Minggu, 29 September 2013

Kopassus Berlatih Perang DiTabanan Bali

http://riandysyarif.files.wordpress.com/2009/11/kopassus.jpg

Persawahan Tabanan tak hanya menarik wisatawan. Pasukan elite TNI-AD, Kopassus memanfaatkan persawahan bumi lumbung padi ini untuk berlatih perang, Sabtu (28/9) malam. Sebanyak 270 personel korps baret merah menggelar latihan terjun di areal Subak Aseman, Desa Megati, Selemadeg Timur (Seltim).

Latihan ini bagian dari pemantapan operasi taktis sunyi senyap atau infiltrasi di malam hari. Penerjunan diawali terbang dari Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta menggunakan empat pesawat Hercules C130. Setelah terbang dua jam, tepat pukul 20.00 wita, pesawat menderu di langit pesisir selatan Tabanan. Sejurus kemudian, seluruh pasukan diterjunkan tanpa penerangan apa pun. Mereka terbagi dalam 12 kelompok penerjunan. Aksi ini berlangsung singkat. Tak sampai satu jam seluruh personel bersenjata lengkap mendarat dengan mulus. "Hasil evaluasi, seluruh pasukan mendarat selamat. Mereka sukses melakukan penerjunan malam hari," kata Wadanjen Kopassus, Brigjen TNI M. Herindra, usai memantau langsung latihan penerjunan.

Jenderal bintang satu ini menambahkan, penerjunan mengambil ketinggian sekitar 1.500 kaki. Latihan ini bertujuan melatih keahlian personel Kopassus dalam perang malam hari. Targetnya, menghindari pantauan musuh, lalu dengan cepat mengepung wilayah. "Karena itu, tak ada cahaya satu pun yang menyala. Artinya, operasi benar-benar sunyi dan rahasia," tegasnya. Begitu mendarat, jelasnya, seluruh pasukan bergerak cepat ke titik penyerangan.

Ditambahkan, latihan kemarin adalah gerakan awal strategi penyerangan. Usai mendarat, pasukan berjalan kaki menyusuri persawahan, termasuk menyeberang sungai. Latihan akan berlanjut hingga ke Mengwi, Badung. "Kita akan berlatih terjun lagi dengan ketinggian 10.000 kaki. Jadwalnya 3 Oktober nanti," imbuhnya.

Menurutnya, kegiatan ini tak sekadar latihan rutin. Usai latihan, seluruh pasukan akan disiagakan di Bali mendukung pengamanan KTT APEC. Persawahan Tabanan sengaja dijadikan pintu penerjunan karena lokasinya cukup luas dan tidak membahayakan. Latihan kemarin dihadiri sejumlah petinggi Kodam IX/Udayana, termasuk Dandim 1619/Tabanan, Letkol Inf. Rudi Hermawan. Hadir juga perwakilan Muspida Tabanan. Meski gelap gulita, latihan penerjunan tetap menarik perhatian warga. Sejak sore, ratusan warga sudah memadati sekitar posko latihan untuk melihat dari dekat. Tepuk tangan warga beberapa kali pecah ketika melihat para penerjun melayang keluar dari badan pesawat. Mereka menonton dari dua layar monitor yang terpasang di posko.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar