Kamis, 23 Mei 2013

DST Kirim Tarantula 6x6 Ke Indonesia

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOJVUER2VwQnMQhge5gzuHvZ2oHYjO7qu1KKgCpmQwQXMeHfwFa3EdXWRd-Fs3LxYPEyvML7C46N4YtIx8VWW-s3qfWORdplYrSI6TwsD58K8BFd2SAThfW7mk5SMRHzGE1e_2lj1Ydz9S/s1600/Tarantula+6x6_Defense+Studies.jpg

Sebuah kendaraan lapis baja beroda 6x6 buatan Korsel akan dikirim ke Indonesia. Doosan DST menandatangi kontrak pengadaan kendaraan lapis baja pada tahun 2009 untuk TNI dan mulai diproduksi prototipe pada november tahun 2011. Setelah melakukan ujicoba operasional menembak, uji manuver lapangan dimulai pada awal 2012. Kemudian pada 5 Mei 2012, Doosan DST memulai memproduksi kendaraan lapis baja 6x6 dan selesai pada awal mei 2013.

Sebelum pengumuman ini, pejabat DAPA, degelasi Indonesia, dan Doosan DST mengadakan upacara peresmian kendaraan lapis baja tersebut pada 2 Mei dan diberi nama Tarantula 6x6 yang kemudian akan diberikan kepada TNI. Selain Doosan DST membuat kendaraan lapis baja serta merakit turrent, industri pertahanan Indonesia juga akan merakit kendaraan tersebut di Indonesia.

Jumlah Panser Tarantul 6x6 roda yang akan dikirim kepada TNI-AD, tidak bisa disebutkan. Doosan DST bertanggung jawab untuk pembuatan kendaraan lapis baja dan perakitan turret. Juga, pabrik senjata PT. Pindad Indonesia akan merakit kendaraan lapis baja jenis SKD di Indonesia. Tarantula 6x6 memiliki berat 18 ton, dioperasikan tiga kru (sopir, komandan tank, dan penembak), selain itu Tarantula 6x6 dapat digeber sampai 100 km/h dalam kondisi di jalanan serta 8 km/h saat berada dipermukaan air.

Tarantula 6x6 telah disesuaikan dengan medan Indonesia, sehingga mudah dioperasikan sekalipun dipermukaan air. Selain itu Taratura 6x6 memiliki meriam utama 90mm dan senapan mesin 7.63mm. Kendaraan tersebut mampu menyerang tank sejenis dan pada saat yang sama dapat dioperasikan untuk pencarian dan menghancurkan operasi separatis.

0 komentar: