Senin, 26 Agustus 2013

Tiga Warga Palestina Tewas Ditembaki Tentara Israel

http://static.republika.co.id/uploads/images/detailnews/warga-palestina-kerap-menjadi-korban-kekerasan-dan-kebrutalan-tentara-_121205222346-250.jpg

Tentara Israel menembaki warga Palestina dalam sebuah bentrokan di dekat pengungsian Qalandia, Tepi Barat. Pejabat Palestina dan militer Israel mengatakan tiga orang tewas dalam insiden paling mematikan itu. Kekerasan ini terjadi ketika Israel dan Palestina melakukan putaran dialog perdamaian dalam lima tahun terakhir. Tentu saja penembakan ini kemungkinan akan mengganggu pembicaraan damai yang sedang berlangsung.

Seorang pejabat di rumah sakit Ramallah mengatakan tiga orang tewas akibat lumba tembak di Qalandia. Sementara puluhan orang mengalami luka-luka akibat bentrokan tersebut. Perdana Menteri (PM) Palestina, Rami Hamdallah mengutuk tragedi penembakan ini. Kejahatan seperti yang dilakukan Israel, ujar dia, membuktikan perlunya perlindungan dunia internasional yang mendesak. Selain itu, perlindungan dunia juga harus efektif bagi rakyat Palestina.

Juru Bicara Polisi Perbatasan Israel, Shai Hakimi mengatakan aparat keamanan sedang menangkap seorang tersangka, ketika ratusan warga turun ke jalan. Menurut Hakimi, warga kemudian melempari petugas dengan bom molotov, batu dan blok beton. Petugas pun kemudian menggunakan amunisi warga untuk mengendalikan kerusuhan. Biasanya aparat menggunakan peluru karet dan gas air mata. Ia pun mengaku polisi langsung menyelidiki tragedi penembakan ini.

Sementara itu, militer Israel mengaku langsung bergerak ke tempat kejadian setelah polisi dilempari warga. Juru Bicara Militer Israel, Peter Lerner mengatakan tentara melepaskan tembakan ketika mereka merasa dalam bahaya. Sering kali, lanjut Lerner, tentara tak punya pilihan lain ketika terjadi kekerasan dan jumlah massa melebihi pasukan keamanan.  ''Tidak ada pilihan kecuali menyalahkan api untuk membela diri,'' kata Lerner, Senin (26/8).

Menteri Pertahanan AS Bertemu Presiden SBY Bahas Masalah Pertahanan Global

http://gdb.voanews.com/13C511E3-A0AE-4128-A209-CCF4F3F2A32F_w640_r1_s_cx0_cy14_cw0.jpg

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Chuck Hagel, usai bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhono di kantor kepresidenan di Jakarta, Senin (26/8), mengatakan Amerika Serikat memandang positif kemitraannya dengan Indonesia yang selama ini sudah terjalin. Amerika, lanjut Hagel, saat ini tengah mendorong suatu perubahan keseimbangan dalam prioritas hubungan Amerika Serikat dengan dunia, khususnya kawasan Asia Pasifik.

“Kemitraan Indonesia dan Amerika Serikat sangat penting. Kepemimpinan yang Indonesia tunjukkan di ASEAN dan beberapa organisasi multilateral lainnya, dan juga kepemimpinan di kawasan dan global, mengesankan,” ujarnya.

“Amerika Serikat berharap untuk memperdalam dan memperkuat pertemanan dan kemitraan ini. Seperti diketahui, Presiden Obama dua tahun lalu mendorong suatu perubahan keseimbangan dalam prioritas hubungan Amerika dengan dunia, dan itu cukup terfokus pada Asia Pasifik. Namun, bukan berarti Amerika Serikat meninggalkan bagian dunia lain. Tapi khususnya kawasan (Asia Pasifik) ini penting untuk masa depan Amerika Serikat. Hubungan, persahabatan dan kemitraan yang sudah kami bangun bertahun-tahun, sangat penting untuk Amerika.”

Didampingi oleh Menteri Pertahanan Indonesia Purnomo Yusgiantoro saat memberikan keterangan pers, Hagel menambahkan, dalam pertemuan tingkat menteri di Brunei Darussalam nanti, dirinya akan menekankan pentingnya penguatan hubungan kerjasama di segala bidang yang tidak hanya terfokus pada masalah keamanan. “Salah satu alasan saya di kawasan ini adalah untuk menghadiri pertemuan tingkat menteri pertahanan ASEAN di Brunei. Pencarian keseimbangan baru ini tidak melulu soal keamanan atau memperkuat hubungan militer, tapi juga terfokus pada hubungan diplomatik, ekonomi, perdagangan, komersial, budaya dan pendidikan,” ujarnya.

