Selasa, 01 Oktober 2013

Korea Selatan Gelar Parade Militer Terbesar

http://images.detik.com/content/2013/10/01/1148/paradedlm.jpeg

Korea Selatan menggelar parade yang digambarkan oleh para pejabat sebagai parade militer terbesar dalam satu dekade. Parade ini digelar seiring dengan peringatan presiden mengenai ancaman "sangat serius" dari Korea Utara. Rudal jelajah dan torpedo berada di antara senjata ditampilkan dalam parade Hari Angkatan Bersenjata Korsel.

Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel dan Jenderal Martin Dempsey juga menghadiri acara yang menandai ulang tahun ke-65 angkatan bersenjata Korea Selatan ini. Mereka saat ini di Korea Selatan untuk pembicaraan keamanan. "Situasi di semenanjung Korea... sangat serius," kata Presiden Korea Selatan Park Geun-hye dalam pidatonya di acara tersebut.

"Kita harus membangun pertahanan yang kuat terhadap Korea Utara sampai mereka meninggalkan program nuklirnya dan membuat pilihan yang tepat bagi rakyat Korea Utara dan perdamaian di Semenanjung Korea," tambahnya.

Dalam pawai itu, Korea Selatan menunjukkan koleksi persenjataan canggih siap pakai termasuk Hyunmoo 3 rudal, yang dikatakan mampu menyerang secara tepat pada target yang berada di Korea Utara. Sekitar 11.000 tentara dan 120 pesawat dikerahkan untuk acara tersebut. Hagel, yang mengunjungi Korea Selatan untuk pertama kalinya sejak menjadi menteri pertahanan, menegaskan kembali Klik komitmen AS terhadap kerjasama militer dengan Selatan.

Dia dan Park diperkirakan akan membahas transfer kontrol operasional militer ke Seoul. Ketegangan antara kedua Korea meningkat awal tahun ini, setelah Klik uji coba nuklir ketiga Korea Utara pada bulan Februari. Pada akhir Maret lalu, Klik Korea Utara juga telahKlik menyatakan perang dengan Korea Selatan.

Obama Berjanji Tentara AS Dapat Gaji Tepat Waktu

http://assets.kompas.com/data/photo/2013/10/01/1228492Presiden-Barack-Obama-Pidato780x390.jpg

Presiden AS Barack Obama, Selasa (1/10/2013) dini hari waktu AS, lewat sebuah pesan video mengimbau pasukan AS yang sedang bertugas untuk tidak khawatir karena mereka tetap akan menerima gaji tepat waktu. "Sayang sekali, kongres tidak menjalankan tanggung jawabnya, karena gagal mencairkan anggaran," kata Obama dalam pesan yang disiarkan dalam jaringan Penyiaran Angkatan Bersenjata.

Pernyataan Obama ini disampaikan terkait dengan penghentian operasional pemerintah federal AS setelah Kongres tidak mencairkan anggaran hingga batas waktu yang ditentukan. "Bagi Anda yang bekerja dalam kondisi yang berbahaya, kami akan memastikan bahwa Anda mendapatkan semua yang Anda butuhkan untuk menjalankan misi," lanjut Obama.

Meski demikian, Obama mengingatkan, agar pasukan AS yang tengah bertugas saat ini bersiap untuk berbagai kondisi darurat. "Ancaman terhadap negara kita belum berubah, maka Anda harus siap untuk segala kemungkinan," tambah Obama. Meski menjanjikan gaji tepat waktu untuk para prajurit, Obama mengingatkan, sebagian  kontraktor sipil untuk saat ini harus rela bekerja tanpa dibayar.

"Saya memahami beberapa hari ke depan berarti ketidakpastian, termasuk kemungkinan dirumahkan," ujar Obama. "Anda dan keluarga Anda layak mendapatkan yang lebih baik ketimbang disfungsi yang kita lihat di Kongres," tambah Obama. Di penghujung pesannya, Obama berjanji akan bekerja keras agar pemerintah bisa bekerja kembali sesegera mungkin.

Inggris Tambah Tentara "Cyber"

http://assets.kompas.com/data/photo/2013/10/01/1054178url3780x390.jpg



Inggris hendak memperkuat pertahanan jaringan internet dengan menambah jumlah tentara cyber (siber). Menteri Pertahanan Inggris Philip Hammond mengatakan akan merekrut ratusan tentara siber dalam tim yang disebut Joint Cyber Reserve. Tim ini terdiri atas para peretas, pemrogram, dan ahli internet yang ditugaskan untuk memata-matai secara online, sekaligus menjaga keamanan jaringan internet dari segala serangan. Pemerintah akan menaikkan anggaran pertahanan dalam ruang siber.

"Tahun lalu pertahanan siber kita memblokir sekitar 400.000 ancaman siber yang berbahaya terhadap internet dan pemerintah. Ancaman itu nyata," ujar Hammond seperti dikutip Reuters, Senin (30/9/2013).

Joint Cyber Reserve akan bekerja sama dengan beberapa lembaga Inggris, termasuk Departemen Pertahanan dan Markas Pusat Komunikasi Pemerintah Inggris. "Membangun pertahanan siber saja tidak cukup," tutur Hammond. "Inggris akan membangun kemampuan khusus untuk melakukan serangan balik di dunia maya, dan jika perlu melakukan serangan."

Ia tak mengatakan secara jelas serangan itu berasal dari mana. Namun, sumber-sumber dari Pemerintah Inggris mengindikasikan bahwa sejumlah besar serangan berasal dari China dan Rusia. Secara terpisah, Hammond mengatakan kepada surat kabar Mail bahwa serangan siber dari Inggris dapat menonaktifkan komunikasi musuh, senjata nuklir dan bahan kimia, pesawat, kapal, serta perangkat keras lainnya. "Pasukan kami dapat menggunakan senjata siber bersama senjata konvensional dalam konflik di masa mendatang," ujarnya.

Pada Juli lalu, sekelompok anggota parlemen Inggris mengatakan bahwa negara itu kalah dalam pertempuran serangan internet. Setidaknya, para peretas dari 25 negara memilih Inggris sebagai target utama mereka.