Guna menuju kemandirian alutsista, beragam langkah strategis terus dilakukan TNI, khususnya oleh Dinas Penilitian dan Pengembangan dari masing-masing angkatan. Salah satu yang menjadi sorotan adalah SMML (senapan mesin multi laras) yang baru-baru ini diperlihatkan di stand Dislitbang TNI AD pada pameran Alutsista TNI AD 2013 di lapangan Monas, awal Oktober lalu.
SMML bisa disebut sebagai gatling gun versi lokal, senapan yang masih dalam prototipe ini mengusung kaliber 7,62mm. Mengutip informasi dari Majalah Komando Volume VIII No.5, disebutkan perancangan SMML telah dimulai lima tahun lalu. Sebuah tim kecil Dislitbang dibentuk untuk mempelajari dan merancang pengembangan senapan multilaras ini, dengan team leader Ade Kusnadi yang sekaligus menjadi kreatornya. Namun, baru pada tahun 2010 proyek ini resmi diangkat menjadi program nasional.
Tantangan terbesar dalam merancang SMML adalah tidak adanya barang contoh yang bisa dibongkar untuk dipelajari detail susunan komponen dan mekanisme kerjanya. Sebagai informasi, TNI AD memang belum pernah memiliki senjata model gatling. Lain hal dengan TNI AU, sejak kedatangan jet tempur F-16 Fighting Falcon, berlanjut dengan kedatangan jet tempur taktis T-50i Golden Eagle, gatling gun sudah melekat sebagai senjata internal dengan kaliber 20mm.
Terlepas dari kendala diatas, tim pengembang berusaha menyusun SMML dari informasi dan literature, yang harus diakui sumbernya terbatas. Meski secara prinsip sistem mekanisme SMML terbilang sederhana, namum karena semua dipelajari dari nol dan tidak melakukan pengembangan produk melalui reverse engineering, menjadikan perancangannya memakan waktu panjang. Diperlukan analisa yang mendalam dalam perancangan tiap komponennya agar secara prinsip bisa bekerja sempurna.
SMML bisa disebut sebagai gatling gun versi lokal, senapan yang masih dalam prototipe ini mengusung kaliber 7,62mm. Mengutip informasi dari Majalah Komando Volume VIII No.5, disebutkan perancangan SMML telah dimulai lima tahun lalu. Sebuah tim kecil Dislitbang dibentuk untuk mempelajari dan merancang pengembangan senapan multilaras ini, dengan team leader Ade Kusnadi yang sekaligus menjadi kreatornya. Namun, baru pada tahun 2010 proyek ini resmi diangkat menjadi program nasional.
Tantangan terbesar dalam merancang SMML adalah tidak adanya barang contoh yang bisa dibongkar untuk dipelajari detail susunan komponen dan mekanisme kerjanya. Sebagai informasi, TNI AD memang belum pernah memiliki senjata model gatling. Lain hal dengan TNI AU, sejak kedatangan jet tempur F-16 Fighting Falcon, berlanjut dengan kedatangan jet tempur taktis T-50i Golden Eagle, gatling gun sudah melekat sebagai senjata internal dengan kaliber 20mm.
Terlepas dari kendala diatas, tim pengembang berusaha menyusun SMML dari informasi dan literature, yang harus diakui sumbernya terbatas. Meski secara prinsip sistem mekanisme SMML terbilang sederhana, namum karena semua dipelajari dari nol dan tidak melakukan pengembangan produk melalui reverse engineering, menjadikan perancangannya memakan waktu panjang. Diperlukan analisa yang mendalam dalam perancangan tiap komponennya agar secara prinsip bisa bekerja sempurna.
Dapat dianalogikan mekanisme SMML seperti pistol revolver dengan sebuah silinder berputar untuk mengumpan enam butir peluru. Namun pada revolver hanya tersedia satu laras dan satu rangkaian pemukul saja. Bagaimana dengan SMML yang punya enam laras dan enam pemicu? Dengan kata lain setiap laras memiliki perangkat tembaknya masing-masing. Secara teori, SMML dirancang untuk bisa melontarkan 2.500 – 3.000 proyetil dalam satu menit, kapasitas tabung yang disiapkan mencapai 6.000 butir.
Sabuk peluru SMML menerapkan model disintegrated. Pemilihan model ini dengan mempertimbangkan perhitungan taktis, dimana akan mempermudah memutus mata rantai peluru dari magasin ke senjata. Bila menggunakan sabuk peluru model integrated maka magasin peluru terus terbawa sampai peluru habis digunakan. Nyatanya dalam praktek di lapangan terkadang peluru tak habis terpakai, sehingga model disintegrated lebih menguntungkan karena bisa dilepas sehingga untuk mobilitasnya akan lebih baik, pasalnya dapat mengurangi bobot total senjata, karena magasin dapat dilepas.
Sabuk peluru SMML menerapkan model disintegrated. Pemilihan model ini dengan mempertimbangkan perhitungan taktis, dimana akan mempermudah memutus mata rantai peluru dari magasin ke senjata. Bila menggunakan sabuk peluru model integrated maka magasin peluru terus terbawa sampai peluru habis digunakan. Nyatanya dalam praktek di lapangan terkadang peluru tak habis terpakai, sehingga model disintegrated lebih menguntungkan karena bisa dilepas sehingga untuk mobilitasnya akan lebih baik, pasalnya dapat mengurangi bobot total senjata, karena magasin dapat dilepas.
Sepintas tampilan luar SMML terlihat menyerupai M134 Mini Gun buatan Dillon Aero. Begitu pula mekanisme kerjanya juga diyakini serupa. Namun dapat dipastikan seluruh rancangan SMML berbeda sama sekali. Semua komponen diracang sendiri secara detail dengan bantuan program desain CATIA yang juga digunakan untuk menganalisa sistem kerja mekanisme dari rangkaian desain komponen yang dibuat.
Kini, SMML yang prototipnya dibuat Pindad ini telah mencapai 80%. Dalam kondisi ini dapat dikatakan SMML baru mencapai taraf proof of concept, yakni secara teori baru sampai pada fase pembuktian sistem mekanisme senjata bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Belum sampai proses pengujian dinamis menggunakan peluru, sesi yang paling kritis.
Kini, SMML yang prototipnya dibuat Pindad ini telah mencapai 80%. Dalam kondisi ini dapat dikatakan SMML baru mencapai taraf proof of concept, yakni secara teori baru sampai pada fase pembuktian sistem mekanisme senjata bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Belum sampai proses pengujian dinamis menggunakan peluru, sesi yang paling kritis.
Tentunya kiat semua berharap, semoga sista ini benar-benar bisa masuk ke jalur produksi, bahkan akan lebih hebat lagi bila bisa dipadukan dengan konsep RCWS (remote control weapon system). Pastinya akan menambah kebanggan kita, karena hanya segelintitr negara yang mampu membuat senapan mesin model gatiling ini. (Dikutip dari Majalah Commando dan beragam sumber lain)
Spesifikasi SMML
- Kaliber : 7,62mm
- Panjang : 96,25 cm
- Berat : 90 kg
- Jumlah laras : 6 batang
- Pengisian amunisi : disintegrated
- Kecepatan tembak : 2.500 – 3.000 proyektil per menit
- Jarak tembak : 1.000 – 1.500 meter
- Sumber arus : DC 24 Volt