Minggu, 21 Juli 2013

Dua Anggota Gerakan Pengacau Keamanan (GPK) Tewas Ditembak

http://www.dcentronews.com/news/foto_berita/7274282_pasukan_organisasi_papua_merdeka_300_225.jpg

Dua anggota Gerakan Pengacau Keamanan (GPK) di Kabupaten Puncak Jaya, Papua, tewas tertembak. Keduanya terlibat kontak senjata dengan personel TNI Yonif 753/AVT dan Kodim 1741/PJ pada Jumat, 19 Juli 2013. Kontak senjata terjadi akibat upaya GPK masuk ke Kota Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, dengan cara menyamar sebagai masyarakat setempat dan berupaya menyerang pos TNI di wilayah sekitar.

Sempat terjadi kontak senjata antara puluhan anggota GPK dan personel TNI. Namun, GPK berhasil disapu mundur dan kemudian melarikan diri ke arah hutan di wilayah sekitar. Satu pucuk senjata Revolver Caliber 38 Taurus Made in Brazil Nomor XK 256009 berikut delapan amunisi berhasil disita anggota TNI.

Kontak senjata antara TNI dan GPK dilaporkan terjadi di Kampung Karobate, Distrik Mulia, sekira pukul 16.25 WIT. Sebelum terjadi kontak senjata, sekira pukul 15.00 WIT, personel TNI gabungan mendapat informasi dari masyarakat sekitar adanya kelompok GPK berkeliaran dengan membawa sejata menyisir wilayah itu. “Dari situlah patroli gabungan melakukan penggeledahan di sebuah honai di samping gereja di Kampung Karobate. Lalu pada pukul 16.00 WIT, GPK mencoba melakukan tembakan hingga akhirnya baku tembak terjadi," terang salah seorang saksi di Kota Mulia yang enggan menyebutkan nama.

Tak lama kemudian, di salah satu sungai yang terdapat di Kampung Karobate, ditemukan dua orang dalam keadaan tewas. Salah satunya mengantongi satu pucuk sejata jenis revolver. Kedua jenazah telah dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah Mulia. Pangdam XVII Cenderawasih, Christian Zebua, ketika dikonfirmasi membenarkan adanya insiden tersebut. "Betul, sore kemarin ada kontak senjata antara anggota kami dengan Gerakan Pengacau Keamanan, saya menyebutnya GPK," ungkapnya, Sabtu (20/7/2013).

Menurut Pangdam, tewasnya kedua anggota GPK itu karena coba menyerang pos TNI yang ada di lokasi kejadian. Sehingga parajurit melakukan tembakan balasan. “Jadi memang mereka masuk ke wilayah kota sudah kami tahu. Namun, kami tidak mau bertindak gegabah, cukup antisipasi. Akan tetapi, tiba-tiba mereka mencoba menembak anak buah saya, dan jelas anak buah harus melakukan tembakan balasan,” tegasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar