Sabtu, 14 September 2013

TNI Bentuk Satuan Pasukan Khusus Baru Gabungan dari TNI-AD, TNI-AL dan TNI-AU

http://img-static.riaupos.co/foto/seragam-baru-tni.jpg

Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) TNI AD Mayor Jenderal TNI Agus Utomo mengatakan, pihaknya akan membentuk satuan khusus dari berbagai Pasukan Khusus unsur TNI Angkatan Darat, Udara dan Laut. "Ide membentuk satuan khusus dari berbagai angkatan ini sudah lama ingin dilakukan , dan ini berdasarkan ide Pak Lodewijk Freidrich Paulus (mantan Danjen Kopassus)," kata Agus di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Jumat (13/9).

Dia mengatakan, ide ini akan disampaikan ke Panglima TNI. "Kami akan sampaikan kepada pimpinan supaya ide ini bisa digolkan," ujar jenderal bintang dua ini. Menurut Agus, dalam membentuk satuan khusus tentu harus ada payung hukum yang melindungi para pasukan tersebut, sehingga dalam melaksanakan tugas tidak disalahkan, dan ada pelaksanaan tugas yang jelas.

"Ini bentuk kerja yang dilakukan satuan khusus, dengan adanya kordinasi pasukan khusus dari TNI Kopassus, Pasukan Katak dan Paskhas. Apa yang dilakukan satuan khusus adalah upaya dalam menghadapi ancaman yang membahayakan negara," tuntas Agus Utomo.

TLDM Berkunjung Kemarkas TNI-AL

http://www.marinir.mil.id/images/Berita/2013/9_September/kunjunganketuapaskaltldmdimakokormar2.jpg

Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) menerima kunjungan empat perwira peserta Senior Officer Exchange Programme (SOEP) Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM). Kunjungan empat perwira peserta SOEP yang dipimpin Letkol Mohamad Rodhi Bin Arifin tersebut diterima oleh Asisten Personalia (Aspers) Pangarmabar Kolonel Laut (P) Budi Jatmiko, S.T., mewakili Pangarmabar Laksamana Muda TNI Arief Rudianto, S.E.

Dalam sambutan Pangarmabar yang dibacakan Aspers Pangarmabar menyampaikan, Indonesia dan Malaysia adalah negara tetangga yang dibatasi oleh selat Malaka yang merupakan jalur pelayaran internasioanal yang berpotensi terjadinya perompakan, illegal fishing, illegal logging, penyelundupan narkotika dan imigran gelap. Oleh karena itu kedua negara memiliki tanggung jawab untuk menjaga keamanan maritim melalui kerjasama  bilateral.

Pangarmabar mengharapkan dengan adanya pertemuan ini, dapat memberikan dampak yang positif untuk meningkatkan hubungan baik dan kerjasama antara TNI AL dan TLDM terutama dengan Komando Armada RI Kawasan Barat di masa depan. Acara dilanjutkan dengan pemutaran profil Koarmabar, ramah tamah, diskusi dan pertukaran cinderamata. Turut hadir pada kegiatan tersebut Komandan Kolatarmabar Kolonel Laut (P) Yudo Margono dan Kepala Puskodal Koarmabar Letkol Laut (P) Sumantri.

Pasukan Khusus TNI-AU: Den Bravo-90

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7peH1BxCj9jGenqCxQGs4FT_ZgEMG3fI7HIaCSGLAHFia0K9A6Mdi58_e6sJb64oSAMSykoHuxXmD8rveB3Y6AWYfdJYOt5XFvLSfPFkYsPpwYPutkJdF613hemrmUrCJziko1bxiPzQ/s1600/LOGO+DENBRAVO.png

Detasemen Bravo 90 (disingkat Den Bravo-90) terbilang pasukan khusus Indonesia yang paling muda pembentukannya. Baru dibentuk secara terbatas di lingkungan Korps Pasukan Khas TNI-AU pada 1990, Bravo berarti yang terbaik. Konsep pembentukannya merujuk kepada pemikiran Jenderal Guilio Douchet Lebih mudah dan lebih efektif menghancurkan kekuatan udara lawan dengan cara menghancurkan pangkalan/instalasi serta alutsista-nya di darat dari pada harus bertempur di udara. Prajurit Den Bravo di rekrut berdasar kualifikasi dan merupakan prajurit terbaik dari beberapa Skuadron dari Paskhas TNI-AU.

Den Bravo-90 ini terdiri dari beberapa tim di dalamnya :

  1.     Tim Alfa 1, spesialisasi Intelijen
  2.     Tim Alfa 2, spesialisasi Perang Hutan dan Perang Kota
  3.     Tim Alfa 3, spesialisasi Counter Terrorism
  4.     Tim Bantuan Mekanik
  5.     Tim Khusus

http://teguh212.blog.esaunggul.ac.id/files/2012/08/poster-Detasemen-Bravo-90-Paskhas-TNI-AU.jpg

Dalam melaksanakan operasinya, Bravo dapat juga bergerak tanpa identitas. Bisa mencair di satuan-satuan Paskhas, atau seorang diri. Layaknya dunia intelijen Bukan main-main, Bravo-90 juga melengkapi personelnya dengan beragam kualifikasi khusus tempur lanjut, mulai dari combat free fall, scuba diving, pendaki serbu, teknik terjun HALO (High Altitude Low Opening) atau HAHO (High Altitude High Opening), para lanjut olahraga dan para lanjut tempur (PLT), dalpur trimedia (darat, laut, udara), selam, tembak kelas 1, komando lanjut serta mampu menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dengan sarana multimedia. Pasukan elite ini juga kebagian jatah untuk berlatih menembak dengan menggunakan peluru tajam tiga kali lipat lebih banyak dari pasukan reguler lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk melatih ketepatan dan kecepatan mereka untuk bertindak dalam waktu sepersekian detik.

Tahap Pendidikan Pasukan Bravo-90
Pendidikan Bravo sekitar 6 bulan. Dilaksanakan di Wing III/Diklat Paskhas Satdik 02 Lanjut dan Satdik 03 Khusus. Anggotanya diseleksi dari siswa terbaik peringkat 1-40 lulusan sekolah komando Paskhas dan personel aktif di skuadron/Wing. Semua diseleksi ketat mulai dari IQ, kesemaptaan, keahlian spesialisasi militer yang dibutuhkan, serta kesehatan. Semua dengan asistensi lembaga TNI-AU yang berkompeten dengan bidang masing–masing. Tampaknya para pelatih Detasemen Penanggulangan Teror “ala” Pasukan khusus TNI-AU ini tak main–main. Peluru tajam digunakan dalam latihan tahap akhir. Alhasil para calon Bravo juga penuh perhitungan, cermat, cepat, sekaligus tepat dalam bertindak. Bertempur total dan habis – habisan. Itulah kesimpulan akhir pendidikan Bravo. Mereka tercetak menjadi prajurit elite Paskhas yang siap diterjunkan di mana saja di seluruh Indonesia. Setelah lulus, para personel Bravo muda ini berhak atas brevet bravo, lambang, Call Sign dan perlengkapan tempur standar Bravo lainnya. Mereka juga dibagi ke dalam 3 tim Alfa dan Tim Ban Nik. Bagi para personel Bravo yang telah dianggap senior, bisa dipindahkan ke Tim khusus yang tak lain “berisi” prajurit Bravo berkemampuan di luar matra udara yaitu Frogmens yang mampu melakukan infiltrasi lewat laut, Selam Tempur, UDT, EOD, Zeni Demolisi, Penerbangan, elektronika dll.

Ambisi Angkatan Udara Thailand Menjadi yang Terbaik di ASEAN

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/15/Royal_Thai_Air_Force_Seal.svg/240px-Royal_Thai_Air_Force_Seal.svg.png

Angkatan Udara Kerajaan Thailand (RTAF) berambisi untuk menjadi kekuatan tempur udara terbaik di ASEAN. Hal ini terkait dengan pengadaan jet tempur Gripen untuk RTAF, Kantor Berita Thailand (TNA) melaporkan.

TNA mengutip pernyataan panglima tertinggi Thailand Jenderal Thanasak Patimapragorn yang mengatakan hal ini pada hari Rabu lalu, ketika ia mengucapkan selamat kepada RTAF atas pengintegrasian sistem pertahanan udaranya (Gripen). Jenderal Thanasak yakin bahwa RTAF akan menjadi kekuatan udara terkemuka di ASEAN pada 2019, seperti yang sudah direncanakan.

Jenderal Thanasak mengatakan kepada wartawan bahwa negara-negara lain telah memuji pengadaan jet tempur Gripen oleh Angkatan Udara Thailand, yang mana hal tersebut akan terintegrasi dengan sistem informasi dengan Angkatan Darat dan Angkatan Laut Kerajaan Thailand di masa depan. Menurut Thanasak, pengadaan jet tempur Gripen ditujukan untuk pertahanan nasional terhadap ancaman di masa depan dan di masa damai.

http://www.saabgroup.com/Global/Documents%20and%20Images/About%20Saab/Newsroom/News/Thai_Gripen_Saab_340AEW_440.jpg

Dia mengatakan bahwa jet tempur (Gripen) itu akan menjadi bagian dari pasukan perdamaian ASEAN ketika pada saatnya ASEAN Community (AC) dibentuk pada tahun 2015. RTAF membeli jet tempur Gripen dari Saab, yang merupakan perusahaan kedirgantaraan Swedia, untuk mengantikan jet tempur F-5 buatan AS yang sudah dinonaktifkan sejak tahun 2007 silam.

Pengadaaan terjadi dalam dua tahap. Yang pertama terdiri dari enam jet tempur Gripen, satu pesawat kontrol dan peringatan dini Saab 340 AEW dan pesawat angkut Saab 340 B1 (saat ini dua unit aktif), yang secara bertahap diterima di 2010 dan 2011. Pada tahun 2012 kembali terima 1 unit pesawat kontrol dan peringatan dini Saab 340 AEW.

Sedangkan tahap kedua terdiri dari enam pesawat tempur Gripen yang akan rampung diterima Thailand pada tahun ini. Sebelumnya tiga jet tempur Gripen sudah diterima pada April lalu (masih sisa 3).

Latihan Gabungan TNI Sebagai Pernyataan Perang Terhadap Teroris

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikLkc0aPdjAJR9q25fnPsepeFjecODaGFEhwR9qpmFJzNgSnNanwUyqol7VxOyHtYWqEcalQT9-5QKOdTqU9vnG_DzTAlmWurJ0quoRVy-6GprUIXJjBnoF8wZ5K3VuG_W-tYkQukF-8M/s1600/latgab-tni.jpg

TNI menggelar latihan gabungan sebagai antisipasi marak penembakan polisi, akhir-akhir ini. Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro mengatakan, latihan ini diikuti tiga matra. Ketiga satuan yang mengikuti latihan adalah Dansat-81 Gultor Kopassus (TNI AD), Denjaka (TNI AL), dan Denbravo Paskhas (TNI AU).

"Ini sekaligus pernyataan perang terhadap teroris," kata Menhan usai menutup latihan bersama penanggulangan terorisme tersebut, Jumat 13 September 2013. Latihan gabungan ini juga diikuti 18 negara anggota ASEAN Defence Minister's Meeting (ADMM-Plus) di Sentul, Bogor.

Tujuan latihan gabungan ini tak hanya menyiapkan personel dalam menghadapi kelompok-kelompok teror. "Kami juga mengatakan pada para teroris, kami telah siap melawan mereka," ungkapnya. Dalam latihan tersebut, peserta mempraktikkan pencegahan kasus per kasus, misalnya, pembebasan sandera di gedung, kapal laut, hingga pesawat udara.

Selain itu, para peserta juga berdialog dan memaparkan pengalaman masing-masing dalam membebaskan sandera. TNI AL mencontohkan saat pasukan khusus Denjaka yang membebaskan kapal Sinar Kudus yang dibajak perompak Somalia.

Kopassus pun berbagi pengalaman. Mereka menceritakan proses pembebasan sandera dari pembajakan pesawat Woila dan pembebasan sandera di rimba Papua.