Direktur Jenderal Perhubungan Laut dari Kementerian Perhubungan, Bobby R. Mamahid, Minggu 14 Juli 2013, menyatakan bahwa Indonesia dan China akan segera menggelar latihan bersama pencarian dan penyelamatan (search and rescue/SAR). Pagi tadi Tim SAR Kapal Hai Xun 01 telah tiba di Jakarta.
Rencananya latihan bersama itu akan digelar hari Kamis mendatang, sebelum Hai Xun 01 bertolak ke Myanmar. "Latihan bersama akan dilakukan dengan tim Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai (KPLP)," ujar Bobby di Pelabuhan Tanjung Priok port 2, usai meninjau Kapal Hai Xun 01.
Menurut Bobby, Indonesia bisa mempelajari banyak hal dari China terutama soal keselamatan dan keamanan di laut. Materi yang akan menarik dalam latihan bersama ini adalah soal SAR, keselamatan kapal, dan cara penanggulangan pencemaran lingkungan.
"Mungkin nanti juga bisa dijajaki kerjasama pembangunan kapal antara Indonesia dan China, mengingat China saat ini merupakan salah satu negara penghasil kapal terbesar di dunia," kata Bobby.
Dia lalu menjelaskan bahwa kerjasama China dan Indonesia sudah berlangsung sejak lama. Salah satunya saat bencana tsunami mengguncang Aceh dan Sumatera Utara, China membantu Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) dengan memperbaiki kapal-kapal yang rusak. "Intinya kerjasama dan melalui latihan bersama esok, kami ingin bertukar keahlian," kata Bobby.
Bobby mengatakan Indonesia juga memiliki kapal SAR seperti yang dimiliki China, namun ukurannya lebih kecil. Saat ini jumlahnya ada lima unit. "Kapal SAR yang Indonesia miliki panjangnya sekitar 60 meter dan saat ini berjumlah lima unit. Rencananya Oktober mendatang akan ditambah dua unit lagi," kata Bobby.
Kapal itu merupakan buatan dalam negeri, salah satunya dikerjakan oleh PT PAL. Bobby menjamin kualitas kapal SAR Indonesia tidak kalah saing dengan Kapal Hai Xun 01 buatan China.
Rencananya latihan bersama itu akan digelar hari Kamis mendatang, sebelum Hai Xun 01 bertolak ke Myanmar. "Latihan bersama akan dilakukan dengan tim Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai (KPLP)," ujar Bobby di Pelabuhan Tanjung Priok port 2, usai meninjau Kapal Hai Xun 01.
Menurut Bobby, Indonesia bisa mempelajari banyak hal dari China terutama soal keselamatan dan keamanan di laut. Materi yang akan menarik dalam latihan bersama ini adalah soal SAR, keselamatan kapal, dan cara penanggulangan pencemaran lingkungan.
"Mungkin nanti juga bisa dijajaki kerjasama pembangunan kapal antara Indonesia dan China, mengingat China saat ini merupakan salah satu negara penghasil kapal terbesar di dunia," kata Bobby.
Dia lalu menjelaskan bahwa kerjasama China dan Indonesia sudah berlangsung sejak lama. Salah satunya saat bencana tsunami mengguncang Aceh dan Sumatera Utara, China membantu Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) dengan memperbaiki kapal-kapal yang rusak. "Intinya kerjasama dan melalui latihan bersama esok, kami ingin bertukar keahlian," kata Bobby.
Bobby mengatakan Indonesia juga memiliki kapal SAR seperti yang dimiliki China, namun ukurannya lebih kecil. Saat ini jumlahnya ada lima unit. "Kapal SAR yang Indonesia miliki panjangnya sekitar 60 meter dan saat ini berjumlah lima unit. Rencananya Oktober mendatang akan ditambah dua unit lagi," kata Bobby.
Kapal itu merupakan buatan dalam negeri, salah satunya dikerjakan oleh PT PAL. Bobby menjamin kualitas kapal SAR Indonesia tidak kalah saing dengan Kapal Hai Xun 01 buatan China.
0 komentar:
Posting Komentar