Rabu, 09 Oktober 2013

Belanda Nyatakan Menyesal Karena Pembatalan Penjualan Tank Leopard ke Indonesia

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjg_VkiVNITLn-559yiF-dUzTTj4xyS1iHUy_PdW6H3wzLBLQ_vvqcQ8Hpk_vTnMJI-__8djjY2PyDJ4uGJ0kCSQI2-7pDnSD8PsTz63Nl0F4heqFeWkQo-IqOk-ToMCzdvFDRkFwo2FISR/s1600/vm3m.jpg

Kementerian Pertahanan Kerajaan Belanda menyesalkan dibatalkannya rencana penjualan tank Leopard ke Indonesia pada dua tahun lalu. Hal itu dikemukakan Menteri Pertahanan Kerajaan Belanda Jeanine Hennis Plasschaert saat mengunjungi Kementerian Pertahanan RI di Jakarta, Rabu (9/10/2013).

Plasschaert mengaku menyesal atas keputusan parlemen Belanda untuk menolak keinginan pembelian tank oleh Indonesia kepada negara itu pada 2011 lalu. "Pendahulu saya mengalami waktu sulit ketika menghadapi masalah itu. Saya tak mau kejadian seperti ini terjadi lagi. Apalagi kalau kita bicara kerja sama dan partnership," ujarnya.

Pada 2011, parlemen Belanda menolak rencana penjualan sejumlah tank Leopard ke Indonesia karena dinilai rawan dengan aksi pelanggaran hak asasi manusia. Namun demikian, Plasschaert mengatakan penyesalan tersebut tidak lantas dapat diartikan bahwa Belanda akan kembali memroses penjualan tank ke Indonesia.

"Tidak ada deal yang spesifik saat ini," katanya. Dia menegaskan bahwa permohonan maaf yang ia lontarkan bukan atas proses di parlemen. "Saya tak bisa memohonkan maaf atas proses demokrasi yang terjadi," katanya. Lebih lanjut dia menyesal karena peristiwa penolakan penjualan tank ke Indonesia tidak menguatkan hubungan kedua negara.

"Saya menghargai kerjasama kedua negara. Tetapi merevisi keputusan atas [pembatalan penjualan] tank itu tak akan memberangus hubungan Indonesia - Belanda," tegasnya. Siang ini, Menteri Pertahanan Kerajaan Belanda Jeanine Hennis Plasschaert berkunjung ke Indonesia untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro.

Dalam pertemuan bilateral tersebut, menteri pertahanan kedua negara sepakat untuk memperkuat kerja sama pertahanan secara lebih konkret yang dapat menguntungkan kedua negara. Kerja sama pertahanan tersebut antara lain mencakup bidang pendidikan dan pelatihan serta pengadaan peralatan pertahanan. Kerjasama pada sektor pengadaan peralatan dan industri pertahanan menjadi salah satu agenda penting.

"Kami di sini membahas masalah-masalah yang terkait masalah global, regional, dan hubungan bilateral Indonesia-Belanda. Kami baru akan bicarakan soal MoU kerjasama pertahanan ke depan. Kita bisa bicarakan di atas kertas apa yang kami butuhkan dan mereka bisa berikan," ujar Purnomo. Dalam waktu dekat, ujarnya, pihak Kementerian Pertahananan RI akan ke Belanda untuk memformulasikan nota kesepahaman (MoU).

Perwakilan Tentara Diraja Malaysia Berkunjung Kemarkas TNI-AU di Makasar

http://www.tni.mil.id/mod/news/images/normal/atm-17-11-11.gif

TNI Angkatan Udara menjamu perwakilan tentara Diraja Malaysia di Makassar, Sualwesi Selatan. Pertemuan keduanya untuk membahas kerja sama bilateral di bidang militer udara antara Indonesia dengan Malaysia, Rabu (9/10).

Panglima Komando Operasi Angkatan Udara II Marsekal Muda Agus Supriatna menjamu Panglima Divisi I Tentara Diraja Malaysia Mayor Jenderal Datok Ansar Ali Majeth. Suasana akrab tampak di ruang lobi markas komando Angkatan Udara II.

Datok Ansar menyambut baik jamuan tersebut. Ia mengaku kedatangannya ke Indonesia untuk mempererat jalinan kedua negara. Keduanya pun berencana melakukan latihan bersama namun belum menentukan jadwalnya.

Itu bertujuan mengamankan perbatasan kedua negara dari wilayah udara. Koordinasi akan semakin digiatkan agar pengamanan tak memunculkan kesalahpahaman saat TNI bertugas di perbatasan masing-masing negara.

Kapal Perang Israel Tembaki Nelayan Palestina

http://mariaenpalestina.files.wordpress.com/2013/03/pescadores-en-gaza-durante-una-protesta-contra-los-ataques-y-confiscacic3b3n-de-sus-lanchas-por-la-marina-israelc3ad-joe-catron.jpg

Kapal perang Israel dilaporkan telah menembaki para nelayan Palestina di Jalur Gaza pada Rabu (9/10/201) pagi. Demikian dilaporkan kantor berita Ma’an News, mengutip pengakuan sejumlah warga lokal. Saksi mata mengatakan kepada Ma'an News, bahwa pasukan Angkatan Laut Israel menembaki nelayan Palestina di lepas pantai Jalur Gaza.

Seorang Juru Bicara militer Israel mengatakan, perahu nelayan itu telah melenceng dari bidang perikanan yang ditentukan dan kapal perang Israel melepaskan tembakan peringatan ke udara. “Kemudian, perahu nelatan itu kembali ke wilayah yang telah ditentukan,” jelasnya.

Pada Mei silam, Pemerintah Israel memperluas zona penangkapan ikan bagi nelayan di Jalur Gaza menjadi 6 mil. Sebelumnya, selama bertahun-tahun, Israel hanya memperbolehkan nelayan Palestina melaut hingga 3 mil. Kondisi ini sangat menyulitkan para nelayan untuk mencari ikan.

Perluasan zona ini dicapai sebagai bagian dari gencatan senjata yang dimediasi Mesir yang mengakhiri konflik delapan hari antara Israel dan Hamas pada November silam. Namun sebenarnya, menurut Perjanjian Oslo, Israel setuju untuk menerapkan zona penangkapan ikan sejauh 20 mil laut lepas pantai Gaza.

Badan Tenaga Nuklir Nasional: Indonesia Miliki Cadangan Uranium 70.000 Ton

http://www.ristek.go.id/file/gallery/2012/02/nuklir.jpg

Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) memperkirakan terdapat cadangan 70.000 ton Uranium dan 117.000 ton Thorium yang tersebar di sejumlah lokasi di Indonesia, yang bisa bermanfaat sebagai energi alternatif di masa depan. "Untuk Uranium potensinya dari berbagai kategori, ada yang dengan kategori terukur, tereka, teridentifikasi dan kategori hipotesis, sedangkan Thorium baru kategori hipotesis belum sampai terukur," kata Direktur Pusat Pengembangan Geologi Nuklir Batan Agus Sumaryanto di sela peluncuran Peta Radiasi dan Radioaktivitas Lingkungan di Jakarta, senin.

Sebagian besar cadangan Uranium kebanyakan berada di Kalimantan Barat, sebagian lagi ada di Papua, Bangka Belitung dan Sulawesi Barat, sedangkan Thorium kebanyakan di Babel dan sebagian di Kalbar. Kajian terakhir dilakukan di Mamuju, Sulbar, dimana deteksi pendahuluan menyebut kadar Uranium di lokasi tersebut berkisar antara 100-1.500 ppm (part per milion) dan Thorium antara 400-1.800 ppm.

Kecamatan Singkep, Kabupaten Mamuju juga menjadi kawasan yang laju dosis radiasi gammanya tercepat di Indonesia dibanding rata-rata nilai laju dosis radiasi Gamma di Indonesia yang 46 nSv per jam, kata Direktur Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi Batan, Susilo Widodo.

Ia mengatakan, pihaknya telah menyusun Peta Radiasi dan Radioaktivitas Lingkungan sebagai data dasar, sehingga kalau ada kenaikan radiasi yang disebabkan faktor bukan alami misalnya radiasi hasil lepasan industri atau kecelakaan nuklir, bisa diketahui dengan cepat. Susilo mengatakan, saat terjadi kecelakaan reaktor nuklir Fukushima pihaknya tidak mendeteksi adanya radiasi nuklir yang masuk ke wilayah Indonesia.

"Secara alamiah, radiasi nuklir dari Jepang di utara sulit menyebrang ke kawasan katulistiwa. Justru jika dilihat dari posisi dan arah angin potensi radiasi dari Jepang akan masuk lebih dulu ke Amerika Serikat dan terakhir China," katanya. Peta ini, ujarnya, juga penting untuk mengkaji efek kesehatan bagi masyarakat yang tinggal di daerah radiasi tinggi serta indikasi bahan tambang seperti Uranium, Thorium dan mineral sejenisnya.

Peta tingkat radiasi dan radioaktivitas lingkungan di Indonesia ini, urainya, terdiri dari lima peta, yakni peta laju dosis radiasi gamma lingkungan dan peta tingkat konsentrasi radionuklida alam Thorium-228, Thorium-232, Radon-226, dan Kalium-40 dalam sampel permukaan. Batan juga meluncurkan URL monitor radiasi lingkungan kawasan reaktor nuklir Serpong dimana telah dipasang lima monitor gamma di kawasan itu selama 2012-2013 dan meluncurkan "GPS tracking" untuk transportasi limbah di Indonesia.

Indonesia dengan Mudah Membuat Senjata Nuklir
Indonesia kini telah mampu membuat teknologi nuklir dan itu pun berarti indonesia dengan mudah dapat membuat Senjata nuklir, tetapi indonesia telah berkomitment untuk tidak membuat nuklir sebagai senjata itu dikatakan oleh anggota DPR “Indonesia sudah berkomitmen untuk tidak membuat senjata nuklir. Indonesia hanya akan menggunakan teknologi nuklirnya untuk hal-hal yang bermanfaat untuk manusia dan kemanusiaan,” ujar anggota Komisi I DPR, M. Nadjib

Banyaknya ahli nuklir di indonesia dan SDM kita pun banyak di pakai oleh negara lain untuk menngembangkan teknologi nuklir. Indonesia mampu jika berniat membuat senjata nuklir, karena indonesia mempunyai SDA (Sumber Daya Alam) yang cukup seperti tambang uranium di mamuju, Sulawesi Barat yang merupakan terbaik di indonesia. tambang di mamuju inilah yang sedang di incar pihak asing. selain mamuju ada beberapa tambang Uranium seperti tambang Remaja-Hitam dan tambang Rirang-Tanah Merah. Kedua uranium tersebut terletak di Kalimantan Barat.

Dengan adanya Sumber daya Alam dan didukung oleh Sumber Daya Manusia yang ahli dalam bidang nuklir, serta 3 pangkalan nuklir otomatis indonesia dengan sangat mudah mengembangkan Teknologi Nuklir menjadi senjata. Tetapi pemerintah pusat tidak menginginkan hal itu dilakukan karena bisa menjadi pemicu terjanya konflik antar negara. Pemerintah menyadari bahwa Indonesia telah di awasi dan disoroti oleh 3 negara besar.

Indonesia Targetkan Buat Persenjataan Perang Dengan Teknologi Tinggi

http://www.tubasmedia.com/wp-content/uploads/2011/11/011111-edutaiment3.jpg

Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kementerian Perindustrian, Budi Darmadi mengatakan, saat ini, industri pertahanan di dalam negeri telah mampu menguasai teknologi untuk level menengah. Ke depan, penguasaan teknologinya akan ditingkatkan menjadi lebih tinggi lagi.

Pemerintah juga berambisi menaikkan level pemenuhan konten lokal industri tersebut di atas 35%. “Kami memacu pertumbuhan industri agar bisa memenuhi kandungan lokal 35%. Jadi, untuk pengadaan alutsista atau almatsus (alat material khusus), 35% di antaranya diserahkan untuk pengerjaan di dalam negeri,” tutur Budi.

Menurut dia, industri pertahanan di Tanah Air sebenarnya sudah bisa memproduksi berbagai jenis alat pertahanan dan pendukungnya. Tapi, alusista dengan level teknologi tertentu dan umumnya belum menggunakan teknologi tinggi. “Misalnya, untuk peluru dengan radar dan dengan waktu meledak yang sudah diatur, itu belum bisa kita buat,” kata Budi. .

Mengutip data Kementerian Riset dan Teknologi, masterplan pembangunan industri pertahanan nasional ditetapkan tahun 2010-2029. Indonesia diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pokok matra darat, laut, dan udara TNI, sehingga bisa mandiri tahun 2029.