Komodo, Made In PT Pindad Indonesia

That was a name that given to PT Pindad latest 4×4 tactical vehicle.

SS2 Made In PT. Pindad Indonesia

SS2-V5 has a long barrel 252mm. compare with SS2-V1-V2= 460mm, SS2-V4=403mm and 460mm, with a shorter barrel.

Made In PT. Pindad Indonesia : APS-3 ANOA

Mesin Berkapasitas 7000 cc dan 320 tenaga kuda.

PT. Dirgantara Indonesia

Pesawat CN-295 Buatan Indonesia dan Spanyol memiliki Panjang: 24,50 meter, Tinggi: 8,66 meter, Rentang sayap: 25,81 meter.

Made In PT. PAL Indonesia

Kapal Perang jenis LPD Memiliki Kecepatan 15,4 knots, Panjang 125 m (410.10 kaki), Lebar 22 m (72.18 kaki) .

Torpedo SUT, Made In : PT. Dirgantara Indonesia

Jarak operasional: 28 km, Kecepatan/ jarak: 35 knots/24,000 yd; 23 knots/ 56,000 yd, Hulu ledak: 225 kg, kedalaman menyelam: 100 m

SS4 Made In PT Pindad Indonesia

Amunisi GPMG FN MAG 58/7,62 x 51 mm, Kaliber 7,62 mm.

Daftar Pasukan Elite Tentara Nasional Indonesia

1.Denjaka, 2.YonTaifib, 3.Kopaska, 4.Kopassus, 5. DetBravo-90.

Kapal Perang Berteknologi Anti Radar Buatan Indonesia

Panjang 63 meter, Lebar 16 meter, Bobot 219 ton, Mesin utama 4x MAN 1800 marine diesel engine nominal 1.800 PK+ 4x waterjet MJP550.

SPR-1, SPR-2, SPR-3 Made In PT Pindad Indonesia

Senjata Sniper Buatan PT. Pindad Indonesia ini diberi nama Senapan Penembak Runtuk, Mampu menembak Baja setebal 3 cm.

KFX/IFX : Pesawat Tempur Buatan Indonesia - Korsel, Berteknologi Anti Radar (Pesawat Siluman)

Status : Proses pengerjaan telah selesai sampai Tahap II, Dan saat ini proyek pengerjaan telah di Tunda Sampai Juni 2014

Helikopter Gandiwa Made In : PT. Dirgantara Indonesia

Nama GANDIWA diambil dari nama senjata milik Arjuna yang didapat dari Dewa Baruna. Persenjataan : kanon laras tunggal kaliber 30 mm tipe M230 Chain Gun, roket Hydra 70 dan CRV7 kaliber 70 mm.

Sabtu, 29 Juni 2013

Asia Memimpin Perdagangan Senjata Dunia

http://www.stoptheinsanitytarget2014.com/wp-content/uploads/2012/12/military-spending-us-300x236.jpg

Terlepas dari krisis ekonomi, perdagangan senjata global melonjak 30 persen sebesar US$ 73,5 miliar dalam rentang 2008-2012. Ini semua didorong oleh lonjakan ekspor dari China dan permintaan senjata dari negara-negara seperti India, dan kemungkinan akan menjadi lebih dari dua kali lipat pada tahun 2020, IHS Jane, konsultan pertahanan dan keamanan mengatakan pada hari Selasa lalu.

"Anggaran pertahanan telah bergeser ke Timur dan perdagangan senjata global akan meningkatkan persaingan. Ini merupakan ledakan terbesar dalam perdagangan senjata di dunia dari yang pernah ada," kata Paul Burton, seorang manajer senior di IHS Jane yang telah mengamati dan meneliti 34.000 program akuisisi alat pertahanan.

Amerika Serikat telah menjadi penyumbang terbesar dari belanja pertahanan global dalam dekade terakhir, namun karena terjadi pemotongan anggaran pertahanan di Washington, seperti menarik pasukan dari negara-negara seperti Afghanistan, kemungkinan hal itu hanya akan mencapai 30 persen pada 2021 untuk berada di belakang Asia yang 31 persen.

Pengeluaran militer di kawasan Asia Pasifik, yang mencakup China, India dan Indonesia akan naik 35 persen menjadi US$ 501 miliar dalam delapan tahun ke depan, dibandingkan dengan penurunan 28 persen dalam pengeluaran AS untuk US$ 472 miliar dalam periode yang sama, kata IHS Jane.

"Perusahaan-perusahaan besar pertahanan Barat tidak memiliki pilihan -ekspor atau bangkrut- (selain menjual senjata ke Asia), tapi ini bisa menabur benih kematian mereka sendiri. Peluang di Timur ibarat pedang bermata dua, memicu kecenderungan yang mengancam dominasi pertahanan AS," kata Guy Anderson, kepala analis senior di IHS Jane.

China meningkatkan anggaran pertahanan dalam beberapa tahun terakhir ini dan sangat membuat khawatir negara tetangga seperti Jepang, yang mana hubungan kedua negara ini memanas terkait sengketa serangkaian pulau tak berpenghuni, meskipun beberapa yang meyakinkan Jepang bahwa peningkatan fantastis anggaran militer China tidak perlu ditakutkan.

Jepang, serta India dan Korea Selatan, adalah negara-negara yang sedang didekati oleh pembuat senjata seperti Lockheed Martin, Boeing dan BAE Systems yang ingin menjual jet tempur dan peralatan lainnya guna menebus pengurangan pengeluaran di pasar dalam negeri (barat) mereka, tetapi kesepakatan tersebut cenderung menginginkan investasi di industri pertahanan negara-negara pembeli (salah satunya ToT). Hal inilah yang tidak disukai Barat.

India, misalnya, secara eksklusif menginginkan 126 pesawat tempur Rafale dari Dassault Aviation Prancis senilai US$ 12 miliar dan menginginkan 50 persen pekerjaan membuat pesawat tempur diberikan kepada perusahaan pertahanan India (dibuat di India). China diperkirakan akan meningkatkan anggaran pertahanan sebesar 64% atau sebesar US$ 207 miliar pada 2021, India 54% dan Indonesia 113% lebih.

Negara-negara ini bercita-cita untuk membangun industri pertahanan yang berkembang dan mampu mengembangkan sendiri peralatan-peralatan pertahanan modern seperti jet tempur dan kapal induk, dan berharap bisa mengekspor peralatan pertahanan kelas dunia yang akan menyaingi Barat. Ini semua karena kemauan dan finansial mereka yang mendukung, IHS Jane mengatakan.

TNI AD Mengajukan Rp 6 Triliun Untuk Beli Helikopter Serang dari AS

http://www.mindfully.org/Nucs/2005/Depleted-Uranium-Ethics9may05p32.jpg

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan Mabes TNI AD telah mengajukan tambahan anggaran khusus senilai Rp6 triliun untuk pembelian sejumlah helikopter serang Apache dari Amerika Serikat beserta persenjataannya.

”Pemerintah Amerika Serikat sudah menyetujui pembelian helikopter Apache. Sekarang sedang proses negosiasi harga,” ungkap di Semarang, Sabtu (29/6/2013).

Sebab harga satu unit helikopter Apache sangat mahal yakni senilai US$40 juta atau sekitar Rp388 miliar. ”Saat ini tim khusus dari Kementerian Pertahanan dan Mabes TNI AD, sedang melobi pemerintah Amerika Serikat mengenai harga helikopter Apache,” imbuhnya.

Keberadaan skadron Apache itu, kata Menhan, untuk melengkapi kekuatan militer Indonesia dalam menjaga kedaulatan negara.

”Selain TNI AD, TNI Angkatan Laut juga menyiapkan helikopter antikapal selam dan membuat armada perusak kapal rudal,” ujarnya.

