Hujan
rintik-rintik membasahi Rose Garden, Gedung Putih, tempat Barack Obama
menggelar konferensi pers bersama koleganya dari Turki, PM Recep Tayyip
Erdogan. Sang Presiden pun minta dipayungi agar tak basah kuyup.
Tak masalah memang. Yang jadi persoalan, dia menyuruh dua marinir
berseragam maju, hanya untuk memegangi payung yang menaunginya.
Tindakan Obama itu dianggap mempermalukan korps Angkatan Laut Amerika Serikat. Purnawirawan Letnan Jenderal Angkatan Udara AS, Thomas McInerney bahkan mengatakan, sikap Obama menunjukkan "kurangnya rasa hormat" dengan memaksa tentara melindunginya dari guyuran hujan.
Ia juga mengatakan, Presiden punya banyak pembantu dan staf. Tapi kenapa tentara AL yang berseragam yang diminta memegangi payung? "Presiden memperlakukan tentara AL seperti pelayan," kata Jenderal McInerney, seperti dimuat Daily Mail, 17 Mei 2013.
Padahal, dia menambahkan, Obama berkali-kali pernah berdiri di tengah hujan sebelumnya, tak masalah! Dan tentara AL yang mengawalnya hanya berdiri saja, tanpa memegangi payung. "Saya pikir ini menunjukkan kurangnya rasa hormat pada Angkatan Laut," kata Sang Jenderal.
"Aku tak bisa mengerti mengapa bukan salah satu pembantu presiden yang memegangi payung. Tentara AL adalah pejuang, sementara para staf presiden bukan."
Letjen Gen McInerney (76) pernah bertempur dalam Perang Vietnam dan bergabung dengan NATO. Dia sebelumnya juga menjabat sebagai komandan Angkatan Udara ke-11 di Alaska sebelum pensiun.Letjen McInerney juga mengecam Presiden karena tidak berbuat cukup untuk mendukung tentara ketika mereka pulang dari medan pertempuran.
Melanggar Aturan
Tak ayal sikap Obama yang meminta dua marinir memayungi dia dan tamunya membuat gempar. Dua tentara itu memayungi Obama dan PM Turki, sementara Presiden AS itu melontarkan lelucon tentang cuaca.
Padahal, menurut aturan Angkatan Laut (Marine Corp Manual), bahkan Presiden AS sekalipun tak bisa meminta seorang marinir untuk memayunginya, tanpa izin dari Komandan Tertinggi Angkatan Laut.
Juga disebutkan, tentara pria yang berpakaian seragam lengkap dilarang menggunakan payung. "Tak boleh ada petugas atau pejabat mengeluarkan instruksi yang bertentangan dengan, mengubah, atau mengubah ketentuan apapun, tanpa persetujuan dari Komandan Korps Marinir."
Sementara anggota marinir perempuan boleh membawa payung berwarna hitam, standar atau payung lipat dalam kondisi cuaca buruk. Payung harus dibawa dengan tangan kiri, sehingga, ia tetap bisa memberikan hormat -- salam dalam kemiliteran, terutama saat bertemu atasan.
Tindakan Obama itu dianggap mempermalukan korps Angkatan Laut Amerika Serikat. Purnawirawan Letnan Jenderal Angkatan Udara AS, Thomas McInerney bahkan mengatakan, sikap Obama menunjukkan "kurangnya rasa hormat" dengan memaksa tentara melindunginya dari guyuran hujan.
Ia juga mengatakan, Presiden punya banyak pembantu dan staf. Tapi kenapa tentara AL yang berseragam yang diminta memegangi payung? "Presiden memperlakukan tentara AL seperti pelayan," kata Jenderal McInerney, seperti dimuat Daily Mail, 17 Mei 2013.
Padahal, dia menambahkan, Obama berkali-kali pernah berdiri di tengah hujan sebelumnya, tak masalah! Dan tentara AL yang mengawalnya hanya berdiri saja, tanpa memegangi payung. "Saya pikir ini menunjukkan kurangnya rasa hormat pada Angkatan Laut," kata Sang Jenderal.
"Aku tak bisa mengerti mengapa bukan salah satu pembantu presiden yang memegangi payung. Tentara AL adalah pejuang, sementara para staf presiden bukan."
Letjen Gen McInerney (76) pernah bertempur dalam Perang Vietnam dan bergabung dengan NATO. Dia sebelumnya juga menjabat sebagai komandan Angkatan Udara ke-11 di Alaska sebelum pensiun.Letjen McInerney juga mengecam Presiden karena tidak berbuat cukup untuk mendukung tentara ketika mereka pulang dari medan pertempuran.
Melanggar Aturan
Tak ayal sikap Obama yang meminta dua marinir memayungi dia dan tamunya membuat gempar. Dua tentara itu memayungi Obama dan PM Turki, sementara Presiden AS itu melontarkan lelucon tentang cuaca.
Padahal, menurut aturan Angkatan Laut (Marine Corp Manual), bahkan Presiden AS sekalipun tak bisa meminta seorang marinir untuk memayunginya, tanpa izin dari Komandan Tertinggi Angkatan Laut.
Juga disebutkan, tentara pria yang berpakaian seragam lengkap dilarang menggunakan payung. "Tak boleh ada petugas atau pejabat mengeluarkan instruksi yang bertentangan dengan, mengubah, atau mengubah ketentuan apapun, tanpa persetujuan dari Komandan Korps Marinir."
Sementara anggota marinir perempuan boleh membawa payung berwarna hitam, standar atau payung lipat dalam kondisi cuaca buruk. Payung harus dibawa dengan tangan kiri, sehingga, ia tetap bisa memberikan hormat -- salam dalam kemiliteran, terutama saat bertemu atasan.
0 komentar:
Posting Komentar