Selasa, 23 Juli 2013

2014 Modernisasi Besar-Besaran Armada Pasifik Rusia

http://www.thepeoplesvoice.org/cgi-bin/blogs/media/russian_military.jpg

Mulai tahun depan, Armada Pasifik Rusia akan mulai menerima kapal perang baru; ini menjadi pertama kali sejak Uni Soviet runtuh, kata Komandan Armada Pasifik, Laksamana Sergei Avakyants. "Sebaliknya pengiriman skala besar peralatan baru, kapal-kapal perang baru untuk Armada Pasifik akan dimulai pada 2014," kata Avakyants dalam satu wawancara dengan televisi Rusia, Rossiya 24, Kamis kemarin.

Avakyants menekankan, fakta armada menerima kapal perang baru terakhir kali terjadi pada 1991. Rusia memang tengah memodernisasi angkatan perangnya, semisal pembelian kapal induk kelas Mistral dari Prancis, kapal selam pengganti kelas Typhoon, serta Su-35 dan Su-37 serta PAK FA T-50 yang kemampuannya digadang-gadang di atas F-22 Raptor Amerika Serikat.

Menurut militer Rusia, setidaknya salah satu dari dua operator helikopter untuk kapal perang kelas Mistral, sedang dibangun di Prancis untuk angkatan laut Rusia, ditujukan untuk Armada Pasifik, yang telah mendorong kekhawatiran di Jepang. Beberapa proyek korvet kelas Steregushchy 20380 sedang dibangun untuk Armada Pasifik di galangan kapal Amur di Rusia Timur Jauh dengan perkiraan pengiriman pada 2014-2015.

Selain itu, salah satu kapal selam balistik kelas Borei pertama akan dimasukkan dalam pelayanan pada armada setelah banyak diantisipasi komisi pada akhir 2013, menurut Kementerian Pertahanan Rusia. Inilah yang diproyeksikan menggantikan kapal selam kelas Typhoon. Armada Pasifik saat ini terdiri dari kapal penjelajah rudal Varyag, empat kapal kelas Udaloy, kapal perusak kelas Sovremenny dan puluhan kapal selam, termasuk lima kapal selam rudal balistik kelas Delta III.

Malaysia Tertarik Akuisisi Rudal BrahMos Rusia

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGCbXhYnc8DjdYpt3AgelpQeZHEd9QXYqy2DtqJgD4MfO9Saj20OBsNQSOIQVCSqnH1_IYkye2HVUo0IJvz-yNKB4M49tP8bxBAChzUK5hF4sjvkyR23ezaWZW0-gnRGVNJJFU3tFw45o/s1600/rudal-BrahMos.jpg

Menurut media Rusia, Menteri Luar Negeri Malaysia Anifah Ahman saat kunjungannya ke Rusia pekan lalu telah menunjukkan minatnya pada rudal BrahMos varian peluncuran dari udara (dari pesawat). Saat ini Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) sudah mengoperasikan 18 pesawat tempur Sukhoi Su-30MKM Rusia, yang dibeli sesuai kontrak yang ditandatangani pada 2003.

Malaysia saat ini juga mencari tender untuk pengadaan 18 pesawat tempur yang akan dikirimkan pada tahun 2015. Pesawat-pesawat ini rencananya akan menggantikan armada MiG-29N TUDM (14 pesawat aktif). Sebelumnya, Malaysia juga telah menaruh minat besar untuk mengakuisisi rudal BrahMos yang merupakan rudal hasil pengembangan bersama India dan Rusia.

Rusia juga telah meyakinkan pihak Malaysia bahwa Su-30MKM TUDM akan bisa dimodifikasi untuk meluncurkan rudal BrahMos. Sama halnya seperti Sukhoi Su-30MKI India yang telah dimodifikasi untuk meluncurkan rudal BrahMos pada awal 2014 nanti.

Flanker Su-30MKM Malaysia mirip dengan Su-30MKI India. Seperti halnya India, Su-30MKM merupakan sebuah kemajuan substansial untuk versi ekspor dari Su-30K standar, HAL (produsen pertahanan India) telah memasok canard, stabilisator dan fins (sirip) untuk Sukhoi Malaysia. Instruktur dan teknisi IAF (Angkatan Udara India) di masa lalu juga telah melatih pilot-pilot Angkatan Udara Malaysia.

Pengamat : Indonesia Harus Waspadai Latgab Amerika dan Australia

http://the-tennis-freaks.com/wp-content/uploads/2010/12/Australian-and-US-flag-maps-web2smaller.gif

Indonesia diminta waspada dengan adanya latihan militer gabungan Amerika Serikat dengan Australia atau Talisman Sabre 2013 yang melibatkan 28 ribu personel militer itu. Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana mengatakan latihan gabungan tersebut pantas diduga sebagai usaha Amerika untuk mengamankan PT Freeport Indonesia yang beroperasi di Papua.

"Ada kecurigaan dari masuknya Amerika sebagai backingan dari Filipina. Sekarang ditambah lagi adanya kerja sama antara Amerika dan Australia. Dan juga kemarin-kemarin ini kita tahu adanya pasukan marinir Amerika yang ditaruh di Australia. Itu juga sudah memunculkan kekhawatiran termasuk kita juga, bahkan kita khawatir jangan-jangan ini berkaitan dengan Freeport di Papua," ujar Hikmahanto saat dihubungi, Jakarta, Selasa (23/7/2013).

Selain itu, latihan gabungan tersebut juga akan mengganggu stabilitas kawasan di Asia Tenggara, Asia Timur, dan Asia Pasifik.  "Ini akan menggangu stabilitas, lalu kemudian kekuatan-kekuatan itu akan mencoba untuk mencari format barunya, jadi seharusnya menurut saya Amerika dan Australia itu lebih sensitif karena Indonesia sedang berupaya untuk menjaga stabilitas dengan adanya keramaian di Laut Cina Selatan antara Cina dengan negara anggota Asean," terang dia.

Oleh karena itu jika pemerintah Indonesia merasa keberatan dan merasa terganggu dengan latihan militer tersebut, Indonesia harus menyampaikannya.  Indonesia harus memberitahu Amerika dan Australia tindakan tersebut bisa memprovokasi dan mengganggu stabilitas kawasan.  "Harusnya disampaikan jika memang pemerintah merasa tidak senang. Supaya mereka tahu juga bahwa Indonesia sekarang sedang berupaya untuk memfasilitasi agar tidak terjadi konflik panas dan kekerasan di kawasan ini," saran dia.  Kalau misalkan ada tindakan seperti itu, kita patut khawatirChina akan mulai agresif melihat perkembangannya.

Pembentukan Satuan Raider Di Batalyon 641 Raider Kodam XII/Tpr

http://teguh212.blog.esaunggul.ac.id/files/2012/08/poster-satuan-anti-teror-raider.jpg?9f5a2b

Satuan khusus yang satu ini adalah pasukan versi up date dari jenis pasukan Raider yang ada terdahulu. Pasukan Raiders di TNI AD menjadi dikenal dan akrab di kalangan kombatan TNI sejak era 60-an karena Batalyon Infanteri berkualifikasi Raider saat itu menyisipkan nama Raider dibelakang nama Batalyonnya. Demikian disampaikan oleh Kasilistra Pendam XII/Tpr Kapten Inf Drs. Umar Affandi, M.H yang di dampingi reporter Radio Arinanda, Turiman Noor Faturrahman, SH, M.Hum. New Raiders.

Batalyon 641 Raider Kodam XII/Tpr di desain berkemampuan sebagai spesialis pemukul reaksi cepat, anti gerilya, perang berlarut, serangan Mobud dengan helikopter dan Gultor. Kemampuannya setara 3x lipat Batalyon Infanteri Reguler. Saat ini jumlah The Raiders di Indonesia 10 Batalyon, terdiri dari 8 Yonif Kodam (Linud dan non Linud) serta 2 Batalyon Kostrad. Sedangkan Kodam XII/Tpr belum ada Raider, oleh karenanya dalam waktu dekat ini akan segera membentuk Batalyon 641 Raider sebagai PPRC, kata Umar.