BBC News melansir keterangan baru yang menimbulkan kegemparan di Inggris. Penyelidikan kecelakaan maut yang menewaskan Putri Diana dan Dodi Al Fayed 15 tahun lalu mendapat bukti baru. Yang lebih mengagetkan lagi, bukti baru itu mengindikasikan bahwa tewasnya pasangan tersebut merupakan bagian dari operasi intelijen Inggris.
Menurut Scotland Yard, informasi itu tengah "dikaji keterkaitan dan kredibilitasnya". Kajian ini ditegaskan bukan "bentuk penyelidikan ulang" atas kasus kematian paling ditangisi di Inggris pada abad 20 tersebut.
Hanya, muncul info pemberi informasi adalah petugas dari komando operasi dan unit kejahatan khusus. Informasi itu disampaikan oleh mantan mertua prajurit tersebut kepada polisi metropolitan Inggris lewat kesatuan polisi militer.
Menurut sejumlah koran minggu yang terbit di London kemarin, muncul dugaan militer terlibat dalam kecelakaan tersebut dan informasi baru yang didapat polisi ini diberikan oleh sumber dalam tubuh militer.
Hingga sekarang, Kerajaan Inggris menolak berkomentar. Anak kandung Putri Diana dari hubungannya dengan Pangeran Charles, yaitu Pangeran William dan Pangeran Harry, enggan menyampaikan opini tentang informasi baru mengenai kematian ibu mereka.
Sementara keluarga Al Fayed mengatakan tertarik untuk menunggu kabar selanjutnya. Juru bicara keluarga kepada BBC News mengatakan, taipan asal Timur Tengah itu percaya kepolisian metropolitan di London dapat menyelidiki informasi baru tersebut.
Putri Diana, janda penerus takhta Inggris, baru berusia 36 saat meninggal dunia. Mobil sewaan Mercedes Benz S-Class W140 bernopol 688 LTV75 yang ditumpanginya menabrak sebuah tiang di terowongan Pont de l"Alma di Kota Paris pada 31 Agustus 1997.
Tabrakan terjadi setelah pasangan Diana dan Al Fayed meninggalkan Hotel Ritz di Paris dan mencoba menghindari kejaran paparazzi yang naik sepeda motor. Pengawal Al Fayed, Trevor Rees-Jones, adalah satu-satunya penumpang yang selamat dalam kecelakaan itu.
Penyelidikan kasus kematian Putri Diana itu berlangsung hingga 90 hari dan memeriksa sebanyak 250 orang saksi. Pada 7 April 2008, panel juri memutuskan bahwa Putri Diana tewas terbunuh karena kelalaian dalam mengemudikan kendaraan.
Mantan Komisaris Kepolisian Metropolitan Lord Stevens dalam laporannya yang dipublikasikan pada Desember 2006 menolak klaim bahwa Putri Diana dan Dodi Al Fayed tewas dibunuh. Hasil penyelidikan Lord Stevens menyimpulkan, Putri Diana tidak dibunuh mata-mata Inggris dan dia tidak sedang hamil saat meninggal dunia.
Saat Operasi Paget "nama operasi penyelidikan kematian Diana" ditutup, disimpulkan bahwa pengemudi Mercedes, Henri Paul, mabuk. Dia melarikan mobilnya terlalu kencang. Hasil otopsi menunjukkan darah Henri Paul mengandung 1,74 gram alkokol per liter atau dua kali batas maksimum yang diperbolehkan di Inggris.
Kehidupan pribadi Diana terus-menerus mengundang rasa ingin tahu publik, bahkan jauh setelah kematiannya. Sebuah film tentang kisah percintaannya dengan seorang dokter jantung, antara lain dibintangi aktris Naomi Watts, dibuat tahun lalu. Pada tahun 2011, Festival Film Cannes juga diramaikan dengan sebuah film dokumenter tentang Diana, berjudul Unlawful Killing.
Menurut Scotland Yard, informasi itu tengah "dikaji keterkaitan dan kredibilitasnya". Kajian ini ditegaskan bukan "bentuk penyelidikan ulang" atas kasus kematian paling ditangisi di Inggris pada abad 20 tersebut.
Hanya, muncul info pemberi informasi adalah petugas dari komando operasi dan unit kejahatan khusus. Informasi itu disampaikan oleh mantan mertua prajurit tersebut kepada polisi metropolitan Inggris lewat kesatuan polisi militer.
Menurut sejumlah koran minggu yang terbit di London kemarin, muncul dugaan militer terlibat dalam kecelakaan tersebut dan informasi baru yang didapat polisi ini diberikan oleh sumber dalam tubuh militer.
Hingga sekarang, Kerajaan Inggris menolak berkomentar. Anak kandung Putri Diana dari hubungannya dengan Pangeran Charles, yaitu Pangeran William dan Pangeran Harry, enggan menyampaikan opini tentang informasi baru mengenai kematian ibu mereka.
Sementara keluarga Al Fayed mengatakan tertarik untuk menunggu kabar selanjutnya. Juru bicara keluarga kepada BBC News mengatakan, taipan asal Timur Tengah itu percaya kepolisian metropolitan di London dapat menyelidiki informasi baru tersebut.
Putri Diana, janda penerus takhta Inggris, baru berusia 36 saat meninggal dunia. Mobil sewaan Mercedes Benz S-Class W140 bernopol 688 LTV75 yang ditumpanginya menabrak sebuah tiang di terowongan Pont de l"Alma di Kota Paris pada 31 Agustus 1997.
Tabrakan terjadi setelah pasangan Diana dan Al Fayed meninggalkan Hotel Ritz di Paris dan mencoba menghindari kejaran paparazzi yang naik sepeda motor. Pengawal Al Fayed, Trevor Rees-Jones, adalah satu-satunya penumpang yang selamat dalam kecelakaan itu.
Penyelidikan kasus kematian Putri Diana itu berlangsung hingga 90 hari dan memeriksa sebanyak 250 orang saksi. Pada 7 April 2008, panel juri memutuskan bahwa Putri Diana tewas terbunuh karena kelalaian dalam mengemudikan kendaraan.
Mantan Komisaris Kepolisian Metropolitan Lord Stevens dalam laporannya yang dipublikasikan pada Desember 2006 menolak klaim bahwa Putri Diana dan Dodi Al Fayed tewas dibunuh. Hasil penyelidikan Lord Stevens menyimpulkan, Putri Diana tidak dibunuh mata-mata Inggris dan dia tidak sedang hamil saat meninggal dunia.
Saat Operasi Paget "nama operasi penyelidikan kematian Diana" ditutup, disimpulkan bahwa pengemudi Mercedes, Henri Paul, mabuk. Dia melarikan mobilnya terlalu kencang. Hasil otopsi menunjukkan darah Henri Paul mengandung 1,74 gram alkokol per liter atau dua kali batas maksimum yang diperbolehkan di Inggris.
Kehidupan pribadi Diana terus-menerus mengundang rasa ingin tahu publik, bahkan jauh setelah kematiannya. Sebuah film tentang kisah percintaannya dengan seorang dokter jantung, antara lain dibintangi aktris Naomi Watts, dibuat tahun lalu. Pada tahun 2011, Festival Film Cannes juga diramaikan dengan sebuah film dokumenter tentang Diana, berjudul Unlawful Killing.
0 komentar:
Posting Komentar