri 141 Aneka Yudha Jaya Prakosa dalam waktu dekat akan ditarik dari perbatasan. Pasukan ini nantinya akan diganti oleh Batalyon Infanteri 100 Rider dari Kodam I Bukit Barisan.

Kamis, 24 Oktober 2013

Kesaksian Prabowo Dalam Kerusuhan 1998

http://www.indonesia-2014.com/sites/default/files/images/6images/Prabowo(1).jpg

"Saya justru kecewa dan heran atas temuan TGPF tersebut. Saya telah memberi keterangan panjang lebar kepada TGPF dan saya yakin fakta-fakta jelas menunjukkan bahwa saya justru berjuang sekeras mungkin untuk menenteramkan keadaan,"kata Prabowo dalam suratnya. Pertemuan Prabowo dengan TGPF itu sendiri berlangsung pada 7 September 1998 di rumah kediaman Prabowo Jl.Cendana No.7, Jakarta Pusat. Dari TGPF hadir Bambang W.Suharto, Bambang Widjoyanto dan Rosita S.Noer. Berkaitan dengan surat Prabowo dari Amann tersebut, menjadi sangat menarik mengungkap apa pengakuan rinci Prabowo di depan tiga anggota TGPF itu. Dan inilah pengakuan lengkap Prabowo di depan TGPF:

Pertama saya ingin jelaskan di awal, bahwa seluruh pengamanan memang sudah merupakan sistem ABRI bahwa seluruh operasi pengamanan di bawah kendali komando otoritasnya adalah Pangdam Jaya sebagai Komando Operasi Jaya, sekaligus sebagai Komandan Garnisun. Jadi yang punya otoritas atau semua gerakan pasukan di Jakarta Raya adalah Pangdam Jaya. Hal itu sudah merupakan sistem ABRI integral. Dan hal itu sudah terjadi sejak saya menjadi tentara. Jadi sejak itu yang saya tahu demikian sistemnya.

Pada 12 Mei 1998 antara pukul 19.00-20.00 WIB saya mendapat telepon dari Pangdam Jaya, Mayjen Syafrie Syamsuddin. Kebetulan saat itu saya sedang berada di Bogor. Dari Pak Syafrie itulah untuk pertama kalinya saya mendengar peristiwa Trisakti. Melalui telepon itu Pak Syafrie menceritakan bahwa telah terjadi sesuatu yang gawat.

Pak Syafrie juga menceritakan bahwa yang meninggal mungkin 6 orang, namun itu masih belum pasti. Dari situ kita sudah memperkirakan bahwa situasi di Jakarta akan meledak. Tengah malam itu juga kemudian saya
berangkat ke Markas Kostrad di Gambir. Di markas ketika saya datang, sudah dipenuhi oleh beberapa perwira staf dan saya memberi perintah bahwa markas Gambir supaya disiapkan untuk menerima pasukan karena saya sudah memperkirakan situasi Jakarta akan meledak dan pasti bantuan akan diminta.

Untuk itu markas Gambir harus disiapkan untuk menerima kompi-kompi yang datang. Malam itu pada pukul 24.00 WIB penanganan sudah dilakukan, dan markas Gambir dalam posisi siap. Dan waktu itu saya sudah memperkirakan apa perlu menggeser pasukan ke Gambir. Jadi pada 12 Mei 1998 tengah malam saya sudah melakukan langkah antisipasi. Kemudian pada 13 Mei 1998 kita sudah mengikuti atau memonitor perkembangan. Kalau tidak salah ada satu atau dua kompi yang kita kumpulkan di Kostrad.

Dan untuk diketahui juga, saat itu ada sedikit persoalan. Yakni kita sudah memiliki rencana lama yang sudah dipersiapkan sejak sebulan sebelumnya, yakni akan mengadakan upacara di Malang, Jawa Timur, pada 14 Mei 1998. Tiga minggu sebelum tanggal 14 Mei 1998 itu saya sudah menghadap Pangab untuk meminta kesediaan Pangab menjadi Inspektur Upacara (Irup) dan Pangab bersedia.

Melihat perkembangan situasi di Jakarta, saya kembali mengecek ke Mabes ABRI dan menyarankan supaya acara di Malang ditunda saja. Namun Mabes ABRI tetap memutuskan acara di Malang jalan terus dan Pangab tetap akan hadir. Lantas saya juga menanyakan apakah saya selaku Pangkostrad apa tetap harus hadir di Malang atau sebaiknya tetap berada di Jakarta saja. Keputusan saya tetap harus berangkat juga ke Malang.

Nah, jadi itulah yang kemudian pada 14 Mei 1998 pukul 06.00 WIB saya sudah berada di Halim bersama rombongan. Rombongan ini banyak juga. Ada Kasad, Danjen Kopassus, Danjen Marinir, dll. Kami semua akhirnya berangkat juga ke Malang. Jadi pada saat peristiwa 14 Mei 1998, kami semua sedang berada di Malang sejak pagi. Begitu upacara selesai, kami semua terbang kembali ke Jakarta dan mendarat sekitar pukul 12.30 WIB.

Jadwal kembali ke Jakarta itu memang dipercepat karena sewaktu di Malang, kami mendengar ada telepon ke Pangab di ruang VIP. Saya dengar telepon dari Menko Polkam. Isi pembicaraan pada pokoknya soal keadaan Jakarta yang memburuk. Dengan informasi itu acara di Malang dipercepat satu jam, sehingga kami bisa tiba di Jakarta pada pukul12.30 WIB.

Dari Halim saya langsung menuju ke Markas Kostrad di Gambir. Di markas saya melihat ada helikopter. Rupanya Pak Syafrie sudah ada di situ. Kemudian saya menanyakan bagaimana situasinya. Pak Syafrie kemudian menyatakan, sudahlah kamu ikut saya saja. Saya pun kemudian ikut Pak Syafrie keliling Jakarta dengan menggunakan helikopter.

Dari atas saya melihat sudah banyak sekali gedung-gedung yang dibakar massa dan sebagainya. Setelah melihat situasi dari atas, kami kemudian kembali ke Gambir. Kebetulan sekali, sore itu saya punya janji bertemu dengan Pak Ahmad Tirtosudiro (sekarang ketua umum ICMI) di kantor CIDES. Kantornya kalau nggak salah di Departemen Agama, Jl.Thamrin di seberangnya Bank Indonesia.

Karena rencana itu sudah dilakukan beberapa hari sebelumnya, maka meskipun situasi kacau dan memburuk, saya berusaha untuk tetap menepati janji tersebut untuk bertemu dengan Pak Ahmad Tirto. Kan bagaimana pun Pak Ahmad Tirto itu ketua ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia). Saat itu saya juga berharap beliau bisa kasih statement untuk menenangkan massa. Saya datang ke kantor CIDES dan di situ rupanya sudah banyak orang. Begitu banyak kerumuman orang di situ. Mungkin orang-orang CIDES atau orang-orang ICMI, saya tidak tahu. Saya masuk sekitar pukul 15.55WIB. Atau kurang 10 menit dari waktu sebagaimana perjanjian bertemu yakni pukul 16.00 WIB. Saya datang ke CIDES dengan menggunakan mobil.

Saya masuk dan kemudian menanyakan apakah Pak Ahmad Tirto ada? Ternyata Pak Ahmad tidak ada dan yang ada Pak Adi Sasono. Tapi karena saya janjinya bertemu dengan Pak Ahmad, maka saya putuskan untuk segera kembali ke Gambir. Dari selentingan kemudian saya dengar Jl.Sudirman dan Thamrin massa sudah berkumpul dalam jumlah yang besar, dan sepertinya kurang adanya pasukan.


Sarinah bahkan diisukan akan dibakar. Dari Gambir saya langsung menuju Garnisun menemui Pak Syafrie. Kepada Pak Syafrie saya mengatakan, "Frie di Thamrin pasukan tidak ada." Saya juga menyampaikan selentingan bahwa Sarinah akan dibakar massa yang datang dari Tanah Abang. Saya juga bilang bahwa saya baru saja datang dari Thamrin dan melihat di sana hampir tidak ada pasukan. Kebetulan sekali di situ ada Kasdam dan Kasgar. Nah saat itu sedikit ngotot-ngototan. Mereka bilang sudah ada pasukan, dan saya bilang, tidak ada itu pasukan. "Frie, tidak ada pasukan di Thamrin. Saya baru dari situ sepuluh menit yang lalu. Coba kamu ke situ sekarang." Saya juga menyampaikan kalau saya melihat 16 panser parkir di depan Dephankam.

http://www.sesawi.net/wp-content/uploads/2013/05/kerusuhan-mei-98.jpg

Saya kemudian menyarankan agar 16 panser itu jangan nongkrong saja di situ. Sebaiknya panser itu melakukan patroli sepanjang Sudirman Thamrin untuk mencegah terjadi pembakaran. Akhirnya Pak Syafrie oke. "Saya akan lihat dan kamu ikut saya,"kata Pak Syafrie. Jadi saya bersama Pak Syafrie, kalau tidak salah Komandan Kopassus, Pak Muhdi juga ikutan. Dengan menggunakan panser kami menuju ke Dephankam. Dan memang benar di situ ada 16 panser. Lantas oleh Pak Syafrie, sebagian diperintahkan untuk mengikuti dan Pak Syafrie sendiri yang memimpin rombongan ini, kira-kira ada delapan atau sepuluh kendaraan truk dan panser yang beriringan.

Kami lantas menuju Thamrin dan di Thamrin ada massa yang sebagian adalah karyawan-karyawan yang mungkin turun dari kantor-kantor tapi tidak ada bus sehingga mereka tidak bisa pulang. Lantas rombongan kami masuk ke Jl.Sabang. Nah, pas kami masuk Sabang di situ memang ada satu regu pasukan. Satu regu jumlahnya 10 orang. Mereka hanya berdiri saja.

Sementara itu massa juga terlihat massa yang jumlahnya 20 orang atay 15 orang sudah mulai membongkar toko. Kami lantas berhenti dan beberapa anggota turun untuk mengamankan penjarah. Di situ bisa diatas, kemudian kami pergi lagi dan melewati Sarinah masuk kembali ke Jl.Thamrin. Di situ dengan menggunakan megaphone kami mengimbau agar massa pulang. Massa itu saya kira bukan penjarah. Mereka hanya datang tapi tidak pulang karena tidak ada bus, tidak ada taksi.

Kami kemudian berhenti di depan Hotel Indonesia (HI). Di situlah Pak Syafrie kemudian memutuskan agar truk-truk tersebut mengangkut massa. Dengan bantuan truk-truk itu massa diangkut, dan situasi pun kemudian terlihat reda. Setelah itu kamu kemudian bergerak lagi menuju Jl.Sudirman dan Semanggi. Itu yang saya tahu tentang kejadian 14 Mei 1998 dan saya kembali ke Markas Komando. Nah di situlah saya kira banyak terjadi pergeseran pasukan, pasukan datang dari mana, pasukan kita cari, oasukan di mana, pasukan Kostrad ditempatkan di mana dan sebagaimananya. Saya ingin tegaskan di sini, walaupun saya bintang 3, pada saat itu saya tidak mempunyai hak untuk memerintahkan Pak Syafrie. Jadi saya sering bertindak sebagai penasihat beliau, sama dengan Danjen Kopassus dan yang lainnya. Ya semacam protap (prosedur tetap) atau semacam kebiasaan konvensi. Jadi setiap ada krisis, Panglima-panglima kumpul. Biasanya juga ada dari Angkatan Laut, angkata udara dan sebagainya. Apa yang kita lakukan adalah untuk membantu Kodam Jaya karena Kodam Jaya-lah komandan operasi. Istilahnya yang punya gawelah.

Kemudian pada 14 Mei 1998 malam kami semua mengadakan rapat di Gambir. Kalau tidak salah Pangab juga hadir. Pak Sutiyoso juga hadir di situ ada di Gambir Garnisun, kendali itu ada di Garnisun. Kami semua menyampaikan laporan-laporan dalam rapat itu. Pak Sutiyoso melaporkan kebakaran sudah ada 210 titik api. Mobil-mobil kebakaran harus dikawal panser.

Dalam rapat itu juga terungkap, bahwa saat sudah terjadi kebakaran, pasukan sedikit sekali. Saya tanyakan ke Pak Syafrie, mana pasukan? Menurut Pak Syafrie, jika pasukan tidak bertindak lantaran mereka trauma
dengan kejadian 12 Mei (Tragedi Trisakti). Sebab yang menjarah adalah orang-orang miskin. Prajurit-prajurit kita juga datang dari golongan miskin. Mereka tidak tega menembak ibu-ibu dan anak-anak yang menjarah. Saya kira itu psikologisnya. Tentang massa memang saya mendengar ada yang menggerakan.

http://danudika.files.wordpress.com/2012/08/20120808-004700.jpg

Baru kemudian diaturlah secara teknis penempatan-penempatan pasukan, dsb. Dalam rapat itu juga diperintahkan agar semua panser harus dikeluarkan. Kemudian, saya, waktu itu selaku wakil Pangab, sempat
menanyakan, apakah ini termasuk Scorpion. Soalnya, Scorpion ini kan baru dibeli dari Ingrris. Mungkin ada masalah politik, apakah Scorpion itu boleh kita pakai di Jakarta atau tidak. Nanti seolah-olah Scorpion itu kita pakai untuk melawan rakyat sendiri. Rupanya keputusannya, termasuk Scorpion itu harus dikeluarkan.

Semua panser, semua tank yang bisa digerakan harus digerakan. Nah itulah yang saya ketahui hingga malam hari tanggal 14 Mei 1998. Kemudian tanggal 15 Mei 1998 situasi sudah mulai agak reda dan agak terkendali. Saat itu saya menyarankan supaya brigade-brigade ini memiliki pos sendiri-sendiri karena brigade itu kan memiliki markas brigade sendiri-sendiri. Nah saya sarankan Jakarta dibagi sektor-sektor.

Brigade 17 diberi satu sektor, Brigade Marinir satu sektor, Grup I Kopassus diberi satu sektor, dan akhirnya memang dibagi-bagi demikian. Kalau tidak salah Komandan Grup I Kopassus dapat sektor sekitar Tanjung Periok dan Cempaka Putih. Marinir dikasih Jakarta Selatan. Jadi Semanggi ke selatan itu Marinir. Jadi begitulah yang saya ketahui mengenai peristiwa 13, 14 dan 15 Mei 1998.

Setelah Prabowo memberi penjelasan, kemudian dilakukan tanya jawab dengan anggota TGPF. Dan berikut
petikan tanya jawab itu atas pertanyaan yang dilontarkan Rosita S.Noer: Berapa besar pasukan yang di BKO-kan? Secara rinci saya kira data-datanya ada di Kostrad. Seingat saya, mungkin pada hari pertama sampai 12 SSK. 10-12 SSK begitu.

Meningkat terus pada 14 Mei 1998, sampai puncaknya 20 Mei 1998, kalau tidak salah hampir 70, 60 kompi. Hampir 60 kompi Kostrad dari Jakarta. Dan hampir seluruhnya Jawa Tengah, Jawa Timur. Jawa Tengah masih harus membantu Yogya, karena Yogya juga ramai. Jadi kami tidak bisa mengambil batalyon yang di Purwokerto sama Kartosuro dan yang di Solo juga tidak bisa diambil. Tapi dari Jawa Barat semua kita ambil, kemudian dari Jawa Timur sebagian kita terbangkan, bahkan juga dari Ujung Pandang. Itu kalau tidak salah pada 19 Mei 1998 kita mendatangkan satu atau dua kompi dari Ujung Pandang. Cukup banyak, tapi tidak sekaligus datang. Ya pulang ya datang. Kita cari-cari lagi tapi hampir seluruh Kostrad itu sudah hampir terlibat.

Massa yang menjarah di Sabang Anda lihat spontan apa tidak?
Jadi begini, saya kalau bicara harus ada data, harus ada bukti, tapi saya kira juga ya. Jadi massa memang ada rasa ketidakpuasan, tapi ada juga saya lihat kelompok-kelompok yang menggerakan. Kita harus jujur ya di sini, karena waktu di Jl.Sabang, saya melihat ada kira-kira 20 orang yang menjarah. Satu orang di belakang mereka kurang lebih 30 meter teriak-teriak memberi order. Orang ini penampilannya agak bersih pakai rompi kayak wartawan. Rompinya warna coklat, coklat muda, orangnya agaka bersih klimis, klimis ada kumis. Jadi itu yang saya lihat langsung di situ. Belum lagi yang saya dengar-dengar, banyak laporan katanya ada ini, ada itu.

Anda sendiri sebelumnya pengikuti perkembangan Ibukota?
Ya, saya agak sulit karena terus terang saja, waktu saya pindah dari Kopassus ke Kostrad pada 28 Maret, selama dua bulan, April, Mei, saya baru satu bulan di Kostrad. Pada saat itu saya keliling-keliling ke semua bagian di Kostrad. Jadi saya tidak terlalu mengikuti perkembangan Ibukota. Dan saya pikir waktu itu kan ada Pangdam jaya, ada Danjen Kopassus, dan sebagainya.

 http://sin.stb.s-msn.com/i/5D/F3FAC63B811150A9D3231521F5B081.jpg

Dan Danjen Kopassus yang baru satu bulan menjabat itu memungkin juga masih belajar. Sementara muncul kasus-kasus. Kasus orang hilang misalkan juga belum tuntas. Sudahlah, saya jadi tidak punya kekuatan untuk mengatakan siapa. Rumor-rumor, katanya ada yang mengatakan saya dalangnya, ada yang mengatakan Pak Benny Moerdani, ada yang bilang ICMI yang buat.

Kalau saya jelas bukan dalangnya, karena saya justru berusaha untuk mencegah. Dalam setiap kesempatan, sejak Desember, saat saya bertemu dengan kalangan LSM, tokoh ulama, pertemuan dengan aktivis, dan pertemuan segala macam, saya selalu minta untuk menghindari adanya aksi massa, menghindari turun ke jalan. Saya kemudian malah disebut pro status quo. Padahal jika itu saya katakan, karena untuk setiap kasus kerusuhan yang terjadi di Indonesia, selalu ditunggangi pihak ketiga. Bahkan keamanan di sini dituduh mengamankan rejim. Sejarah dunia membuktikan, apabila ada aksi massa ditembak oleh aparat keamanan dan ada yang mati, biasanya rejim itu tidak bisa bertahan lama. Mungkin kasus Tienanmen di Cina lain, karena rejimnya kuat dan otoriter.

Bagaimana dengan isu keterlibatan perguruan silat?
Saya kira tidak ada. Itu mungkin suatu kampanye untuk menghancurkan saya. Perguruan Silat SMI selalu mengambil falsaha pendidikannya adalah akhlah budi pekerti, membela negara dan membela kebenaran dan keadilan. Bahkan Dandim sering dibantu mereka dalam mengamankan wilayahnya.

Aplikasi Mata-mata TNI Jangan Disalahgunakan

http://assets.kompas.com/data/photo/2013/05/13/1148495-ilmu-komputer-sistem-informasi-social-media-780x390.jpg

Kementerian Pertahanan menjelaskan telah membeli program mata-mata intelijen FinFisher atau juga dikenal dengan nama FinSpy seharga 5,6 juta dollar AS. Sejumlah kalangan mengkhawatirkan program tersebut bakal disalahgunakan karena tak ada batasan instansi pemerintah mana saja yang berhak memakainya.

FinFisher adalah program pemantau jarak jauh yang dikembangkan oleh Gamma International asal Inggris. Produk ini dipasarkan dan dijual eksklusif untuk penegak hukum dan badan intelijen suatu negara.

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan, Brigadir Jenderal TNI Sisriadi mengatakan, program itu akan digunakan oleh Badan Intelijen Strategis (Bais) Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Sisriadi mengklaim, bahwa program yang dibelinya bukanlah alat sadap, melainkan alat anti-sadap. Pengadaan peralatan intelijen itu digunakan agar proses pertukaran informasi antara Bais TNI dan kantor-kantor Atase Pertahanan RI di seluruh dunia dapat berlangsung dengan aman.

Seperti dilaporkan wartawan, pakar hukum siber Megi Margiyono dari Indonesia Online Advocacy, mengatakan, FinFisher ini adalah program mata-mata (spyware) yang telah memenuhi standar militer. Ia berpendapat, pemerintah harus memberi batasan untuk aktivitas apa saja program itu digunakan.

Kesaksian Wiranto Soal Aksi Prabowo Pada 1998


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixNBhQG3vrOmfWYhLjYFE5eBr8KPfcqgIqYcgvVN0vfa51MiLzADh7yP8cZ8ZA5zwv0zw5o3dAUjDggqCy4idLf8KgZ4r0OTRV_LL6OIDkPUkVKDvki3B-BvXrPcdA9sSq6sVH0gLue_4/s1600-r/wiranto.jpg

Bicara isu kudeta Prabowo Subianto seperti yang dilontarkan BJ Habibie dalam beberapa kesempatan, termasuk dalam bukunya Detik-detik yang menentukan, tidak bisa lepas dari sosok Wiranto . Ketika Prabowo menjabat Pangkostrad dengan pangkat Letjen, Wiranto adalah atasannya Panglima ABRI (Pangab) berpangkat jenderal.

Dalam kesaksiannya, pada 22 Mei 1998, Habibie menerima Wiranto di ruang kerja presiden di Istana Merdeka. Saat itu Wiranto melaporkan bahwa pasukan Kostrad dari luar Jakarta bergerak menuju Jakarta dan ada konsentrasi pasukan di kediaman Habibie di Kuningan, begitu pula di Istana Merdeka. Jenderal Wiranto lantas meminta petunjuk dari Habibie.

http://tempo.co.id/ang/img/1996/man/Prabowo_Subiyanto.jpg

Mendengar laporan tersebut, Habibie berkesimpulan Pangkostrad bergerak sendiri tanpa sepengetahuan Pangab. Pergerakan itu pula yang menimbulkan beberapa pertanyaan dalam diri Habibie: "Apakah ada skenario tersendiri mengenai laporan yang baru saja disampaikan oleh Pangab?"

Saat itu pula, Habibie menegaskan kepada Pangab agar mengganti Pangkostrad sebelum matahari tenggelam. Kepada penggantinya, diharapkan pasukan di bawah komando Pangkostrad kembali ke kesatuan masing-masing. Sejarah mencatat, saat itu Pangkostrad baru yang dipilih adalah Letjen TNI Johny Lumintang sebelum 17 jam kemudian digantikan Letjen TNI Djamari Chaniago.

Figur Wiranto menjadi penting mengingat sosoknya yang ketika itu disebut memiliki rivalitas dengan Prabowo. Muncul berbagai spekulasi bahwa momen itu adalah kesempatan bagi Wiranto menyingkirkan Prabowo. Lantas seperti apa kesaksian Wiranto soal peristiwa tersebut? Dia memaparkannya dalam bukunya "Bersaksi di Tengah Badai."

Wiranto mengakui mendapat laporan secara lengkap tentang aktivitas Pangkostrad Letjen TNI Prabowo pada saat-saat kritis. "Bahkan, saya telah mendapat informasi mengenai pertemuannya dengan Wakil presiden BJ Habibie dan pertemuannya dengan Amien Rais serta Gus Dur maupun dengan tokoh-tokoh lainnya. Bagi orang awam, barangkali hal itu biasa-biasa saja. Tidak ada yang aneh," tulis Wiranto .

 http://www.michr.net/uploads/6/4/0/4/640400/6559326_orig.jpg

"Namun, di dalam kehidupan militer, kegiatan semacam itu jelas tidak dapat dibenarkan, karena menyalahi aturan. Seharusnya Pangkostrad berorientasi pada wilayah, tugas, dan tanggung jawabnya sebagai Pangkostrad yang menggerakkan pasukan atas perintah Panglima ABRI. Bukan ke sana kemari ngurusin masalah politik dan kenegaraan. Pangkostrad tidak mempunyai wewenang untuk mencampuri masalah politik yang terjadi. Walaupun hal itu dilakukan, harusnya sepengetahuan dan mendapatkan perintah pimpinan, bukan atas kehendak sendiri dan sama sekali tidak melaporkan kepada atasan."

Wiranto juga menceritakan, satu hal yang benar-benar tidak masuk di akal adalah pada malam hari tanggal 16 Mei 1998, sekitar 22.30 WIB. "Saya mendapat informasi bahwa Pangkostrad menghadap presiden di kediaman, untuk melaporkan bahwa Menhamkan/Pangab telah berkhianat terhadap presiden yang berarti telah berkhianat terhadap pemerintah yang sah. Hal ini benar-benar sudah keterlaluan dan merupakan suatu pemanfaatan dari suatu situasi yang tengah kacau dan tidak menentu dengan suatu arah yang jelas, yaitu penyingkiran. Oleh karena itu, pada pagi hari tanggal 17 Mei 1998, di Jalan Cendana No 6, disaksikan oleh Kasad Jenderal TNI Soebagio HS dan Pangdam Jaya Mayjen Sjafrie Sjamsoeddin saya memberikan teguran keras kepada Pangkostrad Letjen TNI Prabowo Subianto atas apa yang dilakukannya yang saya anggap di luar kepatutan. Terutama mengenai apa yang telah diperbuatnya pada saat menghadap presiden.

 http://cdn.kaskus.com/images/2013/07/09/1224575_20130709081409.jpg

Begitulah Wiranto bercerita tentang Prabowo pada momen penting pergantian kekuasaan 1998. Satu hal yang tidak bisa dilepaskan dari cerita itu adalah aroma rivalitas keduanya.

Wiranto sendiri tidak pernah terus terang isu rivalitasnya dengan Prabowo. "Kalau kita dekati dari sisi pangkat dan jabatan, saya sudah menyandang pangkat dan jabatan puncak dalam organisasi ABRI, kemudian menganggap bawahan saya menjadi pesaing, lalu bersaing untuk apa lagi?" begitu alasan Wiranto .

Dalam pertarungan Konvensi Presiden Partai Golkar 2003, ketika itu Wiranto mengalahkan Prabowo. Wiranto sempat bertemu dan menyalami Prabowo. Keduanya tertawa lepas.

 http://www.ayipbali.com/wp-content/uploads/2009/05/prabowo_wiranto12.jpg

Namun, kesan damai itu hanya "sesaat". Kini, keduanya kembali terlibat dalam rivalitas secara politik. Prabowo mengendalikan partainya Gerindra, sementara Wiranto menjadi nakhoda Hanura. Pertarungan jenderal cemerlang yang pernah dilahirkan TNI itupun masih akan terus berlanjut.

Rabu, 23 Oktober 2013

China Beli Su-35 Karena Bisa Menembak Ke Belakang

http://4.bp.blogspot.com/-PHlYBdKvQic/TbeeH42CPiI/AAAAAAAAAHs/Aqrj1aqvD6U/s400/su35_large_152.jpg

China telah memutuskan untuk membeli jet tempur Su-35 dari Rusia karena mampu menembakkan rudal secara rearward-firing (menembak ke belakang), Want China Times mengutip pernyataan Senior Kolonel Wu Guohui, seorang profesor di Beijing National Defense University.

Rudal R-73M2 dan R-74ME Rusia, rudal AIM-9X Amerika Serikat dan termasuk rudal PL-10 China, semuanya bisa ditembakkan ke target (pesawat) di belakang pesawat. Rudal-rudal itu memiliki "nose cone" dan sirip yang telah dimodifikasi untuk mencegah masalah ketidakstabilan saat peluncuran.

Menurut Wu, kemunculan rudal yang bisa menembak ke belakang ini telah mengubah konsep perang udara. Dalam pertempuran udara-ke-udara di masa depan, sebuah jet tempur harus bisa menembak jatuh musuh yang ada di belakang. Dengan rudal rearward-firing dan "spion" yang tertanam pada helm pilot.

Meskipun China sudah memiliki rudalnya, namun saat ini China belum memiliki jet tempur yang mampu meluncurkan rudal itu. Su-35 akan masuk ke Angkatan Udara PLA guna meningkatkan kemampuan pilot sekaligus memberi gambaran teknologi kepada industri penerbangan China agar mampu mengembangkannya sendiri. Sama seperti yang terjadi pada Sukhoi-Sukhoi sebelumnya, analis menilai China juga akan memodifikasi atau bahkan mengkloning Su-35.

Sebelumnya dalam laporan Russian Military News Network pada Juni lalu, China dikabarkan telah mengirimkan delegasi ke Moskow terkait rencana pembelian 24 Su-35BM senilai AS$ 1,5 miliar. Namun sumber dalam Rosoboronexport Rusia mengatakan bahwa China justru akan membeli lebih dari 24 Su-35.

Selasa, 22 Oktober 2013

"Sikumbang" Pesawat Militer yang Pernah di Buat Indonesia

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSUcZ6tKTosy0fyVUbr-0V0OwKQHu-r1-htAF3Gx0aeTmpqEi4tFqwwWY5Wp5q8eiFFIV4buTwd3d-pOYkwO4GBULqr22EN-eWqmM_kbpl9WRIcNJ-yk3XXFY9x7SXTg7uI8aJun-26oc/s1600/p1030687.jpg

Jauh sebelum hingar-bingar rencana pembuatan jet tempur KFX/IFX, tepatnya 1 Agustus 1954, sebuah pesawat ringan berkategori tempur sejatinya telah mengudara di tanah air. Itulah pesawat yang kemudian diberi nama NU-200 Sikumbang. Saat ini, monumen pesawat rancangan Mayor Udara Nurtanio ini dapat dilihat di kawasan pabrik PT. Dirgantara Indonesia di Bandung Jawa barat. Mungkin banyak pembaca telah mengetahui tentang pesawat ini. Tapi tahukah anda, filosofi dan hasil uji terbang Sikumbang sesungguhnya? Ternyata Mayor Udara Nurtanio sebagai perancang dan pembuat pesawat ini pernah menulisnya dalam Majalah Angkasa edisi TH.VI Oktober 1955. Berikut ini adalah intisarinya.

Ada salah kaprah dalam penggolongan jenis pesawat Sikumbang. Dalam literatur masa kini, disebutkan Sikumbang adalah jenis pesawat anti gerilya (Counter Insurgency). Namun pada kenyataannya, Nurtanio merancang Sikumbang sebagai pesawat pengintai ringan bersenjata. Dalam benak Nurtanio, pesawat-pesawat yang dioperasikan AURI medio 1950an belum ada yang tepat untuk melakukan misi pengintaian bersenjata. AURI memang sudah mengoperasikan pesawat intai Auster atau L-4J. Namun pesawat itu dinilai terlalu lamban, serta tidak dilengkapi senjata. Alhasil sasaran-sasaran yang telah ditemukan akan dibiarkan terlebih dahulu. Namun, dengan pesawat semacam Sikumbang, maka sasaran bisa langsung ditindak. Sementara, jika pengintaian menggunakan pesawat Mustang atau Jet, maka hasilnya tidak optimal lantaran dinilai terlalu cepat. Lebih daripada itu, Nurtanio juga membayangkan, Sikumbang ini nanti bisa menembak jatuh pesawat intai yang terbang sangat pelan, dimana pesawat sejenis itu justru sukar ditembak pesawat pemburu berkecepatan tinggi.

http://arc.web.id/images/stories/artikel/sikumbang-majalah%20copy.jpg

Selanjutnya, dalam hal perancangan, Nurtanio juga memikirkan banyak hal terkait proses produksi nantinya serta operasional. Nurtanio sangat menggaris bawahi, bahwa pesawat ini harus dapat dibuat sendiri oleh AURI, meski mesin tetap beli dari luar negeri. Lalu ongkos operasional yang lebih murah dari pesawat Harvard atau Mustang. Desain pesawat Sikumbang akan dibuat dengan sederhana, sehingga penerbang-penerbang AURI dapat mudah mengemudikan, tanpa perlu latihan transisi yang panjang dari pesawat lain. Kesederhanaan pesawat juga diperlukan agar pesawar bisa operasional di garis depan tanpa dukungan memadai. Untuk misi pengintaian, kanopi akan dibuat lebar dan leluasa, sehingga pilot mempunyai bidang pandang yang baik untuk misi pengintaian dan penyerangan. Selain itu, Sikumbang juga bisa digunakan untuk Gerilya Udara maupun Lawan Gerilya. Filosofi demikian ini tentu mengingatkan kita pada pesawat OV-1 Mohawk atau OV-10 Bronco yang muncul beberapa dekade setelahnya. Sungguh luar biasa pemikiran para pendahulu kita itu.

Untuk memenuhi hal tersebut maka Sikumbang harus memenuhi beberapa syarat. Diantaranya, konstruksi pesawat musti amat sederhana namun kuat, sehingga bisa mendarat di lapangan kecil dan kasar seukuran 30x350 meter, serta gampang diperbaiki meski di garis depan. Untuk misi pengintaian, pesawat diharapkan dapat terbang cukup pelan dan stabil dengan kecepatan sekitar 80 mil/jam. Namun demikian, untuk pertahanan diri, serta memburu pesawat intai (capung) musuh, Sikumbang mampu melaju hingga 160 mil/jam. Sikumbang juga dipersyaratkan mudah dikemudikan dan manuverability-nya bagus. Untuk eksekusi sasaran darat dan udara, nantinya Sikumbang akan dilengkapi dengan 2 buah senapan mesin kaliber 7,7mm dan tambahan 4 buah roket atau 2 buah bom napalm. Komunikasi dengan pasukan di darat pun sudah dipikirkan dengan menempatkan radio secukupnya.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCKesG59jRjXnyLzOKRHQOKYw_UWL_xmZigB1BhOPloIrJh0kEPwlEM57VgztSnl71Y_BzMuhxo8cjaFlw6DbTJPVsIy42zwCRM86dlL6EpRXIazs0ZcK_x1mHveaoRg0ldo-1vPThiyQ/s400/indonesianurtanionu200sca8.jpg

Namun demikian, pada saat proses pembuatannya ternyata tidak lah mudah. Hambatan utama datang dari material dan bahan pembuatan pesawat. Untuk membuat prototipe pertama ini, Nurtanio dan kawan-kawan menggunakan bahan-bahan yang sudah tak terpakai oleh AURI, alias rongsokan. Hal ini bisa diduga lantaran situasi negara yang belum benar-benar stabil, sehingga dukungan keuangan untuk mencari bahan ke luar pun sangat terbatas.

Kesulitan utama yang dihadapi tim perancang adalah dari mesin. Menurut literaturnya mesin De Havilland Gipsy Six mampu menyemburkan tenaga sebanyak 200HP. Namun kenyataannya, mungkin lantaran sudah tua dan bekas, saat dipasangkan mesin hanya mampu menggenjot hingga 175HP saja. Ditambah bobot mesin yang cukup berat, yaitu sekitar 450 lbs, maka kemampuan Sikumbang pun melorot jauh dari persyaratan yang diminta. Namun Nurtanio sendiri sudah mencatat kelemahan itu. Ia berharap, pada seri produksi akan digunakan mesin Continental 470-A yang memiliki daya 225HP namun beratnya hanya 350lbs.

KRI Teluk Lampung-540 Rotasi Penjaga Pulau Terluar

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4WrHNfdk_6MYm4CyDu65_ldswXq0BvU75zSTJrAzw7emn3KDiS8WY4-AyAasFb-LhEozKIxZi6OFhVmwqerXc0LhYQeJ3NrF9Yc24MGe9f7MLRzwWbHFdsd8u-PBL_GoSrRFcCRhbaIg/s400/KRI+TELUK+LAMPUNG+(540).jpg

Mabes TNI AL melakukan pergantian prajurit yang mengamankan pulau terluar. Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana pertama Untung Suropati menjelaskan, rotasi dilakukan agar prajurit  konsentrasi. "Rutin saja, agar ada penyegaran di lapangan," katanya.    

KRI Teluk Lampung (TLP)-540 yang merupakan salah satu kapal perang TNI Angkatan Laut jenis Angkut Tank tipe Frosch (ATF) bertugas  operasi pengamanan pulau terluar (pamputer) Wilayah Barat.  Pulau-pulau tersebut antara lain Pulau Sekatung, Pulau Nipah, Pulau Rondo dan Pulau Berhala.

Usai melaksanakan rotasi satuan tugas (Satgas) Pamputer di pulau Sekatung dan Pulau Nipah, KRI Teluk Lampung (TLP)-540 menuju Sabang dan pulau-pulau terluar lainnya yang berada di wilayah Barat.

Di pulau-pulau tersebut, KRI Teluk Lampung (TLP)-540 akan melaksanakan rotasi pasukan TNI yang tergabung dalam Satgas Pamputer, yang berbatasan dengan negara tetangga di Wilayah Indonesia bagian Barat.

Rotasi pasukan itu meliputi debarkasi Satgas Pamputer menggantikan Satgas lama yang sudah purna tugas, setelah enam bulan menjaga dan mengamankan pulau tersebut, serta peralatan dan perlengkapan yang dipergunakan dalam mendukung penugasan.

"Memang idealnya enam bulan sekali diganti," katanya. Di Pulau Sekatung dilakukan penggantian satu regu prajurit marinir, dan di Pulau Nipah dua pleton terdiri dari prajurit marinir dan prajurit TNI AD juga diganti.

Kerja Sama Pembuatan Pesawat Tempur Indonesia-Korsel Semakin Tidak Jelas

https://fbcdn-sphotos-h-a.akamaihd.net/hphotos-ak-prn1/995038_394969560623352_526700547_n.jpg

Secara mengejutkan Korea Selatan menyatakan menolak tawaran perusahaan Boeing untuk memasok 60 pesawat tempur F-15 Silent Eagle bagi Angkatan Udaranya (Royal Korean Air Force). Penolakan tersebut disampaikan oleh juru bicara Kementerian Pertahanan Kim Min - seok, yang mengatakan bahwa Korea Selatan (Korsel) akan menunda pemberian kontrak US$ 7.7 milyar dalam pengadaan 60 pesawat F-15 SE, akan dilakukan tender ulang.

Pemerintah Korea Selatan nampaknya terpaksa tunduk kepada tekanan publik dalam aksi penolakan pembelian pesawat tempur F-15 SE, terutama pernyataan keberatan dan penolakan dari 15 mantan Kepala Staf Angkatan Udara yang menulis surat kepada Presiden Park Geun - hye, dan juga keberatan anggota parlemen partai yang berkuasa. Para pengeritik menyatakan bahwa pesawat tempur F-15 Silent Eagle dinilai kurang kemampuannya, khususnya kemampuan anti radarnya.

Pada beberapa waktu lalu, saat Korea Utara menyatakan ancaman serangan nuklir, pemerintah Amerika Serikat menanggapi dan mengambil langkah yang sangat serius. USAF mengirimkan pesawat tempur paling canggihnya yaitu, pesawat pembom siluman B-2, pesawat tempur siluman F - 22 dan pesawat pembom B - 52, dalam latihan dengan Korea Selatan untuk show of force. Kedua pembom tersebut dapat mengangkut bom nuklir.

Dari Anggaran yang disiapkan sebesar US $7.7 milyar, dimana dalam perhitungan harga, Korea Selatan bisa mendapatkan 60 buah F-15 SE, kini dengan akan diulanginya tender baru, yang kemungkinan calon terkuat adalah pesawat tempur generasi kelima F-35A buatan Loockheed Martin atau Typhoon Eurofighter anggaran akan membengkak. Kemungkinan besar Korsel akan memilih F-35A dibandingkan Eurofighter, karena ikatan erat antara Korsel-AS, dimana AS masih menempatkan 28.500 pasukannya di Korsel.

Para pejabat militer AS mengatakan kekuatan terbesar dari F - 35, selain mampu menghindari radar, pesawat ini mempunyai kemampuannya untuk memadukan data dari pesawat dan sensor lainnya. Hal ini memungkinkan untuk membantu mengidentifikasi target bagi pesawat tempur lainnya yang bersama-sama beroperasi. Mengingat harganya yang jauh lebih mahal dibandingkan dengan F-15 SE, kemungkinan Korea Selatan akan mengurangi jumlah pesanan menjadi 40 atau 50 pesawat, atau mempertimbangkan anggaran baru.

Rangkaian pengadaan pesawat tempur terbaru Korea Selatan untuk menekan Korea Utara sejalan dengan kebijakan Jepang yang juga memesan 42 F-35 dari Loockheed. F-35 telah dipesan oleh USAF (Angkatan Udara AS) dan juga beberapa negara diantaranya Belanda, Inggris, Australia, Italia, Norwegia, Turki, Israel dan Jepang.

Berkaitan dengan Indonesia, jelas kebijakan Korea Selatan yang membatalkan keinginannya memiliki F-15 SE akan semakin membuat kerjasamanya dalam proyek IFX/KFX (Indonesia/ Korea Fighter Experiment) yang dinyatakan ditunda menjadi semakin tidak jelas kelanjutannya. Dengan kemungkinan membengkaknya anggaran apabila dipilih F-35 yang harganya jauh lebih mahal, maka kelanjutan proyek IFX/KFX akan menjadi lebih tidak menentu. Jelas Indonesia menjadi negara yang dirugikan. Isyarat penundaan selama sekitar satu-setengah tahun dilayangkan Pemerintahan Park Geun-hye tak lama setelah dirinya terpilih sebagai presiden ke-11 Korea Selatan pada Februari 2013.

Proyek ini menggantung setelah tim Korea-Indonesia menuntaskan tahap pertama, yakni Technology Development, dalam waktu 18 bulan, pada Desember 2012. Proyek diawali dengan tahapan Feasibility Study, dilanjutkan dengan Technology Development, lalu Engineering Manufacturing Development, dan diakhiri dengan Production Phase. Di pihak Indonesia, Kementerian Pertahanan menjadi penanggung-jawab utama atas proyek prestisius yang pernah disebutkan menelan ongkos US$8 milyar.

Pihak Indonesia tetap yakin dan berusaha melanjutkan proyek ini sebatas pada bagian-bagian yang bisa dikerjakan sendiri. Di dalam negeri, program ini dikerjakan tim dari Balitbang Kementerian Pertahanan, BPPT, PT Dirgantara Indonesia, Institut Teknologi Bandung dan lain-lain. Dalam hal ini nasib Indonesia akan ditentukan oleh Korea Selatan yang masih dipusingkan dalam memilih jet tempur unggulannya.

Kini kita akan melihat sebuah perlombaan pemilikan pesawat-pesawat tempur generasi kelima, dimana beberapa negara di kawasan Asia Pasifik pada umumnya sudah memesan F-35 untuk memperkuat pertahanan udaranya. Sementara ini dengan memiliki Sukhoi 27/30, dilihat dari balance of power, saat ini AU Indonesia masih yang terbaik di Asia Tenggara, termasuk apabila dibandingkan dengan Australia.

Oleh karena itu nampaknya sebagai sekutu AS, Korea Selatan dan Australia nampaknya akan berusaha memiliki F-35 dimasa mendatang. Kita berharap ekonomi Indonesia membaik, dan suatu saat kita bisa memiliki Sukhoi-35 dan bahkan mungkin Sukhoi T-50 PAK-FA. Pesawat tempur yang jauh lebih murah harganya dibandingkan generasi lima lainnya, tetapi teknologinya lebih hebat.