Sabtu, 24 Agustus 2013

5 BUMN Raih Kontrak Untuk Membuat Senjata Militer Untuk TNI

http://koran-jakarta.com/images/berita/103297.jpg

Lima perusahaan BUMN dipercaya pemerintah untuk menyediakan alat-alat utama sistem pertahanan (alusista) bagi TNI Angkatan Darat dan TNI Angkatan Udara (AU). Kelima BUMN tersebut adalah PT Dirgantara Indonesia, PT PAL, PINDAD, PT INTI, dan PT Dok Koja Bahari (DKB). Kelima BUMN ini diserahi tugas untuk produksi kapal tanker, helikopter, dan pesawat. Nilai order kontrak kelimanya merupakan yang terbesar dari yang pernah ada sebelumnya.

"Kali ini alat-alat untuk TNI, baik TNI AD dan TNI AU, lebih banyak diproduksi di dalam negeri. Karena itu PT DI, PAL, PT INTI, DKB dan PINDAD harus siap mendapat kepercayaan ini," kata Menteri BUMN Dahlan Iskan di Kupang, Sabtu (24/8). Dari sisi alat untuk sistem pertahanan udara saja, ada sekitar 65 helikopter dan 5 pesawat CN295 yang harus disiapkan. Belum lagi untuk penyediaan kapal perang, senjata, dan yang lainnya. Sayang Dahlan tidak tahu persis berapa nilai kontrak alutsista tersebut.

"Yang pasti, ada kebijakan dari bapak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) agar investasi untuk TNI AD dan TNI AU disediakan anggaran yang besar. Bahkan belum lama ini sudah disahkan Undang-Undang mengenai itu," kata dia. Hasil kerja kelima BUMN tersebut, nantinya diharapkan tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan pertahanan nasional, tapi juga bisa dipasarkan ke negara lain. Salah satunya, yang akan dipasarkan adalah pesawat militer hasil produksi PT DI CN295.

"Pesawat CN295 yang kita tumpangi ini sudah mampir roadshow ke beberapa negara, antara lain Filipina, Malaysia, Vietnam, dan Myanmar," ujar dia. Bahkan untuk melihat hasil kerja PT DI tersebut dalam penyiapan pesawatnya, Dahlan menggunakan pesawat CN295 untuk perjalanan Safari Kerjanya ke tujuh daerah di Indonesia. Dia berharap BUMN semakin menghasilkan alat-alat sistem pertahanan yang lebih baik bagi negara. "Saya merasa nyaman di pesawat ini. Seperti halnya pesawat militer ya begini, tidak ada aksesori layaknya pesawat komersial. Yang paling penting landing dan take off-nya bagus," kata Dahlan.

Tambahan 2 Pesawat Baru, CN-295 Akan Perkuat TNI AU


Kolonel dari Komite Kebijakan Industri Pertahanan Gita Amperiawan mengatakan TNI Angkatan Udara akan kembali menerima pesawat transportasi teknis jenis CN-295 pada bulan depan.

"Dari sembilan pesawat CN-295 yang kita pesan untuk skuadron dua TNI AU tahun ini, sebanyak dua pesawat sudah datang dan sudah dipakai. Dua lagi akan datang 35 hari mendatang, atau kira-kira bulan depan," kata Kolonel dari Komite Kebijakan Industri Pertahanan Gita Amperiawan, kepada wartawan dalam perjalanan dari Jakarta menuju Kupang menumpang pesawat CN-295, bersama rombongan Kementerian BUMN, Jumat (23/8) malam.

Pesawat CN-295 merupakan pesawat yang dibuat oleh PT Dirgantara Indonesia, namun saat ini masih dirakit di Spanyol. Gita mengatakan meskipun dirakit di Spanyol, namun dua pesawat CN-295 yang telah datang, dilakukan pengecatan dan penyelesaian di Indonesia. Pesawat ketiga dan keempat yang diperkirakan tiba September, juga akan dicat dan diselesaikan di Indonesia.

Selanjutnya, pesawat kelima, keenam dan ketujuh yang datang berikutnya, akan mulai dikustomisasi di Indonesia. Sedangkan pesawat kedelapan dan kesembilan sepenuhnya akan dirakit oleh PT Dirgantara Indonesia di Bandung. "Mulai tahun depan, mudah-mudahan PT Dirgantara Indonesia sudah bisa memproduksi sendiri di Indonesia," kata dia.

Gita mngemukakan TNI AU akan terus menambah pesawat jenis CN-295 hingga berjumlah 16 buah untuk memenuhi kebutuhan skuadron dua TNI AU di Halim Perdanakusuma Jakarta. Dia menjelaskan, pesawat jenis CN-295 berkapasitas penumpang 79 orang (jika dimodifikasi dengan bangku model memanjang). Pesawat tipe medium itu memiliki kekuatan mesin dan kecepatan lebih besar dibandingkan tipe sebelumnya yakni CN-235. "Kemampuan terbangnya sembilan jam jika bahan bakar penuh," ujar dia.

Menurut dia, CN-295 merupakan pesawat khusus transportasi baik untuk prajurit maupun logistik. Dalam kondisi perang, pesawat jenis tersebut harus dikawal oleh pesawat tempur, karena CN-295 tidak dirancang untuk bertempur. "Pesawat ini tidak dipersenjatai dan memang tidak bisa dipasangi senjata, hanya khusus untuk 'dropping' pasukan dan logistik. Jadi dalam kondisi perang harus ada pesawat 'escourt' atau pendamping," kata dia.

18 Negara Dukung Latihan Multilateral Komodo 2014

http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/South-Korea-Army.jpg

Sebanyak 18 negara menyatakan mendukung pelaksanaan kegiatan Latihan Bersama Multlateral Komodo 2014 di Perairan Natuna dan Kepulauan Anambas, Propinsi Kepulauan Riau. Demikian salah satu kesepakatan yang dihasilkan para delegasi dari 18 negara dalam Initial Planning Conference (IPC) Komodo Multilateral Exercise 2014, selama dua hari, 22-23 Agustus 2013, di Hotel Borobudur, Jakarta.

Asisten Operasi Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Asops KSAL), Laksamana Muda TNI Didit Herdiawan, mengucapkan terima kasih kepada para delegasi yang telah berpartisipasi dan berkontribusi, bekerja keras melalui diskusi bersama sehingga menghasilkan formulasi draft untuk pelaksanaan Latihan Bersama Multlateral Exercise Komodo 2014.

“Draft hasil diskusi yang telah dicapai ini mengindikasikan bahwa latihan bersama kedepan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana,” kata Laksda TNI Didit Heerdiawan pada acara penutupan IPC Komodo Multilateral Exercise 2014, Jumat (23/8). Menurutnya, pertemuan ini untuk mempertemukan pemikiran para delegasi negara peserta guna mempertajam pelaksanaan kegiatan latihan bersama tersebut.

Kegiatan IPC ini akan dilanjutkan dengan pertemuan lanjutan yaitu Midle Planning Conference (MPC) pada bulan November 2013 dan pertemuan terakhir yaitu Final Planning Conference (FPC) bulan Januari 2014. Delegasi dari 18 negara peserta juga ikut dalam dua kali pertemuan lanjutan tersebut.

Negara peserta Latihan Multilateral Komodo 2014 akan mengirimkan kapal perangnya dalam kegiatan latihan tersebut. Adapun negara peserta latihan tersebut adalah Indonesia sebagai tuan rumah, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, Philipina, Vietnam, Kamboja, Myanmar, Laos, India, Japan, Korea Selatan, Australia, New Zealand, Amerika Serikat (USA), China dan Rusia.

Sedangkan TNI AL akan melibatkan 12 KRI terdiri dari 2 kapal perang jenis Van speijk, 2 sigma, 2 Landhing Platform Dock (LPD), 3 Angkut Tank jenis Froch, 2 Perusak kawal (PK) dan 1 landing Ship Tank (LST) serta 6 pesawat udara milik TNI AL. Komandan Gugus Tempur Laut Komando Armada RI Kawasan Barat (Danguspurlakoarmabar), Laksamana Pertama TNI Dr. Amarulla Octavian akan bertindak sebagai Direktur Latihan (Dirlat) Komodo Multilateral Exercise 2014.

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Dr. Marsetio pada pembukaan IPC Komodo Multilateral Exercise 2014, Kamis (22/8), mengatakan, kerja sama antarnegara tidak terbatas pada kerja sama pertahanan, tetapi juga dimungkinkan untuk menjalin kerja sama pada aspek non-tempur antara lain penanggulangan bencana alam, keamanan maritim dan diplomasi.

Marsetio menilai penting kerja sama antar Angkatan Laut mengingat perkembangan lingkungan strategis di kawasan Asia Pasifik yang sangat cepat dan dinamis terkait permasalahan keamanan, pertahanan dan kondisi lingkungan yang berpotensi terjadi bencana alam.

Menurutnya, penanganan bencana alam yang terjadi di suatu negara sangat mungkin melibatkan Angkatan Laut berbagai negara seperti yang pernah terjadi di Indonesia beberapa waktu lalu. Prakarsa latihan ini juga untuk menindaklanjuti ASEAN Agreement on Disaster Management and Emergency Respons. Dengan demikian sangat tepat kiranya tema latihan Komodo Multilateral Exercise 2014 adalah ASEAN Navy Cooperation For Stability (Bekerja sama untuk menjaga stabilitas di kawasan ASEAN).

Hal penting yang ingin dicapai pada Latihan Multilateral Komodo 2014, menurut KSAL, meningkatkan kemampuan interoperability antar Angkatan Laut. Selain itu, untuk memanfaatkan kegiatan latihan bersama salah satu bentuk capacity building dan sebagai saluran diplomasi untuk mempererat kerjasama antar Angkatan Laut sehingga dapat menciptakan stabilitas keamanan kawasan.

Panglima TNI Sambut Hangat Pangab Thailand

http://www.rmol.co/images/berita/normal/58031_07265523082013_tni_panglima_dan_pangab_thailand.jpg

Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono, didampingi KSAD, KSAU, WaKSAL, para Asisten Panglima TNI, Kapuspen TNI dan Staf Khusus Panglima TNI, menerima kedatangan Panglima Angkatan Bersenjata (Pangab) Thailand, General Tanasak Patimapragon, di Mabes TNI Cilangkap Jakarta, Jumat (23/8).

"Kunjungan Pangab Thailand dalam rangka meningkatkan kerjasama antara Indonesia dan Thailand," jelas Kadispenum Puspen TNI, Kolonel (Cpl) Minulyo Suprapto, kepada Rakyat Merdeka Online.

Dalam kesempatan tersebut, Panglima TNI menyerahkan brevet Tri Media dan Cavalry Wing of the Marine Corps kepada Pangab Thailand, serta menyerahkan brevet Cavalry Wing of the Marine Corps kepada Admiral Yuttana P, General Worapong S, General Surapong S, Lieutenant General Tarnchaiyan S, dan Lieutenant General Bundit.

Selanjutnya Pangab Thailand menyerahkan brevet The Royal Thai Army Honorary Parachutist Badge kepada Kasum TNI Marsdya TNI Boy Syahril Qamar, Aster Panglima TNI Mayjen TNI S. Widjonarko, Dankormar Mayjen TNI (Mar) A. Faridz W.