Minggu, 16 Juni 2013

Si Pilot Cantik Pakistan, Ayesha Farooq.

   Ayesha Farooq (26), pilot pesawat tempur perempuan Pakistan berpose di pangkalan udara Mushaf di Sargodha, Pakistan (6/6).    (Reuters/Zohra Bensemra)
Seraya menenteng helm tempurnya, Farooq tersenyum kepada wartawan, ketika ditanya bagaimana rasanya menjadi perempuan pertama yang menjadi pilot pesawat tempur Angkatan Bersenjata Republik Islam Pakistan. Farooq, yang lahir dari kota bersejarah Bahawalpur, di provinsi Punjab, merupakan salah satu dari 19 perempuan yang telah menjadi pilot di Angkatan Udara Pakistan dalam satu dekade terakhir.

Terdapat lima orang wanita yang menjadi pilot pesawat tempur lainnya di Pakistan, namun mereka belum mengambil tes akhir untuk memenuhi syarat mengikuti pertempuran. "Saya tidak merasa berbeda. Baik saya dan lainnya melakukan kegiatan yang sama, bom presisi yang sama," ujar wanita berusia 26 tahun itu, di pangkalan Mushaf di utara Pakistan.

Menjadi wanita yang ingin meniti karir menjadi prajurit, membuat Farook harus menapaki jalan berbatu. Selisih paham terjadi antara ia dan ibunya yang sudah menjanda, ketika ia menyatakan akan bergabung dengan Angkatan Udara Pakista, tujuh tahun yang lalu.
"Dalam masyarakat kita sebagian besar perempuan, tidak pernah berpikir melakukan hal seperti menerbangkan pesawat terbang," katanya. Menurut seorang pejabat Angkatan Udara Pakistan, menjadi seorang pilot perempuan di kesatuan bukanlah hal mudah. Persoalan yang kerap menjadi ganjalan bagi para pilot perempuan mendapatkan izin tempur adalah, faktor dominasi pria, dan persetujuan pihak keluarga.


  Ayesha Farooq (26), pilot pesawat tempur perempuan Pakistan berpose di pangkalan udara Mushaf di Sargodha, Pakistan (6/6).    (Reuters/Zohra Bensemra)

  Ayesha Farooq (26), pilot pesawat tempur perempuan Pakistan berpose di pangkalan udara Mushaf di Sargodha, Pakistan (6/6).    (Reuters/Zohra Bensemra)




Bocah Suriah Tewas Memakai Baju Club Barcelona FC, Fans Barcelona Mengamuk



Foto seorang bocah Suriah yang mengenakan jersey klub sepak bola Barcelona menjadi perbincangan media sosial. Foto tersebut mendapat kemarahan dari pengguna media sosial. Ahmad Othman (14 tahun) tewas pada 2 Mei 2013. Fotonya diterbitkan oleh akun Twitter dengan hastag #Tweet4SyrianChild. Ini merupakan kampanye yang menyoroti penderitaan anak-anak Suriah.

Al-Arabiya melaporkan foto tersebut menjadi lebih heboh setelah surat kabar harian olahraga Spanyol memuat ulang. Ribuan penggemar Barcelona yang marah kemudian mulai berbagi dan mengomentari foto Othman. Ribuan penggemar Barcelona mengecam serangan yang dilakukan pasukan pemerintah Suriah di kota al-Baydah dekat Banyas bulan lalu.


Othman tewas bersama keluarganya setelah pasukan Bashar al-Assad menembaki kota al-Baydah bulan lalu. Kerabat Othman mengatakan bocah tersebut terbiasa menggunakan Jersey Barcelona setiap hari dan tidak pernah melewatkan sekalipun pertandingan klub asal Spanyol itu. Dia bahkan bercita-cita menjadi pemain sepak bola terkenal seperti Lionel Messi. Namun, perang menghentikan mimpinya tersebut.