Sabtu, 02 November 2013

Rentra Pertahanan Ibukota

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjD03LC-jyvXkn78pK1UDP8GeP6jlDOLdWZS54WoO015X4NeHEi9-3RRIbjjvoAzZZnFtWA-3QpGoeIRWy16tQJArFgGdLj8HonbJxXe0Fz0_-eWBOjJK4gpg9-TSTrZlISSs01pDVQhSY/s320/TD2000B_Defense+Studies.JPG

Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Budiman dan Wakil Menhan Sjafrie Sjamsoeddin beberapa waktu lalu bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Mereka menyampaikan rencana TNI tentang strategi pertahanan yang tepat untuk Jakarta.

Dalam pandangan TNI, sistem pertahanan nasional bukan hanya di daerah-daerah perbatasan dan daerah-daerah hutan tetapi daerah pada penduduk seperti DKI Jakarta juga harus dijaga ketat. Alasannya, Jakarta merupakan pusat pemerintahan dan pusat perekonomian nasional.

TNI AD telah melakukan kerja sama dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo terkait tata ruang wilayah pertahanan di Jakarta. Selain itu, TNI AD juga akan menempatkan alat pertahanan di kota-kota besar sesuai dengan demografis wilayahnya. Berikut 5 rencana TNI untuk menjadikan Jakarta aman dari sisi pertahanan seperti dirangkum merdeka.com, Sabtu (2/11).

1. Penangkis serangan udara di gedung tinggi

TNI AD berencana memasang sejumlah alat utama sistem persenjataan (Alutsista) atau senjata penangkis serangan udara di atas gedung-gedung tinggi di Jakarta.

"Pada gedung tinggi bisa digunakan. Gedung yang ditentukan tempatnya bisa buat rata, sehingga bisa ditempatkan senjata penangkis udara," ujar KSAD Jenderal Budiman dalam acara operasi katarak dan bibir sumbing gratis memperingati hari Juang Kartika di Silang Monas, Jakarta Pusat, Jumat (01/11).

2. Gedung tinggi zona pendaratan helikopter

TNI berharap di gedung-gedung tertentu di Jakarta dapat juga digunakan sebagai zona pendaratan helikopter logistik yang membawa alat berat seperti radar dan sebagainya.

"Sehingga gedung tinggi ini harus dibuat kokoh, bisa dilandasi helikopter radar dan penembakan penangkis serangan udara," kata KSAD Jenderal Budiman.

Menurut dia, perang masa depan tidak seperti dulu, di hutan atau ditentukan di suatu daerah. Oleh sebab itu, Jakarta sebagai pusat pemerintahan perlu dijaga.

3. Pangkalan tank di bawah Monas

TNI berencana membangun pangkalan tank di bawah Monas. Diperkirakan luas pangkalan militer plus parkir bawah tanah dan pusat souvenir di bawah Monas sekitar 160 hektar. Namun detail bangunan seperti apa belum bisa disampaikan.

"Pembangunan dimulai 2014 nanti. Di bawah monas nanti ada underpass strategi pertahanan saat kondisi darurat, yang saling berhubungan," ujar Jokowi.

Sebelumnya, Wakil Menteri Pertahanan (Kemhan) Sjafrie Sjamsoeddin menemui Jokowi. Keduanya membicarakan singkronisasi antara strategi penataan ibu kota dengan strategi pertahanan negara.

Apalagi, September dan Oktober lalu, militer Indonesia bakal menerima ratusan tank berat. Tank itu bakal masuk Jakarta, lalu disebarkan di satuan operasional. Selain itu, militer juga bakal menerima roket jarak jauh untuk mengamankan ibu kota, serta sejumlah pesawat tempur dan puluhan tank amfibi.

4. Kemayoran untuk pendaratan pesawat tempur

Gubernur Jokowi akan menindaklanjuti koordinasi dengan Kementerian Pertahanan sehubungan penyediaan ruang bagi masuknya peralatan militer. Salah satu perubahan yang akan dilakukan adalah jalan di kawasan Kemayoran bisa dimanfaatkan untuk pendaratan pesawat tempur dengan sedikit mengubah tata ruangnya.

"Di Kemayoran bisa untuk pendaratan pesawat. Karena ada fly over nya itu nanti dipindah menjadi underpass sehingga nanti untuk pendaratan bisa dipakai darurat," kata Jokowi.

5. Marunda untuk jalur peralatan tempur TNI AL

Kawasan Marunda juga dibidik untuk membantu pertahanan melalui laut. Menurut Jokowi, ada lahan seluas 200 hektar di kawasan Marunda yang bisa digunakan untuk peluncuran amfibi. "Di Marunda itu luasnya lebih dari 200 hektar, sebagian wilayah pantainya itu juga nanti bisa digunakan untuk meluncurnya amfibi ke laut. Memang, hal-hal tersebut harusnya sudah kita rancang," kata Jokowi.

Drone Hipersonik SR-72, Suksesor SR-71 'Blackbird'

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzSD-aW1yqdbpi-2ma9TL_XTuISMaeh-W3L7WnSWvrngyeetbQsHr5h6lqAdnMdfaxvAlRDANqOBzaUX5vBKxpuZoM-be5neyvhHzc-VJSvk8PCE6VWE-KrHQdi_y4pCAq7dvUbPyrW_0/s320/SR-72.jpg

Perusahaan pertahanan Amerika Serikat, Lockheed Martin, memecah keheningan dengan berencana untuk mengembangkan pesawat hipersonik tanpa awak yang diusulkan untuk misi pengintaian dan penyerangan jarak jauh militer AS di masa depan. Lockheed Martin mengatakan, pihaknya siap memulai pengembangan pesawat hipersonik tak berawak SR-72 yang bisa digunakan Angkatan Udara AS pada 2030.

Usulan pengembangan drone ini sebagai tindak lanjut dari pengembangan pesawat pengintai strategis tercepat Angkatan Udara AS SR-71 'Blackbird' (kecepatan Mach 3) yang dikembangkan oleh desainer legendaris Clarence "Kelly" Johnson, chief designer dari Lockheed Martin Skunk Work di era 60-an.

Sebagai drone hipersonik, SR-72 akan terbang dengan kecepatan hingga Mach 6 (7.350 km/jam), atau enam kali kecepatan suara. Pada kecepatan ini, laju drone akan sangat cepat sehingga musuh tidak memiliki waktu untuk bereaksi atau menghindar. SR-72 kemungkinan baru bisa beroperasi pada 2030.

Sudah beberapa tahun terakhir, Lockheed Martin Skunk Works bekerjasama dengan Aerojet Rocketdyne (perusahaan AS pembuat mesin rudal dan roket) guna mengembangkan metode untuk mengintegrasikan turbin dengan mesin jet ramjet supersonik air breathing untuk menambah daya pesawat hingga mencapai kecepatan Mach 6.

Turbin akan berbasis kombinasi cycle propulsion, yang berarti turbin dikombinasikan dengan ramjet untuk memungkinkan operasi dari statis ke kecepatan hipersonik. Pada tahapan turbin, daya dorong dihasilkan dari mesin turbin sejak lepas landas hingga mencapai kecepatan Mach 3, selanjutnya hentakan ramjet akan mempercepat laju pesawat hingga kecepatan hipersonik.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_X90YjcqrEyRVj7fLHlUwVpMhf9jtoe01oF_iUgRMxFNIzwfT85t1EYUTU5kFaLjOQJRxmeDcf0jj5wQ0QdwMtzI9J0vnzNEXOSpu6LCZRHAIxrD-Xe6ib6mZ1eKAY0bEJmR9kavJI6o/s1600/desain_SR-72.jpg

Hasilnya adalah SR-72 yang Aviation Week juluki sebagai "anak Blackbird", dan mesin yang terintegrasi dan badan pesawat yang dioptimalkan akan menghasilkan performa yang tinggi. "Diciptakan sebagai solusi untuk platform senjata mobile yang dapat bersembunyi dari satelit. Jet akan terbang sangat cepat sehingga lawan tidak akan mampu bereaksi untuk menyembunyikan target (mobile)," seperti yang dikatakan Guy Norris, seorang penulis di Aviation Week.

Menurut Brad Leland, manajer program Lockheed Martin, sebuah pesawat hipersonik akan menjadi 'game changer'. "Pesawat hipersonik yang dilengkapi dengan rudal hipersonik, akan menembus wilayah udara yang dijaga dan menyerang hampir semua lokasi di seluruh benua dalam waktu kurang dari satu jam, kata Leland. "Kecepatan adalah kemajuan selanjutnya dari penerbangan untuk melawan ancaman yang muncul dalam beberapa dekade mendatang. Teknologi ini akan menjadi 'game changer' di teater (perang), seperti halnya pesawat-pesawat siluman yang mengubah wajah pertempuran udara hari ini."

SR-72 bukanlah pesawat hipersonik pertama Lockheed Martin. Dalam kemitraan dengan Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA), para pengembang sebelumnya telah mengembangkan Falcon Hypersonic Technology Vehicle 2 (HTV-2) rocket-launched. Proyek pengembangan dan penelitian HTV-2 digunakan untuk mengumpulkan data pada tiga tantangan teknis dari penerbangan hipersonik yaitu aerodinamik; efek aerothermal; dan bimbingan, navigasi dan kontrol.