Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kembali mengingatkan agar pengembangan kekuatan alat utama sistem senjata atau alutsista Indonesia harus memprioritaskan produksi dalam negeri. Jika memang industri lokal belum mampu membuat, maka dimungkinkan membeli buatan luar negeri. Hal itu dikatakan Presiden dalam pidatonya Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas) ke-18 di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Kamis (29/8/2013).
"Kebijakan pemerintah dalam pengembangan alutsista sekarang dan kedepan, kalau alutsista itu bisa diproduksi di dalam negeri, maka wajib hukumnya untuk gunakan produksi industri kita sendiri. Kalau belum bisa diproduksi di dalam negeri, maka dimungkinkan untuk pengadaan dari luar negeri tapi dengan skema yang baik. Barang kali ada joint investment. Nanti pada saatnya kita memiliki kemampuan untuk produksi alutsista itu," kata Presiden disambut tepuk tangan para hadirin.
Acara tersebut dihadiri Presiden ketiga RI yang juga tokoh iptek BJ Habibie, jajaran kabinet, ilmuwan, dan seribuan tamu undangan lain. Presiden mengatakan, saat ini telah memasuki dunia peperangan. Sekitar 20 tahun terakhir telah terjadi revolusi dari peperangan modern, baik organisasi maupun persenjataan. Untuk itu, kata dia, diperlukan modernisasi alutsista, strategi, doktrin, pendidikan, dan pelatihan.
Presiden juga mengapresiasi semua pihak, salah satunya Kemenristek, yang telah berkontribusi dalam bidang pertahanan dan banyak bidang lain. Dalam acara tersebut, dipamerkan berbagai produk alutsista buatan dalam negeri. Contohnya, buatan PT Pindad diantaranya Panser Komodo, senjata SS1-VI, SS-M1, SS2-V5, G2-Elite, G2-Combat, dan lainnya. Selain itu, dilakukan peluncuran 24 unit Roket R-Han 122 dari Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Peluncuran roket buatan lokal itu dilakukan setelah penekanan tombol oleh Presiden.
"Kebijakan pemerintah dalam pengembangan alutsista sekarang dan kedepan, kalau alutsista itu bisa diproduksi di dalam negeri, maka wajib hukumnya untuk gunakan produksi industri kita sendiri. Kalau belum bisa diproduksi di dalam negeri, maka dimungkinkan untuk pengadaan dari luar negeri tapi dengan skema yang baik. Barang kali ada joint investment. Nanti pada saatnya kita memiliki kemampuan untuk produksi alutsista itu," kata Presiden disambut tepuk tangan para hadirin.
Acara tersebut dihadiri Presiden ketiga RI yang juga tokoh iptek BJ Habibie, jajaran kabinet, ilmuwan, dan seribuan tamu undangan lain. Presiden mengatakan, saat ini telah memasuki dunia peperangan. Sekitar 20 tahun terakhir telah terjadi revolusi dari peperangan modern, baik organisasi maupun persenjataan. Untuk itu, kata dia, diperlukan modernisasi alutsista, strategi, doktrin, pendidikan, dan pelatihan.
Presiden juga mengapresiasi semua pihak, salah satunya Kemenristek, yang telah berkontribusi dalam bidang pertahanan dan banyak bidang lain. Dalam acara tersebut, dipamerkan berbagai produk alutsista buatan dalam negeri. Contohnya, buatan PT Pindad diantaranya Panser Komodo, senjata SS1-VI, SS-M1, SS2-V5, G2-Elite, G2-Combat, dan lainnya. Selain itu, dilakukan peluncuran 24 unit Roket R-Han 122 dari Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Peluncuran roket buatan lokal itu dilakukan setelah penekanan tombol oleh Presiden.
0 komentar:
Posting Komentar