Perdana Menteri Israel
Benjamin Netanyahu mengomentari soal konflik abadi antara negaranya
dengan Palestina. Netanyahu menegaskan, akar konflik antara Israel
dengan Palestina selama ini bukanlah karena persoalan wilayah.
Melainkan, lanjut Netanyahu, karena penolakan Palestina untuk mengakui Israel sebagai negara Yahudi. Hal ini disampaikan PM Netanyahu di hadapan pejabat kementerian luar negeri Israel.
"Akar konflik yang sebenarnya bukanlah masalah wilayah. Ini semua dimulai jauh sebelum tahun 1967," ujar Netanyahu seperti dilansir AFP, Rabu (1/5/2013).
"Ketidakmauan Palestina untuk mengakui Israel sebagai negara nasional kaum Yahudi merupakan akar konflik yang sebenarnya," imbuhnya.
Pernyataan Netanyahu ini nampaknya menanggapi kiprah Liga Arab yang berniat menghidupkan kembali dan memodifikasi inisiatif damai tahun 2002. Proposal yang diinisiasi oleh Arab Saudi tersebut, menawarkan hubungan diplomatik penuh dengan dunia Arab dan sebagai gantinya Israel harus menarik seluruh tentara dan warganya dari wilayah Palestina.
Proposal tersebut disambut baik oleh kepala perunding damai Israel, Tzipi Livni. Namun PM Netanyahu menyatakan, penarikan tentara Israel tidak akan menyelesaikan konflik.
"Anda lihat apa yang terjadi ketika kita meninggalkan Jalur Gaza (tahun 2005). Kita mengevakuasi hingga penghuni terakhir dan apa yang kita dapat? Roket," tegasnya.
"Jika memang kita mencapai kesepakatan damai, saya ingin tahu apakah benar konflik tidak akan berlanjut. Bahwa tidak akan ada lagi klaim dari Palestina setelah itu," tandas Netanyahu.
Melainkan, lanjut Netanyahu, karena penolakan Palestina untuk mengakui Israel sebagai negara Yahudi. Hal ini disampaikan PM Netanyahu di hadapan pejabat kementerian luar negeri Israel.
"Akar konflik yang sebenarnya bukanlah masalah wilayah. Ini semua dimulai jauh sebelum tahun 1967," ujar Netanyahu seperti dilansir AFP, Rabu (1/5/2013).
"Ketidakmauan Palestina untuk mengakui Israel sebagai negara nasional kaum Yahudi merupakan akar konflik yang sebenarnya," imbuhnya.
Pernyataan Netanyahu ini nampaknya menanggapi kiprah Liga Arab yang berniat menghidupkan kembali dan memodifikasi inisiatif damai tahun 2002. Proposal yang diinisiasi oleh Arab Saudi tersebut, menawarkan hubungan diplomatik penuh dengan dunia Arab dan sebagai gantinya Israel harus menarik seluruh tentara dan warganya dari wilayah Palestina.
Proposal tersebut disambut baik oleh kepala perunding damai Israel, Tzipi Livni. Namun PM Netanyahu menyatakan, penarikan tentara Israel tidak akan menyelesaikan konflik.
"Anda lihat apa yang terjadi ketika kita meninggalkan Jalur Gaza (tahun 2005). Kita mengevakuasi hingga penghuni terakhir dan apa yang kita dapat? Roket," tegasnya.
"Jika memang kita mencapai kesepakatan damai, saya ingin tahu apakah benar konflik tidak akan berlanjut. Bahwa tidak akan ada lagi klaim dari Palestina setelah itu," tandas Netanyahu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar