Selasa, 06 Agustus 2013

Pesawat Tempur Mata-mata China ke Rusia

http://www.aeroflight.co.uk/wp-content/uploads/2010/02/jh7-2.jpg

Lima pesawat tempur mata-mata China JH-7A bertandang ke Rusia dalam paket kerja sama militer bilateral. Menurut warta Xinhua pada Selasa (6/8/2013), pesawat itu terbang sekitar satu jam untuk melakukan pengintaian sekaligus menemukan target penembakan.

Satu dari pilot pesawat tempur itu, Wang Xiaoliang menceritakan pengalamannya dalam latihan bersama itu.
Dalam kerja sama itu, pihak Angkatan Udara (AU) China mendapat penjelasan soal prosedur bandara militer, kontrol udara, kondisi cuaca, dan pelatihan menggunakan landas pacu.

Kerja sama kedua negara berkode Misi Damai 2013. Pelatihan itu dihelat sejak 27 Juli hingga 15
Agustus 2013. Ada tiga fase tugas yakni penempatan pasukan, perencanaan perang, dan simulasi tempur.

China Akan Segera Menghadapai Pesawat Tempur dan Pembom AS Lainnya

http://www.hdwallpaperstop.com/wp-content/uploads/2013/02/F-35-A-Wallpaper.jpg

Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya bekerja sama untuk memperingatkan China bahwa mereka menghadapi kekuatan besar dan tidak dapat sendirian tanpa biaya. Pesawat-pesawat tempur dan pembom Amerika terbaru akan ditempatkan mulai di Jepang hingga India, yang memberikan hantaman di semua wilayah maritim China, jelas Carlisle.

Persenjataan udara segala medan Amerika yang paling canggih, F-35, pertama kali akan digelar di Pasifik setelah pesawat itu mencapai Kemampuan Operasi Awal (IOC), kata Carlisle. F-35 mungkin akan diterbangkan menuju empat pangkalan militer: Misawa, Jepang; Kadena, Jepang; Osan Air Base, Korea, dan Kunsan Air Base, Korea.

Belum ada keputusan akhir yang dibuat namun Jendral AU Amerika, Jendral Herb “Elang” Carlisle memperjelas bahwa pangkalan-pangkalan militer itu adalah tempat yang yang terbaik. Di Australia, Angkatan Udara AS berencana untuk mengirimkan “pesawar-pesawat tempur, kapal-kapal tanker, dan pada beberapa titik di masa depan, mungkin pesawat-pesawat pembom yang dikirim secara rotasi,” kata Carlisle pada pertemuan Defense Writers Group.

Pesawat-pesawat itu akan beroperasi di dekat pangkalan Angkatan Udara Australia di Darwin. Singapura membeli F-35B. Pesawat tempur Amerika lainnya akan terbang dari Pangkalan Militer Korat di Thailand. Dan pesawat-pesawat Amerika dapat beroperasi dari Indonesia dan Malaysia, dan sebuah pangkalan militer di India, kata Carlisle.

Sebentar Lagi KCR-60 Akan Melaut (2013)

http://jakartagreater.com/wp-content/uploads/2012/12/kcr60.jpg

PT. PAL optimis, kapal pertama KCR-60 bisa diluncurkan tahun 2013 sesuai target waktu yang ditetapkan. Pihak PT PAL belum bersedia menyebut jenis rudal yang akan diinstal pada Kapal Cepat Rudal 60 meter ini. Menurut salah satu pejabat PT PAL, peluru kendali untuk KCR 60, diupayakan produk dari Negara Barat/Eropa. Namun dia belum bisa memastikan.

Wah…terkejut juga mendengar kabar tersebut, karena yang terbayang selama ini, rudal yang dipasang di KCR60 adalah C-705 buatan China, karena Indonesia dan China terlibat kerjasama pengembangan rudal tersebut. Ketika saya tanya lagi, apa jenis rudal dan buatan negara mana, orang tersebut menghindar.”Masih penjajakan”, tuturnya.

Jika benar rudal Eropa yang dipasang di KCR tersebut, tentu Armada tempur TNI AL, akan semakin menakutkan dan gahar. Kapal kecil tapi memiliki rudal yang mematikan. Pada tahap awal, TNI AL memesan 3 unit KCR-60 yang ditargetkan selesai seluruhnya pada tahun 2014.  Harga kapal Rp 500 miliar/unit. Jika produk PT PAL dianggap bagus, TNI AL akan memesan 13 KCR60 tambahan, sehingga jumlah totalnya 16 KCR-60.

Disain Kapal Cepat Rudal KCR 60 (photo: PT PAL)
Disain Kapal Cepat Rudal KCR 60 (photo: PT PAL)

Proyeksi KCR-60
Apa sebenarnya proyeksi TNI AL atas kapal cepat rudal 60 meter ini ?. TNI AL menargetkan KCR-60 akan dilengkapi  sistem persenjataan  anti surface warfare (ASUW), anti air warfare (AAW), electronic warfare (EW), naval gun fire support (NGFS), dan anti submarine warfare (ASW).

Indonesia sangat membutuhkan banyak kapal perang sekelas KCR 60 karena merupakan kapal pemukul reaksi cepat yang dalam pelaksanaan tugasnya mengutamakan unsur pendadakan, mengemban misi menyerang secara cepat, menghancurkan target sekali pukul dan menghindar dari serangan lawan dalam waktu singkat pula. KCR 60 meter ditargetkan mempunyai kemampuan olah gerak yang tinggi, lincah dalam posisi tembak dan mampu melaksanakan penghindaran dari serangan balasan lawan.

KCR-60 Mesir

Kapal Cepat Rudal 60 meter Mesir mengusung RAM Launcher dan 8 rudal RGM-84L Boeing Harpoon SSM Block II (photo:NAVSEA/USN)



Melihat proyeksi yang ditujukan kepada KCR-60 tersebut, saya jadi teringat dengan kapal sejenis milik Mesir yang juga memiliki panjang 60 meter, persisnya 63 meter. Fast Missile Craft (FMC) Mesir merupakan kapal perang berukuran kecil yang modern dan mematikan.

Dengan model yang “siluman” FMC Mesir ini memiliki radar cross section yang kecil sehingga bisa menghindari radar lawan. KCR Mesir juga dilengkapi infrared suppression devices atau infrared signature suppression (IRSS)  untuk mengurangi kerentanan kapal dari sasaran IR guided anti-ship missiles kapal lawan. Kapal itu juga memiliki  radiated noise untuk seluruh frekuensi komunikasinya. FMC ini memiliki kecepatan  34 knots dan dapat dipacu hingga 41 knots dalam kondisi muatan ringan. Awak kapal 38-4o peronel dan mampu berlayar hingga 15 hari.

Senjata utama FMC ini adalah 8 rudal Harpoon Block II dan  dilengkapi Oto Melara Super Rapid gun 76.2 mm sebagai senjata anti kapal permukaan dan pertahanan udara. Untuk mengatasi ancaman jarak jauh ataupun cruise missile, FMC Mesir dilengkapi Rolling Airframe Missiles (RAM) Mk 49 serta CIWS (Close-In Weapon System) Phalanx Block 1B. Senjata lainnya adalah M60 machine guns sebanyak 2 unit.

Rolling Airframe Missile (RAM) Launcher (photo:Raytheon)

Rolling Airframe Missile (RAM) merupakan misil supersonic dengan bobot yang ringan bersifat fire and forget dan bereaksi secara cepat untuk menangkis serangan rudal jelajah anti-kapal maupun ancaman asimetris dari udara maupun kapal permukaan, termasuk helikopter serta ancaman udara lainnya dan ancaman kapal permukaan. Menurut Raytheon RAM ini sudah uji tembak sebanyak 300 kali dengan tingkat kesuksesan 95 persen. Salah satu ujicobanya adalah menangkis dua rudal jelajah yang datang sekaligus. Versi terbaru dari RAm ini adalah RIM 116 yang merupakan kerjasama AS dan Jerman.

Primary Function: Ship Self Defense. RAM Launcher Specifications
Above-Deck Weight: 11,432 lbs. (5,196 kg)
(Including Rounds)
Below-Deck Weight: 2,069 lbs (940 kg)
Working Circle: 129 in. / 3.28 m
Train: +380?
Elevation: ?25? to +80?
Missile Capacity: 21
Contractor : Raytheon.
Date Deployed : Mid-1993.
Propulsion : Solid-propellant rocket.
Length : 9.3 ft 2.82 m
Diameter : 5 inches (12.70 centimeters)
Wingspan : 17.5 in / 44.5 cm
Weight : 162 lbs. (73.5 kilograms)
Speed : Supersonic
Platforms :
Amphibious Assault Ships (LHA/LHD)
Landing Platform Dock Ships (LPD)
Carriers (CVN)
Dock Landing Ships (LSD)
Littoral Combat Ship (LCS)
Warhead : 7.9 lbs. (explosive weight).
Empat unit fast missile craft (FMC) Mesir dikerjakan oleh Perusahaan VT Halter Marine yang bermarkas di Pascagoule, Mississippi, Amerika Serikat. Perusahaan VT Halter Marine memang telah banyak membuat kapal perang untuk AS, terutama untuk U.S. Coast Guard, US Navy dan American Bureau of Shipping. Kapal kedua dan ketiga diserahkan tahun 2013 ini, sementara kapal keempat pada tahun 2014.
Akankah KCR 60 produk Indonesia setangguh milik Mesir ?. Kita belum tahu. Tapi yang jelas, kapal perang dengan ukuran 60 meter pun, bisa mengusung senjata yang mematikan seperti Harpoon Block II maupun Rolling Airframe Missiles (RAM).

Spesifikasi KCR-60 :

60 Meter Fast Missile Craft KCR-60M) :
- Length Overall (LOA): 59.80 M
- Length waterline (LWL): 54.82 M
- Width: 8:10 M
- Height: 4.85 M
- Draft at full charge: 2.60 M
- Displacement: 460 Ton
Speed at Beaufort Scale Sea State 2 and 1:
- Maximum speed 28 knots
- Cruising Speed 20 knots
- Economical Speed 15 knots
Armament systems
1 X 57 mm cannon Home
2 X 20 mm guns
2 X 2 surface anti-ship missile launchers (SSM)
2 X Decoy Launcher
Navigation
Have the resilience to navigate in all weather up to Sea State 6
Endurance at sea: 9 days
Cruising range: 2,400 nm at a speed of 20 knots
Accommodation: 43 people
KCR 60m is designed by considering the eligibility criteria of the sea as follows:
Patrol duties until the sea state 3
Operation of the weapon up to sea state 4

Penampakan KCR-60 tahun 2013
Kita berharap KCR-60 milik TNI AL nanti merupakan kapal yang benar-benar siap tempur karena kapal itu diciptakan untuk bertempur. Jika perlu jumlah kapal dikurangi, namun dilengkapi senjata mematikan seperti “KCR 60″ Mesir. (JKGR).

Menhan AS Jamu Pejabat Rusia di Tengah Ketegangan Kedua Negara


http://gdb.voanews.com/FF75FFCB-4080-4EE5-B2E6-6779A65E306D_mw1024_n_s.jpg



Pembicaraan antar para pejabat tinggi AS dan Rusia akan mencakup diskusi tentang Suriah, Afghanistan, Iran dan traktat senjata START yang baru. Departemen Luar Negeri Amerika mengumumkan Menteri Luar Negeri John Kerry dan Menteri Pertahanan Chuck Hagel akan bertemu menteri luar negeri dan menteri pertahanan Rusia di Washington.

Juru bicara Deplu Amerika mengatakan pembicaraan dengan Menlu Rusia Sergei Lavrov dan Menhan Rusia Sergei Shoigu akan mencakup diskusi tentang Suriah, Afghanistan, Iran dan traktat senjata START yang baru. Wakil Menlu Rusia Sergei Ryabkov mengatakan kepada harian The New York Times bahwa Kremlin mengharapkan pembicaraan yang sangat mendalam. Ia mengatakan ada sejumlah “pertanyaan tajam, kontroversial dan sulit” yang dihadapi kedua negara. Amerika mengatakan pihaknya sedang mengkaji ulang rencana KTT bulan depan antara Presiden Barack Obama dan Presiden Vladimir Putin di Moskow.

Amerika berang karena Rusia memberikan suaka sementara kepada mantan pekerja kontrak intelijen Edward Snowden, yang dicari karena membocorkan informasi program pengintaian rahasia oleh Amerika. Rusia dan Amerika juga berbeda pendapat mengenai Suriah, dimana Rusia mempersenjatai rezim Assad dan Amerika mendukung pihak pemberontak.

Menhan Purnomo: Indonesia Tingkatkan Kekuatan Militer

http://static.republika.co.id/uploads/images/detailnews/0.19227600-1375670104-0_rv_yqanewjq_0.jpg.jpeg

Bukan hanya Amerika Serikat dan Cina yang terus membangun kekuatan militernya di Asia Pasifik. Indonesia dan India juga semakin diperhitungkan sebagai kekuatan regional yang signifikan. Dalam wawancara dengan Australia Network News pekan lalu, Menteri Pertahanan Indonesia Purnomo Yusgiantoro mengatakan, kerjasama pertahanan antara Indonesia dan Australia semakin membaik.

Bahkan, kerjasama dalam penanganan pencari suaka juga menunjukkan peningkatan. "Dalam periode Januari hingga Juli tahun ini, kami telah bekerja sama sebanyak 53 kali (dalam penanganan pencari suaka)," kata Menhan Purnomo. Ia mengakui, masalah yang dihadapi Indonesia bukan hanya menolong pencari suaka tapi juga membantu rakyat Indonesia sendiri. "Angkatan Laut kami sangat sibuk membantu (mengatasi masalah ini)," katanya.