Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) memperkirakan terdapat cadangan 70.000 ton Uranium dan 117.000 ton Thorium yang tersebar di sejumlah lokasi di Indonesia, yang bisa bermanfaat sebagai energi alternatif di masa depan. "Untuk Uranium potensinya dari berbagai kategori, ada yang dengan kategori terukur, tereka, teridentifikasi dan kategori hipotesis, sedangkan Thorium baru kategori hipotesis belum sampai terukur," kata Direktur Pusat Pengembangan Geologi Nuklir Batan Agus Sumaryanto di sela peluncuran Peta Radiasi dan Radioaktivitas Lingkungan di Jakarta, senin.
Sebagian besar cadangan Uranium kebanyakan berada di Kalimantan Barat, sebagian lagi ada di Papua, Bangka Belitung dan Sulawesi Barat, sedangkan Thorium kebanyakan di Babel dan sebagian di Kalbar. Kajian terakhir dilakukan di Mamuju, Sulbar, dimana deteksi pendahuluan menyebut kadar Uranium di lokasi tersebut berkisar antara 100-1.500 ppm (part per milion) dan Thorium antara 400-1.800 ppm.
Kecamatan Singkep, Kabupaten Mamuju juga menjadi kawasan yang laju dosis radiasi gammanya tercepat di Indonesia dibanding rata-rata nilai laju dosis radiasi Gamma di Indonesia yang 46 nSv per jam, kata Direktur Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi Batan, Susilo Widodo.
Ia mengatakan, pihaknya telah menyusun Peta Radiasi dan Radioaktivitas Lingkungan sebagai data dasar, sehingga kalau ada kenaikan radiasi yang disebabkan faktor bukan alami misalnya radiasi hasil lepasan industri atau kecelakaan nuklir, bisa diketahui dengan cepat. Susilo mengatakan, saat terjadi kecelakaan reaktor nuklir Fukushima pihaknya tidak mendeteksi adanya radiasi nuklir yang masuk ke wilayah Indonesia.
"Secara alamiah, radiasi nuklir dari Jepang di utara sulit menyebrang ke kawasan katulistiwa. Justru jika dilihat dari posisi dan arah angin potensi radiasi dari Jepang akan masuk lebih dulu ke Amerika Serikat dan terakhir China," katanya. Peta ini, ujarnya, juga penting untuk mengkaji efek kesehatan bagi masyarakat yang tinggal di daerah radiasi tinggi serta indikasi bahan tambang seperti Uranium, Thorium dan mineral sejenisnya.
Peta tingkat radiasi dan radioaktivitas lingkungan di Indonesia ini, urainya, terdiri dari lima peta, yakni peta laju dosis radiasi gamma lingkungan dan peta tingkat konsentrasi radionuklida alam Thorium-228, Thorium-232, Radon-226, dan Kalium-40 dalam sampel permukaan. Batan juga meluncurkan URL monitor radiasi lingkungan kawasan reaktor nuklir Serpong dimana telah dipasang lima monitor gamma di kawasan itu selama 2012-2013 dan meluncurkan "GPS tracking" untuk transportasi limbah di Indonesia.
Sebagian besar cadangan Uranium kebanyakan berada di Kalimantan Barat, sebagian lagi ada di Papua, Bangka Belitung dan Sulawesi Barat, sedangkan Thorium kebanyakan di Babel dan sebagian di Kalbar. Kajian terakhir dilakukan di Mamuju, Sulbar, dimana deteksi pendahuluan menyebut kadar Uranium di lokasi tersebut berkisar antara 100-1.500 ppm (part per milion) dan Thorium antara 400-1.800 ppm.
Kecamatan Singkep, Kabupaten Mamuju juga menjadi kawasan yang laju dosis radiasi gammanya tercepat di Indonesia dibanding rata-rata nilai laju dosis radiasi Gamma di Indonesia yang 46 nSv per jam, kata Direktur Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi Batan, Susilo Widodo.
Ia mengatakan, pihaknya telah menyusun Peta Radiasi dan Radioaktivitas Lingkungan sebagai data dasar, sehingga kalau ada kenaikan radiasi yang disebabkan faktor bukan alami misalnya radiasi hasil lepasan industri atau kecelakaan nuklir, bisa diketahui dengan cepat. Susilo mengatakan, saat terjadi kecelakaan reaktor nuklir Fukushima pihaknya tidak mendeteksi adanya radiasi nuklir yang masuk ke wilayah Indonesia.
"Secara alamiah, radiasi nuklir dari Jepang di utara sulit menyebrang ke kawasan katulistiwa. Justru jika dilihat dari posisi dan arah angin potensi radiasi dari Jepang akan masuk lebih dulu ke Amerika Serikat dan terakhir China," katanya. Peta ini, ujarnya, juga penting untuk mengkaji efek kesehatan bagi masyarakat yang tinggal di daerah radiasi tinggi serta indikasi bahan tambang seperti Uranium, Thorium dan mineral sejenisnya.
Peta tingkat radiasi dan radioaktivitas lingkungan di Indonesia ini, urainya, terdiri dari lima peta, yakni peta laju dosis radiasi gamma lingkungan dan peta tingkat konsentrasi radionuklida alam Thorium-228, Thorium-232, Radon-226, dan Kalium-40 dalam sampel permukaan. Batan juga meluncurkan URL monitor radiasi lingkungan kawasan reaktor nuklir Serpong dimana telah dipasang lima monitor gamma di kawasan itu selama 2012-2013 dan meluncurkan "GPS tracking" untuk transportasi limbah di Indonesia.
Indonesia dengan Mudah Membuat Senjata Nuklir
Indonesia kini telah mampu membuat teknologi nuklir dan itu pun berarti indonesia dengan mudah dapat membuat Senjata nuklir, tetapi indonesia telah berkomitment untuk tidak membuat nuklir sebagai senjata itu dikatakan oleh anggota DPR “Indonesia sudah berkomitmen untuk tidak membuat senjata nuklir. Indonesia hanya akan menggunakan teknologi nuklirnya untuk hal-hal yang bermanfaat untuk manusia dan kemanusiaan,” ujar anggota Komisi I DPR, M. Nadjib
Banyaknya ahli nuklir di indonesia dan SDM kita pun banyak di pakai oleh negara lain untuk menngembangkan teknologi nuklir. Indonesia mampu jika berniat membuat senjata nuklir, karena indonesia mempunyai SDA (Sumber Daya Alam) yang cukup seperti tambang uranium di mamuju, Sulawesi Barat yang merupakan terbaik di indonesia. tambang di mamuju inilah yang sedang di incar pihak asing. selain mamuju ada beberapa tambang Uranium seperti tambang Remaja-Hitam dan tambang Rirang-Tanah Merah. Kedua uranium tersebut terletak di Kalimantan Barat.
Dengan adanya Sumber daya Alam dan didukung oleh Sumber Daya Manusia yang ahli dalam bidang nuklir, serta 3 pangkalan nuklir otomatis indonesia dengan sangat mudah mengembangkan Teknologi Nuklir menjadi senjata. Tetapi pemerintah pusat tidak menginginkan hal itu dilakukan karena bisa menjadi pemicu terjanya konflik antar negara. Pemerintah menyadari bahwa Indonesia telah di awasi dan disoroti oleh 3 negara besar.
Banyaknya ahli nuklir di indonesia dan SDM kita pun banyak di pakai oleh negara lain untuk menngembangkan teknologi nuklir. Indonesia mampu jika berniat membuat senjata nuklir, karena indonesia mempunyai SDA (Sumber Daya Alam) yang cukup seperti tambang uranium di mamuju, Sulawesi Barat yang merupakan terbaik di indonesia. tambang di mamuju inilah yang sedang di incar pihak asing. selain mamuju ada beberapa tambang Uranium seperti tambang Remaja-Hitam dan tambang Rirang-Tanah Merah. Kedua uranium tersebut terletak di Kalimantan Barat.
Dengan adanya Sumber daya Alam dan didukung oleh Sumber Daya Manusia yang ahli dalam bidang nuklir, serta 3 pangkalan nuklir otomatis indonesia dengan sangat mudah mengembangkan Teknologi Nuklir menjadi senjata. Tetapi pemerintah pusat tidak menginginkan hal itu dilakukan karena bisa menjadi pemicu terjanya konflik antar negara. Pemerintah menyadari bahwa Indonesia telah di awasi dan disoroti oleh 3 negara besar.
0 komentar:
Posting Komentar