Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E., secara resmi menutup Latihan Gabungan (Latgab) TNI Tingkat Divisi tahun 2013 dengan upacara militer, di Dermaga Koarmatim, Ujung Surabaya, Jawa Timur, Jumat (24/5/2013).
Upacara diikuti oleh ribuan prajurit peserta Latgab TNI 2013, ditandai dengan penanggalan tanda peserta secara simbolis yang dilakukan oleh Panglima TNI terhadap 4 orang perwakilan peserta Latgab.
Latihan perang besar-besaran (tingkat Divisi) ini telah digelar di beberapa daerah, antara lain : Latihan Posko (15-19 April 2013) di Mako Divisi 1 Kostrad, Cilodong, Jawa Barat; Latihan Umum atau Latihan Pendahuluan di Pusat Latihan Pertempuran (Puslatpur) Marinir, Baluran, Karang Tekok, Situbondo, Jawa Timur, selama dua hari (2-3 Mei 2013), yang kala itu dihadiri oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Presiden RI Boediono, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E., serta sejumlah pejabat tinggi negara dan pejabat tinggi TNI lainnya.
Sementara itu, untuk Latihan Lapangan telah digelar di Tarakan, Pantai Sekerat, Sangatta, Pulau Senupak, Pulau Senkuang, di Kaubun dan Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Selain latihan perang darat dan perang udara, TNI telah pula melancarkan latihan perang laut, di laut Jawa dan Sulawesi. Materi latihan yang telah dikembangkan adalah proses dan mekanisme pengambilan keputusan militer, proses dan mekanisme pengecekan, gelar kesiapan dan latihan pendahuluan serta komando pengendalian Kampanye Militer dan Operasi Militer Gabungan TNI.
Personil yang terlibat dalam Latgab ini berjumlah 16.745 prajurit, dan mengerahkan peralatan tempur antara lain : TNI AD: 14 Unit Tank Scorpio, 5 Unit Tank Stormer Apc, 2 Unit Tank Stormer Co, 13 Unit Tank Amx, 21 Pucuk Meriam (Mer), 12 Hely Mi 17, 12 Hely Bel, dan 3 Bolco. Sedangkan untuk TNI AL mengerahkan 36 KRI, 17 unit BMP-3F, 33 BTR-50, 6 Kapa K-61, 2 unit RM-70/Grad, 7 Unit LVT-7A1, 2 unit BVP-2, 3 CASA, 5 Hely, TNI AU: 5 Pesawat SU 27/30, 5 Pesawat Hawk SPO, 5 Unit F-16, 5 Unit Hawk PBR, 11 Pesawat C-130 Hs/H/B, 1 Pesawat C-130 BT, 2 Pesawat B-737 Intai, 2 Pesawat C-212 Cassa, 2 Unit Cn-235, 1 Unit Cn-235 MPA, 2 Helly Nas-332/Sa-330, 4 Helly Ec-120 Colibri.
Sejumlah 16.745 peserta Latgab TNI 2013 tersebut terbagi menjadi : Penyelenggara Latihan dari Kodiklat TNI. Sedangkan Pelaku Latihan dari Kostrad, Koarmatim, Koarmabar, Kohanudnas, Koopsau I, Koopsau II, Kolinlamil, Korps Marinir, Kopassus, Kodam Jaya, Kodam VI/MLW, Kodam IX/UDY, Korps Paskhas, Bais TNI, Satkomlek TNI, Penerbad, Puspen TNI, Babinkum TNI, dan Puskes TNI. Sementara itu untuk tim evaluasi dari Mabes TNI.
Sebagai Direktur Latihan (Dirlat) pada Latgab ini dipercayakan kepada Kasum TNI Marsdya TNI Boy Syahril Qamar serta Wakil Direktur Latihan Dankodiklat TNI Mayjen TNI Chaidir Serunting Sakti, M.Sc. Seluruh rangkaian kegiatan Latgab TNI 2013 telah berlangsung sesuai dengan rencana, dan tidak ada prajurit yang terluka, maupun material tempur yang rusak atau hilang.
Berdasarkan laporan pelaksanaan yang dibacakan oleh Dirlatgab TNI 2013 di hadapan Panglima TNI saat upacara penutupan, secara umum tujuan latihan dapat tercapai dengan baik, antara lain: Pertama, terlaksananya proses pengambilan keputusan militer untuk perumusan rencana kampanye militer dan rencana operasi gabungan sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang berlaku. Kedua, terlaksananya latihan umum di Asem Bagus, Jawa Timur, secara aman dan lancar. Ketiga, terwujudnya kerja sama antar matra dan keterpaduan satuan TNI yang tergabung dalam Kogab TNI pada pelaksanaan rangkaian operasi gabungan. Keempat, tercapainya uji doktrin dan teraplikasikanya doktrin kampanye militer, doktrin operasi gabungan dan doktrin masing-masing angkatan.
Sementara itu Panglima TNI dalam sambutannya pada upacara tersebut mengatakan, kebutuhan paling hakiki dari sebuah negara adalah eksistensi, yang harus diperjuangkan dan dipertahankan sehingga menjadi pijakan bagi suatu bangsa dalam memperjuangkan kepentingan nasionalnya. Pada konteks kepentingan mempertahankan eksistensi itulah, maka Latihan Gabungan TNI tahun 2013 telah dilaksanakan selama lebih kurang 40 hari.
Mencermati paradigma militeristik, lanjut Panglima TNI, keamanan negara pada dasarnya dipandang sebagai keadaan di mana rakyat Indonesia secara penuh harus dilindungi pada setiap aspek kehidupan, termasuk ekonomi dan pemanfaatan sumber daya nasional dalam rangka menciptakan kesejahteraan bangsa. Dalam kaitan tersebut, usaha pertahanan negara harus pula diarahkan untuk menciptakan situasi aman dan kondusif bagi keberlangsungan pembangunan nasional itu sendiri.
Dengan demikian, persoalan pertahanan keamanan bukanlah konsep yang mutually exclusive, yang dapat dipisahkan secara hitam-putih, namun merupakan kesatuan usaha dari segenap komponen bangsa untuk membangun kekuatan TNI, kekuatan pertahanan, dan ketahanan nasional, dihadapkan kepada tantangan dan ancaman yang bergulir seiring perkembangan lingkungan strategis, kata Panglima TNI.
Lebih lanjut dikatakan, gelar kekuatan dan kemampuan TNI yang telah kita latihkan ini merupakan salah satu national power, yang ditujukan guna menjamin keberlangsungan hidup bangsa Indonesia di tengah persaingan global yang ketat dan kompetitif. Secara ekstrim dapat dikatakan, tanpa national power adalah hampir mustahil bagi sebuah negara dapat mewujudkan kepentingan nasionalnya. Terlebih, dalam konteks hubungan internasional, national power menjadi suatu hal yang kemudian sifatnya sangat esensial, karena national power tidak dapat dipisahkan dengan kepentingan nasional, dan selamanya akan menjadi modal pokok bagi negara agar dapat menjadi pemeran utama di dalam hubungan internasional, khususnya dalam penerapan soft power diplomacy.
Mengakhiri amanatnya, Panglima TNI menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada seluruh unsur dan para prajurit yang terlibat dalam Latgab TNI tahun 2013 ini, atas suksesnya penyelenggaraan Latihan Gabungan TNI tahun 2013.