Brimob dan prajurit Yonif Linud 503/Mayangkara Kostrad kembali terlibat bentrok. Bentrokan tersebut terjadi di Pos Haumeni Ana, perbatasan RI-Timor Leste, Kamis (9/5) sore. Ironisnya bentrokan tersebut terjadi hanya karena persoalan sembako.
Komandan Pos Brimob Haumeni Ana Bripka Roberto Alves mengemukakan awal kejadian tersebut bermula ketika pihaknya melakukan razia terhadap BBM dan sembako pada sebuah angkutan pedesaan yang dikendarai Marsel.
"Ketika itu, kami mendapatkan 20 liter solar dan delapan jeriken berisi minyak tanah berukuran lima liter. BBM tersebut akhirnya lolos masuk ke wilayah Timor Leste setelah mendapat tekanan dari beberapa anggota Yonif Linud 503/Mayangkara Kostrad yang juga ikut merazia pada saat itu,".
Namun, tambah Alves, beberapa elemen sembako seperti sabun mandi dalam kemasan 12 dus, gayung mandi sebanyak dua karung dan bokor sebanyak satu karung, ditahan oleh petugas Brimob.
"Kami dipaksa untuk melepas barang-barang tersebut dengan alasan dijual di sebuah kios di sekitar perbatasan. Kami tetap menolak, karena tidak ada kios yang berjualan di perbatasan," ujarnya.
Ketika menjelang sore, pos Brimob di perbatasan Haumeni Ana di wilayah Kecamatan Bikomi Nilulat, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur diserang anggota TNI dari Yonif Linud 503/Mayangkara Kostrad.
"Saya tahu persis oknum TNI-AD dari batalyon tersebut yang melakukan penyerangan. Ada yang menggunakan seragam militer dan ada pula yang berpakaian preman. Namun, semuanya sudah diselesaikan secara damai," kata Bripka Robertus Alves.
Namun Kapolda NTT Brigjen Pol I Ketut Untung Yoga Ana menegaskan bahwa insiden antara Brimob dan prajurit Yonif Linud 503/Mayangkara Kostrad di Pos Haumeni Ana, perbatasan RI-Timor Leste itu sudah diselesaikan secara damai.
"Mereka hanya salah paham dalam mengidentifikasi barang-barang yang keluar masuk di perbatasan kedua negara, sehingga memicu terjadi konflik. Namun, persoalan antara kedua institusi tersebut sudah diselesaikan secara damai," kata jenderal polisi berbintang satu itu ketika dihubungi.
Komandan Satuan Brimobda NTT Kombes Norman yang dihubungi secara terpisah juga mengakui bahwa insiden tersebut sudah diselesaikan secara damai setelah berselisih paham terkait diizinkannya atau tidak barang-barang yang diperbolehkan masuk ke suatu negara melalui pintu perbatasan.
Sementara Wadan Satgas Pamtas dari Batalyon Infanteri (Yonif) Lintas Udara (Linud) 503/Mayangkara Kostrad Mayor Inf Triyono malah mengklaim bahwa tidak terjadi insiden apa-apa antara prajurit yang dipimpinnya dengan Satuan Brimob di Pos Haumeni Ana, di wilayah perbatasan RI-Timor Leste.
"Tidak ada kejadian apa-apa, cuma salah paham tentang razia bahan bakar minyak (BBM) oleh anggota Pospol Brimob dan anggota kita di Pos Haumeni Ana," katanya menegaskan.
0 komentar:
Posting Komentar