Selasa, 03 September 2013

Alat Pendukung Dan Spare Part Pesawat T-50i GE Tiba Di Lanud Iswahjudi

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-8AAcv9bPaS6C-7hyQcKXKgq0lReU3IxyEv8gNQ_olSNxwiiMTrvg77jESW20eqayDuU7NaWEZTc85MWWx9JhcvIbpgpmvHuHXH3sOz3tdmIuhBiK3Vb-UCl8ef8JnUve1JIM_RqSPZY/s1600/.......................................................................aaaaaas.jpg

Menjelang kedatangan pesawat T-50i Golden Eagle, yang akan menggantikan peran pesawat HS Hawk Mk-53 Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi, sebanyak 29 kontainer yang berisi suku cadang/spare part dan alat pendukung pesawat T-50i tiba di Lanud Iswahjudi, Selasa (3/9).

Aktivitas bongkar suku cadang/spare part dan alat pendukung lainnya, di gudang transit Gudang Persediaan Pangkalan (GPL) Lanud Iswahjudi sedang berlangsung mulai hari senin kemarin. Satu persatu suku cadang/spare part, diteliti dengan seksama oleh personel GPL.

 http://www.tni.mil.id/mod/news/images/normal/54ab92703e72c9eb2dca322a77e19c96.jpg

Komandan Wing 3 Lanud Iswahjudi Kolonel Pnb Minggit Tribowo, S.IP., didampingi Kadislog Lanud Iwj Letkol Tek Hevry Yanto dan pejabat terkait menyaksikan langsung kedatangan suku cadang di gudang transit GPL.

Pesawat latih lanjut T-50i pesanan Indonesia sukses melakukan terbang perdana tanggal 14 maret lalu. Uji terbang dilakukan di Korea Selatan dengan pilot uji dari KAI selaku produsen T-50. Indonesia sendiri memesan sebanyak 16 buah. Pesawat T-50i direncanakan akan tiba di Lanud Iswahjudi awal bulan September ini yang diterbangkan langsung dari Korea Selatan. Keterangan Gambar : Personel GPL melakukan aktivitas bongkar suku cadang pesawat T-50i dari kontainer di gudang transit GPL Lanud Iswahjudi.

Tiga Pasukan Khusus TNI Siap Berantas Terorisme

http://images.detik.com/content/2010/12/12/464/GULTOR-2.jpg

Tiga pasukan khusus TNI menyatakan siap diterjunkan untuk memberantas terorisme di Indonesia. Ketiga pasukan khusus TNI adalah :

  1. Komando Pasukan Khusus (Kopassus)
  2. Detasemen Jala Mangkara (Denjaka)
  3. Detasemen Bravo 90 (Den Bravo-90).

Mewakili ketiga pasukan elite tersebut, Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus Mayor Jenderal Agus Sutomo mengatakan, pihaknya memiliki kualifikasi untuk diturunkan memberantas dan menangkap teroris. Menurutnya, keterlibatan ketiga pasukan khusus TNI, hanya menunggu kebijakan.

"Kami dari pasukan khusus, dalam hal ini  Sat-81/Gultor (Satuan 81/Penanggulangan Teror) memang punya kapasitas dan kemampuan, tinggal kebijakan," ujar Agus saat mendampingi Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, meninjau persiapan latihan bersama 18 negara penanggulangan terorisme di Indonesia Peace and Security Centre, Bogor, Jawa Barat, Selasa (3/9/2013).

Sebetulnya, lanjut Agus, sudah ada instruksi dari presiden, yakni Keppres Nomor 2 Tahun 2013, yang merupakan kelanjutan dari payung hukum Undang-undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia. Pasal 7b 14 menyebutkan item tugas atau kegiatan TNI yang masuk dalam operasi militer selain perang. "Di antaranya adalah penanggulangan terorisme. Kami selaku satuan operasional 24 jam, siap oprasional bila ada kebijakan dan di manapun berada, khususnya kami Kopassus punya kemampuan operasional di darat laut, dan udara," paparnya.

"Kami juga punya partner dari Denjaka dan Denbravo. Sehingga, sebetulnya kami sudah siap tinggal tunggu kebijakan. Payung hukum kebijakan sudah ada, tinggal aksi yang sekarang masih dalam proses," papar pria yang mengaku paling bertanggung jawab atas penyerbuan 11 Pasukan Kopassus Grup II Kandang Menjangan Kartasura, ke Lapas Sleman Yogyakarta.

TNI-AL Akan Bangun Pangkalan Militer di Balikpapan

http://static.republika.co.id/uploads/images/detailnews/kapal-pkr-10514-yang-dibeli-tni-al-dari-belanda-_120625090107-281.jpg



TNI Angkatan Laut berencana membangun pangkalan berupa pelabuhan khusus di Balikpapan, Kalimantan Timur, yang akan digunakan untuk mendukung pelaksanaan operasi di wilayah timur Indonesia. "Sudah kami paparkan rencana pembangunannya di depan Asisten II Sekretaris Kota Balikpapan," kata Mayor Kusnanto, Kepala Seksi Pembinaan Potensi Maritim (Paskotmar) Pangkalan TNI AL Balikpapan, Selasa (03/9).

Selama ini pelabuhan bagi kapal-kapal TNI-AL adalah Pelabuhan Semayang, yang juga berfungsi sebagai pelabuhan penumpang dan pelabuhan bongkar muat barang dan peti kemas. Menurut Mayor Kusnanto, TNI-AL juga kerap meminjam Pelabuhan Pertamina. "Kapal-kapal kita kan sering kemari. Ya kalau dermaga di Semayan lagi kosong, merapat di situ. Atau juga ke Pelabuhan Pertamina. Kalau TNI AL punya sendiri kan kita jadi lebih leluasa. Fungsi pelabuhannya nanti untuk mendukung logistik pasukan dan fungsi-fungsi lainnya," ujar Kusnanto.

Meski selama ini fungsi-fungsi itu tetap bisa jalan dengan menggunakan Pelabuhan Semayang dan Pelabuhan Pertamina, menurut Mayor Kusnanto, keterbatasannya juga cukup banyak. Pelabuhan Pertamina, misalnya, adalah pelabuhan obyek vital dengan peraturan keselamatan yang sangat ketat sementara Pelabuhan Semayang selalu sibuk sebagai pelabuhan penumpang. Wali Kota Rizal Effendi menyambut baik keinginan pembangunan pangkalan ini. "TNI-AL sudah menunjuk lahan bekas Pelabuhan Petikemas Semayang, itu yang kita lagi koordinasikan karena lahan itu kan milik Adpel atau Pelindo," kata Wali Kota Rizal Effendi.

Ketua DPRD Balikpapan Andi Burhanuddin Solong pun mendukung penuh rencana pembangunan pangkalan ini. "Penting untuk menjaga keutuhan NKRI,? tegas Ketua Solong penuh semangat. Pemkot Balikpapan, kata Solong, bisa membantu pembangunan pangkalan tersebut sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. "Secara aturan, APBD bisa bantu TNI seperti diatur dalam UU 32 Tahun 2011," sambung Solong. Dia pun meminta Pemkot untuk segera mengambil langkah-langkah termasuk menyiapkan lahan untuk pembangunan pangkalan. "Jangan dibiarkan mereka tidak memiliki prasarana dan sarana," katanya.

Kendaraan Operasional Tentara Indonesia Mulai Gunakan BBG

http://www.mitrainvestor.com/wp-content/uploads/2013/06/BBG.jpg

PT Pertamina (Persero) bersama Tentara Nasional Indonesia (TNI) sepakat untuk bekerjasama memanfaatkan bahan bakar gas (BBG) 'Pertamina Envogas' sebagai bahan bakar kendaraan operasional di lingkungan TNI. Penggunaan BBG ini sebagai permulaan akan dilakukan di Jakarta dan Surabaya terlebih dahulu. Hadir dalam acara tersebut Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, Menteri ESDM Jero Wacik, Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya, dan Direktur Gas Pertamina Hari Karyuliarto.

Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya mengatakan penggunaan BBG ini merupakan langkah penting dalam rangka pengalihan beban konsumsi bahan bakar transportasi. Estimasi total konsumsi bahan bakar gas yang dibutuhkan di sektor ini dinilai cukup signifikan.

"Penggunaan energi ramah lingkungan ini pernah digerakkan sebelumnya merupakan program yang berkesinambungan dengan program diversifikasi BBM ke BBG yang dicanangkan pemerintah melalui Peraturan Presiden No.64 tahun 2012 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Penetapan Harga BBG CNG (compressed natural gas) untuk transportasi," ujar dia di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Senin (2/9).

Dengan diluncurkannya program penggunaan BBG di lingkungan TNI, diharapkan ke depannya kebutuhan bahan bakar transportasi bagi armada TNI dapat terpenuhi secara berkelanjutan. Langkah TNI ini juga diharapkan dapat memotivasi institusi dan lembaga-lembaga lainnya untuk beralih dari BBM ke BBG.

Menurutnya, penggunaan BBG bermanfaat agar udara lebih bersih, keberlanjutan pasokan bahan bakar dari ketersediaan gas yang berlimpah, serta mendukung program dunia dalam menahan laju pemanasan global. "Tentunya, Pertamina juga akan terus melakukan upaya serius untuk mengembangkan SPBG dan infrastruktur yang diperlukan guna mendukung program diversifikasi ini," ungkapnya.

Untuk menyukseskan program diversifikasi BBM ke BBG, ketersediaan infrastruktur adalah salah satu faktor kunci kesuksesan. Saat ini, penyebaran SPBG telah ada di Jabodetabek, Palembang, Surabaya.

Sebagai informasi, tahun ini, Pertamina akan membangun 6 (enam) unit SPBG baru di wilayah Jabodetabek dengan alokasi gas khusus transportasi sebesar 35.5 juta standar metrik kaki kubik per hari (MMSCFD).

Dalam pelaksanaannya, Pertamina bekerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan, seperti Pemprov DKI Jakarta sebagai pusat konsumsi BBM nasional, Kementerian ESDM dan Kementerian Perindustrian dalam pengadaan dan pendistribusian converter kit.