Minggu, 14 Juli 2013

Kunjungan CHIEF ARMOUR OFFICER/ COMD 25 DIV Singapura Di Pusdikkav Pussenkav

https://fbcdn-sphotos-d-a.akamaihd.net/hphotos-ak-ash3/q71/156096_357530564350402_1009231025_n.jpg

Pusdikkav Pussenkav menerima kunjungan Pejabat Chief Armour Officer/Comd 25 Div Angkatan Darat Singapura BG SiewKum Wong beserta rombongan. Kunjungan tersebut adalah bentuk hubungan bilateral kedua Negara dalam bidang pertahanan dengan tujuan untuk meningkatkan kerjasama militer antara Kesenjataan Kavaleri kedua belah pihak.

 Kegiatan ini diawali dengan penyambutan rombongan oleh Danpusdikkav Pussenkav beserta staf dilanjutkan dengan foto bersama, Coffee morning, kata sambutan DanpusdikkavPussenkav dan menampilkan Company Profile di Markas Komando Pusdikkav, Joyride, makan siang dan diakhiri dengan pertukaran cinderamata.

Rute Joyride yang digunakan melintasi 9 Halang Rintang MBT Leopard yang telah dibangun oleh Pussenkav Kodiklat TNI AD, dalam kegiatan peninjauan ini sekaligus BG Siew Kum Wong memberikan saran dan masukan bagi pengembangan tehnologi MBT Leopard yang akan hadir dan bagaimana mengoptimalkan rintangan-rintangan tersebut, dalam diskusi singkat ini BG Siew Kum Wong turut menyampaikan apresiasi kepada personel Kavaleri AD

yang beberapa waktu lalu melakukan pelatihan MBT Leopard di Singapura atas antusiasme, semangat dan profesionalitas yang mereka tunjukan selama pelatihan dilaksanakan. Besar harapan Kavaleri AD dapat segera menerima alutsista modern itu sesuai target waktu yang direncanakan yang pada akhirnya mendukung tugas pokok Kesenjataan Kavaleri di masa yang akan datang.

PT. Pindad Sedikit Kewalahan Terima Order Bikin Senjata Sniper

http://i536.photobucket.com/albums/ff329/masmass/spr3-1.jpg

PT Pindad (Persero) mendapat order ratusan sniper (senjata laras panjang) dari dalam negeri hingga ratusan senjata tiap tahunnya. Dapat pesanan yang begitu banyak, Pindad jadi kewalahan.

Direktur Utama PT Pindad (Persero), Adik Avianto Soedarsono mengakui pihaknya menerima pesanan ratusan senapan laras panjang alias sniper dari dalam negeri setiap tahun. Sayangnya, perseroan belum mampu memproduksi pesanan tersebut sepenuhnya karena terbentur keterbatasan mesin produksi.

"Kami memang belum bisa penuh mengerjakan produksi senapan laras panjang secara penuh. Karena setiap tahun, permintaan bisa mencapai ratusan unit sniper," kata dia saat dihubungi, Minggu (14/7/2013).

Sebenarnya, Adik menambahkan, pabrik Pindad yang berlokasi di Bandung mampu memproduksi senapan laras panjang sampai dengan 50 ribu unit per tahun jika memiliki mesin-mesin khusus.

"Kendalanya ada di perlengkapan produksi, karena butuh mesin-mesin khusus dan terbaru untuk memproduksi permintaan Tentara Nasional Indonesia (TNI) sesuai dengan kebutuhan. Kalau mau datangkan mesin baru saja butuh waktu 3-4 tahun dan butuh persyaratan panjang," ungkap dia.

Untuk itu, dia menyebut, perseroan menjalin kerjasama dengan perusahaan Black Arrow yang berbasis di Inggris dan negara China. "Pasar utama kami untuk sniper adalah TNI. Mereka butuh model sniper teranyar sesuai kebutuhan komando," tukasnya.(Fik/Igw)

Harga Sniper Pindad Rp 200 Juta per Unit
Produksi sniper (senjata laras panjang) PT Pindad (Persero) sudah diakui di dalam maupun luar negeri. Harga senapan produksi Pindad rata-rata dibandrol Rp 200 juta per unit.

"Rata-rata harga sniper Rp 200 juta per unit," kata Direktur Utama PT Pindad (Persero) Adik Avianto Soedarsono saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, seperti ditulis Minggu (14/7/2013).

Salah satu model terbaru produksi Pindad adalah Sniper Rifle Pindad Code SPR-2 yang pernah dipamerkan dalam acara pameran produk teknologi pertahanan keamanan dan kedirgantaraan di Jakarta, belum lama ini.

Senjata dengan bobot sekitar 16 kilogram dan panjang 1.545 milimeter ini mampu menembak dengan akurat dari jarak maksimal 1,8 kilometer. Bahkan sniper tersebut dilengkapi dengan alat peredam suara. Sedangkan kecepatan tembak dari Sniper Rifle Pindad Code SPR-2 mencapai 850 m/s.

Menurut Adik, tahun ini target penjualan Pindad Rp 2 triliun dan laba bersih Rp 110 miliar. Sementara tahun l2012, laba bersih Pindad Rp 66 miliar dengan penjualan Rp 1,4 -1,5 triliun.