Rabu, 22 Mei 2013

Atasi China, Filipina Modernisasi Militer Besar-besaran

Militer Filipina

Presiden Filipina Benigno Aquino pada hari Selasa, 21 Mei 2013, mengumumkan penganggaran dana sebesar 1,8 miliar dolar untuk modernisasi militer guna mempertahankan wilayah maritim negaranya dari "pengganggu" di tengah perselisihan yang terus memburuk dengan China.

Dalam pidato saat perayaan hari ulang tahun Angkatan Laut ke-115, Aquino bersumpah bahwa Angkatan Bersenjata Filipina akan diberikan sumber daya yang diperlukan untuk melindungi kedaulatan Filipina. Analis menilai pernyataan Aquino ini ditujukan untuk China.

"Kita memiliki pesan yang jelas kepada dunia : Filipina adalah untuk Filipina, dan kita memiliki kemampuan untuk melawan pengganggu yang memasuki wilayah kita," kata Aquino di hadapan petinggi-petinggi Angkatan Laut Filipina. Aquino merinci program modernisasi militer yang sebesar 1,82 miliar dolar tersebut akan diprioritaskan untuk peningkatan kemampuan angkatan laut, yang selama ini menjadi angkatan laut terlemah di Asia Tenggara.

Dia juga mengatakan bahwa pada 2017 nanti Filipina akan mengakuisisi dua kapal frigat baru, dua helikopter anti-kapal selam, tiga kapal cepat untuk patroli pantai dan delapan kendaraan serbu amfibi. "Kita juga akan meningkatkan komunikasi, intelijen dan sistem pengawasan," katanya.

Aquino mengatakan pemerintah Filipina telah menghabiskan 678 juta dolar untuk memodernisasi militer selama tiga tahun terakhir, termasuk untuk membeli dua kapal cutter kelas Hamilton (bekas dan diupgrade) yang diperoleh dari pasukan penjaga pantai Amerika Serikat (US Coastguard).

Kapal yang pertama, diubah namanya menjadi BRP Gregorio del Pilar (PF-15), sudah ditugaskan bersama Angkatan Laut Filipina sejak tahun 2011. Kapal yang kedua BRP Ramon Alcaraz (PF-16), akan dikirimkan pada bulan Agustus setelah mengalami keterlambatan 5 bulan. Pada tahun ini Filipina juga telah mengumumkan akan mengakuisisi 10 kapal patroli penjaga pantai baru dari Jepang.

Sengketa wilayah yang semakin sengit dengan China, bersumber dari klaim kedua negara (Filipina-China) atas suatu wilayah di Laut Cina Selatan, yang diyakini mengandung sejumlah besar minyak dan gas bumi dan juga merupakan ladang perikanan yang kaya.

China menegaskan pihaknya memiliki hak berdaulat untuk sebagian besar Laut Cina Selatan, termasuk atas beberapa wilayah perairan di dekat pantai Filipina dan negara Asia Tenggara lainnya. Dalam beberapa tahun terakhir, Filipina dan Vietnam (keduanya terlibat dalam sengketa dengan China) mengatakan tindakan China telah semakin agresif untuk menegaskan klaimnya atas wilayah yang disengketakan.

Filipina mengatakan bahwa China sejak tahun lalu sudah menduduki perairan dangkal yang berjarak 230 kilometer dari pulau utama Filipina Luzon. Gugus pulau ini berjarak 1.200 kilometer dari daratan terdekat utama China. Tapi walaupun dengan pengeluaran militer ekstra besar yang diumumkan oleh Aquino, anggaran dan kekuatan milter Filipina tetap menjadi "kurcaci" bagi Angkatan Laut China. Pada bulan Maret lalu China mengumumkan anggaran pertahanan untuk tahun 2013 sebesar 115 miliar dolar

0 komentar: