Minggu, 19 Mei 2013

Calon Kuat Kapolri Dan Panglima TNI



Di kalangan Sekretariat Gabungan (Setgab) muncul dua nama yang diplot menduduki kursi Kapolri dan Kasad (Kepala Staf Angkatan Darat). Mereka adalah Komjen Sutarman dan Letjen TNI Moeldoko. Kedua nama tersebut sempat dibahas dalam sebuah rapat Setgab beberapa waktu lalu.

"Sutarman yang menjabat sebagai Kabareskrim, kemungkinan besar diajukan sebagai Kapolri, menggantikan Pak Timur. Sedangkan Wakasad Moeldoko kemungkinan besar diusulkan menjadi Kasad," ungkapnya.Usulan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menunjuk Kabareskrim Sutarman untuk posisi Kapolri belum tentu berjalan mulus. Sebab, prosesnya harus lulus tes uji kelayakan (fit and propert test) yang digelar Komisi III DPR.

Sedangkan untuk posisi Kasad sepenuhnya di tangan presiden. "Tapi kita bisa menerka arahnya. Enggak lama setelah menetapkannya sebagai Kasad, presiden akan usulkan kembali Pak Moeldoko menjadi calon Panglima TNI menggantikan Agus Suhartono yang pensiun," jelasnya.

Sekadar catatan, Wakasad Letjen TNI Moeldoko merupakan salah satu tentara yang berprestasi. Jenderal bintang tiga kelahiran Kediri, Jawa Timur, itu memperoleh Adhi Makayasa, penghargaan untuk lulusan Akademi Militer (Akmil) terbaik tahun 1981. Dia pernah menjabat sebagai Kasdam Jaya, Panglima Divisi I Kostrad, Pangdam Tanjungpura, serta Pangdam III/Siliwangi.

Sedangkan Komisaris Jenderal Sutarman yang saat ini masih menjabat Kepala Badan Reserse Kriminal Polri, pernah menjabat Kapolda Metro Jaya, Kapolda Jabar, dan Kapolda Kepri. Pria kelahiran Sukohardjo, Jawa Tengah itu, sempat menjadi ajudan Presiden Abdurrahman Wahid.

PT. LEN, Terus Berinovasi Walau 'Dikhianati'

 http://indojobssearch.com/wp-content/uploads/2013/04/Lowongan-Kerja-Bandung-April-2013-PT-LEN-Industri.jpg

Dalam doktrin perang modern, kemampuan komunikasi suatu pasukan bisa menjadi penentu jalannya peperangan, siapa menjadi pemenang dan siapa menjadi pecundang. Untuk menunjang hal tersebut, maka dibutuhkan sebuah Alat Komunikasi (Alkom) militer yang memadai. Alkom menjadi unsur yang penting dalam suatu operasi militer (pertahanan). Yakni, sebagai sarana untuk menyampaikan informasi untuk mendukung koordinasi dan sub-ordinasi.

Berbeda dengan Alkom yang biasa digunakan kalangan sipil, Alkom yang digunakan militer harus memiliki beberapa kriteria wajib, seperti memiliki kemampuan anti sadap dan anti jamming yang berguna untuk mengurangi kemungkinan komunikasi terdengar oleh musuh, atau pun menghindar dari frekuensi yang dimiliki musuh. Atas dasar kebutuhan itulah, LEN sebagai BUMN strategis yang bergerak dibidang alat elektronik pertahanan, mengembangkan sebuah Alkom militer untuk kebutuhan TNI. Alkom ini diberi nama Manpack FISCOR-100, yang sesuai dengan kebutuhan militer di medan perang.

Kepada INTELIJEN, Anggota Dewan Komisi I DPR RI, Roy Suryo mengatakan, LEN sebenarnya memiliki kontribusi yang sangat baik di bidang industri perangkat lunak, misalnya membuat perangkat lunak bagi Alutsita TNI. Namun disayangkan, Alkom buatan anak bangsa belum dilirik oleh pemerintah. Bahkan Alkom buatan LEN dinilai ketinggalan zaman jika dibandingkan dengan produk luar.

Padahal produk LEN yang satu ini dikembangkan dengan biaya investasi yang tidak sedikit dan layak digunakan. PT LEN mengembangkan MAnpack dengan memperhatikan persyaratan yang diajukan oleh TNI. Kepada INTELIJEN mantan Wakil Komisi I DPR RI Periode 2004-2009, Yusron Ihza mengatakan, LEN itu sudah marah kepada pemerintah, sehingga LEN tidak tergantung lagi kepada pesanan dari pemerintah.

Penghargaan
Sebagaimana pengertian alat komunikasi, Alkom Manpack FISCOR-100 adalah peralatan militer berbentuk radio portable untuk tentara. Fungsinya untuk dapat berkomunikasi satu dengan lainnya di medan pertempuran. Produk buatan BUMNIS asal kota Bandung ini beroperasi pada rentang frekuensi 2 MegaHerzt hingga 30 MegaHerzt dengan 256 channel, yang memerlukan pasokan tenaga 12 Vdc-24 Vdc. Alkom ini bisa digunakan untuk komunikasi pada level peleton hingga batalion.

Teknologi Manpack Alkom FISCOR-100, pada awalnya dikembangkan bersama Pemerintah Australia. Namun di tengah jalan kerjasama itu dialihkan kepada Thales, yang merupakan perusahaan elektronik terbesar di Perancis.

Tetapi kerjasama itu hanya sebatas pada matrikulasi frekuensi radio saja, sebab rogram tersebut belum bisa diimplementasikan di Indonesia, serta tidak menyangkut kerahasiaan data telekomunikasi dari pesawat komunikasi tersebut. Kerahasiaan adalah suatu hal penting bagi Alkom pertahanan, karena dibuat secara rahasia oleh negara, dan  juga untuk menghindari dari tindakan jamming oleh musuh.

Untuk menghindari jamming lawan, LEN mencangkokkan teknologi spread spectrum. Alkom dengan teknologi ini memungkinkan prajurit melakukan komunikasi dimana sinyal yang dikirimkan, akan ditebar ke dalam area frekuensi yang lebar. Perbedaannya dengan produk sipil, jika pada komunikasi normal, sinyal suara dikirim dengan memodulasi ke dalam frekuensi carrier tertentu. Tetapi dengan teknologi spread spectrum, informasi suara tersebut akan ditebarkan secara acak ke dalam frekuensi carrier yang lebar.

Karena keunikan kemampuan itulah, Manpack Alkom FISCOR-100 mendapatkan penghargaan Rintisan Teknologi Industri 2009. Karena LEN dianggap mampu menciptakan produk dengan kriteria inovatif, kompetitif, memiliki nilai komersial dan mengusung keunikan lokal. Untuk kemampuan produksi pesawat komunikasi ini, LEN mengklaim mampu memproduksi antara 1.000 hinga 1.500 unit pertahunnya. Jumlah yang cukup banyak untuk perusahaan sekelas LEN.

Janji Pemerintah

Alkom buatan PT LEN dianggap sebagai produk inovatif, kompetitif, memiliki nilai komersial dan mengusung kearifan lokal, yang berarti harganya bisa menjadi lebih murah ketimbang produk sejenis dari luar. Kenytaannya, alat komunikasi ini belum dipesan satu pun oleh TNI. Padahal Kementerian Pertahanan telah menguji coba enam unit Alkom buatan LEN di Mabes TNI.

Nasib sial Alkom buatan anak bangsa ini tidak sampai di situ. Manpack FISCOR-100 pernah kalah tender dari produk Afrika untuk pengadaan Alkom untuk TNI. Padahal jika dibandingkan, Alkom buatan LEN memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh Alkom buatan luar negeri tersebut.

Apalagi menurut informasi yang beredar, Alkom buatan asing itu ternyata tidak dilengkapi dengan teknologi anti sadap dan anti jamming yang disyaratkan oleh TNI. Secara fisik alkom buatan luar negeri tersebut juga memiliki dimensi yang lebih besar, sehingga memakan tempat dan tidak praktis dibawa.

Ini memang penyakit lama di Indonesia. Para pengambil keputusan di negeri ini lebih memilih produk luar yang dianggap telah memiliki predikat battle proven, ketimbang memilih produk dalam negeri yang lebih murah tapi memiliki kualitas yang tidak kalah bagus.

Kepada INTELIJEN, Roy Suryo mengatakan, memang harus ada itikad baik dan didukung oleh political will yang benar dari pemerintah. Maka dengan optimisme dan niat baik untuk mengembangkan industri pertahanan, maka kemandirian bisa tercapai. Mudah-mudahan, dengan adanya program revitalisasi industri pertahanan yang dicanangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di awal masa kepemimpinannya yang kedua, dapat membawa angin segar bagi LEN.

Senegal Berminat Beli Pesawat CN-235 Industri Pertahanan RI

Image

Pemerintah Senegal berminat membeli dua pesawat CN-235 versi 220 produksi PT Dirgantara Indonesia (PTDI) untuk memenuhi kebutuhan VIP dan transportasi udara. "Hal itu ditegaskan Menteri Angkatan Bersenjata Senegal Augustine Tine saat bertemu delegasi Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) antara DPR RI dan Parlemen Senegal di Kantor Kementerian Angkatan Bersenjata Senegal," kata Pimpinan Delegasi DPR Tantowi Yahya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu malam.

Pemerintah Senegal juga ingin memulai kerja sama di bidang pertahanan melalui pelatihan bagi perwira militer dan polisi, selain juga upaya penguatan kerja sama di bidang politik terkait pemilu dan peran parlemen. Pertemuan tersebut juga membahas mengenai rencana pembukaan kantor perwakilan Pemerintah Senegal di Indonesia, sebagai bentuk penguatan kerja sama setelah KBRI dibuka di Dakar pada 1982.

Image

Dalam rangka mewujudkan hubungan bilateral saling menguntungkan, kedua negara tersebut sedang melakukan proses finalisasi draft nota kesepahaman mengenai Pembentukan Komisi Bersama. Delegasi DPR RI melakukan kunjungan kerja ke Senegal selama tiga hari, 14--17 Mei, yang diikuti oleh lima anggota dewan dari fraksi Demokrat, Golkar dan PDIP.

Sejumlah isu yang dibicarakan dalam pertemuan itu menyangkut bidang politik keamanan, ekonomi dan pembangunan di tingkat domestik, regional dan global. Hubungan RI-Senegal secara resmi dijalin pada 3 Oktober 1980. Hingga saat ini hubungan kedua negara tersebut berlangsung baik di tingkat bilateral maupun multilateral dalam kerangka PBB, GNB, G-15, dan OKI.

Di bidang ekonomi, total nilai perdagangan kedua negara selama 2012 tercatat mencapai US$ 46.1 juta, dengan nilai ekspor Indonesia ke Senegal mencapai US$ 43 juta. Komoditi ekspor tersebut antara lain berupa produk minyak hewani dan nabati, peralatan mesin, bahan kimia, sabun, pakaian, dan perabotan.

Indonesia Gagal Mendapatkan Transfer Teknologi Kapal Selam dari Korea Selatan


Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro tiba tiba menyampaikan kabar mengejutkan terkait kontrak pengadaan tiga kapal selam Changbogo buatan Korea Selatan. Menurut Purnomo Yusgiantoro,  Korea Selatan meminta Indonesia tidak terlibat langsung  pembuatan kapal selam berbobot 1.500-1.600 ton tersebut, melainkan cukup melihat proses pembuatannya di  Galangan Kapal Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering, Korsel.

Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan Laksamana Muda Rachmad Lubis mengatakan, dalam perjanjian alih teknologi itu, Indonesia meminta perwakilan PT PAL ikut serta dalam perakitan kapal selam. Tapi pihak Korea Selatan tidak setuju. “Mereka meminta Indonesia Learning by seeing atau cukup melihat proses pembuatan saja,” kata Rachmad. Korea beralasan, galangan kapal Daewoo dikejar target pemesanan kapal selam dari sejumlah negara. Mereka khawatir keterlibatan Indonesia dalam perakitan akan mengulur waktu.

Dulu, ketika kontrak ditandatangani, Kementerian Pertahanan mengatakan, pembangunan tiga kapal selam menggunakan skema:  Kapal selam pertama dibangun di Korea Selatan. Kapal selam kedua juga di Korea Selatan namun bersama dengan  PT PAL Indonesia. Adapun kapal selam ketiga  digarap di galangan PT PAL Surabaya.

Indonesia rela membeli kapal selam KW 1 U-209 , karena ingin mendapatkan transfer teknologi. Jika tidak ada unsur transfer teknologi di dalamnya, tentu Indonesia akan membeli kapal selam yang sudah terbukti handal seperti Kilo / BNV Class buatan Rusia yang dijuluki  ”The Ocean Black Hole” karena kesenyapannya. Kapal selam Kilo juga mengangkut rudal Klub S yang memiliki jangkauan tembakan 300 km.

Kapal selam Kilo telah digunakan banyak negara, antara lain: China, India, Iran, Vietnam dan Rumania. Sementara Changbogo, hanya digunakan oleh Korea Selatan.  Ketangguhan kapal selam Kilo juga diakui petinggi TNI AL saat itu, dengan mengatakan: “Masak kita tidak ingin membeli kapal selam yang juga bisa melakukan pre-emptive strike, menyerang ke negara musuh, bukan hanya mutar-mutar di halaman rumah sendiri, seperti anjing kampung”.

Tender Kapal Selam

Dalam tender pengadaan 3 kapal selam waktu lalu, Rusia maju menawarkan kapal selam Kilo Class. Namun opsi pembelian kapal selam Kilo dibatalkan karena tidak ada unsur transfer teknologi, sesuai arahan Presiden SBY dalam pengadaan alutssita.

Di saat yang sama datang Korea Selatan menawarkan kapal selam Changbogo, turunan dari U-209 Jerman dan  siap melakukan transfer teknologi.

Di saat-saat terakhir, Turki juga mengajukan penawaran. Turki sangat percaya diri akan menjadi pememang karena mengantungi lisensi U-209 dari HDW Jerman  beserta teknologi AIP-nya. Tapi entah mengapa, Turki pun mental dalam tender ini. Kemungkinan karena dianggap terlambat mengajukan penawaran.

Masyarakat pun bertanya-tanya mengapa Korea Selatan tiba-tiba membatalkan transfer teknologi dari kapal selam itu ?.

Usut punya usut, muncullah pernyataan dari anggota Wakil Ketua Komisi I DPR, TB Hasanuddin. Menurut Mantan Sekretaris Militer Presiden ini, kapal selam Changbogo Korea Selatan menggunakan teknologi Jerman, di mana Jerman hanya memberikan lisensinya kepada kepada Turki.

“Kita dapat surat dari pemerintah Jerman yang isinya mempertanyakan langkah pemerintah RI membeli kapal selam dari Korsel, yang menggunakan sistem teknologi yang dimiliki Jerman. Di mana, dalam surat tersebut disebutkan bahwa pihak Korsel tidak mendapat lisensi teknologi dari Jerman. Lisensinya hanya diberikan pada Turki saja,” tuturnya.

Menurut Mayjen purnawirawan TB Hasanuddin,  surat dari Jerman itu memperingatkan Indonesia agar hati-hati atas kapal selam yang dibeli dari Korsel . Hal ini mengingat tidak ada jaminan lisensi dari negara pemilik teknologinya. Secara etika, semestinya Korsel harus minta ijin dulu ke Jerman. Tapi sampai saat ini, Korea Selatan belum melakukannya.

Tampaknya tidak adil jika kita hanya menyalahkan pihak Korea Selatan. Yang juga perlu dikaji, bagaimana pihak Indonesia bisa menyetujui perjanjian itu bila terbukti tidak ada transfer teknologi di dalamnya. Jika Indonesia merasa yakin ada klausal transfer teknologi, tentunya akan percaya diri untuk menggugatnya. Apakah Indonesia akan menggugat Korea Selatan ?. Tanda tandanya belum terlihat.

Kita kilas balik sedikit tentang kasus pengadaan 4 Korvet Sigma dari Belanda. Saat itu digembar gemborkan bahwa korvet Sigma  bagian dari road map Korvet Nasional. Pembangunan terakhir Korvet Sigma akan dilakukan di Indonesia. Kontrak pun ditandatangani, namun semua korvet itu akhirnya di bangun di Belanda.

Apa sebenarnya yang terjadi atas kasus pengadaan kapal Selam Changbogo Kore Selatan dan Korvet Sigma Belanda tersebut ?.

Komisi Pertahanan DPR meminta Kementerian Pertahanan meninjau kembali nota kesepahaman kerja sama pembelian tiga kapal selam itu. “Jangan sampai teledor dan berujung negara merugi karena tidak maksimal mendapatkan transfer teknologi,” ujar anggota Komisi Pertahanan, Yahya Sacawiria. Persoalan itu memang harus diselesaikan secara transparan agar tidak terulang kembali di masa depan.

Ada satu kisah menarik ketika saya berkendara sore hari di sebuah lapangan, di Mekah Arab Saudi. Saya disupiri oleh seorang warga Arab Saudi campuran Indonesia. Dia bercerita tentang lapangan yang sedang kami lalui. Lapangan  yang lebih rendah satu meter dari jalan raya itu, pernah dilanda banjir dan menewaskan seorang anak.  Kejadian ini membuat Raja Arab Saudi marah dan meminta dilakukan pengusutan mengapa bisa terjadi banjir. Kesimpulan dari pengusutan adalah, drainase di sekitar lapangan dan jalan raya, terlalu kecil, tidak bisa menampung debit air dan tidak sesuai dengan maket yang telah disepakati sebelumnya. Namun pembangunan drainase itu telah dilakukan puluhan tahun silam.

Apa yang terjadi…?. Raja Arab Saudi memerintahkan Polisi untuk memburu mandor dan para pekerja yang membangun drainase itu. Sebagian dari mereka sudah kakek-kakek karena membangun drainase itu puluhan tahun yang lalu. Namun mereka tetap dimasukkan ke penjara dengan hukuman yang bertingkat karena lalai dalam melakukan pekerjaannya. Kisah ini menyebar luas ke seluruh warga. Dan tentunya anda sudah bisa menduga, apa yang terjadi dengan proyek-proyek pembangunan di Arab Saudi setelah peristiwa itu. Tidak ada yang berani main-main atau teledor.

PT. DI Siap Rampungkan 18 Pesawat Tahun Ini


Dirgantara Indonesia Kembangkan Pesawat Regiopro

PT. Dirgantara Indonesia (DI) menargetkan bisa merampungkan pembuatan 18 unit pesawat sepanjang tahun ini. Sejumlah pesawat yang beberapa diantaranya pesanan TNI tersebut merupakan hasil kontrak tahun lalu Sonny Saleh Ibrahim, Direktur Bidang Kualitas sekaligus Manager Komunikasi Dirgantara Indonesia, mengatakan ke-18 pesawat tersebut yaitu CN 295 pesanan TNI AU sebanyak 3 unit. Lalu, CN 235 patroli maritime untuk TNI AL sebanyak 3 unit, NC 212 untuk TNI AU mencapai 2 unit, dan 1 unit helikopter Super Puma NAS 332 untuk TNI AU.

"Selanjutnya, ditambah 6 unit helikopter Bell 412 EP bagi TNI AD yang kami serahkan beberapa waktu silam," kata Sonny. Khusus pemesanan TNI, Sonny menegaskan, pihaknya terus menyelesaikannya hingga 2015. Jenis pesawatnya adalah CN, Super Puma, dan helikopter Cougar.

Target Kontrak
Sementara, tahun ini PT DI memproyeksikan nilai kontrak yang bakal diperoleh perseroan hanya tembus Rp 4,24 triliun. Sonny mengakui bahwa proyeksi kontrak tahun ini lebih kecil daripada realisasi tahun lalu.

Pada 2012, total nilai kontrak PT DI mencapai Rp 7,9 triliun. Kontrak-kontrak tahun lalu berupa pengadaan pesawat bagi TNI. Selain itu juga termasuk pemesanan pesawat beberapa negara.

Tahun lalu, kata Sonny, kontrak terbesar merupakan pengadaan pesawat CN dan helikopter. Nilainya, sekitar Rp 7,5 triliun. Kemudian pihaknya memperoleh kontrak sektor lainnya yang bernilai total Rp 385 miliar.

"Kontrak Rp 385 miliar itu bersumber pada aircraft service senilai Rp 104 miliar, komponen pesawat komersil sejumlah Rp 216 miliar, dan alutsista engineering seharga Rp 65 miliar," tuturnya

Indonesia Mandiri, Untuk Pertama Kali Akan Luncurkan Roket Membawa Satelit.


Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) meluncurkan roket pembawa satelit di Kabupaten Morotai, Maluku Utara, pada November 2013, karena daerah itu dinilai sangat strategis untuk peluncuran roket satelit itu.

Kepala Bappeda Pulau Morotai, Syamsuddin, di Ternate, Tim dari Lapan telah melakukan survei lokasi di Pulau Morotai yang akan menjadi titik peluncuran satelit tersebut.  

"Peluncuran roket dari Lapan sudah dipastikan pada bulan November 2013 di wilayah Sangowo Morotai Timur Kabupaten Pulau Morotai," katanya.  

Ia mengatakan, tim Lapan dan Bappenas sudah kembali melakukan survei lokasi peluncuran, sehingga peluncuran roket di Sangowo itu ada kepastian pada November mendatang.  

Menurut dia, kedatangan tim Lapan bersama Bappenas adalah sebagai mitra kerja untuk meninjau lokasi kepastian peluncuran roket oleh Lapan, sehingga dari Lapan sendiri berharap ada dukungan dari Pemerintah Daaerah (Pemda) Morotai untuk kegiatan tersebut.


"Dari Lapan meminta ada dukungan dari Pemda dan Pemda sendiri merespons kegiatan peluncuran roket dari Lapan akan dilaksanakan pada bulan November mendatang," katanya.  