Tiga Penerjun TNI Jatuh dari Ketinggian 5000 Meter

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvC4QmOguCi1qJ0WDOSAQTnpeN1qgaq3A_2-v04uFqHiFSCnoYayN7rhlUXj2jtRkPnS_SjV29U7TA4HIV3Nc9c7qDA6N_dxDae4W1Xh4q6ng5cxvRUdpr6qWz-KosnFCf8tktzMmKX78X/s842/penerjun.jpg

Latihan terjun bebas terus berlanjut di atas Lapangan Terbang Pondok Cabe,Tangerang Selatan, meski tiga anggota Korps Marinir, TNI Angkatan Laut, terjatuh dari ketinggian 5000 meter pada Rabu 26 Juni 2013 lalu. Satu orang anggota pingsan dan dirawat ke rumah Sakit Cilandak karena kecelakaan yang disebabkan payung utama gagal mengembang itu.

"Tiga penerjun payungnya tidak mengembang. Tapi yang pingsan cuma satu. Yang dua personil tidak apa-apa,” ujar Kepala Lapangan Terbang Pondok Cabe, Suaroh Widodo saat dihubungi Tempo, Kamis 27 Juni 2013. Suaroh mengatakan peristiwa terjadi pada Rabu pagi lalu saat 60 anggota melakukan latihan terjun bebas di kawasan Pondok Cabe. Puluhan anggota Marinir itu terjun bebas hampir dalam waktu yang bersamaan dari sebuah pesawat terbang.

Tapi, kata Suaroh, masing-masing payung utama dari tiga orang penerjun tidak mengembang dengan sempurna. ”Ada juga yang tersangkut senjata,” katanya. Untunglah para penerjun itu sempat menggunakan payung cadangan sehingga tidak langsung terempas ke pemukiman warga.

Tiga penerjun itu sempat jatuh di halaman beberapa rumah penduduk tak jauh dari lapangan terbang Pondok Cabe berlokasi di pinggir jalan Pamulang-Lebak Bulus, Jakarta Selatan tersebut. "Personil (Marinir) yang jatuh tidak apa-apa. Malah dua orang langsung minum kopi di warung terdekat," tuturnya. Adapun satu penerjun yang pingsan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Cilandak, Jakarta Selatan.

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut, Laksamana Pertama Untung Suropati mengatakan, seorang penerjun marinir yang jatuh di Lapangan Terbang Pondok Cabe masih dirawat di Rumah Sakit Cilandak. Perwira tersebut diketahui mengalami patah tulang ringan. “Ada yang perlu di-scan,” ujar Untung kemarin. Untung menolak menyebut nama si perwira. Yang jelas, dia jatuh dari ketinggian sekitar 5000 kaki pada Rabu lalu sekitar jam 08.50 WIB dalam latihan rutin Marinir. “Istilahnya terjun free-fall.”

Parasut mengembang tidak sempurna, kata Untung, bisa karena dua hal. Pertama, faktor pengoperasian tidak sesuai prosedur. Kedua, “Pengaruh angin yang menyebabkan talinya twist,” tuturnya. Peristiwa itu tidak menyurutkan latihan para anggota Marinir itu. Hari ini latihan terjun tetap berjalan sekalipun angin berembus cukup kencang. Tepat dua tahun lalu, kecelakaan dalam latihan yang sama menewaskan satu orang.

Sejarah Singkat Keluarga S-300P Rusia

http://www.ausairpower.net/PVO-S/000-5P85SE-TEL-1.jpg

Sejarah sistem hanud yaitu keluarga S-300. Sistahanud S-300 saat ini masih menjadi tulang punggung utama pertahanan udara Rusia dan negara-negara importir seperti China, Vietnam dan pecahan Uni Soviet seperti Polandia, Rep Ceko dan Ukraina.

Sekalipun belum pernah "mencicipi" medan tempur sesungguhnya namun performa keluarga S-300 sangat diperhitungkan, radar komando serang dan radar manajemen tempur Phased array, rudal dengan performa tinggi berkecepatan mach 6 dan kemampuan manuver 30-60 G dan sistem pemanduan SAGG (Seeker Aided Ground Guidance) serta mobilitas untuk seluruh komponen baterai merupakan fitur-fitur utama dari keluarga S-300 yang membuatnya mampu menggentarkan calon-calon penyerang negara pemilik.

