Australia berniat membeli 12 pesawat tempur Boeing EA-18G Growler buatan Amerika Serikat (AS). Pesawat tempur dengan teknologi canggih itu akan segera berdampingan dengan Jet Super Hornet.
Pada 2012 lalu, Negeri Kangguru berniat mempersenjatai 12 jet F/A-18 Super Hornet milik angkatan udaranya dengan teknologi dari Growler. Selain itu, jet Hornet juga akan menjalani modifikasi lain di bagian elektroniknya.
Namun Australia baru saja meninjau ulang strategi perencanaan pertahanannya, dan memaparkannya hari ini. Australia memutuskan untuk membeli 12 jet Growlers baru dan mempertahankan 24 Super Hornets yang mereka miliki. Secara langsung, Australia akan menjadi negara kedua di dunia ini yang mengoperasikan Growlers.
"Kami sudah memutuskan untuk melindungi kapabilitas kekuatan udara kami dengan akuisisi Super Hornet, dan Growler," ujar Menteri Pertahanan Australia Stephen Smith, seperti dikutip Associated Press, Jumat (3/5/2013).
"Kasus dalam analisa ini sudah sangat jelas, namun pengamatan AS menyebutkan bahwa proyek Joint Strike Fighter (F-35) ini sudah berkembang. Namun masih ada masalah terkait dengan kesiapannya," papar Smith.
Pemerintah Australia tidak menjelaskan secara detil, kapan pesawat Growler itu akan dikirimkan ke negaranya. Australia sendiri harus merogoh kocek sebesar USD1,5 miliar atau sekira Rp14 triliun (Rp9.740 per USD).
Di masa yang akan datang, Australia juga akan membeli 14 JSF senilai miliaran dolar. JSF dipastikan menggantikan Growlers dan Super Hornet pada 2030. Satu dari tiga skadron JSF dijadwalkan sudah tiba di Australia pada 2020.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar