Minggu, 01 September 2013

Pasukan Elite TNI Tidak Kalah Dengan Navy Seals

http://indonesiaproud.files.wordpress.com/2011/08/tni-di-indonesiaproud-wordpress-com.jpeg

Kemampuan pasukan elite TNI mendapat pengakuan dunia. Sesuai namanya, pasukan ini dipilih dari anggota pasukan terbaik. Dilatih keras dan dipersenjatai dengan peralatan terbaik. Indonesia memiliki pasukan elite di setiap kesatuan, misalnya Angkatan Darat (AD) memiliki Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Angkatan Udara (AU) memiliki Paskhas dan Angkatan Laut (AL) memiliki pasukan Katak dan Denjaka.

Lembaga analisa peringkat militer globalfirepower.com menaikkan peringkat militer Indonesia. Bila sebelumnya peringkat militer Indonesia di posisi 18, kini naik di posisi 15. Untuk kemampuan individu personel, militer Indonesia memang tidak kalah dibanding kemampuan militer negeri lain. Buktinya, beberapa prestasi sempat disandang oleh pasukan elite TNI. Contohnya adalah prestasi Kopassus.

Kehebatan yang dimilikinya Kopassus membuatnya disegani militer negara lain. Bahkan, sejumlah negara di dunia meminta Kopassus untuk melatih pasukan militernya, seperti negara-negara di Afrika Utara dan Kamboja. Bahkan konon, 80 Persen pelatih militer di negara-negara Afrika Utara diketahui menggunakan pelatih militer dari Kopassus. Para perwira komando juga ditugaskan untuk melatih pasukan militer yang dimiliki negara-negara di benua hitam itu.

Soal kemampuan anggota Komisi I DPR Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin menjamin pasukan elite RI tak kalah dengan Navy Seals yang sedang naik daun gara-gara menembak mati Osama bin Laden. "Pasukan elite kita tidak kalah. Tidak hanya soal kemampuan personel. Soal persenjataan, Kopassus pun sama baiknya dengan pasukan dari luar negeri," kata TB Hasanuddin, Minggu (2/9).

Namun selain kemampuan tempur, Kopassus diminta memperbaiki profesionalisme dan disiplin. TB Hasanuddin berharap kasus Cebongan tak terulang kembali. Pensiunan jenderal bintang dua ini juga menambahkan tak mudah membina pasukan khusus. Selain latihan terus menerus, mereka juga harus diberi penugasan. Latihan tanpa penugasan akan membuat prajurit jenuh. Tenaga dan kemampuan prajurit harus disalurkan untuk operasi sehingga tak menjadi hal-hal negatif.

"Kenapa tak dilibatkan saja dalam operasi counter teroris. Menurut saya mereka punya kemampuan untuk melakukan operasi penyergapan. Untuk melacak pun mereka punya sandi yudha. Ini bisa digunakan agar prajurit tak hanya jenuh latihan," katanya. Sementara itu Markas Besar TNI menjelaskan selain kemampuan individu, sebenarnya ada hal lain yang mempengaruhi pamor militer Indonesia. Apa itu?

Menurut Kapuspen TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul, prestasi TNI terakhir ini menonjol dalam bentuk pengabdian kepada negara. Misalnya, tentara sudah tidak berpolitik praktis, TNI netral, TNI beberapa kali bekerja sama dengan negara tetangga, terutama latihan bersama. "TNI bekerja sama dengan negara tetangga begitu baik, meningkatkan latihan bersama terutama untuk pendidikan penanganan bencana. TNI juga tetap konsisten meningkatkan alutsista".

Selain itu, tak kalah penting adalah hubungan baik antara TNI dengan parlemen. Misalnya soal manajemen waktu dan target pengadaan alutsista. Semua program TNI didukung dengan baik oleh parlemen, sehingga pengadaan alutsista bisa dipenuhi sesuai dengan jadwal yang ditentukan.Untuk penanganan bencana, walau pasukan elite, pasukan Kopassus, Marinir atau Paskhas jadi yang terdepan. Mereka terjun mulai dari evakuasi korban Merapi, pencarian korban Sukhoi di Gunung Salak, hingga ikut memadamkan kebakaran hutan. Pasukan elite RI pun tak ragu terjun ke Ciliwung membersihkan sungai. Atau membangun WC umum di kelurahan bersama warga. Ini adalah sebuah nilai plus. Tak semua pasukan elite dunia punya kemampuan ini.

LAPAN Kembangkan Peralatan Produksi Bahan Baku Roket

http://wsn.eepis-its.edu/blog/wp-content/uploads/2011/08/2011-08-09-17.09.04.jpg

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) tengah menyiapkan pengembangan peralatan produksi Propelan, sebagai bahan baku roket. Lapan menargetkan pada 2015 sudah mampu mengembangkan fasilitas produksi dan uji teknologi roket, di antaranta peralatan produksi Propelan berdiameter besar, filament winding dan autoclve, dan laboraturium combustion.

Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Lapan Soewarto Hardhienata mengakui memang ada hambatan dalam produksi Propelan dalam negeri yakni metode penguasaan teknologi produksi. Adapun, untuk memproduksi Propelan diperlukan penguasaan metode pembuatan berstandar tinggi baik kualitas maupun sistem pengamanan. Oleh karena itu, investasinya cukup tinggi.

"Ada penawaran kerja sama dari Korea untuk membantu alih teknologi pembuatan peralatan produksi Propelan," kata Soewarto, Minggu (1/9/2013). Dia merinci penawaran tersebut berupa formulasi Propelan, sistem insulasi thermal, desain konfigurasi Propelan dan sistem propulsi, dasar engineering fasilitas gedung laboraturium, serta pemberian pengetahuan SOP.

Untuk riset pengembangan roket,  Soewarto menyebutkan sejak 2010 pihaknya telah menghasilkan beberapa prototipe yang terus dikembangkan. Ada 2010, LAPAN membuat RX 1210, RX 3227, dan RX 420. Tahun berikutnya ada Rhan 122 A berdaya jangkau 15 km, RX 2020 dan RX 550. Pada tahun lalu RX 1220, sementara pada tahun ini dikembangkan Rhan 122 B berdaya jangkau 25 km, Rhan 200 untuk 35 km, RX 3240, RX 450, dan RX 550.

Pada 2014, LAPAN menargetkan pengembangan Rhan 320 untuk 70 km dan roket pertahanan 3 digit untuk daya jangkau 100 km dan 200 km. Pada 2015 hingga 2016 LAPAN menargetkan mampu melakukan uji terbang RX 550.

Pos TNI Diserang, Seorang Anggota Yonif 753 Tewas

http://rri.co.id/Upload/Berita/yonif753avtnabirebandara.jpg

Aksi baku tembak antara personil TNI dengan kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Goliat Tabuni kembali terjadi di Puncak Jaya, Papua, Sabtu (31/8). Baku tembak terjadi di Distrik Tingginambut sekitar pukul 14.00 WIT. Distrik Tingginambut selama ini dikenal sebagai markas OPM. Akibat insiden baku tembak itu satu anggota TNI tewas dan senjatanya dirampas.

Dari data yang berhasil dihimpun, kontak senjata terjadi secara sporadis, anggota sipil bersenjata itu menyerang Pos TNI Tingginambut secara tiba-tiba. Anggota TNI berupaya bertahan sehingga kontak senjata pun berlangsung. Satu orang prajurit, Pratu Andry yang bertugas di Pos TNI tertembak di bagian perut dan meninggal dunia ditempat. Kelompok sipil bersenjata yang diperkirakan sekitar delapan hingga belasan orang dipimpin Goliat Tabuni dan Terius Tabuni berhasil merampas senjata Pratu Andry yang berasal dari kesatuan Yonif 753. Kelompok sipil bersenjata itu lalu melarikan diri kembali masuk hutan.

Juru Bicara Kodam 17 Cenderawasih Kolonel Lismer Lumban Siantar saat dikonfirmasi membenarkan kejadian itu. "Benar satu anggota TNI dari batalyon Infantri Yonif 753 AVT Nabire tewas tertembak dalam insiden itu," kata Lismer. Saat ini, kata dia, proses evakuasi terhadap Pratu Andry sedang berlangsung. "Korban langsung di evakuasi menuju RS Mulia. Namun karena cuaca buruk tidak bisa dievakuasi ke Jayapura dengan pesawat. Kemungkinan Minggu besok baru dilaksanakan proses evakuasi," ujarnya. Mengenai kronologis aksi baku tembak, Luman Sintar masih enggan membeberkannya.

AS Pilih Hujani Syria dengan Rudal Jelajah

http://jakartagreater.com/wp-content/uploads/2012/05/himars_1011.jpg

Tekad Amerika Serikat untuk menyerang Syria semakin bulat. Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama kemarin memastikan bakal menggulingkan pemerintahan Bashar Al Asaad dalam waktu tak tentu, bisa besok, pekan depan, atau bulan depan. Bahkan, Obama telah memilih strategi serangan. Yakni, bukan serbuan militer terbuka dan besar-besaran oleh pasukan darat. Melainkan, serangan terbatas dengan rudal jelajah yang menghujani sasaran-saran strategis yang melumpuhkan militer Syria

Namun, sebelum melakukan itu, Obama meminta dukungan resmi kepada Kongres AS. Permintaan itu diutarakannya di Gedung Putih pada Sabtu (31/8) waktu setempat atau kemarin pagi WIB. "Hari ini saya meminta Kongres untuk mengirim pesan kepada dunia bahwa Amerika siap bertindak sebagai sebuah negara," ujar Obama seperti dikutip Reuters kemarin.

Langkah meminta dukungan Kongres tersebut banyak mendapat sorotan di internal politik AS. Sebab, sebagai presiden, Obama juga panglima tertinggi angkatan perang yang memiliki kewenangan konstitusional untuk memerintah militer AS bertindak tanpa dukungan Kongres.

Wartawan BBC Katy Watson di Washington menganalisis, Obama tak ingin bernasib sama dengan pendahulunya, George W. Bush, saat mengirim pasukan ke Iraq. Obama ingin keputusannya melancarkan serangan mendapat dukungan rakyat dan para politikus. Tetapi, menurut banyak pihak, alasan lain untuk mengikutsertakan anggota Kongres dalam proses itu adalah Obama bisa berbagi tanggung jawab bila operasi di Syria memburuk. 

Persetujuan Kongres juga penting karena dukungan dari dunia internasional atas ajakan aksi militer ke Syria semakin sedikit. Inggris dan Jerman memastikan tidak ikut bergabung karena parlemen mereka menolak memberikan izin kepada pemerintahnya. Satu-satunya dukungan datang dari Prancis yang siap bergabung, namun mensyaratkan AS melakukan serangan pendahuluan.

Meski merupakan sebuah serangan terbatas dengan rudal jelajah, Obama yakin serbuan AS akan cukup untuk menghentikan kemampuan rezim Assad dalam penggunaan senjata kimia dalam perang menghadapi para pemberontak. "AS memiliki aset militer di kawasan Timur Tengah. Panglima angkatan bersenjata memberikan informasi kepada saya, kita bisa menyerang kapan pun dibutuhkan," tegasnya. "Kami bisa menyerang besok, pekan depan, atau bulan depan. Kini saya sedang mempersiapkan untuk memberikan perintah," lanjutnya.

Namun, serangan militer AS ke Syria dipastikan tidak akan terjadi dalam waktu beberapa hari ke depan. Sebab, saat ini Kongres AS masih reses dan baru kembali bekerja pada 9 September.

Selain itu, Barack Obama dijadwalkan menghadiri pertemuan G-20 di Rusia dan kunjungan kenegaraan ke Swedia dalam pekan ini. Bila tindakan militer diambil, perintah tersebut tidak diharapkan muncul saat Obama berada di kedua negara tersebut.

Pemberangkatan Satgas YONIF 126/KC Ke Perbatasan RI-Papua Nugini

http://kodam1-bukitbarisan.mil.id/wp-content/uploads/2013/09/satgas-wrt.jpg

Danrem 022/PT Kolonel Inf Teguh Arief Indratmoko sedang memberikan ucapan selamat kepada Dansatgas Letkol Inf Agusman Heri dan para prajurit Satgas Yonif 126/KC yang akan melaksanakan tugas Operasi Pengamanan Perbatasan RI-Papua TA. 2013, bertempat di Dermaga Lantamal I/Belawan, Jum’at (30/8).

Danrem 022/PT Kolonel Inf Teguh Arief Indratmoko mewakili Pangdam I/BB memberangkatkan 650 prajurit Satgas Yonif 126/KC yang akan melaksanakan tugas Operasi Pengamanan Perbatasan RI-Papua TA. 2013, bertempat di Dermaga Lantamal I/Belawan, Jum’at (30/8).

Pangdam I/BB Mayjen TNI Burhanuddin Siagian dalam amanat tertulisnya yang dibacakan Danrem 022/PT Kolonel Inf Teguh Arief Indratmoko mengatakan, sebagai prajurit Batalyon Infanteri 126/KC tentunya para prajurit telah paham bagaimana seharusnya berbuat untuk menjaga citra satuan agar bisa berhasil dalam melaksanakan tugas. Para prajurit telah melawati pentahapan latihan dan peninjauan dari Komando Atas, selanjutnya kalian dinyatakan siap untuk melaksanakan tugas pengamanan di wilayah perbatasan RI-Papua Nugini. Kepercayaan yang telah diberikan kepada para prajurit, merupakan kehormatan dan kebanggaan dengan harapan kalian mampu mengemban tugas yang mulia ini demi keutuhan dan kedaulatan NKRI. Kita ketahui bahwa wilayah perbatasan RI-Papua Nugini merupakan daerah yang sangat rawan sehingga untuk dapat melaksanakan tugas pengamanan di wilayah perbatasan dengan baik diperlukan kewaspadaan dan kesungguhan dari seluruh prajurit yang melaksanakan tugas diperbatasan tersebut.

Untuk menunjang tugas operasi, Pangdam I/BB mengingatkan kepada seluruh prajuritSatgas Yonif 126/KC untuk memperhatikan dan memahami kultur serta menghormati adat istiadat masyarakat perbatasan RI dan Papua Nugini guna merebut simpati dan hati rakyat, sehingga terjalin kemanunggalan TNI-Rakyat. Dengan demikian kehadiran prajurit diterima masyarakat perbatasan RI dan Papua Nugini dengan penuh rasa kekeluargaan, tanpa melupakan kewaspadaan serta tidak mudah terpancing oleh segala bentuk provokasi. Selain itu, tidak kalah pentingnya adalah lakukan cara hidup sehat, pengendalian diri dan selalu taat terhadap norma-norma agama yang kalian  yakini. Laksanakan deteksi dini dan cegah dini terhadap gangguan keamanan di daerah tanggung jawabmu dan mampu mengatasi gangguan serta memberikan bantuan secara cepat, demikian tegas Pangdam I/BB.

Sementara itu, usai upacara pemberangkatan Satgas Yonif 126/KC Danrem 022/PT Kolonel Inf Teguh Arief Indratmoko mengatakan, bahwa keberhasilan dalam mengemban tugas Pengamanan Perbatasan RI-Papua ini, tidak saja akan  berdampak positif terhadap upaya  menjaga keutuhan wilayah NKRI, tetapi juga menumbuhkan kepercayaan rakyat terhadap kredibilitas TNI sebagai alat pertahanan negara, serta secara langsung akan meningkatkan citra Yonif 126/KC sebagai salah satu satuan terpercaya di jajaran TNI Angkatan Darat.  Untuk itu, Danrem 022/PT mengharapkan para prajurit Satgas Yonif 126/KC nantinya mampu menunjukkan jati dirinya sebagai prajurit yang handal dan profesional dan mampu menjaga kekompakan dan soliditas pasukan serta menumbuhkan solidaritas dan loyalitas terhadap pimpinan maupun teman seperjuangan. Semoga para prajurit yang ditugaskan dapat melaksanakan tugas dengan sukses dan lancar tanpa ada halangan yang berarti, dan semoga dapat kembali dengan selamat, demikian ungkap Kolonel Inf Teguh Arief Indratmoko.

Kapenrem 022/PT Mayor Inf Jhonson Mangasitua Sitorus menjelaskan, hadir dalam upacara memberangkatkan Satgas Yonif 126/KC antara lain, Para Pejabat Kodam I/BB, Para Dandim Jajaran Korem 022/PT, Para Kasatdisjan Jajaran Korem 022/PT dan Para Kasi Korem 022/PT.