Jumat, 26 Juli 2013

Peretas Situs Presiden, Wildan Yani Ashari Keluar Penjara

http://m.kabar24.com/images-data/posts/2013/04/11/170902/Wildan-Yani-Ashari-eryex.blogspot.com-13.jpg

Wildan Yani Ashari, terpidana peretas situs pribadi Presiden SBY, keluar dari Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Jember, Kamis pagi, 25 Juli 2013. Dijemput kedua orang tuanya, Sri Hariyati dan Ali Jakfar, Wildan tampak senang keluar dari penjara. "Alhamdulillah, bisa keluar dan berkumpul keluarga lagi," kata Wildan.

Ali Jakfar, bapak kandung Wildan, mengaku gembira anak bungsunya kini menghirup udara bebas. Begitu ke luar pintu gerbang panjara, dia dan keluarganya langsung mengajak Wildan berjalan-jalan keliling Kota Jember. "Biar pikirannya lebih segar. Sekalian mungkin dia butuh pakaian baru untuk Lebaran dan berangkat ke Jakarta," katanya.

Rencananya, kata dia, pekan depan Wildan akan berangkat ke Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia. Pasalnya, Mabes Polri berencana menyekolahkan Wildan dan merekrutnya sebagai staf di bagian Cyber Crime.

Inspektur Satu Grawas Sugiharto, seorang penyidik Cyber Crime Mabes Polri, saat menjadi saksi di Pengadilan Negeri Jember pada Mei 2013 lalu mengatakan bahwa Wildan dinilai memiliki potensi besar di bidang teknologi informasi. "Akan diarahkan ke jalan yang baik agar tidak liar. Disekolahkan agar dia mendapatkan pengetahuan secara akademis dan bisa mendapatkan penghasilan dari pengetahuannya itu," katanya.

Pada Rabu, 19 Juni 2013 lalu, majelis hakim Pengadilan Negeri Jember menjatuhkan vonis enam (6) bulan penjara terhadap Wildan Yani Ashari. "Terdakwa diwajibkan membayar denda sebanyak Rp 250 ribu subsider 15 hari hukuman kurungan," ujar ketua majelis hakim, Syahrul Machmud, SH.

Wildan alias Yayan alias MJL-007 itu dinilai bersikap kooperatif dan mengakui perbuatannya selama sidang dilakukan. Majelis hakim juga menganggap Wildan masih muda dan belum pernah dipenjara. "Hal-hal itu menjadi pertimbangan yang meringankan putusan ini," Syahrul menambahkan.

Sejak sidang pertama kasus itu yang digelar pada Kamis, 11 April 2013 lalu, Wildan Yani Ashari alias Yayan alias MJL-007 tidak didampingi pengacara. Dia didakwa melanggar Pasal 50 juncto Pasal 22 huruf b Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi.

Dia juga didakwa melanggar Pasal 46 ayat (1), (2), dan (3) juncto Pasal 30 ayat (1), (2), dan (3) serta Pasal 48 ayat (1) Jo Pasal 32 ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Meski Menjalankan Ibadah Puasa, Pasukan Tengkorak TNI Tetap Lakukan Latihan Diterjunkan

http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/pasukan-tengkorak-kostrad.jpg

BULAN puasa tidak dianggap sebagai kendala bagi ratusan prajurit Batalyon Infanteri Lintas Udara (Yonif Linud) 305/Tengkorak - Kostrad. Pasukan tetap melaksanakan latihan terjun payung dengan daerah penerjunan (drop zone) di Desa Karang Anyar, Kecamatan Klari, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, selama dua hari sejak kemarin dan hari ini, Jumat (26/7/2013).

“Justru hal ini merupakan kesempatan baik bagi prajurit untuk melatih dinamika di lapangan, karena situasi pertempuran dapat terjadi kapan saja,” tegas Komandan Yonif Linud 305/Tengkorak yang sekaligus bertindak sebagai Komandan Latihan, Mayor Inf Kristomei Sianturi, S.Sos, M.Si (Han).

Menurut peraih penghargaan sebagai penulis terbaik di Seskoad pada tahun lalu, latihan terjun ini merupakan agenda wajib yang harus dilakukan oleh setiap prajurit Tengkorak sebagai penyegaran kemampuan secara berkala. Lebih lanjut alumni Akmil tahun 1997 itu menjelaskan, pelaksanaan terjun payung tersebut menggunakan pesawat Hercules Long Body jenis C-130 dengan ketinggian 1.000 feet dan kecepatan terbang sekitar 120 knot.

Untuk menegaskan komitmennya terhadap kegiatan tersebut, Komandan Batalyon pun ikut serta dalam penerjunan. Bahkan untuk menambah moril dan semangat prajurit, tidak tanggung-tanggung Komandan Brigif Linud 17/Kujang I Kostrad Kolonel Inf Bobby Rinal Makmun ikut juga dalam latihan penerjunan itu.

Sesuatu yang langka dilakukan oleh seorang Pamen TNI AD pada level pangkat tersebut. Latihan terjun ini diikuti oleh 680 personel gabungan Yonif Linud 305 dengan Markas Brigif Linud 17/Kujang I Kostrad. Sejauh ini, latihan terjun dapat dilaksanakan dengan aman dan lancar (zero accident). Walaupun pada saat Jam “P” penerjunan pasukan Yonif Linud 305 menghadapi rintangan berupa padatnya peterjun dihadapkan pada terbatasnya area Drop Zone dan kondisi angin yang cukup kencang,.

Namun berkat skill dalam mengemudikan payung dan teknik dalam mendarat, penerjunan berlangsung sukses. Bagi pasukan tempur yang memiliki keahlian khusus seperti pasukan lintas udara ini, keberhasilan latihan merupakan salah satu kunci bagi kemenangan dalam pertempuran.

Kesuksesan latihan ini kembali menjadi catatan yang membanggakan mengingat beberapa pekan lalu Yonif Linud 305 juga telah melaksanakan latihan bersama dengan US Army Paratroopers 82nd dalam Joint Exercise Garuda Shield-7/2013 dengan baik dan mendapatkan pujian dalam pelaksanaannya.

KRI Imam-383 Bojol Lakukan Bekal Ulang di Aceh Utara

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpg6lFTX2-thAmybwiq279PvPh2Acf7JCfuF69pSLpfK6PBizS_aqZshwk0acYZ7uKZ3QOVs7LG-SdIZY3u4B2Z1_-t3WfA97gUGv3_sFKKkSzsdpwRJnw85mPVxU3A7cmbVDoki5t1RM/s1600/kri+imam+bonjol.jpg

KRI Imam Bonjol - 383 salah satu unsur dibawah kendali operasi Gugus Tempur Laut Komando Armada RI Kawasan Barat (Guspurla Koarmabar) melakukan bekal ulang (Bekul) di Dermaga pelabuhan Krueng Geukueh Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara, Jumat (26/7).

Kedatangan kapal perang tersebut disambut oleh Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Lhokseumawe Letkol Laut (P) Sumartono, S.E. dan Palaksa Lanal Lhokseumawe, beserta seluruh Perwira Staf Lanal Lhokseumawe.

KRI Imam Bonjol-383 yang dikomandani Letkol Laut (P) Tomi Erizal merupakan Kapal jenis Korvet kelas Parchim dibawah Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Komando Armada Barat (Koarmabar) yang saat ini tergabung dalam kegiatan Operasi Malaka Jaya 2013 atau Malaka Strait Sea Patrol (MSSP).

Dalam operasi tersebut, KRI Imam Bonjol - 383 melaksanakan operasi penegakkan kedaulatan dan operasi keamanan laut di perairan yuridiksi nasional Indonesia dengan daerah operasi di perairan Selat Malaka dengan skala prioritas di kawasan perairan yang memiliki kerawanan tindak pelanggaran hukum di laut.

Gelar Operasi Malaka Jaya tersebut untuk pengamanan laut yuridiksi di perairan wilayah Barat khususnya sepanjang perairan selat Malaka dan meningkatkan kesiapsiagaan unsur-unsur gelar KRI dalam rangka mendukung tugas yang emban dari Komando Atas.

Selain itu, selama berada di sektor operasi, tetap mendukung dan melaksanakan bantuan SAR di laut apabila terjadi kecelakaan di perairan wilayah Barat sesuai dengan perintah dari Komando Atas.

Selama sandar di Dermaga pelabuhan Krueng Geukueh Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara, KRI Imam Bonjol-383 melaksanakan kegiatan bekal ulang (Bekul) antara lain pengisian bahan bakar, pengisian air tawar dan pembekalan bahan basah guna mendukung kegiatan operasi selanjutnya.

Panser Tarantula Telah Selesai Di Rakit PT. Pindad

http://arc.web.id/images/stories/tarantula%202%20copy.jpg

Tanpa banyak gembar-gembor, PT. Pindad telah mengerjakan salah hajatan besar milik Kementrian Pertahanan, khususnya Kavaleri TNI-AD. Sejak awal juli, perusahaan senjata asal Bandung ini telah selesai merakit panser Tarantula yang didatangkan langsung dari Korea Selatan.

Total ada 22 unit panser Tarantula yang dibeli pemerintah Indonesia. 11 diantaranya didatangkan dalam bentuk terurai, untuk kemudian dirakit oleh PT.Pindad. Saat berkunjung beberapa waktu lalu, memang bagian hull atau body panser terlihat terpisah dengan bagian turret. Tak perlu waktu lama, Pindad pun menyelesaikan tugas yang diamanatkan.

http://arc.web.id/images/stories/tarantula%201%20copy.jpg

Panser Tarantula merupakan kendaraan tempur buatan Doosan DST. Ranpur ini memiliki bobot sekitar 18 ton, serta dengan senjata utama berupa meriam 90mm. Tarantula juga didesain mempunyai kemampuan amfibi. Salah satu keunggulan Ranpur ini antara lain radius beloknya yang sangat kecil. Kontrak pengadaan panser ini telah dimulai sejak tahun 2009 lalu. Namun, proyek ini sempat agak terkatung-katung karena ada beberapa permintaan spesifikasi khusus dari pihak Indonesia.

Meski pekerjaan telah usai, belum diketahui kapan akan dilakukan serah terima. Selain itu, hingga kini pun belum diketahui kesatuan mana yang akan mendapatkan Panser ini, meski konon diperuntukan satuan kavaleri. Beberapa perwira kavaleri yang ditanya pun masih angkat bahu.