“Meski demikian, keamanan dan perdamaian itu tetap penting. Saya akan menekankan hal itu sekali lagi pada konferensi ASEAN di Brunei nanti seperti halnya yang saya lakukan di Singapura saat ShangriLa Dialogue dua bulan lalu.” Purnomo mengatakan, selain melakukan pertemuan dengan Presiden Yudhoyono, Hagel akan bertemu pasukan pembela perdamaian Indonesia di gedung Kementrian Pertahanan.

“Tadi dengan Presiden, Menteri Pertahanan Amerika Serikat berdiskusi mengenai masalah-masalah global, regional, kemudian hubungan bilateral Indonesia dengan Amerika Serikat. Setelah ini kita akan ada pertemuan bilateral di Kementerian Pertahanan. Setelah itu beliau juga akan ketemu dengan prajurit yang dulu pernah ikut di dalam latihan Garuda Shields, dan juga pasukan perdamaian,” ujarnya. Selain Indonesia, Menteri Pertahanan Amerika Serikat Chuck Hagel juga akan mengunjungi Malaysia dan Filipina. Hagel juga akan menghadiri pertemuan para menteri pertahanan ASEAN, pada 28-29 Agustus 2013 di Brunei Darussalam.

TNI AU Masih Kekurangan Prajurit Wanita

http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/Tentara-Wanita.jpg

Kepala Staf TNI AU (KSAU) Marsekal (TNI) Ida Bagus Putu Dunia dalam sambutannya yang dibacakan Wakasau Marsekal Madya TNI Sunaryo, menjelaskan, secara kuantitas jumlah prajurit wanita TNI AU (Wara) masih belum ideal. Hingga kini, baru ada sebanyak 1.592 orang wara, yang terdiri dari 656 perwira dan 936 bintara.

"Secara kuantitas, jumlah tersebut masih jauh dari ideal karena baru memenuhi empat persen dari seluruh kebutuhan. Idealnya, tujuh persen dari kebutuhan," kata Ida Bagus Putu Dunia, dalam Peringatan HUT Ke-50 Wara di Mabesau, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (26/8).

Dijelaskan, pada tahun 2013 TNI AU menerima 12 taruni yang saat ini menjalani pendidikan di Akmil Magelang. Catatan prestasi yang diukir oleh para prajurit Wara dalam berbagai penugasan cukup beragam dan mengesankan baik di dalam maupun di luar negeri. Dalam beberapa tahun terakhir ini prajurit Wara bahkan juga telah dilibatkan dalam berbagai misi perdamaian PBB di daerah konflik berbagai belahan dunia.

"Sangat wajar dan sudah selayaknya bila Wara yang berprestasi dan telah menunjukan integritas tinggi mendapat apresiasi tinggi sesuai dengan kapasitas kemampuannya," ujar KSAU. Namun demikian TNI AU sudah sepakat, tidak akan berpatokan pada besarnya kuota perempuan untuk memegang jabatan penting. Namun, menitikberatkan pada kapasitas yang dimiliki. "Oleh karena itu, saya harapkan prajurit Wara mampu meningkatkan kapabilitasnya secara profesional agar mampu bekerrja dengan lebih baik dalam menghadapi setiap penugasan," ucapnya.

Wakil Kepala Staf TNI AU (Wakasau) Marsekal Madya TNI Sunaryo menambahkan jumlah wara yang menjadi penerbang tinggal dua orang, yakni penerbang helikopter dan penerbang pesawat angkut. Sementara lainnya sudah purna tugas. Dengan adanya penerimaan taruni, tidak menutup kemungkinan para taruni yang memiliki predikat perwira, mampu menjadi penerbang pesawat tempur.

"Setelah mereka selesai menjalani pendidikannya sangat mungkin bisa menjadi penerbang tempur. Semua akan kami persiapkan secara matang," kata Sunaryo. Menurutnya, selama ini ada beberapa kendala mengapa Wara sulit menjadi penerbang. Salah satunya, Wara diharuskan memiliki peran ganda. Selain menjadi prajurit wanita TNI AU, Wara juga harus berperan sebagai ibu rumah tangga. 

Melalui peringatan HUT Wara Ke-50, KSAU mengharapkan agar peringatan ini dijadikan evaluasi diri bagi seluruh prajurit Wara dalam membangun bangsa ini. Dalam peringatan HUT Wara tersebut, sebanyak 13 orang Wara melakukan terjun payung dan Plypass pesawat cessna-172 dengan membawa banner serta puluhan Wara menyuguhkan tarian kolosal.