PBB -
Sebanyak 200 orang menyerang rombongan PBB di Sudan Selatan dan
mengakibatkan lima pasukan penjaga perdamaian asal India dan tujuh orang
lainnya tewas, kata juru bicara PBB.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, yang saat itu bersama dengan Dewan Keamanan PBB, mengatakan serangan tersebut dapat dikategorikan sebagai kejahatan perang, lapor AFP.
"Terdapat 200 penyerang," kata juru bicara pasukan perdamaian PBB Josephine Guerrero kepada AFP.Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, yang saat itu bersama dengan Dewan Keamanan PBB, mengatakan serangan tersebut dapat dikategorikan sebagai kejahatan perang, lapor AFP.
"Kami masih menyelidik identitas mereka. Pasukan penjaga perdamaian kalah dalam jumlah. Itu adalah serangan yang direncanakan dan terarah," ujar Guererro.
Lima pasukan perdamaian asal India, dua pegawai dari program misi PBB di Sudan Selatan (UNMISS) dan lima kontraktor sipil tewas dalam penyergapan di Gumurk, negara bagian Jonglei yang dikenal rawan konflik itu.
Sembilan orang terluka, dan menurut Ban, beberapa lainnya kritis. PBB menyatakan beberapa pegawai sulit ditemukan, namun akhirnya mereka semua dapat kembali walaupun mengalami luka.
Sekjen PBB dan Dewan Keamanan PBB mengutuk serangan itu, dan meminta pemerintah Sudan Selatan untuk segera membawa para pelaku ke keadilan.
"Ia kembali menyebut bahwa pembunuh pasukan perdamaian adalah pelaku kejahatan perang di bawah yurisdiksi Mahkamah Internasional," kata juru bicara Martin Nesirky.
Ban sangat terkejut dengan serangan itu, kata juru bicara.
Walaupun Sudan Selatan tidak menandatangani pengadilan internasional, keterlibatan pasukan perdamaian dapat membenarkan penyelidikan ini sebagai kategori kejahatan perang, kata para ahli.
Pemerintah Sudan Selatan telah menuding pengikut dari kelompok pemberontak pimpinan David Yau sebagai pelaku serangan ini. Pasukan di bawah kendali pemerintah sedang memerangi pemberontak di Jonglei, ketika pasukan penjaga perdamaian PBB sedang berpatroli.
PBB telah menjadi sasaran di Jonglei dalam beberapa bulan terakhir. Pasukan pemerintah diduga sebagai pelaku penembakan sebuah helikopter PBB pada Desember lalu, yang menewaskan empat awak Rusia.
Pernyataan Ban dan Dewan Keamanan yang mengutuk hal ini, menyiratkan, konflik sedang dalam tensi tinggi. Dengan hal ini juga pemerintah Sudan Selatan diminta untuk segera bekerja sama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar