Anggota Partai Likud Tzachi Hanegbi mengatakan, Israel akan membuat keputusan final mengenai rencana serangan ke fasilitas nuklir Iran tahun depan. Israel juga tidak akan bergantung pada Amerika Serikat (AS) mengenai serangan itu.
"Keputusan menyerang Iran tidak akan disetujui sebelum awal tahun 2014," ujar pejabat partai yang berkuasa di Israel itu, seperti dikutip Times of Israel,"Terkait kemungkinan serangan militer itu, Israel dan AS akan bekerja sama dengan menggunakan jadwal yang berbeda. Ini disebabkan karena banyaknya perbedaan kemampuan (militer) Israel dan AS. AS bisa melakukan ini (menyerang) dengan lebih efektif ketimbang Israel," papar Hanegbi.
Anggota parlemen yang sudah lama duduk di Knesset itu mengingatkan kembali, bila sanksi dan diplomasi untuk isu nuklir itu tidak efektif, maka kebijakan militer harus dilakukan. Hanegbi menegaskan, langkah militer adalah langkah satu-satunya untuk mengecah Iran memiliki kekuatan nuklir.
"Haruskah Israel menaruh harapan ke AS? Bisakah Israel diyakinkan bahwa mitra terdekatnya akan bertindak untuk menghapus ancaman itu? Jawaban saya adalah tidak. Jaminan itu tidak akan bisa diberikan oleh satupun presiden dan tidak pernah bisa diminta oleh seorang perdana menteri. Israel tidak perlu mengharapkan komitmen itu," tegasnya.
Seperti diketahui, Negeri Yahudi itu kembali mengeluarkan retorika kerasnya terhadap Negeri Persia terkait isu nuklir. Dalam kunjungannya ke China, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan, nuklir Iran akan mengganggu proses distribusi minyak dunia karena Iran takkan segan memblokir Selat Hormuz (Teluk Persia).
Sementara itu, Iran yang sedang disibukkan dalam persiapkan pemilu presiden terlihat mulai jarang berkomentar menanggapi ancaman-ancaman serangan itu. Para politisi di negara tersebut kini berlomba-lomba untuk mengikuti perlombaan politik besar itu.
"Keputusan menyerang Iran tidak akan disetujui sebelum awal tahun 2014," ujar pejabat partai yang berkuasa di Israel itu, seperti dikutip Times of Israel,"Terkait kemungkinan serangan militer itu, Israel dan AS akan bekerja sama dengan menggunakan jadwal yang berbeda. Ini disebabkan karena banyaknya perbedaan kemampuan (militer) Israel dan AS. AS bisa melakukan ini (menyerang) dengan lebih efektif ketimbang Israel," papar Hanegbi.
Anggota parlemen yang sudah lama duduk di Knesset itu mengingatkan kembali, bila sanksi dan diplomasi untuk isu nuklir itu tidak efektif, maka kebijakan militer harus dilakukan. Hanegbi menegaskan, langkah militer adalah langkah satu-satunya untuk mengecah Iran memiliki kekuatan nuklir.
"Haruskah Israel menaruh harapan ke AS? Bisakah Israel diyakinkan bahwa mitra terdekatnya akan bertindak untuk menghapus ancaman itu? Jawaban saya adalah tidak. Jaminan itu tidak akan bisa diberikan oleh satupun presiden dan tidak pernah bisa diminta oleh seorang perdana menteri. Israel tidak perlu mengharapkan komitmen itu," tegasnya.
Seperti diketahui, Negeri Yahudi itu kembali mengeluarkan retorika kerasnya terhadap Negeri Persia terkait isu nuklir. Dalam kunjungannya ke China, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan, nuklir Iran akan mengganggu proses distribusi minyak dunia karena Iran takkan segan memblokir Selat Hormuz (Teluk Persia).
Sementara itu, Iran yang sedang disibukkan dalam persiapkan pemilu presiden terlihat mulai jarang berkomentar menanggapi ancaman-ancaman serangan itu. Para politisi di negara tersebut kini berlomba-lomba untuk mengikuti perlombaan politik besar itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar