ADS adalah senapan serbu pertama di dunia yang mampu ditembakkan dengan baik di udara dan di dalam air. Senapan serbu ini terbilang memiliki kemampuan yang sama baiknya dengan senapan Kalashnikov model terbaru, namun ukurannya sedikit lebih kecil. Pada tahun 2007, pabrik senjata yang berbasis di Tula, Rusia, membuat senapan serbu amfibi, hasil dari penelitian dan pengembangan selama hampir 6 dekade. Proses pembuatan senapan amfibi ini telah memakan waktu yang lama.
Kembal dulu ke sejarah senapan amfibi, upaya untuk menciptakan senapan bagi personel tempur di dalam air sebenarnya sudah dimulai ketika angkatan-angkatan laut di dunia kala itu mulai menyebarkan personel saboteurs(penyabot) dalam air. Dengan kata lain ini terjadi saat dan selama Perang Dunia II. Namun hanya Uni Soviet yang berhasil menciptakan senapan otomatis dan pistol yang mampu ditembakkan dari dalam air.
Kembal dulu ke sejarah senapan amfibi, upaya untuk menciptakan senapan bagi personel tempur di dalam air sebenarnya sudah dimulai ketika angkatan-angkatan laut di dunia kala itu mulai menyebarkan personel saboteurs(penyabot) dalam air. Dengan kata lain ini terjadi saat dan selama Perang Dunia II. Namun hanya Uni Soviet yang berhasil menciptakan senapan otomatis dan pistol yang mampu ditembakkan dari dalam air.
Setelah setengah abad kemudian, muncullah pistol SPP-1 4,5mm dan senapan serbu APS 5,6 mm dan mulai digunakan oleh pasukan pengintai khusus Angkatan Laut Uni Soviet. Senjata tersebut cukup efektif di bawah air, meskipun tidak untuk di darat. Tentu saja dengan kehadiran senjata ini tentara Uni Soviet menjadi mudah untuk memukul mundur personel musuh di dalam air, meskipun efektif hanya pada jarak dekat.
Kelemahannya, senjata-senjata ini tidak akurat untuk jarak 164 meter atau lebih, dan daya tahan senjata-senjata ini pun cepat sekali menurun. Bayangkan, usia pakai senapan ini hanya 180 kali tembakan saja (ditembakkan di udara). Untuk melakukan misinya, setiap penyelam tempur Rusia harus membawa 4 senjata sekaligus, dua senjata bahwa air APS dan SPP-1 dan dua senjata konvensional yaitu senapan serbu Kalashnikov dan pistol Makarov. Untuk saat ini, entah apakah karena memang belum mampu atau tidak mau, belum ada negara di dunia ini yang berhasil mereplika/membangun kembali teknologi senjata otomatis bawah air Rusia tersebut.
Senapan amfibi semacam ini jelas akan memberikan banyak keuntungan, namun rasanya akan sulit, karena sangat sulit untuk menciptakan senjata yang bisa menembak sama baiknya di dua alam yang berbeda. Namun, Pabrik senjata di Tula, Rusia, ini telah berhasil mencapai tujuan yang dianggap mustahil ini.
Senapan serbu amfibi ADSIde dan desain awalnya dirancang oleh desainer senjata kecil terkemuka, Vasily Gryazev. Kemudian, senapan serbu ini dikembangkan lagi oleh rekan-rekan dan mahasiswanya yang bekerja di Pusat Desain dan Biro Penelitian Senjata Olahraga dan Berburu Rusia. Biro ini merupakan bagian dari Biro Desain Instrumen KBP, yang terkenal dengan peluru kendali dan senjata rapid-fire-nya.
ADS memiliki cartridge air yang unik, berukuran sama dengan amunisi standar senapan serbu. Tujuan pengembangannya tentu saja agar senapan ini mampu beroperasi di dua lingkungan. Amunisinya menggunakan 5,45 mm, dikenal dengan singkatan ADS ((Avtomat Dual-medium Special), dan diselesaikan pengembangannya di Tula pada tahun 2007. Sengaja senapan ini tidak dinamai dengan nama desainer individu seperti halnya Kalashnikov dan Makarov, karena senjata baru ini merupakan hasil pengembangan bersama.
Di bawah air, ADS akan menembakkan amunisi 5,45x39mm, dan di udara (luar air) akan menggunakan cartridge biasa dari kaliber yang sama. ADS juga dilengkapi dengan peluncur granat di bawah laras yang melontarkan granat VOG-25 dan VOG-25P 40mm. Senapan ini juga bisa dilengkapi dengan berbagai peredam taktis dan sight (teleskop). Senapan serbu ini memiliki fitur yang lazim digunakan di persenjataan Rusia. Pengembang ADS juga berhasil mengurangi ukurannya secara substansial, disamping tetap mempertahakan panjang larasnya. ADS tidak menggunakan popor konvensional, melainkan popor sandar pada bahu dengan bagian yang disebut backplate.
Di bawah air, ADS akan menembakkan amunisi 5,45x39mm, dan di udara (luar air) akan menggunakan cartridge biasa dari kaliber yang sama. ADS juga dilengkapi dengan peluncur granat di bawah laras yang melontarkan granat VOG-25 dan VOG-25P 40mm. Senapan ini juga bisa dilengkapi dengan berbagai peredam taktis dan sight (teleskop). Senapan serbu ini memiliki fitur yang lazim digunakan di persenjataan Rusia. Pengembang ADS juga berhasil mengurangi ukurannya secara substansial, disamping tetap mempertahakan panjang larasnya. ADS tidak menggunakan popor konvensional, melainkan popor sandar pada bahu dengan bagian yang disebut backplate.
ADS sebagian besar dibuat dengan menggunakan material komposit, sehingga akan menguragi beratnya sekaligus untuk meningkatkan daya tahan terhadap korosi. Regulator gas juga ditambahkan ke dalama sistem gas, untuk memudahkan peralihan dari mode tembak di dalam air ke mode biasa atau sebaliknya.
Senapan serbu ADS ini dianggap sebagai desain revolusioner. ADS memang dikembangkan untuk personel tempur bawah air, namun dengan desainnya yang unik, menjadikan senapan ini bisa digunakan secara universal artinya tidak hanya untuk pasukan bawah air saja tetapi juga bisa digunakan oleh pasukan khusus, marinir dan angkatan darat. Senapan serbu ADS ini telah diuji coba penuh dan banyak menerima reaksi positif dari berbagai kalangan. Kita tunggu saja apakah senapan ini nantinya bisa masuk ke Angkatan Bersenjata Rusia atau tidak.
Senapan serbu ADS ini dianggap sebagai desain revolusioner. ADS memang dikembangkan untuk personel tempur bawah air, namun dengan desainnya yang unik, menjadikan senapan ini bisa digunakan secara universal artinya tidak hanya untuk pasukan bawah air saja tetapi juga bisa digunakan oleh pasukan khusus, marinir dan angkatan darat. Senapan serbu ADS ini telah diuji coba penuh dan banyak menerima reaksi positif dari berbagai kalangan. Kita tunggu saja apakah senapan ini nantinya bisa masuk ke Angkatan Bersenjata Rusia atau tidak.
0 komentar:
Posting Komentar