Jumat, 23 Agustus 2013

Militer Mesir Sweeping Apartemen Mahasiswa Indonesia

http://www.berdikarionline.com/wp-content/uploads/2013/07/Militer.jpg-396x290.jpg

Panasnya situasi politik di Mesir berimbas ke Warga Negara Indonesia (WNI) yang saat ini tinggal disana. Paling tidak hal itu dirasakan sejumlah mahasiswa Indonesia Selasa 22/8 kemarin.

Menurut informasi yang diterima Redaksi MuslimDaily, dari apartemen yang dijadikan Rumah Rakyat Keluarga Masyarakat Jawa Timur (Gamajatim), pada Selasa pagi setelah Subuh didatangi sejumlah pasukan Militer Mesir berjumlah lima sampai enam orang.

Tentara Mesir masuk ke apartemen ditemani penjaga gerbang dengan posisi siaga sambil membawa pistol genggam. Tentara kemudian memeriksa semua ruangan yang ada di Gamajatim, namun tidak sampai memeriksa buku, dokumen, isi komputer atau laptop. Setelah memastikan tidak ada yang dicurigai, tentara langsung keluar rumah. Peristiwa itu berlangsung selama sekitar beberapa menit saja.

Tidak hanya memeriksa apartemen WNI, tentara Mesir juga memeriksa rumah-rumah lain di samping apartemen. Atas pemeriksaan yang semakin ketat tersebut, WNI di Mesir berusaha saling mengingatkan dan menghimbau agar selalu waspada, selalu mengunci gerbang apartemen, agar tidak membukakan pintu untuk orang tidak dikenal, dan jangan tertipu petugas gadungan.

Sementara jika tiba-tiba dilakukan pemeriksaan mendadak (sweeping) dari militer, diharap tidak panik agar tidak menimbulkan kecurigaan. Selain itu agar tidak mengajak kawan Warga Negara Mesir menginap di apartemen WNI. Segera urus dokumen atau paspor yang sudah habis masa berlakunya. Dan terakhir agar tetap patuhi jam malam yang diterapkan militer.

Meski militer Mesir sudah mulai memeriksa tempat tinggal para WNI, namun upaya evakuasi belum begitu mendesak dilakukan, paling tidak itu yang dirasakan sejumlah mahasiswa.

Menhan AS Akan Datang ke Indonesia Bahas Terorisme dan Alutsista

http://gdb.voanews.com/0D19430B-FCE2-46A1-8F59-75C998F241B4_w640_r1_s_cx0_cy7_cw0.jpg

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Chuck Hagel, rencananya akan mengunjungi dan bertemu Menhan RI Purnomo Yusgiantoro pada 26 Agustus mendatang. Pertemuan tersebut akan membahas masalah pertahanan dan masalah terorisme. Berdasarkan siaran pers dari Kementerian Pertahanan yang diterima detikcom, Jumat (23/8/2013), pertemuan kedua menteri tersebut akan dilaksanakan di Kantor Kementerian Pertahanan RI. Beberapa isu yang akan dibahas bersama antara lain:
  1. Pertukaran pandangan kedua Menteri Pertahanan terhadap isu-isu keamanan global dan regional.
  2. Rencana penyelenggaraan CTX (Counter Terorism Exercise) 2013, dimana kedua negara menjadi Co-Host bagi 18 negara peserta.
  3. Pembelian Alutsista TNI dalam rangka memenuhi MEF.
  4. Pengembangan kapasitas personel kedua negara khususnya dalam bidang teknis kemiliteran maupun keamanan nasional pada umumnya.

Dari sisi historis, kerjasama pertahanan antara Indonesia dengan Amerika Serikat sudah berlangsung sejak tahun 1950-an. Kerjasama tersebut mengalami pasang surut mengikuti dinamika lingkungan strategis yang berlaku pada tataran global. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, kerjasama tersebut berada dalam masa-masa terbaik di mana kedua negara menjalin kerjasama berdasarkan prinsip "Mutual Respect" dan "Mutual Benefit".

Kedekatan hubungan kedua negara di bidang pertahanan dapat dilihat dari pembelian peralatan utama sistem senjata TNI kepada para produsen di Amerika Serikat. Selain itu, intensitas pertukaran personel diantara kedua negara juga meningkat secara signifikan.

Pertukaran personel dilakukan pada tingkatan operasional antara lain meliputi, pertukaran siswa, latihan bersama maupun kegiatan pertukaran tenaga ahli bidang– bidang teknis kemiliteran. Pertukaran personel pada tingkat tinggi ditandai dengan kunjungan pejabat tinggi di tingkat Kementerian Pertahanan, Markas Besar Gabungan maupun Markas Besar Angkatan.

Selain Helikopter Apache TNI AD Juga Tertarik Helikopter Chinook

http://richard-seaman.com/Wallpaper/Aircraft/Helicopters/American/MidlandChinook_1.jpg

Belum lama ini, delegasi pejabat tinggi Kementerian Pertahanan (Kemhan) dan perwira tinggi TNI AD, mengunjungi fasilitas rotocraft Boeing di Mesa, Arizona, Amerika Serikat (AS). Kunjungan ini terutama untuk melihat produksi dan kemampuan model baru helikopter tempur Apache AH-64E.

Sebagaimana disampaikan melalui rilis hari ini, Kamis (22/8), dalam kesempatan itu, beberapa anggota rombongan menerbangkan langsung versi terbaru helikopter Apache yang diproduksi di fasilitas itu. Termasuk di antaranya KSAD Jenderal Moeldoko, Sekjen Kemhan Letnan Jenderal Budiman, serta beberapa anggota rombongan lain, yang total berjumlah sekitar 14 perwira TNI AD.

Diketahui, Indonesia sendiri telah menyampaikan minat untuk membeli sedikitnya 8 helikopter Apache AH-64E dari militer AS, melalui perjanjian Penjualan Militer Luar Negeri. Pemerintah Indonesia bahkan telah mengirimkan Surat Permohonan untuk Surat Penerimaan, serta telah mendapatkan izin dari Pemerintah AS untuk membeli helikopter AH-64E tersebut.

"Helikopter Apache diharapkan menjadi bagian penting dari upaya berkelanjutan Indonesia untuk meningkatkan kemampuan strategi pertahanannya," kata Dave Brostrom, Manajer Pengembangan Bisnis Boeing. "Boeing merasa terhormat dianggap sebagai bagian dari upaya modernisasi pertahanan Indonesia," sambungnya.

Delegasi RI sendiri disambut oleh pimpinan senior Boeing Apache, termasuk Dave Koopersmith (Wakil Presiden untuk Program Helikopter Serang), Dave Palm (Direktur Pengembangan Bisnis untuk Vertical Lift), serta Mike Burke (Direktur Pengembangan Bisnis untuk Helikopter Serang). Oleh mereka, rombongan di antara berkeliling di tempat produksi Apache itu dan bertemu dengan sejumlah pejabat program AD AS.

Selain Apache, Brostrom sendiri mengaku mencatat bahwa Indonesia juga telah menyatakan minat atas helikopter Chinook CH-47F, yang diproduksi di Ridley Township, Pennsylvania. Akan halnya realisasi pembelian Apache, disebutkan bahwa kerangka waktu untuk keputusan mengenai permohonan itu belum diumumkan.

Sebagai salah satu unit dari The Boeing Company, Boeing Defense, Space & Security adalah satu dari perusahaan pertahanan, ruang angkasa dan keamanan dunia terbesar. Berkantor pusat di St Louis, perusahaan ini terakhir tercatat bernilai US$33 miliar, dengan mempekerjakan sebanyak 59.000 karyawan di seluruh dunia.

Kisah NKRI yang Dipecundangi F18 Hornet Amerika di Tahun 2003

http://bpn16.files.wordpress.com/2010/09/f18-1.jpg

Insiden Bawean adalah duel udara pesawat tempur F-16 TNI-AU dengan pewat tempur F/A 18 Hornet milik Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy) yang menerobos masuk wilayah Indonesia di atas kepulauan Bawean, Dan saat itu Indonesia masih belum memiliki pesawat tempur Sukhoi. Mulanya orang nyangka ini hanya sekadar latihan militer atau simulasi perang-perangan. Ternyata ini kisah nyata.

Tepatnya pada 3 Juli 2003, kawasan udara di atas Pulau Bawean sontak memanas ketika lima pesawat asing yang kemudian diketahui sebagai pesawat F/A 18 Hornet terdeteksi radar TNI AU. Dari pantauan radar, kelima Hornet terbang cukup lama, lebih dari satu jam dengan manuver sedang latihan tempur. Untuk semenntara Kosek II Hanudnas (Komando Sektor II Pertahanan Udara Nasional) dan Popunas (Pusat Operasi Pertahanan Udara Nasional) belum melakukan tindakan identifikasi dengan cara mengirimkan pesawat tempur karena kelima Hornet kemudian menghilang dari layar radar.

Sekitar dua jam kemudian, Radar Kosek II kembali menangkap manuver Hornet. Karena itu panglima Konanudnas menurunkan perintah untuk segera melakukan identifikasi. Apalagi manuver sejumlah Hornet itu sudah mengganggu penerbangan komersial yang akan menuju ke Surabaya dan Bali serta sama sekali tak ada komunikasi dengan ATC terdekat. Lalu, dua pesawat tempur buru sergap F-16 TNI-AU yang masing-masing diawaki Kapten Pnb. Ian Fuadi/Kapten Fajar Adrianto dan Kapten Pnb. Tony Heryanto/Kapten Pnb. Satro Utomosegera disiapkan.

Menjelang petang, Falcon Fligh F-16 melesat ke udara dan tak lama kemudian kehadiran mereka langsung disambut dua pesawat Hornet. Radar Falcon Fligh segera menangkap kehadiran dua Hornet yang terbang cepat dalam posisi siap tempur. Perang radar atau jamming antara kedua pihak pun berlangsung seru. Yang lebih menegangkan pada saat yang sama, F-16 yang berada pada posisi pertama telah dikunci, lock on oleh radar dan rudal Hornet. F-16 kedua yang terbang dalam posisi supporting Fighter juga dikejar oleh Hornet lainnya. Namun posisi F-16 kedua lebih menguntungkan. Jika memang harus terjadi dog fight ia bisa melancarkan bantuan.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPm0TGvl8vhUPrsHb0IRzXKBUZvxVqj3Q-0xDyrkRevYAQEHLPkAepcx8t-4YEPtsVoQlR67EabkzzyH8KMIXgzA1AjhWt-uswQLZn0HJh4FY31MXnjpOdv4BWXzRewSTxJ6mRkFF6rSje/s400/052-159-11.JPG

Untuk menghindari sergapan rudal lawan seandainya memang benar-banar diluncurkan, F-16 pertama lalu melakukan manuver menghindar, yakni hard break berbelok tajam hampir 90 derajat ke arah kanan dan kiri serta melakukan gerakan zig-zag. Manuver tempur itu dilakukan secara bergantian baik oleh F-16 maupun Hornet yang terus ketat menempel. Melihat keadaan yang semakin memanas, F-16 kedua lalu mengambil inisiatif menggoyang sayap (rocking wing) sebagai tanda bahwa kedua pesawat F-16 TNI-AU tidak mempunyai maksud mengancam.

Sekitar satu menit kemudian, kedua F-16 berhasil berkomunikasi dengan kedua Hornet yang mencegat mereka. Dari komunikasi singkat itu akhirnya diketahui bahwa mereka mengklaim sedang terbang di wilayah perairan internasional. "We are F-18 Hornets from US Navy Fleet, our position on International Water, stay away from our warship". F-16 pertama lalu menjelaskan bahwa mereka sedang melaksanakan patroli dan bertugas mengidentifikasi visual serta memberi tahu bahwa posisi F-18 berada di wilayah Indonesia. Mereka juga diminta mengontak ke ATC setempat, karena ATC terdekat Bali Control belum mengetahui status mereka.

Usai kontak Hornet AS itu terbang menjauh sedang kedua F-16 TNI-AU return to base, kembali ke pangkalannya Lanud Iswahjudi Madiun. Selain berhasil bertemu dengan Hornet, kedua F-16 TNI-AU juga melihat sebuah kapal perang Frigat yang sedang berlayar ke arah timur. Setelah kedua F-16 mendarat selamat di pangkalan TNI-AU menerima laporan dari MCC Rai (ATC Bali) bahwa fligh Hornet merupakan bagian dari armada US Navy. Namun yang paling penting dan merupakan tolak ukur suksesnya tugas F-16, Hornet AL AS itu baru saja mengontak MCC RAI dan melaporkan kegiatannya.

Keesokan harinya TNI-AU terus mengadakan pemantauan terhadap konvoi armada laut AS itu dengan mengirimkan pesawat intai B737. Hasil pengintaian dan pemotretan menunjukkan bahwa armada laut AS yang terdiri dari kapal induk USS Carl Vinson, dua frigat dan satu destroyer sedang berlayar diantara Pulau Madura dan Kangean menuju Selat Lombok. Selama operasi pengintaian itu pesawat surveillance B737 terus dibanyangi dua F/A 18 Hornet AL AS. Bahan-bahan yang didapat dari misi itu kemudian dipakai oleh pemerintah untuk melancarkan "keberatan" secara diplomatik terhadap pemerintah AS.yang lebih mengkhawatirkan saat ini pemerintah akan membeli F-16 dari AS,

Sebagai produksi buatan Amerika, Amerika praktis telah mengetahui kelemahan-kelemahannya yang paling utama dari produk-produk militernya yang dijual ke negara-negar lain. Tak terkecuali pesawat jet tempur F-16 TNI AU.

DPR Dukung Indonesia Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara

http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTuno8sumqcdOVM7FMgH4f6yyu3lWE3dA3AL2d59TQSzrM6t5fokw


Wakil Ketua Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Golkar (F-PG) Agus Gumiwang Kartasasmita mendukung rencana pengadaan satelit untuk keperluan militer. Selama ini, satelit yang digunakan untuk kebutuhan pertahanan negara, masih menyewa, sehingga rentan dari segi keamanan dan rawan pencurian data oleh pihak lain.

"Kami akan mendukung pengadaan satelit untuk militer itu, guna mengakhiri ketergantungan dari pihak lain. Karena selama ini satelit untuk sistem pengamanan negara masih sewa," ujar Agus Gumiwang Kartasasmita kepada JurnalParlemen, Kamis (22/8).

Agus pun berharap, pengadaan satelit untuk kepentingan militer itu menggunakan buatan dalam negeri sendiri. Sebab, jika ditinjau dari keamanannya, akan lebih aman daripada membeli satelit dari negara lain.

"Kami dengar putra-putri dalam negeri sudah mampu membuat satelit sendiri, yang kualitas dan speknya tidak kalah dengan satelit buatan negara lain. Karena itu, kami akan mendukung pengadaan satelit untuk militer itu, jika menggunakan bauatan dalam negeri sendiri. Karena dari segi keamanannya juga terjamin."

Agus pun optimistis rencana pengadaan dan pembelian satelit untuk militer itu dapat segera terwujud, seiring dengan anggaran Kementerian Pertahanan pada RAPBN  2014, yang mencapai lebih dari 83 triliun, di luar dana tambahan dan dana on top. "Saya kira soal anggaran tidak masalah. Dapat menggunakan anggaran di RAPBN 2014, di luar anggaran rutin yang bersifat operasional. Karena kita juga dukung adanya penambahan anggaran di luar pagu yang ada," katanya.

KASAD Resmikan Tiga Batalyon Raider Baru

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNVaC4IZJsleSWBB_lYO5TXxbAWyJnL3kgAxHh4exbsWCkSLnkYKj429k0mMmw4TBgQZj8vZRlOtn8EI0NgsljSd3LdTRQcuCijCmbwvDTUpkAzZxJvHm8R39HDtJeVwiuqs8lEy8RS_U/s400/moeldoko1_22082013132830.jpg

Kepala Staf TNI AD (Kasad) Jenderal TNI Moeldoko meresmikan tiga batalyon raider bari di lingkungan TNI AD yang dilaksanakan di kompleks Lapangan Tembak Gunung Bohong, Kota Cimahi, Kamis. Tiga batalyon raider baru itu adalah Batalyon 111 Kodam Iskandar Muda sebelumnya Yon 111/Karma Bhakti, Batalyon 411 Kostrad sebelumnya Yon 411 Beruang Hitam dan Batalyon 641 Kodam XII Tanjungpura sebelumnya Batalyon 641 Pendawa.

Hadir pada acara tersebut Komandan Kodiklat TNI AD, Pangkostrad, Pangdam III Siliwangi, Danjen Kopassus, sejumlah pangdam, Kapolda Jabar serta sejumlah direktur di jajaran TNI AD. Sebelum meresmikan batalyon raider, Kasad menerima penyematan brefet Penerbang Angkatan Darat (Penerbad) di Lapangan Brigif 15 Kujang II Siliwangi. Penyematan brefet Penerbad disematkan oleh Komandan Pusat Penerbad Brigjen TNI Apipudin.

Peresmian batalyon raider baru itu ditandai dengan pembukaan selubung panji kesatuan ketiga batalyon yang baru serta penutupan selubung panji batalyon lama. Pada kesempatan itu, Kasad juga meresmikan pelatihan raider yang akan dipusatkan di sejumlah titik di wilayah Bandung Raya. Pelatihan akan dilakukan selama tiga bulan di Bandung dengan instruktur dari Korps Pasukan Khusus. Khusus untuk Batalyon Raider 111 Iskandar Muda akan tetap berada dan menjalani latihan di Aceh dengan mendatangkan instruktur dari Kopassus. "Pembentukan batalyon raider yang baru hari ini bukan yang terakhir, ke depan akan dibentuk batalyon raider baru lainnya, sehingga satuan-satuan yang ada agar mempersiapkan diri," katanya.

Ia menegaskan, latihan raider ini bukan peragaan untuk keindahan peragaan, tapi membentuk prajurit yang tangguh dalam bertempur. Berlatih keras dan keras, menantang dan realistis sesuai metode, manajemen, skenario dan rencana operasional. Ia menyebutkan, pelatihan yang terus digelar untuk menghadirkan semangat, profesionalisme, handal dan tangguh. Kasad menyebutkan, batalyon raider merupakan pasukan pemukul dengan tugas pokok melaksanakan operasi khusus antara lain penanggulangan teror, pertempuran berlarut dengan keterampilan operasi raider, mobilitas udara dan pertempuran jarak dekat.

Pasukan raider juga merupakan satuan yang memiliki karakter operasi cepat, bergerak rahasia dan kena dengan bekal taktik bertempur dalam kelompok besar maupun kelompok kecil. "Dengan kemampuan raider, pasukan ini diharapkan bisa menjawab tantangan dan kebutuhan di lapangan dalam menjaga kesatuan NKRI," kata Kasad menambahkan. Peresmian batalyon baru itu diisi dengan pementasan aktraksi keterampilan prajurit yakni bela diri militer Merpati Putih, terjun payung serta peragaan taktik tempur maupun pasukan helikopeter yang menurunkan dua unit Bell 2015, dua unit Bell 412 serta Heli Serbu M-17.