Untuk peluncuran tersebut nantinya akan bersamaan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) Lapan, sedangkan untuk persiapan-persiapan yang akan dilakukan nanti dipastikan selesai bulan Oktober, mulai dari bangunan untuk operator, VIP, dan beberapa tenda untuk para tim yang akan datang.  

Selain itu, untuk lokasi peluncuran roket sendiri rata-rata minimal berjarak 1,5 km dari pemukiman warga, seperti yang sudah dilakukan peluncuran di Jepang dan daerah lain, namun untuk peluncuran roket Lapan di Sangowo nantinya akan berjarak 3 km dari area pemukiman.  

"Untuk peluncuran roket dari Lapan sendiri secara tidak langsung juga bertujuan untuk mendukung penelitian Iptek (Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi) dan menarik Sumber Daya Manusia (SDM)," katanya.

Pentagon Setujui Perangkat Apple di Pasang Kantornya

Pentagon Restui Perangkat Apple `Wara-wiri` di Kantornya

Setelah menyetujui perangkat bersistem operasi BlackBerry 10 dan Samsung Galaxy S4, Departemen Pertahanan Amerika Serikat (Pentagon) akhirnya memberi restu pada perangkat Apple untuk masuk ke lingkungan kantor mereka.

Sebelumnya, perangkat berbasis sistem operasi BlackBerry 10 maupun Samsung Galaxy S4 telah dinyatakan memenuhi syarat dan lulus uji keamanan oleh Badan Sistem Informasi milik Kementerian Pertahanan AS.

Setelah menunggu kurang lebih satu bulan, perangkat milik Apple akhirnya masuk dalam daftar perangkat dinas resmi Departemen Pertahanan AS. Pentagon secara resmi menyatakan bahwa perangkat-perangkat rilisan perusahaan asal Cupertino itu sudah layak dan bersih dari berbagai gangguan jaringan yang mungkin menganggu sistem keamanan di Kemenhan AS.

Dilansir laman Bloomberg, Minggu (19/5/2013), adapun perangkat yang dipilih adalah perangkat yang telah mengusung sistem operasi iOS 6. Selain OS versi tersebut masih dianggap belum bisa digunakan oleh para staf Pentagon.

Kehadiran Apple di Pentagon sendiri semakin melengkapi varian perangkat pintar yang beredar di sana. BlackBerry menjadi penyumbang terbanyak dengan terpilihnya BlackBerry Z10, Q10, dan tablet PlayBook yang kabarnya akan digunakan untuk mengelola akses jaringan internal di Pentagon.

Sementara Samsung diwakili oleh ponsel pintar andalan terbaru mereka, Galaxy S4. Lolosnya Galaxy S4 ditengarai karena memiliki software keamanan Knox. Dengan menggunakan Knox, maka pengguna bisa memisahkan telepon berdasarkan pekerjaan atau kehidupan pribadi. Data keamanan pun akan lebih aman bagi pegawai Departemen Pertahanan AS.

Israel Menghancurkan 18 Rumah Milik Warga Palestina Di Negev

bul

Pihak berwenang Israel menggunakan buldoser disertai sekumpulan polisi dalam jumlah besar dan unit khusus, Kamis pagi lalu membongkar 18 rumah warga Palestina di desa Atir di Negev, di selatan wilayah Palestina yang diduduki 1948.

Anggota parlemen Arab Taleb Abu Arar mengatakan dalam sambutannya kepada Quds Press bahwa hampir 500 polisi dari unit khusus menyerbu daerah itu dengan menggunakan buldoser sambil menghancurkan rumah milik keluarga Abu al-Ki’an.

Polisi memberlakukan blokade ketat terhadap rumah-rumah yang dihancurkan dan mencegah penduduk memasuki atau mendekati mereka. Abu Arar memperingatkan tindakan itu bisa membuat terjadinya pemberontakan di Negev karena kebijakan pemindahan diadopsi oleh otoritas pendudukan Israel sembari menunjukkan bahwa akibat pembongkaran rumah sekitar 40 orang, termasuk perempuan dan anak-anak, harus menjadi tunawisma.

Buldoser Israel juga telah menghancurkan kandang domba warrga Palestina dan menumbangkan sekitar 600 pohon zaitun. Sementara itu, Syaikh Usamah Uqbi dari Gerakan Islam di Negev menggambarkan operasi pembongkaran Israel sebagai tindakan kejahatan terhadap kemanusiaan.