Jumat, 21 Juni 2013

Rusia Menolak Usul Obama Soal Pengurangan Nuklir

http://static.republika.co.id/uploads/images/detailnews/presiden-as-barack-obama-memerlihatkan-noda-lipstik-di-kerah-kemejanya-_130529093943-423.jpg

Usulan Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengenai pengurangan persenjataan nuklir strategis Rusia dan AS hingga sepertiga tidak disambut baik Moskow.

Wakil Perdana Menteri Rusia, Dmitry Rogozin Rusia mengatakan, dengan usulan soal pengurangan nuklir tersebut mengidikasikan Obama tidak memahami esensi dari masalah sebenarnya. "Atau ia secara terbuka berbohong, atau dia secara mendalam tidak profesional," kata Dmitry kepada wartawan.

Rogozin mengatakan, kedua negara tidak akan bicara tentang perlucutan senjata nuklir sampai Moskow dan Washington menemukan bahasa yang sama atas gelaran anti-peluru kedali pertahanan AS.

"Dalam perkembangan sejarah perisai tidak pernah terjadi tanpa membuat pedang," katanya, dan menambahkan bahwa Rusia tidak mempercayai niat AS untuk membatasi penyebaran sistem anti-rudal hanya dengan empat tahap.

Dalam pidato luas di Berlin, Obama menyerukan untuk pengurangan sepertiga dari senjata nuklir yang digelar AS dan Rusia, dan mengatakan itu adalah mungkin untuk menjamin keamanan Amerika dan satu penghindaran kuat sementara juga membatasi senjata nuklir.

Berdasarkan Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis baru, yang Obama tandatangani dengan Rusia pada tahun 2010, Washington dan Moskow berkomitmen untuk mengurangi batas tertinggi hulu ledak yang ada pada mereka dengan 30 persen selama 10 tahun ke depan dari 2.200 saat ini menjadi 1.550.

0 komentar: