Minggu, 13 Oktober 2013

PASPAMPRES Pasukan Pengaman Presiden Indonesia

http://indonesiaeliteforces.tripod.com/sitebuildercontent/sitebuilderpictures/paspampres_reduniforms.jpg

Hari lahir Paspampres didasari dari peristiwa penyelamatan Presiden Sukarno, Bung Hatta, Bung Syahrir beserta beberapa menteri dan pejabat dari Jakarta ke Yogyakarta pada tanggal 3 Januari 1946. Pengungsian ini didasari atas pertimbangan terancamnya keselamatan presiden/wakil presiden dari intimidasi tentara Sekutu di Jakarta. Proses penyelamatannya sendiri dilakukan menggunakan kereta api luar biasa (KLB).

Saat ini tim operasional pengamanan VVIP Paspampres terdiri dari tiga grup: A, B, dan C. Grup A dan B merupakan pengamanan presiden dan wakil presiden. Sementara Grup C, bertugas mengamankan tamu-tamu negara setingkat kepala negara dalam kunjungannya ke Indonesia. Setidaknya saat ini organisasi Paspampres diawaki sekitar 2.500 personel. Paspamres ini didik dengan kemampuan Militer yang tinggi dan sudah barang tentu jiwa raganya dipertaruhkan demi mengamankan Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarganya.

Adapun tugas Paspameres tersebut adalah sebagai berikut:

  • Melindungi dan Menjaga keselamatan Presiden berserta semua keluarga besarnya selama 24 jam penuh
  • Melindungi dan Menjaga keselamatan Wapres berserta semua keluarga besarnya selama 24 jam penuh
  • Melindungi dan Menjaga keselamatan para pejabat dan tamu VIP dari negara lain selama 24 jam penuh
  • Mensterilkan dan Mengamankan setiap daerah dan lokasi sebelum kehadiran Presiden dan Wapres di daerah maupun lokasi tersebut
  • Komandan Paspampres dijabat oleh seorang Jendral berbintang dua (Mayjen) dan Kesatuan Paspampres berbentuk Detasemen

KISAH: 10 Prajurit AS Pingsang Saat Berlatih Tempur Dengan TNI Tahun 2009

https://fbcdn-sphotos-c-a.akamaihd.net/hphotos-ak-prn1/44333_106440319538627_1361482118_n.jpg

Sepuluh prajurit Marinir Amerika yang disebut United States Marine Corps (USMC) terpaksa harus dievakuasi akibat kelelahan saat menjalani latihan bertahan hidup di dalam hutan Selogiri, Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa. Staf Dinas Penerangan (Dispen) Korps Marinir Lettu Mar Mardiono melaporkan sejak Senin (19/10) hingga Selasa (20/10), tercatat 10 prajurit Marinir Amerika yang tumbang dan tidak sanggup melanjutkan latihan survival akibat kelelahan dan tidak tahan dengan cuaca tropis.

"Misalnya, Ranus (26) yang berpangkat BFC dan kelahiran California, merupakan salah satu dari 10 Prajurit Marinir Amerika yang terpaksa harus dievakuasi tim medis dari Korps Marinir Indonesia," katanya, didampingi rekannya Serda Mar Kuwadi.

Latihan Survival itu diikuti 362 Marinir Amerika yang dipandu 16 pelatih, tiga interpreter (penerjemah), empat personel komunikasi, dan lima Prajurit Regu Pandu Tempur (Rupanpur) Korps Marinir TNI AL. Kegiatan survival ini merupakan bagian dari rangkaian Latihan bersama (latma) Marinir Amerika dan Indonesia yang bertajuk "Interoperability Field Training Exercise (IIP?FTX) 2009" di Situbondo dan Banyuwangi, 17-24 Oktober 2009.

Latma yang dikomandani Kolonel Marinir Nur Alamsyah itu dilakukan di empat tempat, yaitu di Pantai Banongan, Puslatpur Marinir Karangtekok, Kecamatan Banyu Putih, Situbondo, Pasewaran, dan hutan Selogiri Banyuwangi. Di Selogiri, 362 Prajurit Marinir Amerika yang menjelajahi hutan liar itu dibagi menjadi dua gelombang yang setiap gelombang dibagi menjadi lima tim dengan didampingi pelatih dan dokter dari Korps Marinir TNI AL.

Satu per satu tim diberangkatkan masuk ke dalam hutan, tetapi panitia sudah menyiapkan rintangngan dan jebakan ranjau yang dipasang sedemikian rupa sebagai tantangan, sehingga sesekali terdengar suara ranjau yang meledak dari balik rerimbunan hutan. Ledakan itu membuat para prajurit kalang kabut, namun mereka tetap saling berkoordinasi dalam satu komando dengan komandan regunya.

Sebelum menjalani perang di dalam hutan, para prajurit Marinir Amerika itu dibekali beberapa pengetahuan dan wawasan terkait cara bertahan hidup di dalam hutan. "Mereka juga kami ajari bagaimana cara makan tumbuh-tumbuhan di hutan, menghadapi hewan di antaranya ular dan beberapa jenis binatang buas," kata Kepala Tim (Katim) Survival Kapten Marinir M Machfud.

Pelatih lainnya, Pelda Marinir Mujiono mempraktikkan bagaimana cara yang benar dalam menjinakkan ular. Beberapa prajurit Marinir Amerika juga ada yang mencoba makan beberapa jenis tumbuhan liar. Dengan bekal logistik yang terbatas, seorang tentara memang dituntut bertahan hidup. Setiap gelombang Latihan Survival itu memakan waktu empat hari empat malam.

"Mereka menghadapi tantangan berat, meski mereka membawa perlengkapan tempur seperti senapan laras panjang M.16 A4, GPMG, senjata canggih lainnya yang dilengkapi dengan infra merah, peralatan komunikasi yang cukup canggih, dan alat digital petunjuk posisi di bumi (Global Positioning System/GPS)," katanya

Indonesia China Sepakat Kerjasama Eksplorasi Antariksa

http://karanglayung.files.wordpress.com/2009/07/roket_lapan_01.jpeg

Menteri Negara Riset dan Teknologi (Mennegristek), Prof. Dr. Gusti Mohammad Hatta, dan Administrator China National Space Administration (CNSA), Dr. Ma Xingrui, menandatangani naskah kesepakatan kerja sama Eksplorasi Antariksa untuk Tujuan Damai. Penandatanganan disaksikan oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Xi Jinping, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (2/10).

Ruang lingkup kesepakatan tersebut mencakup penelitian dan pembuatan satelit eskperimen, satelit penginderaan jauh dan satelit komunikasi, layanan peluncuran, penjejakan, dan pengendalian satelit termasuk pengoperasian di dalam orbit dan pengelolaannya, penelitian, pembuatan dan pemanfaatan ruas bumi satelit, penelitian sains antariksa, serta pemanfaatan dan saling berbagi data satelit penginderaan jauh.

Penandatanganan naskah ini menandai peningkatan hubungan bilateral antara RI dengan RRT. Di samping itu, kerja sama ini juga merupakan peluang bagi para peneliti dan perekayasa Lapan untuk mempelajari bidang teknologi dan sains antariksa bersama RRT sekaligus berbagi pengalaman terkait pemanfaatan teknologi keantariksaan untuk mendukung pengelolaan sumber daya alam, lingkungan, dan penanggulangan bencana.

Usai penandatanganan tersebut, Lapan dan CNSA sepakat untuk mendiskusikan rencana pelaksanaan kerja sama tersebut secara rinci meliputi pembentukan kelompok kerja, komite bersama, serta mekanisme kerja.