Tentara Israel menembaki warga Palestina dalam sebuah bentrokan di dekat pengungsian Qalandia, Tepi Barat. Pejabat Palestina dan militer Israel mengatakan tiga orang tewas dalam insiden paling mematikan itu. Kekerasan ini terjadi ketika Israel dan Palestina melakukan putaran dialog perdamaian dalam lima tahun terakhir. Tentu saja penembakan ini kemungkinan akan mengganggu pembicaraan damai yang sedang berlangsung.
Seorang pejabat di rumah sakit Ramallah mengatakan tiga orang tewas akibat lumba tembak di Qalandia. Sementara puluhan orang mengalami luka-luka akibat bentrokan tersebut. Perdana Menteri (PM) Palestina, Rami Hamdallah mengutuk tragedi penembakan ini. Kejahatan seperti yang dilakukan Israel, ujar dia, membuktikan perlunya perlindungan dunia internasional yang mendesak. Selain itu, perlindungan dunia juga harus efektif bagi rakyat Palestina.
Juru Bicara Polisi Perbatasan Israel, Shai Hakimi mengatakan aparat keamanan sedang menangkap seorang tersangka, ketika ratusan warga turun ke jalan. Menurut Hakimi, warga kemudian melempari petugas dengan bom molotov, batu dan blok beton. Petugas pun kemudian menggunakan amunisi warga untuk mengendalikan kerusuhan. Biasanya aparat menggunakan peluru karet dan gas air mata. Ia pun mengaku polisi langsung menyelidiki tragedi penembakan ini.
Sementara itu, militer Israel mengaku langsung bergerak ke tempat kejadian setelah polisi dilempari warga. Juru Bicara Militer Israel, Peter Lerner mengatakan tentara melepaskan tembakan ketika mereka merasa dalam bahaya. Sering kali, lanjut Lerner, tentara tak punya pilihan lain ketika terjadi kekerasan dan jumlah massa melebihi pasukan keamanan. ''Tidak ada pilihan kecuali menyalahkan api untuk membela diri,'' kata Lerner, Senin (26/8).
Seorang pejabat di rumah sakit Ramallah mengatakan tiga orang tewas akibat lumba tembak di Qalandia. Sementara puluhan orang mengalami luka-luka akibat bentrokan tersebut. Perdana Menteri (PM) Palestina, Rami Hamdallah mengutuk tragedi penembakan ini. Kejahatan seperti yang dilakukan Israel, ujar dia, membuktikan perlunya perlindungan dunia internasional yang mendesak. Selain itu, perlindungan dunia juga harus efektif bagi rakyat Palestina.
Juru Bicara Polisi Perbatasan Israel, Shai Hakimi mengatakan aparat keamanan sedang menangkap seorang tersangka, ketika ratusan warga turun ke jalan. Menurut Hakimi, warga kemudian melempari petugas dengan bom molotov, batu dan blok beton. Petugas pun kemudian menggunakan amunisi warga untuk mengendalikan kerusuhan. Biasanya aparat menggunakan peluru karet dan gas air mata. Ia pun mengaku polisi langsung menyelidiki tragedi penembakan ini.
Sementara itu, militer Israel mengaku langsung bergerak ke tempat kejadian setelah polisi dilempari warga. Juru Bicara Militer Israel, Peter Lerner mengatakan tentara melepaskan tembakan ketika mereka merasa dalam bahaya. Sering kali, lanjut Lerner, tentara tak punya pilihan lain ketika terjadi kekerasan dan jumlah massa melebihi pasukan keamanan. ''Tidak ada pilihan kecuali menyalahkan api untuk membela diri,'' kata Lerner, Senin (26/8).