Namun demikian semua fitur itu tidak datang melalui keajaiban atau TOT barang abal-abal melainkan kerja keras dan cerdas, visi dan waktu riset yang lama. Sistem S-300 yang kita kenal saat ini berawal dari tahun 1966 dimana sistem hanud jarak jauh S-200 "Angara" selesai diuji-coba (S-200 masuk dinas resmi setahun kemudian yaitu 1967) Pada saat itu dibuka suatu kompetisi untuk sistem hanud jarak "menengah" sebagai pengganti S-75 Dvina.

Kompetisi tersebut mensyaratkan bahwa sistahanud jarak menengah soviet nantinya mutlak harus memiliki kemampuan menyerang beberapa target sekaligus dan menembak jatuh target dengan RCS rendah. Sebagai tambahan angkatan darat Soviet juga mensyaratkan sistem baru ini untuk dapat menembak jatuh rudal balistik seperti Pershing atau Lance.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/ru/thumb/c/c0/RaspletinAA.jpg/200px-RaspletinAA.jpg
Bapak dari S-300 A.A Raspletin (1908-1967)

Kompetisi tersebut diikuti oleh dua biro desain. S-500U dan S-300, S-500U segera dieliminasi karena sistem ini tidak memiliki kemampuan untuk menembak jatuh rudal, dengan demikian S-300 lah yang diterima untuk dikembangkan lebih lanjut. Pengembangan S-300 menghadapi kesulitan tinggi terutama karena sistahanud ini akan distandarisasi untuk memenuhi kebutuhan Pasukan pertahanan udara negara (PVO-S) Pasukan pertahanan udara angkatan darat (PVO-SV) dan Angkatan laut.

Pasukan pertahanan udara negara memerlukan sistem yang memiliki mobilitas tinggi dan kemampuan untuk menembak jatuh rudal jelajah yang terbang rendah. Angkatan darat memerlukan sistem yang tidak hanya memiliki mobilitas tinggi namun juga mutlak harus dapat menembak jatuh rudal balistik selain pesawat terbang sementara Angkatan laut memerlukan pula sistem yang mampu menembak jatuh rudal jelajah.

Pada proses desain terjadi perdebatan mengenai desain sistem S-300 yang pada akhirnya mencapai titik temu dimana varian angkatan darat dikembangkan tersendiri menjadi S-300V sementara varian untuk PVO-S dan Angkatan laut dapat distandarisasi menjadi varian S-300P dan S-300F dengan menggunakan desain rudal dan radar yang serupa (namun tak sama)


http://www.ausairpower.net/PVO-S/5N64S-Big-Bird-A-Deployed-2S.jpg
Radar manajemen tempur 5N64


Tahun 1967 adalah tahun yang berat (Tapi untuk biro desain Vympel dan NIIP Thikomirov mungkin senang.. karena 2K12 Kub/SA6 "gainful" masuk dinas setelah berjuang dari tahun 1958) dalam pengembangan keluarga S-300 tak lain karena berpulangnya pelopor dari sistem ini yaitu A.A Raspletin. Namun sebelum meninggal beliau membuat keputusan penting yang berkaitan dengan perkembangan S-300 sehingga menjadi seperti saat ini yaitu :

  1. Penggunaan radar Phased array untuk semua komponen radar sistem (walaupun dalam prakteknya ada yang tidak)
  2. Penggunaan teknologi semikonduktor dan komputer digital untuk prosesor dari S-300.

Dua keputusan itulah yang meletakkan dasar S-300 dan berlaku untuk semua varian termasuk S-300V.  Pengembangan keluarga S-300pun berlanjut hingga ke tahun 1970'an dengan berbagai uji-coba yang dilangsungkan di medan uji coba Sary Shagan di kazakhstan dan Kapustin Yar di Rusia.

Pada uji coba tersebut dijumpai masalah dimana sistem pemanduan SAGG (Seeker Aided Ground Guidance) Yang sudah direncanakan untuk memandu rudal 5V55 rancangan biro desain Fakel ternyata tidak dapat bekerja pada target yang terbang dibawah ketinggian 500 m. Penyebab masalah ini tidak jelas namun menurut dugaan TS masalah ada pada kepala pandu rudal 5V55 yang belum dapat menyaring ground clutter.

Masalah lainnya dijumpai pada pengembangan sasis swagerak yang dikembangkan oleh pabrikan MAZ. Pada akhirnya diputuskan untuk tetap mengoperasikan S-300 sambil menunggu kedua masalah tersebut selesai. Tim desain S-300 kemudian mengubah skema pemanduan S-300 dari SAGG menjadi pandu komando (Command Guidance) Hasilnya adalah S-300PT "Biryuzha" dengan radar 5N63 sebagai radar komando serang, 5N64 atau 36D6 sebagai radar manajemen tempur. Untuk menghancurkan target yang terbang rendah digunakanmast atau tiang 40V6.

Rusia Siap Bangun 100 Pangkalan Militer

http://www.an-najah.net/media/2013/04/kaukas.jpg

Sekitar 100 fasilitas infrastruktur pertahanan baru, termasuk lapangan udara, pangkalan pasukan dan pemeliharaan Angkatan Darat serta Angkatan Laut akan dibangun di Rusia untuk mengakomodasi sistem persenjataan baru, kata seorang pejabat militer.

Pada tahun 2016, Sekitar 316 kota garnisun akan dibangun, dan jumlah itu akan ditingkatkan menjadi 495 pada tahun 2020, kata Jenderal Valery Gerasimov, kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia.

Dia menambahkan bahwa lebih dari 3.000 fasilitas, termasuk barak, tempat parkir, kafetaria, dan lain-lain akan dibangun di lokasi tersebut. Semua fasilitas itu akan dioperasikan beberapa bulan sebelum senjata baru dan peralatan militer dikirimkan, katanya.

Instalasi-instalasi lain yang dijadwalkan termasuk lokasi-lokasi uji angkatan udara, darat dan laut serta pusat pelatihan lanjutan. Semua itu akan membantu secara signifikan peningkatan standar pelatihan personel dan membuat Angkatan Bersenjata lebih efisien, kata Gerasimov.

Pada awal Mei, Perdana Menteri Dmitry Medvedev mengatakan pangsa persenjataan baru dalam pelayanan pada angkatan bersenjata Rusia harus sampai 75 persen pada tahun 2020. Para pejabat Rusia sebelumnya dikutip mengatakan tujuan peremajaan persenjataan 30 persen pada tahun 2015 dan 70 persen pada tahun 2020. Pemerintah Rusia telah mengalokasikan 22 triliun rubel (730 miliar dolar AS) untuk program peremajaan persenjataan angkatan bersenjata sampai tahun 2020.

Militer AS Bangun Jaringan 4G Khusus

http://statik.tempo.co/data/2013/04/04/id_175650/175650_620.jpg

Militer Amerika Serikat sedang menyelesaikan pembangunan jaringan nirkabel 4G khusus dan juga mengenai pedomannya. Kepala Staf Gabungan Militer AS Jenderal Martin Dempsey mencontohkan, pemanfaatan teknologi digunakan bagi pilot pesawat tempur jika harus mengambil keputusan apakah akan menembakkan senjata ke arah musuhnya atau tidak.

“Kami sedang memperbarui peraturan kami untuk pertama kalinya, sejak tujuh tahun lalu,” ujar Dempsey. Dia mengatakan, dibangunnya teknologi ini juga untuk mengontrol adanya potensi serangan melalui dunia cyber.

“Banyak tugas yang harus kami lakukan, namun langkah penting ini sangat signifikan untuk memperkuat pertahanan negara melalui kecepatan jaringan,” ucapnya melalui pidato yang disampaikan di Brookings Institute, di Washington D.C.

Pejabat dengan pangkat tertinggi di militer AS ini menyatakan penguatan pertahanan merupakan bagian dari perlindungan keamanan yang dilaksanakan oleh Departemen Pertahanan AS. Dia menyebutkan serangan melalui dunia maya meningkat 17 kali lipat sejak 2011. Namun dia tidak mencontohkan kejahatan apa saja yang sudah menyerang Departemen Pertahanan.

Dempsey mengatakan, investasi yang dihabiskan bagi perlindungan terhadap kejahatan cyber ini senilai U$D 23 miliar selama empat tahun. Menurut dia, Departemen Pertahanan akan melakukan konsolidasi terhadap 15 ribu jaringan berbasis cloud.

Ia menyebutkan, pemerintah AS juga sudah mengadakan kerja sama dengan penyedia jaringan 4G yang dianggap aman, seperti perangkat iPad, iPhone, dan Android. “Perangkat yang kami kembangkan akan membuat Batman dan James Bond iri,” kata Dempsey berseloroh.

Awal tahun ini, Departemen Pertahanan AS merestui penggunaan perangkat berbasis iOS, Samsung Galaxy S yang dijalankan melalui pengoperasian Knox, dan BlackBerry 10 untuk mendukung kegiatannya.

Indonesia Kembangkan Teknologi Laser dan Optoelektronik Berdaya Tinggi

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcD1SH6sjKQqkJ10SXMSWKy2W90iu4KUSrrvhMZkI7utZu4zsG2Qoeye-0e-zYGYDI0tS0BpWjrF98NExIILo69KYEPT104yui1HeiTzQlyx7tEK7pjbWurpM4da6D9lDHl5H8N8hiKIU/s1600/laser.jpg

Sekelompok Dosen, mahasiswa, teknisi dan sejumlah pengusaha dari beberapa negara Asia tengah asyik berdiskusi di Serpong. Mereka tengah membahas teknologi tinggi yang
selama ini identik dengan negara maju: teknologi laser dan optoelektronik.

Sejauh mana perkembangan di Indonesia Implementasi teknologi ini, menurut Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Anung Kusnowo akan memiliki banyak manfaat bagi Indonesia. Namun untuk tahap awal, lebih ditekankan di sektor telekomunikasi.

Teknologi ini juga dapat dipakai dalam spectroscopy terapan, sebuah teknologi untuk mengukur kandungan material sampai skala terkecil. "Investasi untuk teknologi tersebut sangat mahal. Namun kemampuan sumber daya manusia Indonesia tidak kalah dengan negara maju," ujar Anung.

Karena itu, untuk meningkatkan daya saing dengan negara maju, Puslitbang Fisika Terapan (P3FT)-LIPI bekerjasama dengan Kantor Menteri Negara Riset dan Telekomunikasi merasa perlu menggelar workshop regional tentang teknologi laser dan optoelektronik di Jakarta yang akan berakhir 6 Juli 2001. UNESCO juga berada dibalik penyelenggaraan acara ini.

Para peneli, dosen, mahasiswa dan kalangan pengusaha yang berasal dari Swiss, Australia, Jepang, Malaysia dan Filipina, Brunie Darussalam, Vietnam, Kamboja, Kuwait, dan Indonesia terlibat dalam workshop. Sejumlah prinsip dasar dan aplikasi teknologi laser dan optoelektronik diperkenalkan dalam bentuk kuliah, pengujian laboratorium, forum diskusi dan kunjungan langsung ke sektor industri.

Perkembangan di Indonesia

Kehadiran teknologi laser dan optoelektronik di Indonesia sudah cukup lama. Pada tahun 1977, Indonesia telah memiliki Program Pascasarjana Optoelektronik dan Aplikasi Laser di Universitas Indonesia. Ada empat program studi yang ditawarkan, meliputi Komunikasi Serat Optik, Spectroscopy Terapan, Instrumentasi dan Photonic, Pemetaan Citra dan Penginderaan Jarak Jauh.

Khusus di bidang Spectroscopy, Indonesia telah mampu menghasilkan sinar laser nitrogen berdaya tinggi. Dan mendapat penghargaan utama dalam pertemuan ASEAN Science and Technology kedua di Filipina tahun 1989. Dari laboratorium yang sama juga dihasilkan sinar laser karbon dioksida yang pertama di Indonesia.

Bank Dunia menjadi penyandang dana penelitian Spectroscopy di laboratorium tersebut. Dan sejak tahun 1986, penelitian dan pengembangan dilakukan bersama Universitas Fukui, Jepang, LIPI pernah terlibat kerjasama dengan NEDO, Jepang untuk melakukan aplikasi Light Detection and Ranging (LIDAR). Sistem laser ini dipakai untuk mengukur tingkat aerosol dan polutan di beberapa kota di Indonesia.

Perusahaan swasta di Indonesia pun sudah mengambil peranan dalam penguasaan teknologi ini. PT. Pura Nusapersada, misalnya, mampu menghasilkan produk-produk hologram komersial dan meterai. Sedangkan Jakarta Skin Centre dan Jakarta Eye Centre sudah menggunakan teknologi laser dalam perawatan medis. Sedangkan di sektor telekomunikasi, jaringan serat optik juga telah digunakan oleh PT.Telkom. Jaringan ini berguna untuk menunjang jaringan kabel tembaga yang terlebih dahulu ada. Bahkan PT. Indosat sudah menerapkannya untuk penyediaaan jalur komunikasi berbasis kabel laut. Contohnya, untuk antar pulau (Surabaya-Banjarmasin) dan antar negara (Jakarta-Singapura).

Hanya untuk penelitian Teknologi ini, awalnya, hanya diperbolehkan untuk penelitian. Dan jenis sinar laser yang dipakai adalah carbon dioksida, argon dan nitrogen oksida. Untuk kedua jenis terakhir lebih banyak dipakai untuk spectroscopy terapan. Namun dengan kandungan sumber daya alam yang cukup besar, spectroscopy terapan menjadi penting. Karena teknologi ini mampu menguraikan komposisi setiap material yang terdapat diperut bumi maupun yang ada di darat. Baik itu berupa tanah, mineral, air dan gas. Penembakan sinar laser dengan panjang gelombang tertentu membuat setiap material dapat diketahui struktur atom dan massa molekulnya. Pada akhirnya, setiap material dapat diketahui kegunaannya.

Contoh, Indonesia memiliki cadangan logam tanah jarang (rare earth) di pulau Bangka. Material ini merupakan limbah dari eksplorasi PT Timah. Meski secara kuantitas sedikit, tapi manfaatnya besar. Dengan bantuan teknologi spectoscopy ternyata material ini dapat dipakai untuk pembuatan semikonduktor dan serat optik. Ini hanya contoh kecil.

Diyakini masih banyak lagi kandungan material di bumi ini yang sebenarnya berguna untuk sektor industri. Namun Direktur LIPI Achiar Oemry, mengatakan proteksi negara maju terhadap teknologi ini sangat ketat. Walaupun negara berkembang memiliki dana besar untuk membelinya, namun teknologi ini tidak otomatis diberikan oleh negara-negara maju.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQLRW6mJoS8m5vhbE0eO0lSp0Fgh5Z9UsGN_vRNud-C7kiUD0A8psnBVGzYYfPPNgvbjkd25ylYtbHqumMZTUHOFyRAf0_gJU30l4GpXUhiFfETXl3eSC-aK2zzvv_5QRcPYkpBaQSuCc/s1600/8-phaser-laser-gun.jpg

pengembangannya dikuatirkan diarahkan ke sektor militer," ujar Achiar. "Selain itu, biaya untuk melakukan riset dan pengembangan juga mahal. Karena itu, kita harus berkolaborasi dengan negara-negara Asia lainnya," lanjut Achiar.

Dengan demikian, biaya yang dikeluarkan bisa dihemat. Dengan adanya transfer ilmu pengetahuan dan teknologi dari negara maju kepada negara-negara Asia, khususnya ASEAN, kemajuan industri diharap bisa dipercepat. Adanya rangsangan dari perkembangan teknologi laser dan optoelektronik, diharapkan menggiatkan industri kecil dan menengah.

Robot Penembak Otomatis Karya Mahasiswa Unikom

http://indonesiaproud.files.wordpress.com/2012/10/robot-penembak-di-indonesiaproud-wordpress-com.jpg


Muhammad Yazid Alqahar, mahasiswa Tekhnik Informarika Unikom, tengah merakit ulang robot penembak otomatis DU 116 SGR-V12 rancangannya di lab Divisi Robotika Universitas Komputer Indonesia (Unikom) Bandung, Jawa Barat,).

Robot penembak otomatis ini meraih medali emas dalam ajang Indonesia ICT Award (Inaicta) 2012 dan Robogames Amerika tahun ini. Senjata ini mampu menembak 20 target bergerak dalam waktu 10 detik.

Selain itu, Kelebihan robot senjata karyanya ini bisa mendeteksi target secara otomatis. Robot juga secara otomatis mengarahkan sasarannya dan bisa berputar 140 derajat.

Bahkan robot senjata ini bisa mendeteksi target yang bergerak. Karena itu, robot senjata ini bisa dimanfaatkan sebagai senjata antirudal. Robot ini bisa mendeteksi rudal dan menembaknya lebih dulu sebelum rudal mengenai sasaran.

Kernet Mobil Telah Berhasil Ditemukan Dalam Konflik Yang Menewaskan 1 TNI Distrik Jigonekme

https://sphotos-a.xx.fbcdn.net/hphotos-ash3/p480x480/1004415_565767046800118_1758008553_n.jpg



Jenazah Ilham, korban penembakan kelompok bersenjata tidak dikenal, diterbangkan dari Bandara Sentani, Jayapura dengan pesawat Lion Air ke Makassar, Jumat (28/6/2013) siang. Selanjutnya jenazah Ilham dikirim untuk dimakamkan di daerah asalnya di Desa Tana Moni, Kecamatan Sarudu, Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat.

Sebelumnya Ilham, yang berprofesi sebagai kernet mobil sempat dikabarkan menghilang pasca-penyerangan kelompok bersenjata. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Papua, Kombes I Gede Sumerta Jaya mengatakan, Ilham (19) ditemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa dengan sejumlah luka tembak 200 meter dari lokasi kejadian, Kamis (27/6/2013) kemarin pukul 12.00 WIT.

Sainuddin, kakak almarhum yang ikut mengantar jenazah dari Wamena, Kabupaten Jayawijaya, mengaku pihaknya sudah mengambil jasad adiknya di Puskesmas Ilu, Kamis kemarin. Ia mengaku sempat menumpang mobil yang disewa pasukan Satuan Tugas (Satgas) Bantu Pos Maleo Ilu, namun turun sebelum ke lokasi kejadian karena ada keperluan.

Pada Kamis kemarin, jenazah almarhum Letda Inf I Wayan Sukarta, anggota Batalyon-32, Grup-3 Kopassus sudah dikirim ke Jakarta. Di hari yang sama, jenazah Hartono Hasanuddin, sopir mobil yang terbunuh dalam insiden penghadangan tersebut, juga sudah dipulangkan ke Makassar.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, sekitar pukul 14.00 WIT rombongan pasukan Satuan Tugas (Satgas) Bantu Pos Maleo Distrik Ilu, dihadang dan ditembaki sekelompok orang bersenjata di sekitar kebun anggur di Kampung Jigonikme, Distrik Ilu, Selasa (25/6/2013) lalu.

Dalam insiden kontak tembak dengan kelompok bersenjata tidak dikenal, Letda Inf I Wayan gugur tertembak bersama Hartono Hasanuddin, sopir mobil yang mengangkut rombongan patroli.

Dua orang anggota lainnya, Pratu Suprioto dan Prada Andi berhasil meloloskan diri, namun saat kembali lagi bersama bantuan ke lokasi penyerangan, pelaku penyerangan sudah meninggalkan lokasi setelah sebelumnya merebut senjata dan membakar mobil.

Beberapa hari kemudian, kabar muncul ada seseorang yang belum diketahui identitasnya menghilang saat penyerangan terhadap anggota Batalyon 753 di Jigonikme, Distrik Ilu, Papua. Dia merupakan kernet dari sopir yang mengantar anggota TNI tersebut. Belakangan diketahui kernet dimaksud bernama Ilham dan ditemukan dalam keadaan sudah tak bernyawa.