Senin, 12 Agustus 2013

Mengenang Komponen F-16 Buatan Indonesia

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiq5QnIpDmHK7C6oL42XPXSLRfBro7zEB2CmEDoIwWV6MF_YB3FRVoWObRpfaLp7TfHGOu3czXMLV7-KJKX-iFpgng9E8FvNUTLB_l5x-Q4YYDYWb-yqk0CvsgxnGJSFUyEJ6VvUHr6Olg/s1600/Untitled1.jpg

Airod yang didirikan tahun 1976 ini merupakan fasilitas perawatan mesin dan depot level maintenance pesawat milik Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM). Ada satu hal yang cukup mengagetkan, perusahaan asal Malaysia ini melalui Divisi Avioniknya telah berhasil membuat komponen pesawat tempur Hawk 100/200 buatan British Aerospace.

Komponen bernama pylon wireloom ini dibuat sebagai bagian dari offset atau imbal-produksi 18 Hawk 200 dan 10 Hawk 100 yang dibeli Malaysia tahun 1991. Yang lebih penting, BAe System selaku produsen Hawk sangat puas dengan hasil kerja Airod dan menawarkan kontrak lebih lanjut.

Sebagai salah satu pemain besar dalam industri pertahanan di kawasan Asia Tenggara, tentunya memang sangat disayangkan. Dengan total pembelian hingga 40 unit Hawk 100/200 (lebih banyak dari Malaysia), namun tak diikuti dengan adanya skema offset. Entah apa alasannya. Namun terlepas dari itu ada secuil cerita menarik mengenai offset komponen pesawat tempur di Indonesia. Contoh riilnya adalah pembuatan komponen F-16. Meski saat itu yang dibeli cuma 12 biji tapi kita dapat offset hingga 35%! Sebuah angka yang bagi sebagian orang kecil tapi berhasil mencatatkan nama Indonesia sebagai produsen suku cadang pesawat tempur kelas dunia.

Rincian 6 macam komponen F-16 buatan IPTN itu yakni :

  • Lapisan luar sirip tegak 400 buah
  • Pintu roda depan 526 buah
  • Pylon senjata 675 buah
  • Pylon bahan bakar 975 buah
  • Wing flaperon 450 buah
  • Pintu akses mesin depan 450 buah

Total General Dynamics (produsen F-16 kala itu) memesan 3.476 komponen senilai 57 juta dollar (102,6 miliar). Tentang komponen buatan Indonesia ini, Charles Anderson, Vice President General Dynamics, berani mengatakan tak ragu dengan kualitas  dan standar komponen F-16 buatan kita. Bahkan saat ekspor perdana komponen ini (Desember 1988), sang pabrikan berani menambah pesanan menjadi 8 macam komponen, terdiri dari 6 komponen yang sama dengan pesanan offset plus dua komponen lainnya. Pesanan tambahan ini diluar pesanan 3.476 komponen terdahulu, dan digunakan untuk keperluan pembuatan 400 unit F-16 yang bakal diproduksi General Dynamics hingga tahun 2000.

Kemristek Peringati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisPap0U7987Otl1WH_qFzEbYZS7YtPfOpkbo0cvL-OnEFDtknM8KtxE92sKqBIkA6Ke8Ijt-5r2ECDKvtbBRBQXTMwtkN8qrBdqW2_k5bOUKvUaPJ2leTmNx8FhpG4CgI4bUOYMe3KuM1S/s1600/N250-Gatotkaca.jpg

PADA tanggal 10 Agustus 2013 lalu, Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) RI menggelar peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas) ke-18. Ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) menjadi sebuah solusi ditengah berbagai permasalahan yang muncul di tengah lajunya perkembangan manusia di dunia.

Tuntutan masyarakat akan kemudahan dan kecepatan dalam peningkatan produktifitas serta pelayanan memerlukan perkembangan Iptek yang inovatif sebagai solusi dalam menghadapai persoalan bangsa.

"Hakteknas ke-18 tahun ini mengusung tema "Inovasi Kemajuan Bangsa", untuk kian menegaskan peran ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai salah satu komponen penentu kemajuan bangsa," kata Humas Kemenristek RI, Munawir Razak, sebagaimana dalam siaran persnya kepada Jurnal Nasional di Jakarta, Senin (12/8).

Munawir memaparkan, 18 tahun yang lalu, tepatnya 10 Agustus 1995, merupakan tonggak sejarah peringatan Hakteknas, saat pesawat N250 Gatotkaca buatan anak bangsa yang dirintis Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia saat itu, BJ Habibie melakukan penerbangan perdana. Beberapa ciri negara maju di antaranya telah mempunyai tingkat produktifitas yang tinggi, pelayanan yang terintegrasi dan efektif, serta kepedulian akan lingkungan dan sumber daya alam.

Dalam upaya mendorong strategi percepatan pengembangan ekonomi melalui Master Plan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), Kemenristek bersama komponen bangsa yang lain mendapat tugas melakukan Penguatan Kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Iptek nasional. Tujuannya, yakni menciptakan SDM yang kreatif, inovatif dan berintegritas. Meningkatkan produktifitas dan daya saing nasional, dan ketahanan nasional.

"Setelah 18 tahun berlalu sejak penerbangan awal N250, kemudian bermunculan karya-karya teknologi anak bangsa," ujar Munawir. Ia mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir Menteri Negara Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta, mendorong terciptanya produk-produk Iptek, antara lain Mobil Listrik, Converter Kit, e-KTP, e-Voting, Mesin Pewarta, Radioisotope, Ultrasonografi, Vaksin, Jarum Suntik, Mesin Pengering Gabah, Pengendali Banjir dan Teknologi Kebencanaan lainnya.

Sedangkan untuk Icon Hakteknas ke 18 tahun 2013 adalah Teknologi Hankam dan Kedirgantaraan yaitu Pesawat Udara Nir Awak (PUNA), Satelit LAPAN A2, Roket LAPAN RX 550. "Beberapa hasil karya anak bangsa tersebut dapat dilihat langsung oleh masyarakat pada rangkaian kegiatan puncak peringatan Hakteknas-18 yang akan diselenggarakan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), pada tanggal 29 Agustus–1 September 2013," kata Munawir.

Selain pameran RITECH Expo, juga akan digelar kegiatan Rakornas Ristek 2013, berbagai penyelenggaraan workshop, kompetisi roket air, fun bike dan berbagai kegiatan menarik lainnya. Nantinya, acara puncak peringatan Hakteknas 18 di TMII tersebut akan dihadiri langsung oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan diisi dengan penyerahan berbagai anugerah iptek kepada individu, lembaga maupun daerah yang memiliki kontribusi dalam memajukan bangsa melalui inovasi, riset dan iptek.

OPM: Penembakan Anggota PMI di Puncak Jaya Dilakukan TNI

http://img.beritasatu.com/images/medium/1372653680.jpg

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB)-Organisasi Papua Merdeka (OPM) membantah telah melakukan aksi penembakan terhadap mobil dan petugas ambulans Palang Merah Indonesia (PMI) di Puncak Jaya, Papua. Mereka justru menuding pihak TNI di balik serangan tersebut. Hal itu dikatakan oleh Kepala Staf Umum TPNPN-OPM Teryanus Sotto melalui surat elektronik, Senin (12/8).

Sotto menuturkan bahwa ambulans nahas tersebut,sedianya, diterjunkan untuk menolong seorang ibu hamil di Tingginambut, pada Rabu (31/7) lalu. Ambulans ditugaskan atas perintah Kodim dan Bupati Puncak Jaya.

Namun, setibanya di Tingginambut, para petugas medis tak mendapati adanya ibu hamil. "Petugas lantas bertanya kepada masyarakat sekitar. Namun, masyarakat justru menyatakan bahwa di daerahnya tak ada ibu hamil yang membutuhkan pertolongan," kata Sotto.

Tidak lama kemudian, terjadi penembakan terhadap para petugas medis. Tembakan yang berasal tidak jauh dari pos TNI itu mengakibatkan Erik Yoman terkena peluru di alis mata, pinggang kiri dan dada. Sementara Darsen Wonda dan Kris Baransono terkena timah panas pada tangan kanan.

"Melihat rekannya tertembak, sopir ambulans langsung turun dari menyelamatkan diri ke pos TNI Puncak Senyum. Di pos itu terdapat dua anggota TNI. Namun, para anggota TNI tidak merespon permintaan tolong korban," ujar Sotto. "Jelas hal ini menunjukkan bahwa aksi penembakan itu adalah skenario TNI. Mereka yang menembak anggota PMI asal Papua," kata Sotto.

Menurut Sotto, tujuan TNI dalam aksi penembakan tersebut guna menuduh TPNPB-OPM telah melakukan tindakan kriminal dan melanggar hukum internasional tentang Palang Merah. Juga untuk merusak nama baik TNPPB-OPM di mata internasioal. Terlebih TPNPB-OPM tengah berjuang untuk kemerdekaan Papua.

Karena itu, ujar Sotto, TNI dan Bupati Puncak Jaya harus bertanggung jawab terhadap insiden penembakan tersebut. "Bupati Puncak Jaya telah memberikan legitimasi permintaan TNI untuk menjemput orang sakit, membenarkan penipuan TNI dan menjebak anggota PMI asal Papua Barat. Maka ia harus bertanggung jawab atas insiden itu," tegasnya.

"Tuduhan Polda Papua dan Pangdam XVII Cenderawasih kepada TPNPB-OPM sebagai pelaku penembakan melalui media lokal dan nasional adalah tidak benar. Penipuan ini untuk menutupi kesalahan anggota TNI, pelaku penembakan dari pos Puncak Senyum itu," ujarnya.

Wadansatgas Indobatt Kunjungi Pos-Pos Penjagaan di Lebanon




https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSQYUZzidUZWoGI-6AMsE9g5UktCqgZERR38XMyWx4AXeVCrYiV

Wakil Komandan Satuan Tugas (Wadansatgas) Indonesia Battalion (Indobatt) Kontingen Garuda (Konga) XXIII-G/UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) Mayor Inf Pio L. Nainggolan mewakili Komandan Satgas (Dansatgas) Indobatt Letkol Inf Lucky Avianto, melaksanakan kunjungan ke pos-pos penjagaan di Lebanon, Minggu (11/8/2013).

Kunjungan ini bertujuan untuk memberikan dorongan moril kepada personel Satgas Indobatt yang pada saat merayakan Lebaran berada di pos yang menjadi tanggung jawabnya, karena kesibukannya harus berpatroli dan berjaga di pos-pos pemantauan dan perbatasan.

Kunjungan diantaranya diawali dari OP (Observation Post) dilanjutkan menuju Pos TP (Temporary Post) 37, B-78, TP-37, Panorama Point, XC-5  dan berakhir di Post M3 area Kompi Cheetah.

Enam Pesawat Tempur F-16 Meriahkan HUT Kemerdekaan RI

http://selebzone.com/wp-content/uploads/2009/09/f-16_002.jpg



Pesawat tempur F-16/Fighting Falcon saat keluar dari Shelter Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi untuk melaksanakan latihan fly pass bergabung dengan pesawat Sukhoi, 12 Agustus 2013.

Sebanyak enam pesawat tempur F-16/Fighting Falcon dari Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, yang akan memeriahkan peringatan HUT ke-68 Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana negara tinggalkan Home Basse menuju Lanud Halim Perdanakusuma, Kamis (12/8).

Pesawat tempur F-16/Fighting Falcon tersebut akan bergabung dengan pesawat Sukhoi dari Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar untuk mengadakan latihan bersama/fly pass untuk memeriahkan HUT ke-68 Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 2013 mendatang.

Keberangkatan pesawat F-16/Fighting Falcon dalam rangka latihan fly pass yang akan dilaksanakan kurang lebih satu minggu tersebut dipimpin langsung oleh Komandan Skadron Udara 3 Letkol Pnb Setiawan.