Minggu, 14 April 2013

Presiden Israel: Diplomasi Gagal, Obama Pasti Serang Iran

  Presiden Israel Shimon Peres

Presiden Israel Shimon Peres mengatakan, dirinya cukup yakin bila dialog nuklir Iran gagal, Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama akan memerintahkan serangan ke Iran. Peres kembali mengingatkan komitmen Obama mencegah Iran memiliki senjata nuklir.

"Saya tidak ragu, bila upaya diplomasi dengan Iran gagal dan Teheran terus melanjutkan program nuklirnya, Presiden Barack Obama akan memimpin serangan militer ke Iran," ujar Peres, seperti dikutip Israel Hayom, Sabtu (13/4/2013).

"Mencegah Iran memiliki senjata nuklir bukan hanya kepentingan bagi Israel. Itu adalah kepentingan global dan AS, selama AS memimpin, mengapa kita memanfaatkan bantuan mereka?" imbuhnya.

Pernyataan itu diutarakan Peres menjelang perayaan Hari Kemerdekaan Israel ke-65 yang akan berlangsung pekan depan. Peres juga menyinggung dialog nuklir Iran yang diselenggarakan di Kazakhstan pekan ini.

Dialog itu tidak menghasilkan satupun mekanisme untuk menyelesaikan kebuntuan. Iran pun menegaskan, mereka tidak akan menunda program pengayaan uraniumnya hingga 20 persen.

Tepat pada Senin lalu, Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan pada Peres bahwa ucapan Obama mengenai tindakan AS ke Iran bukan gertak sambal. Obama cukup serius dengan komitmennya kepada Iran.

"Kita semua sadar akan bahaya Iran. Dan setelah Presiden mengatakan berkali-kali, dia tidak hanya menggertak. Dia sangat serius. Kami akan ada di sisi Israel untuk mengatasi ancaman ini," tegas Kerry.

Seperti diketahui, negara-negara Barat masih berupaya mencegah Iran menjadi negara berkekuatan nuklir. Pada pekan ini, Iran pun merayakan Hari Teknologi Nuklir Nasional dengan membuka dua situs pertambangan uranium baru, dan sebuah reaktor.

Rusia pun berpendapat, sikap Iran jelas berpotensi menghambat proses negosiasi yang akan berlangsung. Namun salah seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan, sampai saat ini Iran belum melanggar aturan internasional mengenai nuklir.

0 komentar: