Kamis, 03 Oktober 2013

Operasi Penerbangan di LANUD NGURAH RAI Meningkat Jelang Pelaksanaan APEC

http://static.liputan6.com/201304/un-hercules-tni-au-130414b.jpg

4 Hercules C-130, 1 Heli Superpuma, 1 Heli Puma dan 1 Heli Colibri dukungan APEC 2013 tiba di Lanud Ngurah Rai. Empat Hercules C-130 TNI AU tersebut masing – masing membawa Dukungan Ransus RI 1, satu diantaranya membawa peralatan C - MOV dan dua Hercules yang membawa personel BKO untuk dukungan APEC 2013 terdiri dari personel POM dan Paskhas sebanyak 70 orang berikut dengan peralatan dan kendaraan dukungan Pengamanan APEC 2013 tiba di Bandara Ngurah Rai selasa 2 Oktober 2013.

Perbantuan personel POM yang berasal jajaran Koopsau II dan Personel Paskhas dari Madiun tersebut di maksudkan untuk menambah perkuatan Lanud Ngurah Rai dalam pengamanan VVIP dan para delegasi peserta selama APEC 2013 di Aeorodrome Bandara Ngurah Rai.

Selain kedatangan pesawat Hercules C-130 yang membawa BKO Pam VVIP, C-MOV dan Ransus RI 1, pada hari yang sama Heli Super puma untuk Konjerat RI 1 Standby di Ngurah Rai dukungan RI 1 selama berada di Bali. TNI Angkatan Udara juga mensiagakan Heli Puma untuk dukungan SAR pesawat tempur F-16 TNI AU yang direncanakan akan tiba di bali keesokan harinya.

Dr.Connie Rahakundini : Industri Pertahanan Indonesia Memiliki Banyak Kekhasan

http://www.swatt-online.com/wp-content/uploads/2012/07/Connie-Rahakundini-Bakrie.jpg

Dr.Connie Rahakundini Bakrie, tampil sebagai nara sumber kedua pada pelaksanaan Seminar Akhir Pendidikan yang digelar oleh Perwira Siswa (Pasis) Seskoau Angkatan ke-50 di Bangsal Srutasala, Rabu (2/10). Dalam ceramahnya yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Industri Strategis Pertahanan dan Model Pengelolaan dalam rangka Mengurangi Ketergantungan Luar Negeri”, menyoroti kompleksitas permasalahan industri pertahanan nasional yang hingga kini belum mandiri.

Menurut Dr.Connie, sebagai alat pertahanan negara dalam tugasnya TNI membutuhkan dukungan alat pertahanan yang memadai. Ditambahkannya terdapat tiga pilar industri pertahanan Indonesia sebagai pendukung TNI yang dalam kenyataannya saling terkait satu sama lain. Tiga pilar tersebut adalah pertama, produsen yang dilaksanakan oleh BUMN dan BUMS sebagai penyedia alat pertahanan dalam negeri, kedua pemerintah yang mengeluarkan berbagai regulasi yang relevan dan ketiga pengguna yang meliputi TNI, Polri, instansi lain bahkan untuk keperluan ekspor. Di dalam tiga pilar terdapat juga unsur-unsur Penelitian dan Pengembangan (litbang) yang bekerja berdasarkan tugas pokok dan visi masing-masing tiga pilar tersebut.

Untuk dapat berkembang bahkan mandiri, industri pertahanan nasional memerlukan peran negara yang dapat membawanya ke arah tujuan yang dituju. Peran negara yang diharapkan adalah iklim yang jelas bagi produsen, sehingga operasional BUMN dan BUMS jelas pula arahnya ke depan. Memang, pemerintah telah membentuk Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) berdasarkan Perpres Nomor 42/2010 sebagai wujud komitmennya melakukan revitalisasi industri pertahanan nasional, namun pada kenyataannya jalan menuju kemandirian belum dapat direalisasikan. Hal ini dikarenakan antara lain oleh berbagai kekhasan dalam industri pertahanan nasional seperti teknologinya tingkat tinggi, kompleksitasnya teknologi industri pertahanan, harga pengembangan yang semakin tinggi, masalah pasar yang terbatas juga masa impas yang lama, permasalahan aliran dana, keterkaitan yang erat antara pasar komersial dan pertahanan dan lain-lainnya.

HUT TNI ke-68, Tak Semua Alutsista Dikerahkan

http://static.republika.co.id/uploads/images/detailnews/jenderal-tni-moeldoko-_130821153934-759.JPG

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, mengatakan tak semua alat utama sistem senjata (Alutsista) TNI dikerahkan untuk memeriahkan peringatan HUT TNI Ke-68, yang dipusatkan di Lapangan Udara Halim Perdanakusumah, Jakarta.

"Pada HUT TNI kali ini, mungkin belum seperti yang diinginkan masyarakat. Beberapa pesawat tak bisa ditampilkan di sini karena ter-deploy acara KTT APEC di Bali dan pameran alutsista TNI AD. Heli TNI AD, beberapa pesawat tempur Angkatan Udara, tak bisa kita munculkan," kata Panglima TNI usai geladi bersih HUT TNI Ke-68, di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (3/10).

Namun, lanjutnya, dia yakin pada perayaan HUT TNI yang ke-69 pada tahun 2014 nanti akan diselenggarakan di Surabaya akan dikerahkan seluruh kekuatan TNI.

Pameran senjata dalam HUT TNI ke 68 di Lanud Halim Perdanakusumah meliputi tiga matra. TNI AU menampilkan sepasang jet tempur Sukhoi, dua pesawat transport C-130 Hercules, dua pesawat Boeing 737 dan dua triple gun TNI-AU.

Angkatan Darat memajang empat helikopter (2 Bell 412 dan 2 Mi 35), enam kendaraan lapis baja angkut pasukan Anoa, enam panser V-150 dan 12 pucuk meriam 57 artileri pertahanan udara. Sementara TNI AL menampilkan enam tank PT-76, enam tank angkut pasukan BTR 50 dan sepasang Howitzer 122 milimeter.

Selain pameran senjata, HUT TNI yang kali ini bertema "Profesional, militan, Solid dan Bersama Rakyat TNI Kuat" ini juga menampilkan demonstrasi seperti terbang lintas (fly pass) sepasang pesawat Cessna TNI AU , keterampilan prajurit, senam balok, halang rintang dan senam perahu karet melibatkan 600 prajurit.

Ditampilkan pula kolone senapan oleh 900 orang, demonstrasi pertempuran jarak dekat didukung 18 orang, terjun bebas (free fall) melibatkan 100 peterjun yang diangkut dua pesawat C-130 Hercules. Kegiatan ini juga dimeriahkan dengan aksi aerobatik Jupiter Aerobatic Team (JAT) menggunakan enam pesawat KT-1B Wong Bee, fly pass empat pesawat Casa 212 TNI AL dan delapan heli TNI AD meliputi Mi 17, Mi 35, tiga bell 412 dan 3 unit Bo 105.

Panglima TNI Tinjau Gladi Bersih HUT Ke-68 TNI

http://img.beritasatu.com/images/medium/1380798002.JPG

Panglima TNI Jenderal Moeldoko bersama Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Budiman, Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Marsetio, dan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal IB Putu Dunia meninjau gladi bersih upacara parade dan defile dalam rangka HUT ke-68 TNI di Skuadron 2 Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (3/10).

Puncak peringatan HUT ke-68 TNI akan digelar pada Sabtu (5/10) dan akan dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Komandan upacara dalam gladi bersih tersebut adalah empat perwira tinggi (pati) TNI, yaitu Brigjen Agus Rochman (Kasdif-1), Brigjen AM Putranto (Dan PMPP TNI), Laksma Octavian (Danguspurlabar), dan Brigjen Mar Siswoyo Hari Santoso (Danpasmar-1).

Dari empat pati itu akan dipilih satu yang akan bertindak sebagai Komandan Upacara saat Upacara Parade dan Defile HUT ke-68 TNI, Sabtu nanti.

Upacara HUT TNI nanti akan melibatkan 5.810 personel. Selain itu, beberapa alat utama sistem senjata (alutsista) juga akan dipamerkan. Alutsista udara dan darat TNI AU meliputi 2 pesawat F-16, 2 pesawat Hercules C-130, 2 pesawat Boeing 737, dan 2 Triple Gun.

Sedangkan, alutsista udara dan darat TNI AD terdiri dari 4 helikopter Bell 412, 2 MI 35, 6 kendaraan tempur Anoa, 6 Panser V-150, dan 12 Mer-57/Arh. Alutsista darat TNI AL terdiri dari 6 kendaraan tempur PT-76, 6 kendaraan tempur BTR 50, dan 2 Howitzer 122.

Upacara peringatan HUT ke-68 TNI nanti juga akan ditampilkan demonstrasi berupa Fly Pass 2 pesawat Cessna TNI AU, demo darat (ketrampilan prajurit), senam balok, simulasi halang rintang, senam LCR/perahu karet yang didukung 600 personel, kolone senapan didukung 900 orang, demo pertempuran jarak dekat didukung 18 orang, penerjunan free fall 100 orang didukung 2 pesawat Hercules C-130, aerobatik JAT 6 pesawat KT1-B, fly pass 4 pesawat Cassa CN-212 TNI AL, dan 8 helikopter TNI AD.

Kepada wartawan seusai menyaksikan gladi bersih upacara HUT TNI, Panglima TNI mengatakan, tema peringatan tahun ini adalah profesional, militan, solid, dan bersama rakyat TNI kuat.

“Tema ini merefleksikan niat, tekad, dan semangat seluruh keluarga besar TNI untuk berbuat dan berkarya dengan lebih baik, lebih berkualitas serta lebih berkapasitas,” ujarnya.

Dikatakan, profesionalitas, militansi, soliditas, serta keterpaduan dan keberadaannya bersama rakyat merupakan kunci kekuatan TNI dalam menyelesaikan setiap tugas yang diberikan negara. Sinergitas dari keempat unsur itu akan mewujudkan TNI yang semakin tangguh dan handal.

SBY Jadi Inspektur Upacara Hari Jadi TNI ke-68

http://bisnis.com/thumb/300x225/0/uploads/images/131003_tni-militer.jpg

Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan merayakan hari jadi ke-68 pada 5 Oktober 2013 terpusat di Skuadron 2 Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta dengan inspektur upacara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Panglima TNI Jenderal Moeldoko menegaskan peringatan ulang tahun digunakan sebagai refleksi atas seluruh pengabdian dan kinerja TNI kepada masyarakat bangsa dan negara dengan segala dinamika pasang surutnya.

Sesuai tema profesional, militansi solid dan bersama rakyat TNI kuat merupakan tantangan bagi prajurit dalam rangka mengabdi kepada masyarakat, menjaga keamanan dan mempertahankan keutuhan NKRI. Moeldoko menggarisbawahi sikap militansi sangat penting bagi setiap kesatuan, hal itu bisa dilihat dari penampilan demonstrasi saat upacara maupun dalam tugas sehari-hari.

“Prajurit militan atau tidak akan dilihat besok saat upacara, kalau prajurit elek-elekan, jelek artinya bukan militan,” katanya usai gladi bersih didampingi kepala staf TNI Angkatan Darat, Angkatan Udara dan Angkatan Laut di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, Kamis (3/10/2013).

Sedikitnya 5.810 prajurit TNI akan menunjukkan kebolehan atraksi alutsista tiga angkatan di hadapan presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Diantaranya fly pass pesawat pembawa banner, fly pass 4 pesawat Cassa CN-212 8 pesawat heli, aerobatik 6 pesawat KT-1B, penerjunan free fall 100 personel gabungan TNI dan Polri, senam darat, kolone senapan serta pertempuran jarak dekat.

Sayangnya hari jadi TNI ada yang kurang lantaran tidak semua alutsista bisa dihadirkan ke Halim seiring penyelenggaraan APEC di Bali. Performance TNI sesungguhnya akan dibuktikan pada HUT TNI ke-69 tahun depan di Surabaya setelah penambahan alutsista yang didatangkan dari berbagai negara.

Menurutnya, seluruh jajaran TNI senantiasa siap mengatasi tantangan faktual diantaranya pengamanan selat Malaka, penanganan terorisme dan separatisme, pelanggaran wilayah perbatasan dan penanganan bencana alam. Selain itu mengatasi tantangan bersifat potensial seperti pemanasan global, pencemaran lingkungan, cyber crime hingga potensi agresi militer asing.

Moeldoko memaparkan tantangan tersebut bisa diatasi dengan militansi solid prajurit dan kerjasama rakyat serta didukung alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang memadai. Aspek terakhir telah mendapatkan angin segar dimana pemerintah mengucurkan anggaran alutsista 2010-2014 mencapai Rp150 triliun.

Namun, hal itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena peralatan senjata lekat dengan tekonologi canggih. Tanpa diimbangi kemampuan SDM mumpuni justru berbahaya. “Kita perbaiki SDM karena alutsista sebentar lagi akan datang biar prajurit tidak memble. Culture prajurit harus dibenahi dan yang terpenting harus militan,” papar mantan kepala staf angkatan darat tersebut.