Lima perusahaan BUMN dipercaya pemerintah untuk menyediakan alat-alat utama sistem pertahanan (alusista) bagi TNI Angkatan Darat dan TNI Angkatan Udara (AU). Kelima BUMN tersebut adalah PT Dirgantara Indonesia, PT PAL, PINDAD, PT INTI, dan PT Dok Koja Bahari (DKB). Kelima BUMN ini diserahi tugas untuk produksi kapal tanker, helikopter, dan pesawat. Nilai order kontrak kelimanya merupakan yang terbesar dari yang pernah ada sebelumnya.
"Kali ini alat-alat untuk TNI, baik TNI AD dan TNI AU, lebih banyak diproduksi di dalam negeri. Karena itu PT DI, PAL, PT INTI, DKB dan PINDAD harus siap mendapat kepercayaan ini," kata Menteri BUMN Dahlan Iskan di Kupang, Sabtu (24/8). Dari sisi alat untuk sistem pertahanan udara saja, ada sekitar 65 helikopter dan 5 pesawat CN295 yang harus disiapkan. Belum lagi untuk penyediaan kapal perang, senjata, dan yang lainnya. Sayang Dahlan tidak tahu persis berapa nilai kontrak alutsista tersebut.
"Yang pasti, ada kebijakan dari bapak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) agar investasi untuk TNI AD dan TNI AU disediakan anggaran yang besar. Bahkan belum lama ini sudah disahkan Undang-Undang mengenai itu," kata dia. Hasil kerja kelima BUMN tersebut, nantinya diharapkan tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan pertahanan nasional, tapi juga bisa dipasarkan ke negara lain. Salah satunya, yang akan dipasarkan adalah pesawat militer hasil produksi PT DI CN295.
"Pesawat CN295 yang kita tumpangi ini sudah mampir roadshow ke beberapa negara, antara lain Filipina, Malaysia, Vietnam, dan Myanmar," ujar dia. Bahkan untuk melihat hasil kerja PT DI tersebut dalam penyiapan pesawatnya, Dahlan menggunakan pesawat CN295 untuk perjalanan Safari Kerjanya ke tujuh daerah di Indonesia. Dia berharap BUMN semakin menghasilkan alat-alat sistem pertahanan yang lebih baik bagi negara. "Saya merasa nyaman di pesawat ini. Seperti halnya pesawat militer ya begini, tidak ada aksesori layaknya pesawat komersial. Yang paling penting landing dan take off-nya bagus," kata Dahlan.
"Kali ini alat-alat untuk TNI, baik TNI AD dan TNI AU, lebih banyak diproduksi di dalam negeri. Karena itu PT DI, PAL, PT INTI, DKB dan PINDAD harus siap mendapat kepercayaan ini," kata Menteri BUMN Dahlan Iskan di Kupang, Sabtu (24/8). Dari sisi alat untuk sistem pertahanan udara saja, ada sekitar 65 helikopter dan 5 pesawat CN295 yang harus disiapkan. Belum lagi untuk penyediaan kapal perang, senjata, dan yang lainnya. Sayang Dahlan tidak tahu persis berapa nilai kontrak alutsista tersebut.
"Yang pasti, ada kebijakan dari bapak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) agar investasi untuk TNI AD dan TNI AU disediakan anggaran yang besar. Bahkan belum lama ini sudah disahkan Undang-Undang mengenai itu," kata dia. Hasil kerja kelima BUMN tersebut, nantinya diharapkan tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan pertahanan nasional, tapi juga bisa dipasarkan ke negara lain. Salah satunya, yang akan dipasarkan adalah pesawat militer hasil produksi PT DI CN295.
"Pesawat CN295 yang kita tumpangi ini sudah mampir roadshow ke beberapa negara, antara lain Filipina, Malaysia, Vietnam, dan Myanmar," ujar dia. Bahkan untuk melihat hasil kerja PT DI tersebut dalam penyiapan pesawatnya, Dahlan menggunakan pesawat CN295 untuk perjalanan Safari Kerjanya ke tujuh daerah di Indonesia. Dia berharap BUMN semakin menghasilkan alat-alat sistem pertahanan yang lebih baik bagi negara. "Saya merasa nyaman di pesawat ini. Seperti halnya pesawat militer ya begini, tidak ada aksesori layaknya pesawat komersial. Yang paling penting landing dan take off-nya bagus," kata Dahlan.
0 komentar:
Posting Komentar